Pertahanan dan perlawanan dari kelompok Viet Bong Toi dapat dengan mudah di lumpuhkan oleh Camilio.Seperti yang Camilio prediksi sebelumnya, kelompok tersebut tidak terlalu terlatih, meskipun 2 orang anak buahnya berhasil di lenyapkan.Namun pengorbanan kedua anak buahnya membuahkan hasil, kini pemimpin Viet Bong Toi berhasil Camilio bawa, Lam Phuong.Kini mereka dalam perjalanan menuju rumah yang berada di ladang. Sesampainya di sana Lam diseret dengan paksa oleh anak buah Camilio dan dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.Lam sudah dipukuli agar dia mengaku, dan menyebutkan siapa yang membayar mereka. Namun ia tetap bungkam seribu bahasa, membuat Camilio naik pitam dan meninju wajahnya. Hingga wajah Lam terluka, namun ia tetap tak bergeming.Sejak dia berhasil di tangkap, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Ketahanan tubuhnya menerima rasa sakit patut Camilio acungi jempol, serta kesetiaannya yang luar biasa.Namun Camilio tidak menyerah hingga ia terus memerintahkan
Seorang anak buah Camilio berlari terpogoh-pogoh menghampiri Camilio yang sedang berada bersama Pascoe dan Dante."Tuan..., Lam.." napasnya tersengal-sengal karena berlari dengan cepat. "Lam.., bunuh diri," jelasnya terputus-putus.Camilio yang sedang duduk langsung terbangkit, dan segera melangkah menuju kamar tempat Lam berada. Tangannya mengepal dengan kuat, menahan emosi yang menerjang dirinya."Bagaimana ini bisa terjadi??!" geram Camilio kesal seraya meninju tembok lorong yang dilaluinya.Sedangkan Pascoe dan Dante mengikutinya dari belakang tanpa berniat untuk menginterupsinya. Mereka tahu kini Camilio sedang dalam posisi emosi yang meledak-ledak.Jika mengganggu Camilio saat ini sudah pasti tubuh mereka sebentar lagi tergantung di atas pohon.Camilio memasuki ruangan di mana Lam berada. Ia langsung melihat kondisi Lam yang tergantung di jendela dengan baju miliknya yang dibuat seperti tali untuk menggantung dirinya sendiri.Camilio marah dan kesal karena ia merasa kecolongan.
Lily tak sabar menunggu kedatangan Maria, Arsen memberitahunya melalui Paman Albert bahwa Maria sebentar lagi sampai di mansion bersama Alonzo. Sedangkan Arsen masih berada di kantor.Lily mondar-mandir tak karuan menanti Maria. Hingga Charlotte beberapa kali harus mengingatkan Lily untuk lebih berhati-hati."Ah, Charlotte maafkan aku karena membuatmu khawatir, aku hanya tidak sabar menunggu Maria," sesal Lily, kemudian memilih untuk duduk."Tidak apa-apa Nyonya, asal Nyonya lebih berhati-hati dengan langkah anda," seru Charlotte mengingatkan."Terima kasih Charlotte, kau memang baik," ucap Lily dengan tulus."Tidak Nyonya, " Charlotte menggelengkan kepalanya,"Menjaga keselamatan dan kenyamanan Nyonya adalah tugas utama saya," lanjutnya."Tapi, kau juga teman ku Charlotte, jadi kau tidak usah sungkan padaku," seru Lily dengan lembut."Terima kasih atas kebaikan anda, Nyonya," jawab Charlotte dengan senyuman.Lily kembali sedikit berbincang dengan Charlotte hingga akhirnya ia mendengar
Saat ini mereka sudah berada di bandara dan berjalan menuju pesawat yang akan membawa mereka pulang ke New York.Camilio masih berwajah muram dan penuh dengan emosi. Karena ia merasa gagal, dan sedang menunggu hukuman apa yang akan di dapatkannya dari Arsen.Dante dan Pascoe pun tidak akan luput dari hukuman Arsen, karena mereka turut lalai dalam menjalankan misi.Tapi sepertinya hukuman yang menanti Pascoe dan Dante tidak membuat mereka tertekan.Bahkan kini Dante sedang menelepon beberapa kekasihnya."Hallo Anastasya," seru Dante dengan riang."...""Aku akan menemuimu hari selasa ya, tunggu aku sayang. Aku mencintaimu."Kemudian Dante menutup panggilannya, dan ia tampak kembali berkutat dengan ponselnya."Hai Babe, aku sedang dalam perjalanan kembali ke New York.""...""Tentu saja, Celine ku yang cantik aku mencintaimu, rabu aku akan ke apartememu.""...""Bye."Dante menutup panggilannya kemudian kembali menekan nomor seseorang lagi."Honey ku Alura, pangeranmu sedang dalam perja
Arsen mendapatkan informasi bahwa pesawat yang ditumpangi oleh Camilio, Pascoe dan Dante sudah mendarat, dan sebentar lagi mereka akan menuju ke markas Black Nostra.Arsen beserta Mike segera menuju markas untuk berbicara langsung dengan Camilio mengenai misi mereka di Vietnam, dan kejadian Lam.Camilio dan yang lainnya sudah sampai lebih dulu saat Arsen dan Mike sampai di markas. Tanpa membuang waktu mereka segera menuju ruang rapat.Tampak ketegangan terlihat di wajah Camilio karena memang dialah pemimpin dari misi tersebut. Camilio orang yang selalu bertanggung jawab dalam setiap tugasnya.Namun kejadian Lam bunuh diri di luar prediksinya. Dan ia harus mempertanggung jawabkan semuanya.Arsen sudah menatap tajam ketiga anak buahnya. Kini Pascoe dan Dante bersikap serius, karena rapat kali ini bukan main-main. Tentu saja mereka takut jika Arsen akan menerkam mereka tiba-tiba. Jadi ini saatnya untuk serius."Ceritakan apa yang terjadi," seru Arsen dengan datar dan dingin yang ditujuka
Setelah memberikan hukuman pada Camilio, Dante dan Pascoe Arsen kembali ke mansion untuk menamani Lily.Dalam waktu singkat Arsen sudah kembali ke mansion dan menemani Lily.Lily dengan sigap menyiapkan pakaian ganti untuk Arsen. Arsen segera mengganti pakaiannya. Dan Lily kembali ke atas tempat tidur."Jangan keluar dari mansion, salju sudah mulai turun, dan kelompok yang menyerang Dante belum diketahui," seru Arsen seraya mengenakan kaos nya. Kemudian ikut bergabung dengan Lily diatas tempat tidur.Udara di luar sudah dingin. Namun suasana kamar begitu hangat, karena Lily sudah menyalakan penghangat ruangan."Baik," jawab Lily.Cuaca dingin seperti ini tidak ada yang bisa Lily lakukan, ia akan membaca beberapa buku lagi di kamar ini.Arsen bersantai disamping Lily ia menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dan mulai berkutat dengan ponselnya. Sedangkan Lily melanjutkan kembali membaca buku. Perlahan kepala Lily bergerak dan menyandar di bahu Arsen.Tangan kanan Arsen mulai merang
Pagi ini seperti biasa Lily melakukan rutinitas paginya, senam, di temani oleh Maria dan Charlotte.Namun kali ini tidak terlalu berat dan durasi yang lama, karena udara sudah sangat dingin. Lily dapat melihat dari balik jendela di balkon kamarnya tadi salju sudah menyelimuti pekarangan mansion. Tampak putih dan indah namun terlalu dingin.Kali ini hanya 30 menit saja sesi senam Lily. Lily duduk di kursi santai di pinggir kolam renang. Dengan cekatan Maria memberikan sebuah handuk kecil untuk Lily."Terima kasih, Maria," ujar Lily seraya mengambil handuk yang disodorkan padanya. Lily segera mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya.Lily duduk sedikit menyandar di kursi karena perutnya yang mulai membesar, ia tak ingin sampai anak dalam kandungannya merasa terhimpit di dalam sana.Tiba-tiba Lily mengingat sesuatu, sesuatu yang bicara kan dengan Grandma saat ia terakhir kali datang ke sini. Senyum simpul terlukis di bibirnya."Hmm..., Maria, Charlotte, aku ingin membicarakan sesuat
Pagi ini setelah sarapan dan memakai pakaian yang sedikit lebih tebal Lily mengantar Arsen hingga depan pintu mansion.Setelah Arsen meninggalkan mansion Lily pergi mencari paman Albert. Ia ingin bertanya beberapa hal pada paman Albert. Untuk mendukung kejutan yang akan diberikan Lily pada Arsen dua hari lagi.Kemudian Lily mencatat resep-resep makanan yang di sebutkan oleh paman Albert dan step pembuatannya.Lily tak memiliki ponsel atau laptop untuk ia gunakan dan mencari resep di internet, maka dari itu ia bertanya pada paman Albert, sekalian bertanya makanan kesukaan Arsen.Paman Albert menyebutkan satu persatu bahan makanan sesuai dengan resep. Ia menyebutkan beberapa makanan kesukaan Arsen. Bahkan paman Albert menawarkan bantuannya untuk menolong Lily nanti, dengan senang hati Lily menerimannya bantuan tersebut.Setelah mencatat semuanya Lily kembali ke kamarnya bersama Maria dan Charlotte, karena udara terlalu dingin.Saat musim dingin seperti ini Maria dan Charlotte lebih ekst
Sore hari Arsen kembali ke markas, rupanya Mike sudah menghandle semuanya dan sudah menyiapkan conference call bersama Five Familia.Ketiga ketua kelompok anggota Five Familia sudah menyetujui conference call sore ini bersama Arsen.Dan mereka adalah :Devonte Luciano - Cuore Nero - Minnesota.Bartolomeo Diangelo - La Extrema - Texas.Edard Fabriano - Morte Sanguinante - California.Arsen duduk di kursinya. Kemudian Pascoe mulai menghubungi mereka dengan menyambungkannya ke sebuah layar besar. Agar terlihat oleh semua anggota inti yang ada di ruang rapat.Tak berapa lama panggilan pun terhubung, satu persatu dari mereka mulai terhubung dengan panggilan Arsen, dan wajah mereka mulai terlihat di layar.Arsen mulai menyapa mereka satu persatu, Denvonte, Diangelo, dan Edard."Selamat sore, semuanya." Arsen mulai membuka percakapan.Dengan serempak mereka membalas ucapan salam dari Arsen yang merupakan capo de tutti capi mereka."Seperti yang kalian ketahui, mungkin berita ini sudah menyeb
"Aku memang iblis, iblis yang akan mencabut nyawamu juga pria tua!" Seru Arsen dengan seringainya kemudian beranjak dari kursinya dan mulai mengeluarkan belati miliknya dari balik jas.Mata Giuseppe semakin membulat. "Bunuh aku secepatnya!" Serunya meski rasa takut kembali menyeruak di dalam tubuhnya."Haha, tak semudah itu pria tua. Sudah ku katakan, aku tak akan membiarkan mu mati dengan mudah, itu terlalu enak untukmu." Ujar Arsen dengan seringainya seraya mulai memainkan belati miliknya.'Sial!!' Pekik Giuseppe dalam hati."Pegangi dia!!" Titah Arsen pada Camilio dan Alonzo yang langsung diangguki oleh keduanya dan langsung memegangi Giuseppe.Tentunya Giuseppe memberikan perlawanan saat anak buah Arsen hendak memeganginya. Ia berusaha untuk menghindar dan melepaskan cengkraman tangan Camilio dan Alonzo.Namun, tentu saja dengan luka ditangannya, serta Giuseppe yang terlalu terbawa dan terbakar emosinya, ia tak mampu melawan Camilio dan Alonzo.Camilio dan Alonzo memiting tubuh Gi
Setelah menerima beberapa vitamin untuk ibu hamil, Sasha dan Mike berjalan beriringan keluar ruangan. Wajah Mike tampak sangat sumringah dan selalu tersenyum."Handsome, kau dari tadi tersenyum terus, jadi kelihatan makin tampan. Apa itu kode kau minta kucium, hah?" Tanya Sasha dengan wajah tengilnya."Aku sangat bahagia, Sasha. sekitar 7 bulan lagi aku akan punya anak. Sekaligus 2 anak. Ini sangat luar biasa" seru Mike sambil mengeratkan rangkulannya pada pinggang Sasha dan mencium pucuk kepala Sasha."Aku juga sangat bahagia sekali dan rasanya aku ingin melompat-lompat." Seru Sasha.Mike langsung mencubit pinggang Sasha."Aduhh..." pekik Sasha."Kalau aku sampai melihat kau melompat 1 kali saja, aku akan akan mengikat dan mengurungmu di dalam kamar!" Ancam Mike."Yayaya, aku mengerti," jawab Sasha sambil mengerucutkan bibirnya.Mereka memasuki lift untuk menuju ke kamar mereka yang berada di lantai 2."Kau sudah jadi calon ibu, Sasha. Kurang lebih 7 bulan lagi anak kita lahir. Kau h
"Usia kehamilan sudah masuk 11 minggu. Ini calon anak anda, Tuan. Lihat ini. Ada dua titik, yang merupakan calon bayi kembar Anda." Seru Bella sambil menunjukkan jarinya pada layar monitor.Mike tampak tersenyum lebar dan sangat bahagia mendengar kata-kata Bella. Satu tangan yang semula berada di saku celana, segera dikeluarkan untuk menggenggam erat tangan kiri Sasha dengan kedua tangannya."Sekali lagi selamat untuk anda Tuan, Nyonya Foland." Seru Bella dengan tulus."Selamat Sasha. Selamat Tuan." Ujar Charlotte sambil tersenyum ikut merasakan kebahagiaan untuk Mike dan Sasha.Mike tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Charlotte dan Bella. Mike tak mampu berkata banyak, namun hatinya amatlah bahagia."Whaa.. Handsome, anak kita kembar! Aku akan punya anak kembar, Charl! Hebat.. ini keren. Laki-laki semua atau perempuan semua, Bella?" Tanya Sasha dengan senyum ceria dan penuh rasa penasaran.Charlotte hanya tersenyum lebar dan Mike tersenyum bahagia. Mike meremas dan mengecup te
Mike dan Sasha duduk di hadapan Bella yang sedang serius membaca blangko catatan kesehatan Sasha selama dia diperiksa olehnya beberapa kali dan Bella pun telah berbicara dengan dokter Harry mengenai hasil pemeriksaannya sementara Sasha."Saya sudah mendengar hasil pemeriksaan dokter Harry di telpon. Tekanan darah Nyonya Sasha sangat rendah. Tidak sedang kelelahan, tidak sedang diet ketat, tidak kurang tidur tapi pingsan karena teringat sesuatu yang mengerikan. Dan dokter Harry sudah mengambil darah untuk pemeriksaan tapi hasilnya masih beberapa jam lagi." Kata Bella memberikan analisa awal.Mike dan Sasha menganggukkan kepalanya. Mengiyakan ucapan Bella berdasarkan pemeriksaan awal dokter Harry.Bella tampak menuliskan sesuatu di blangko catatan kesehatan Sasha."Setelah Nyonya konsultasi pada saya hampir 2 bulan yang lalu, apakah anda masih belum menstruasi atau keluar bercak?" Tanya Bella.Sasha menautkan kedua alisnya dan berusaha untuk mengingat-ingat."Seingatku belum, dan tidak
"Sashaaa...!!" Pekik Mike seraya menangkap tubuh Sasha yang ambruk supaya tidak jatuh ke lantai. Berkat kesigapan Mike Sasha tak terjatuh ke lantai, karena Mike berhasil menangkapnya.Riobard dan Camilio yang sedang mengobrol di dekat pintu masuk ruang meeting terkejut mendengar suara pekikan Mike. Dengan segera mereka mencari lokasi sumber suara dan segera berjalan cepat mendekati Mike dan Sasha.Sasha sudah dalam gendongan Mike saat Riobard dan Camilio datang menghampiri."Sasha kenapa Mike?" Tanya Camilio khawatir dan penasaran. Ia dapat melihat wajah Sasha yang tampak pucat. Begitu pula Riobard yang sedikit khawatir terlihat di wajahnya."Awalnya dia ikut kemari untuk bersenang-senang sedikit dengan Giu tapi mendadak ingat Tuan yang pernah memotong lengan Ken lalu dia mual dan malah pingsan!" Jelas Mike dengan sedikit panik."Bawa ke klinik saja Mike. Dokternya masih ada. Aku baru saja menengok Dante. Jeofre dan Alonzo tadi ke sana." Sahut Riobard dengan cepat."Baik, aku akan mem
Dengan perlahan Sasha melerai pelukan Mike, Mike tampak masih terlelap dalam tidurnya. Pagi sekali Mike sudah kembali ke kamar dan tidur di samping Sasha.Dengan perlahan Sasha mulai turun dari tempat tidurnya. Berusaha tak membangunkan Mike yang tampak raut kelelahan di wajahnya.Setelah mandi dan berpakaian rapi, Sasha segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mike.Sasha memanggang beberapa lembar roti kemudian menaruh potongan daging asap, potongan tomat, selada dan satu lembaran keju di tengahnya, kemudian menaruhnya di atas piring. Sasha juga mengambil semangkuk salad kesukaan Mike dan dua gelas jus apel. Semua itu ditaruh di atas meja dorong dan dibawanya ke dalam kamar.Saat memasuki kamar, terlihat Mike mulai terbangun."Jam berapa ini?" Tanya Mike dengan suara serak seraya mengucek matanya."Hampir jam sembilan pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." jawab Sasha."Hmm.. kebetulan sekali, aku agak lapar." Jawab Mike sambil turun dari ranjang dan mende
Anggota inti Black Nostra segera memasuki helikopter. Arsen dan Mike terbang kembali ke New York memakai helikopternya yang lebih kecil sedangkan seluruh anak buahnya dan Giuseppe yang tertawan berada di dalam helikopter yang besar.Misi penumpasan Gio Bruscha terbilang sukses, meskipun ada 6 pengawal mereka yang tewas, bahkan Sam dan Dante terkena tembakan. Meskipun tidak parah.Yang terpenting adalah mereka telah menghancurkan Gio Bruscha dan menangkap Giuseppe hidup-hidup. Mereka akan mengintrogasi Giuseppe untuk memastikan tidak ada orang lain lagi dalam persekongkolannya untuk menjatuhkan Black Nostra.Arsen dan Mike duduk bersebelahan untuk mendiskusi penghargaan apa yang akan diberikan kepada beberapa pengawal yang tewas, termasuk memantau Richard membereskan urusan di Miami agar semuanya berjalan aman.Sementara di dalam helikopter, Dante tak henti-hentinya merintih dan mengomel, sesaat sebelum helikopter diterbangkan hingga mulai lepas landas."Aduh.. lenganku sakit sekali..
Arsen dan seluruh anggota inti Black Nostra telah sampai di hanggar tempat kedua helikopter diparkirkan. Jeofre dan Enrico segera menggotong Giuseppe ke dalam helikopter, sedangkan Riobard dan Alonzo memindahkan semua perlengkapan senjata ke dalam helikopter."Buka jasmu, Dante. Aku akan memeriksa lukamu," seru Camilio sambil membuka ikatan sapu tangannya di lengan Dante, lalu mengambil kotak P3K dan senter yang selalu tersedia di dalam setiap mobil.Saat masih di militer, Camilio sudah terlatih untuk mengobati luka secara darurat, baik itu luka tembak maupun luka tusukan dengan peralatan sederhana.Dante melepas jasnya dibantu oleh Pascoe dan tampak kemeja Dante yang berwarna putih, banyak noda darah di sekitar luka tembaknya pada lengan atas sebelah kanan.Dante duduk di atas kursi mobil van bagian tengah dekat pintu mobil dan Camilio berdiri di dekatnya.Camilio menarik sedikit kain lengan panjang Dante ke atas dan melalui lubang yang kena tembak itu Camilio memasukkan satu jariny