Rombongan Arsen sudah dalam perjalanan. Yang dimana Lily belum tahu akan kemana, karena Arsen belum memberitahunya."Surprise," begitulah kata Arsen.Bahkan Pascoe, Alonzo dan Riobard pun ikut dalam perjalanan kali ini. Bukan tanpa sebab, tapi di tempat yang akan mereka tuju terdapat kartel afiliasi dari Black Nostra.Dan Riobard akan bertemu dengan pemimpin Kartel Sanchez menggantikan Mike yang masih berada di Rusia untuk membicarakan kerja sama mereka mengenai kokain.Perjalanan begitu jauh, entah sudah berapa jam mereka berada di pesawat."Aku mengantuk." Gumam Lily.Arsen yang duduk di sebelah Lily langsung menoleh ke arah istrinya tersebut. Ia menutup laptop yang sedari tadi di otak-atiknya. Arsen mungkin akan pergi beberapa hari, hingga ia harus menyelesaikan pekerjaanya sebagian dan mengirimkannya pada Ivanov."Ada kamar, dengan tempat tidur. Kau bisa beristirahat di sana." Ujar Arsen.Lily menggeleng. "Di sini saja, menemanimu bekerja." Seru Lily."Pekerjaanku tinggal sedikit,
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 jam dengan jarak 6.344 km, akhirnya pesawat yang mereka tumpangi mendarat di Bandara El Alto international. La Paz, Bolivia.La Paz adalah ibu kota pemerintahan Bolivia, sekaligus ibu kota departamento La Paz. Terletak pada ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut dan merupakan ibu kota tertinggi di dunia.Lily masih tertidur di pangkuan Arsen ketika pesawat akan mendarat. Dan Arsen tidak tega untuk membangunkan istrinya tersebut. Lebih baik ia menggendong istrinya saja saat turun dari pesawat nanti.Benar saja hingga pesawat mendarat Lily masih belum juga terbangun.Arsen menggendong Lily turun dari pesawat diikuti oleh anak buahnya, Riobard dan Alonzo berada paling depan, sedangkan Pascoe, Maria, Charlotte dan Bella berada di belakang Lily. Mereka langsung menuju mobil yang sudah disiapkan.Meskipun Lily sudah bertambah 2 kg, namun bagi Arsen tetap saja Lily masih terasa ringan.Maria memandang Tuannya dari belakang dengan tatapan yan
Arsen memiliki sebuah mansion di kota La Paz. Tidak terlalu besar seperti mansion-mansion nya yang lain. Mansion itu terletak di pinggiran kota La Paz.Arsen memang tidak terlalu suka dengan keramaian kota, ia lebih menyukai suasana yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan.Beda dengan mansionnya yang berada di Mexico City, yang berada dekat dekat keramaian, karena mansion tersebut peninggalan kakeknya.Arsen memang sengaja membuat mansion-mansion atau rumah untuknya singgah di setiap tempat. Ia tidak suka untuk tinggal di hotel, kecuali miliknya sendiri.Bukan tanpa alasan, karena keselamatannya dirinya tetap menjadi prioritas mengingat begitu banyak musuh yang mengincarnya, baik dalam dunia Black Nostranya atau sebagai penguasaha dari para saingan bisnisnya.Untuk menyingkirkan saingan bisnisnya Arsen tak pernah gegabah, karena ia tidak ingin sampai jati dirinya terbongkar ke publik. Apalagi kini sudah ada Lily dan calon anaknya yang harus ia jaga.Jika saingan bisnis mungkin
Setelah menghabiskan sarapan, Arsen berencana untuk mengajak Lily berjalan-jalan berkeliling Kota La Paz.Kota La Paz memiliki pemandangan yang indah. Letak kota tepat berada di sebuah lembah Pegunungan Andes, karena ketinggiannya seperti dapat menyentuh awan. Lily pasti akan menyukainya.Bolivia, negara tertinggi dan terpencil di Amerika Selatan ini tak hanya menyuguhkan keindahan tapi juga ketenangan. Sangat cocok bagi Arsen.Kota ini banyak sekali gereja-gereja dari abad ke-19, museum artefak dari era sebelum penjajahan, pemandangan yang indah, dan pasar penuh warna membuat La Paz sangat unik.Arsen ingin mengajak Lily ke sebuah tempat yang cukup unik. Pasar. Tapi bukan pasar biasa, dan pasar ini terletak di pusat kota. Mercado de Las Brujas.Lily segera turun dari mobil diikuti oleh Arsen. Tentu saja Maria, Charlotte, Bella, Pascoe, Alonzo, dan Riobard mengikuti mereka. Arsen tidak ingin terjadi apa-apa dengan istrinya tersebut.Lily sedikit kaget namun kagum saat melihat tempat i
Setelah menghabiskan waktu di pasar penyihir tersebut, menjelang siang Arsen mengajak rombongannya untuk makan siang.Arsen membawa mereka ke sebuah restoran yang tidak jauh dari pasar tersebut. 1700 Restaurant yang berada tidak jauh dari lokasi pasar yang mereka kunjungi di Linares 906, La Paz.Suasana luar biasa dengan unsur-unsur era kolonial dan seni mestizo. Dekorasi, yang membuat merasa seperti berada di salah satu kastil abad pertengahan, sangat menakjubkan dan memanjakan mata.Rupanya restoran kolonial ini dinyatakan sebagai warisan budaya La Paz yang berasal dari tahun 1735 dengan ukiran kayu dan artefak unik yang akan membawa kita kembali ke masa lalu.Arsen dengan sengaja menyuruh Riobard untuk memesan seluruh restoran karena ia tidak ingin terganggu oleh orang asing.Lily benar-benar bahagia, karena ini jalan-jalan pertama baginya bersama Arsen. Selain mengunjungi butik untuk memilih gaun saat akan menghadiri acara ulang tahun Grandma dulu.Lily merasakan kebebasannya kemb
"Kau---hmmphtt.."Sasha langsung membungkam mulut Mike dengan mulutnya dan melumatnya dengan penuh gairah.Tangannya terus bermain-main di bawah sana untuk membangunkan sesuatu yang masih tertidur."Handsome.." Panggil Sasha dengan lembut begitu ia melepas pagutan bibirnya."Handsome..""Handsome.."Mike kini sudah berdiri di samping tempat tidur Sasha dan menatapnya dengan tajam, bahkan ia menyilangkan kedua tangannya di dada."Ck!! Apa yang sedang ia impikan!!" Desis Mike.Mike yang sedang tertidur terganggu karena lenguhan dan lirihan Sasha yang memanggil-manggil namanya.Sedikit membuat Mike khawatir hingga ia bangun dan memeriksa keadaan Sasha. Namun, saat Mike mendekati Sasha ia tampak baik-baik saja. Namun igauan-igauan yang keluar dari mulutnya membuat Mike menjadi merasa tak mengerti apa yang ada di pikirkan oleh gadis aneh ini. Apa ia sedang bermimpi melakukan hmm dengan dirinya, astaga...Mike tampak bodoh saat ini hanya memperhatikan Sasha yang sedang mengigau. Dan segera
Setelah makan siang Arsen dan rombongannya berangkat menuju bandara. Tempat yang akan dikunjunginya berjarak sekitar 540,4 km dari kota La Paz. Jika menggunakan mobil maka akan memakan waktu sekitar 8 jam, sedangkan dengan pesawat hanya 50 menit saja.Salar De Uyuni, Arsen akan membawa Lily ke tempat ini. Tempat yang sangat indah, di siang atau malam hari. Jika Lily ingin melihat bintang maka inilah tempatnya.Begitu turun dari pesawat tiga buah mobil Jeep Grand Cherokee Limited hitam sudah menanti mereka, dan ketiga mobil tersebutlah yang akan membawa mereka menuju Salar De Uyuni.Salar De Uyuni merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Bolivia. Sekilas dataran warna putih ini terlihat seperti hamparan salju. Kenyataannya warna putih ini berasal dari garam. Salar de Uyuni merupakan danau garam terbesar di dunia.Begitu sampai, Lily terkejut dan takjub dengan pemandangan di depannya. Begitu luas dan putih, ia mengerjapkan matanya beberapa kali, kare
Perkataan Arsen mengenai keindahan tempat ini benar adanya. Cahaya redup dari matahari senja, tak begitu menyilaukan mata bahkan terlihat begitu anggun dan menawan. Cahaya jingga yang menghiasi langit-langit ufuk barat, seakan melukiskan sebuah ketenangan. Serta menandakan waktu malam telah tiba.Saat matahari mulai terbenam di tempat ini, pemandangan luar biasa tanpa terhalang bangunan atau objek apapun ditempat ini membuat Lily tak mampu mengedipkan matanya sedikitpun."Dingin," ujar Arsen seraya memasangkan jas pada Lily."Ah.." Lily menolehkan wajahnya pada Arsen, karena Lily sedikit kaget perlakuan Arsen tersebut, dimana ia sedang menikmati pemandangan ini dan kemudian Lily tersenyum. "Terima kasih," ucapnya.Lily tidak tahu jika akan di bawa ke tempat seperti ini hingga ia tidak membawa jaket maupun mantel."Kita jangan tidak terlalu lama di sini," ujar Arsen."Kenapa?" sedikit sesal Lily, karena ia benar-benar merasa sudah jatuh cinta dengan tempat ini dan enggan untuk segera m
Sasha dan Yuri berjalan keluar kamar perlahan-lahan menuju tempat di mana acara pernikahan dilangsungkan.Semua tamu yang hadir langsung bangkit berdiri melihat Sasha dan Yuri telah tiba di depan pintu masuk ruangan.Sasha mulai resah melihat semua yang hadir berdiri dan mengarahkan pandangan matanya kepadanya.Tangan Sasha agak gemetar dalam genggaman tangan Yuri dan ia sedikit menundukkan mukanya. Yuri menepuk-nepuk tangan Sasha yang ada dalam kaitan lengan kirinya dan berbisik "Tenanglah. Lihat ke depan! Mike sudah menunggumu. Tersenyumlah!"Sasha mengangkat pandangan matanya dan melihat Mike telah berdiri di depan altar sedang memandang Sasha dan Yuri. Mike kelihatan sangat gagah dan begitu tampan dalam balutan setelah celana panjang dan tuxedo putih.'Handsome.'seru Sasha dalam hati. Mike tersenyum melihat penampilan Sasha saat ini. Begitu sangat berbeda.Mike pernah melihat Sasha berhias memakai gaun pesta berwarna merah saat hendak menjebak Leonid. Tapi kali ini Sasha kelihata
Tampak kesibukan terlihat diantara para pelayan dibawah perintah Paman Albert di pagi hari. Mereka sudah mempersiapkan beberapa roti, teh dan kopi untuk sarapan para tamu di tempat jamuan dan di ruang makan.Paman Albert mengantar sarapan pagi Arsen, Lily dan Marissa di kamar mereka masing-masing. Tidak lupa segelas susu ibu hamil tersedia di sarapan pagi Lily. Sasha dan Mike pun mendapatkan sarapan mereka di kamar, sebelum Eleanor datang untuk merias Sasha.Paman Albert dan para pelayan masih berkutat di tempat untuk menyediakan hidangan jamuan pesta pernikahan di siang hari.Selesai mandi, Lily menyiapkan kemeja, dasi dan tuxedo hitam untuk Arsen. Selanjutnya Lily segera mematut wajah dan rambutnya di meja rias. Lily mengenakan dress panjang berbahan sutera dengan warna broken white dengan hiasan bunga-bunga biru, pink dan emas pada bagian bawah, dada dan bagian bawah lengannya.Dress tersebut longgar di bagian perut sehingga perut Lily yang mulai membuncit benar-benar tampak. Lil
Besok adalah hari dimana Mike dan Sasha mengucap janji mereka. Dan saat ini semua anggota keluarga sedang berkumpul di dalam mansion untuk membicarakan acara yang akan berlangsung esok tersebut.Lain halnya dengan Maria dan Alonzo. Sore tadi Alonzo meminta Maria untuk menunggunya di tempat biasa malam ini. Beberapa hari ini memang mereka berdua tidak bertemu di tempat ini, karena sangat sibuk untuk mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha.Maria sedikit lega, karena kini hubungannya dengan Alonzo sudah direstui oleh Marissa. Hingga bertemu dengan Alonzo seperti ini saat beberapa pelayan masih berlalu-lalang tidak membuatnya merasa malu lagi.Alonzo sudah datang lebih dahulu, ia tampak sudah duduk di tempat biasa mereka bertemu. Begitu melihat dirinya Alonzo tersenyum dari kejauhan dan tentu saja di balas kembali oleh Maria dengan sebuah senyuman andalan milikinya.Maria tampak berkerut karena melihat sebuah bungkusan di samping Alonzo. Hatinya tampak bertanya-tanya, apa yang di bawa ol
Mereka berkumpul di ruang keluarga. Kini Arsen dan Mike ikut bergabung, namun tidak dengan Alonzo, ia kembali berjaga dan ikut mengawasi para pelayan yang mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha."Aku masih tidak menyangka kita akan bertemu lagi dan bahkan kita akan menjadi besan," ujar Marissa.Yuri tersenyum penuh arti pada Marissa. "Demikian denganku," jawab Yuri."Rupanya masa kita sudah lewat dan telah digantikan dengan penerus-penerus kita. Semua terasa seperti baru saja kemarin terjadi," Marissa memejamkan matanya mengingat semua yang sudah ia lewati bertahun-tahun yang lalu."Ya, semua ada masanya. Bahkan kita tak tahu sampai kapan kita masih bisa menghirup udara di dunia ini," ujar Yuri."Kau benar Yuri. Aku pun sedang menanti panggilan Tuhan untuk menemani David, dan aku merasa umurku mungkin tidak lama lagi," ujar Marissa seraya menatap dalam Yuri ada kesedihan di dalamnya, namun ia begitu tegar dan siap untuk menghadapinya.Marissa memang wanita yang kuat, maka dari itu ia
Dua hari lagi acara pernikahan Mike dan Sasha akan di laksanakan. Meskipun tertutup dari dunia luar, namun suasana mansion sudah nampak terlihat sibuk.Beberapa pelayan tampak mondar-mandir menyiapkan dekorasi di tempat akan dilaksanakannya pernikahan Mike dan Sasha.Pernikahan dilaksanakan di samping mansion di dekat taman. Pelayan mansion sudah membersihkan halaman dengan menyingkirkan salju dari sana, dan memasang tenda kecil.Tamu undanganpum tidak banyak, tamu dari luar dapat dipastikan tidak lebih dari 20 orang, meningat pernikahan ini harus tersembunyi dan tertutup. Sisanya anak buah Black Nostra dan Yuri.Tidak ada satupun anggota Five Familia yang diundang. Mengingat apa yang sudah menimpa Mike dan Sasha membuat penjagaan harus diperketat. Karena sampai saat ini dalang dibalik penculikan Mike dan penyerangan Dante di Vietnam belum terungkap.Musuh Black Nostra saat ini sangat lihai, mereka bersembunyi dan mengendalikan kelompok-kelompok kecil. Bahkan bisa memperdaya kelompok
Eleanor mengajak Sasha untuk memilih gaun pengantin. Eleanor membawa sekitar 8 baju pengantin terbaik yang akan di coba oleh Sasha.Mulai dari model Ball Gown yang memiliki detail rok yang terlihat mekar sehingga dapat menutupi bagian pinggul serta paha.Kemudian model A-Line Dress yang bervolume dari bagian pinggang ke bawah. Ada juga model Mermaid Dress, gaun berbentuk mermaid atau puteri duyung ini dapat mempertegas lekuk bentuk tubuh.Kemudian Sheath Dress sebuah gaun berdetail rok lurus ditengah betis, atau bisa juga lebih pendek.Dan terakhir model Empire Waist, gaun dengan potongan yang tepat di bawah dada ini pas dikenakan untuk tubuh yang petite, dapat membuat tubuh yang mungil terkesan lebih tinggi.Setelah melewati perdebatan panjang panjang, akhirnya pilihan jatuh pada gaun dengan model mermaid berbahan lace. Model tersebut sangat cocok ditubuh Sasha.Meski gaun pengantin model mermaid ini yang membungkus ketat tubuh Sasha. Gaun ini menyempit pada bagian pinggang dan pin
Setelah makan siang, Mike kembali merebahkan dirinya, dengan Sasha di sampingnya. Ia tidak terlelap hanya membaringkan saja tubuhnya.Sedangkan Sasha ia tertidur dengan memeluk tubuh Mike. Sesekali Mike memperhatikan wajah Sasha yang terlelap.Hingga akhirnya sebuah ketukan di pintu membuat Mike mau tak mau harus beranjak dari atas tempat tidur.Dengan perlahan ia turun dari atas tempat tidur dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah mengetuk pintunya. Karena sebelum kembali berbaring Mike sudah mengunci pintu kamarnya."Tuan..." sapa Paman Albert begitu pintu dibuka."Maafkan saya Tuan Mike, Nyonya Marissa meminta Anda dan Nona Sasha untuk menemuinya di ruang keluarga," jelas Paman Albert.Mike mengangguk pelan. "Terima kasih, Paman," ucap Mike. Setelah Paman Albert pamit Mike kembali menutup pintu kembali.Ia melihat Sasha yang masih terlelap. Kemudian membangunkannya. Bagaimana pun Mike sangat menghormati Grandma Marissa, karena Grandma lah yang mengurus dan merawatn
Mike mulai memakan makanan yang di bawakan oleh Sasha. "Apa kau sudah makan?" tanya Mike."Sudah," jawab Sasha seraya mengangguk dan duduk dekat Mike.Sasha akan menemani Mike makan dan membereskan bekas makan Mike nantinya."Jika kau tenang dan bersikap lembut seperti ini kau tampak lebih dewasa," seru Mike di sela-sela makannya.Sasha tertunduk malu, Sasha menyadari dirinya memang kekanakan dan sangat jauh dari sikap Mike yang terkesan sangat tenang dan berwibawa. Ia sempat berpikir apakah ia mampu untuk mendampingi Mike. Apakah wanita idaman Mike seperti Nyonya Lazcano yang begitu lembut dan anggun. Tanpa sadar Sasha menghembuskan napas panjang."Aku dididik oleh Yuri tanpa sentuhan seorang wanita. Aku hampir lupa bagaimana dulu ibuku mendidikku," Sasha tampak berpikir. "Aku selalu berlatih dengan keras setiap harinya dibawah bimbingan Yuri. Hingga aku terbentuk dengan sikapku yang seperti saat ini, " lanjutnya kemudian Sasha menarik napas panjang lagi."Tapi melihat bagaimana sika
"Selamat datang di mansion ini, Sasha," seru Lily begitu memasuki ruang keluarga, tangannya masih menggenggam tangan Sasha dengan lembut.Sasha salah tingkah, ia bingung harus bersikap seperti apa pada Lily yang begitu lembut dan anggun. Sedangkan dirinya..ok Sasha akui dirinya begitu bar-bar dan urakan."T-terima kasih," ujarnya sedikit terbata.Lily menyadari bahwa Sasha sedikit canggung dengannya. Lily mengajak Sasha untuk duduk di sofa.Lily menatap Sasha dengan lembut dan tersenyum dengan penuh kehangatan."Jangan canggung padaku Sasha, aku temanmu saat ini. Ada Maria dan Charlotte juga yang akan menjadi temanmu," ujar Lily seraya menatap Maria dan Charlotte."Benar, kami akan menjadi temanmu juga, Nona Sasha," ujar Maria. Charlotte ikut mengangguk di samping Maria."Dan kau akan menikah dengan Mike minggu depan, maka kau akan menjadi keluarga kami disini," timpal Lily."Ah, iya. Maaf aku hanya masih sedikit hmm.." Sasha tak meneruskan ucapannya.Lily menggeleng pelan, "Aku menge