Share

Bab 59 b

Author: Cucan_Apprilliaa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Yang dikatakan Siska itu benar, Nay. Kenapa kamu jadi minderan begitu? Ayah yakin, Sony itu pilihan yang tepat untuk jodoh kamu," kata Ayah yang tiba-tiba datang dan ikut duduk bersama kami.

"Tuh, dengerin kata Ayah Lo," kata Siska melirik ke arahku.

"Iya, Yah. Menurut Ayah gimana? Kalau Mas Sony orang biasa, mungkin aku akan senang melanjutkan perjodohan ini, Yah. Masalahnya, Mas Sony itu ternyata seorang CEO, Yah," kataku.

Aku menceritakan pada Ayah tentang pekerjaan Mas Sony sesungguhnya, juga tentang keluarga Mas Sony yang ternyata adalah orang kaya. Ayah sendiri terdiam sejenak, seolah sedang berpikir.

"Nay, menurut Ayah gak ada salahnya kalau Sony memang seorang CEO. Yang terpenting buat Ayah, Sony dan keluarganya mau menerima kekurangan kamu. Apalagi Bu Maysaroh menerima kekurangan kamu dengan baik kan? Kalaupun kamu dapat suami CEO, anggap saja itu bonus dari Tuhan," ujar Ayah bijak.

"Iya sih, Yah."

"Nah, kalau begitu. Apalagi yang kamu risaukan?"

Yang dikatakan Ayah memang b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 60 a

    Setelah mengetahui bahwa penjual pecel itu adalah mantan ibu mertuaku, aku menarik tangan Siska untuk menjauh, sebelum mantan ibu mertuaku itu mengetahui keberadaan kami."Ih, apaan sih, Nay. Maen tarik-tarik aja," gerutu Siska saat aku menarik tangannya untuk menjauh."Ternyata bener, Sis, itu memang mantan Ibu mertua gue," kataku."Bener kan? Ngeyel sih Lo! Terus kenapa Lo malah narik gue kesini?""Gue gak jadi beli pecel deh, Sis. Males," kataku."Yaelah Marimar ... ini tuh kesempatan emas buat Lo balas perbuatan mereka. Kenapa Lo malah menghindar?""Balas apaan sih, Sis. Gue gak sejahat itu.""Lah emangnya mau ngapain? Kita kan mau beli pecelnya doang, jahat dari mananya?""Lah bukannya tadi Lo bilang gue suruh balas perbuatan mereka?""Payah emang punya temen otaknya lemot mah!" ujar Siska memutar bola mata malas."Sembarangan aja Lo kalau ngomong. Lagian gimana sih, gue emang gak ngerti," kataku bingung."Nih ya Maemunah ... gue jelasin. Kita kesana, beli pecelnya mantan mertua

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 61 b

    Aku dan Siska saling berpandangan. Mungkin, Siska sama terkejutnya dengan diriku. Aku tak menyangka, nasib mantan ibu mertuaku itu sangat tragis. Bahkan lebih tragis dari perjalanan hidupku. Mungkin, inilah yang dinamakan hukum tabur tuai.Dulu, begitu mudahnya mantan Ibu mertuaku itu menyuruhku untuk menerima Anggun sebagai maduku. Dan kini, ia sendiri justru merasakan dengan apa yang aku rasakan dulu. Dia sendiri pun tak mau dimadu, hingga memutuskan untuk bercerai. Apakah ini yang dinamakan dengan karma?"Oh ya, Bu. Ngomong-ngomong Bu Leha itu tinggal dengan siapa disini?" tanyaku pada Bu Anita."Sama anak gadisnya, Mbak. Mereka cuma tinggal berdua," jawab Bu Anita."Iya, Mbak Naya, kasihan loh. Mana kemarin anak gadisnya habis kena musibah lagi," kata Bu Zaenab."Musibah apa, Bu?" tanyaku."Loh, Mbak Naya gak tahu? Padahal heboh loh, sampai viral tuh dimedia sosial," jawab Bu Zaenab."Saya gak tahu, Bu. Saya kan jarang keluar rumah," kataku.Aku memang jarang sekali keluar rumah.

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 62 a

    Tok! Tok! Tok!"Nay, sudah siap belum?" tanya Ayah dari luar setelah mengetuk pintu kamarku."Iya, Yah. Sebentar lagi!" jawabku sedikit berteriak."Ya sudah, Ayah tunggu diluar," kata Ayah. Suara derap langkah kaki Ayah semakin menjauh, itu artinya Ayah sudah menjauh dari kamarku.Aku sendiri masih sibuk memilih baju yang cocok untuk aku pakai saat acara makan malam bersama keluarga Mas Sony nanti. Malam ini, Bu Maysaroh mengundang aku dah juga Ayah untuk makan malam di rumahnya.Meskipun hanya makan malam biasa, aku harus memilih baju yang pas dan juga sopan. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk memakai dres panjang berwarna hijau lumut yang aku padukan dengan blazer berwarna hitam. Tak lupa, aku memoles wajahku dengan make up natural agar terlihat sedikit fresh.Tak terasa, sudah lima bulan masa perkenalanku dengan Mas Sony. Aku juga sudah sedikit mengetahui tentang sifat Mas Sony. Dari mulai makanan dan minuman kesukaannya, hobinya, dan juga karakter Mas Sony yang ternyata sedikit

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 63 b

    "Kita pulang aja yuk, Yah? Kaki aku pegal dari tadi berdiri disini," ajakku pada Ayah. Saat ini, kami memang masih berdiri di pintu masuk taman yang terlihat gelap ini. Karena menggunakan sepatu sedikit berhak tinggi kaki ini terasa pegal, ingin duduk pun tak tahu harus duduk dimana. Karena tak terlihat ada kursi disini, mungkin juga karena tak ada penerangan cahaya hingga tak terlihat letak kursi. Tak mungkin juga kan, di taman yang terlihat luas ini tak memiliki kursi?"Kita tunggu sebentar lagi, Nay," ucap Ayah menenangkanku."Enggak ah, Yah. Aku gak ma ..." ucapanku terhenti saat lampu tiba-tiba menyala di tengah-tengah taman ini.Ternyata, lampu itu berasal dari lampu-lampu kecil yang menyala mengelilingi sebuah kolam renang di tengah-tengah taman ini. Aku baru bisa melihat, ternyata ada sebuah kolam renang besar di tengah taman ini. Tak lama, hidup lagi lampu-lampu berwarna merah terang membentuk sebuah hati di tengah-tengah kolam itu.Ayah tiba-tiba menggenggam tanganku erat,

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 64 a

    POV KenzieTok! Tok! Tok!Sayup-sayup, terdengar suara ketukan pintu dari arah depan. Aku yang sedang meracik bumbu untuk memasak di dapur, langsung menghentikan aktivitasku. Jam di dinding masih menunjukkan pukul 06.00 pagi, pagi-pagi begini, siapa yang datang bertamu? Aku bergegas mencuci tangan sebelum membuka pintu depan, malu jika harus bertemu tamu dengan tangan bau bawang dan juga bumbu masakan."Siapa sih, Mas, pagi-pagi ketuk-ketuk pintu. Ganggu orang tidur aja," gerutu Anggun yang tiba-tiba datang ke dapur."Aku juga gak tahu," jawabku."Ya udah kamu bukain sana, aku mau mandi dulu!" ucap Anggun ketus lalu meminum segelas air putih. Setelahnya, ia pergi kembali ke kamar lagi.Aku membuang nafas kasar, semenjak resmi bercerai dari Naya, hidupku berubah 360 derajat. Begitu juga dengan sikap Anggun, yang berubah drastis setelah Toko grosir milikku bangkrut. Anggun yang dulu selalu bersikap manis dan lembut kini berubah dan semakin bersikap semena-mena padaku, bahkan ia tak pern

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 65 b

    "Memang begitu kan? Kalian kan sudah menikah, jadi harta yang kamu punya juga jadi milik Kenzie," kata Ibu."Dengar ya, Bu. Sepertinya, Ibu gak pernah belajar ilmu agama. Rumah ini, rumah pemberian orang tua aku, jadi, Mas Kenzie gak punya hak apa-apa di rumah ini. Dan ingat, Ibu gak usah bermimpi untuk bisa tinggal bersama kami disini. Karena aku gak akan ijinkan Ibu sama Dini tinggal disini!" kata Anggun dengan penuh penekanan.Ibu dan Dini terperangah seolah terkejut dengan kata-kata yang disampaikan oleh Anggun. Sedangkan aku sendiri tak mampu bicara apapun, karena yang dikatakan Anggun memang benar adanya."Lancang kamu! Aku ini Ibu mertuamu, tega sekali kamu membiarkan Ibu sama Dini kesusahan!" kata Ibu tak terima."Itu bukan urusan aku. Kalau seandainya Mas Kenzie bisa memberi nafkah untuk aku, aku gak masalah kalian mau tinggal disini. Tapi sayangnya, Mas Kenzie saja hidup bergantung dari aku. Terus kalau kalian tinggal disini, siapa yang akan menanggung biaya hidup kalian? Mo

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 66 a

    "Mas, Clara buang air besar tuh. Kamu bersihin dulu gih," ujar Anggun. Aku yang sedang sibuk menggoreng nasi untuk sarapan pagi langsung menoleh ke arah Anggun."Kamu bersihin dulu lah. Kamu gak lihat aku lagi masak," kataku sedikit kesal."Kamu kan tahu, Mas, aku orangnya jijik an. Kamu aja lah," kata Anggun santai sambil memainkan ponselnya sambil duduk di depan meja makan."Ya udah kamu terusin masaknya nih. Entar gosong!"Anggun meletakkan ponselnya, dan dengan wajah malas menggantikan posisiku memasak. Aku segera mencuci tangan dan bergegas menghampiri anak bungsuku Clara yang kini sudah menginjak usia hampir 2 tahun itu.Dengan telaten, aku membersihkan kotoran anakku. Pekerjaan seperti ini saja, Anggun selalu mengandalkan diriku. Kesal rasanya, memiliki seorang istri pemalas seperti Anggun. Aku memang paling suka memanjakan wanita, tapi, bukan berarti wanita itu bisa sesuka hati menginjak harga diriku. Lama-lama, rasanya aku bosan diperlakukan seperti pembantu oleh Anggun."Yan

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 67 b

    Dari sekian banyak wanita yang pernah aku tiduri, hanya Mayang lah yang paling bisa memuaskanku dengan maksimal. Mayang ini sama denganku, kami sama-sama hiperseks. Tak pernah yang namanya bosan atau lelah untuk melakukan hubungan badan. Mayang sendiri pernah mengungkapkan, bahwa ia menyukaiku karena aku tampan dan permainanku yang tak membosankan.Bahkan, dulu, kami sering membuat video panas bersama. Biasanya, aku akan mengambil video wanita-wanita panggilan yang main denganku secara sembunyi-sembunyi untuk aku pamerkan pada teman-temanku. Tapi tidak dengan Mayang, justru dia sendiri lah yang minta untuk divideokan.Semenjak aku tak memiliki uang, aku tak pernah lagi menggunakan jasa wanita penghibur untuk memuaskan harsatku. Hanya Anggun lah tempatku memuaskan hasratku yang selalu menggebu-gebu."Aku sekarang udah gak punya apa-apa lagi, Beb. Aku udah bangkrut," jawabku. 'Beb' adalah panggilan sayangku untuk Mayang."Kok bisa? Aku pernah sih cari kamu, katanya kamu udah cerai ya sa

Latest chapter

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 197 b season 2 Ending

    ☘️Dan hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Sony dan Naya memutuskan untuk merayakan ulang tahun Zahra di hotel bintang lima. Sebab, di acara ulang tahun Zahra kali ini, Sony dan Naya mengundang semua karyawan di perusahaannya tanpa terkecuali.Tema perayaan ulang tahun Zahra kali ini bernuansa Mickey mouse. Sesuai dengan tokoh Disney kesukaan Zahra. Zahra merasa sangat senang, sebab setiap keinginannnya selalu dipenuhi oleh Papa dan Mamanya. Dan yang lebih membuat Zahra bahagia, akhirnya ia bisa mengundang Anggun yaitu Mama kandung yang mulai ia sayangi itu."Selamat ulang tahun, cucu Oma dan Opa," ucap Bu Hanin yang didampingi oleh Pak Abu. Bu Hanin dan Pak Abu mencium Zahra secara bergantian."Terima kasih, Pak, Bu, karena kalian semua sudah datang," ucap Bu Maysaroh."Sama-sama, Bu. Kami sangat senang, karena kalian mau mengundang kami," ucap Bu Hanin.Ucapan Bu Hanin sebenarnya tulus. Tapi bagi keluarga Bu Maysaroh justru terdengar seolah sindiran bagi mereka. Mereka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 196 a season 2

    ☘️POV AuthorSony memandang wajah Naya yang sedang tertidur pulas sambil memeluk kedua anaknya, Adam dan Aisyah. Di tangan kanan Naya ada Adam dan di tangan kirinya Aisyah. Belum lagi, ada Zahra yang ikut-ikutan tertidur pulas di samping adiknya, Aisyah. Naya tertidur pulas dengan wajah yang terlihat sangat kelelahan. Mulutnya terlihat sedikit terbuka, dan terdengar suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Membuat Sony terkekeh kecil melihat posisi tidur Naya yang menurutnya terlihat lucu itu.Sony mengabadikan momen tidur istri dan anak-anaknya dengan kamera ponsel miliknya. Foto itu akan Sony simpan sebagai kenangan jika di kantor Sony merasa rindu dengan keluarganya di rumah. Bagi Sony, Naya tetap terlihat cantik meskipun dalam kondisi jelek sekalipun.Pastilah tak mudah bagi Naya untuk mengurus ketiga buah hatinya. Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Tapi, ketiga anak Sony dan Naya baru tertidur setelah puas bermain. Dan tanpa sadar, Naya pun ikut keti

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 195 b season 2

    ☘️Hari ini, adalah hari putusan sidang tentang kasus meninggalnya Maryam. Aku datang didampingi oleh Bapak mertua. Beberapa kali sidang, kami sempat membawa Ibu mertua. Tapi, beliau sering mengamuk jika bertemu dengan pelaku. Setiap jalannya sidang, orang tua Maryam memang selalu menyempatkan untuk hadir di persidangan.Mereka sama denganku, ingin tahu tentang perkembangan kasus Maryam. Berulang kali, Ibu dan Bapak mengucapkan terima kasih padaku setelah mengetahui tentang fakta bahwa Maryam pernah mengalami pemerkosaan oleh pelaku. Mereka mengucapkan terima kasih sebab aku telah menerima Maryam apa adanya. Sebab selama ini, aku dan Maryam memang menutup rapat tentang aib itu.Saat sidang sebelumnya, aku membeberkan tentang kasus perkosaan yang diterima Maryam di masa lalu, untuk menambah berat masa hukuman yang diterima oleh pelaku. Itulah sebabnya orang tua Maryam bisa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Karena hanya akulah saksi kunci. Aku juga menyerahkan buku diary milik Maryam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 194 a season 2

    ☘️Mataku tertuju pada lembar halaman tulisan Maryam yang terakhir. Sebab pada catatan itu, tertulis jelas namaku. Mataku langsung memanas, membaca tulisan Maryam yang ditujukan untukku.Ungkapan hatiku untuk Mas KenzieMas Kenzie, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu.Terima kasih telah mencintaiku.Terima kasih telah menyayangiku.Terima kasih telah menjagaku.Terima kasih telah menjadi pelindung untukku.Terima kasih telah menjadi penyelamat hidupku.Terima kasih telah menerima segala kekuranganku.Terima kasih atas cinta tulusmu.Dan masih banyak ucapan terima kasih lainnya yang tak bisa aku ungkapkan untukmu.Kamu lelaki kedua yang ada di dalam hatiku setelah Bapak.Aku memintamu, Mas.Dan cinta ini, akan aku bawa sampai mati ....Begitulah isi cacatan terakhir Maryam di buku diary miliknya. Membuat air mataku seketika mengalir deras. Dada ini semakin sesak dibuatnya. Dan ternyata, bukan hanya itu saja. Masih banyak catatan lain yang berisi tentang diriku. Semua Maryam ceri

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 193 b season 2

    ☘️"Pak, Bu, maafkan saya. Sebab saya tidak bisa menjaga Maryam dengan baik," ucapku menunduk.Saat ini, kami semua sudah berada di rumah. Kami semua saat ini sedang berkumpul di ruang tamu."Sudah, Ken. Ini sudah jadi takdir Tuhan. Meskipun saya kecewa, tapi semua tak akan merubah keadaan," ucap Bapak."Lalu, bagaimana dengan pelaku yang sudah mencelakai Maryam? Apa sudah tertangkap?" tanya Bapak."Sudah, Pak. Kemarin, pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian," jawabku."Syukurlah, setidaknya, pelakunya harus dihukum sesuai dengan perbuatannya pada anak kami," ucap Bapak."Kami sangat berterima kasih sama kamu, Ken. Karena selama ini sudah bertanggung jawab membahagiakan anak kami. Hampir setiap hari, Maryam telepon kami. Maryam selalu menceritakan tentang kamu," ucap Bapak dengan suara serak."Benarkah?" tanyaku lirih.Aku tak menyangka, Maryam selalu menceritakan tentang aku pada Bapak dan Ibu. Padahal, selama ini Maryam sama sekali tak pernah bercerita padaku. Bahkan, Maryam h

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 192 a season 2

    ☘️Aku masih menunggu di luar ruangan ICU dengan cemas. Perasaanku bercampur aduk. Dalam hati tak henti-hentinya melantukan doa untuk kekasih hatiku yang saat ini sedang berjuang nyawa.Dini yang berada di sampingku mengusap pundakku pelan. Seolah memberikan aku dukungan agar tetap kuat. Tak sengaja aku melirik ke arah Dini, ternyata adikku itu sudah menitikkan air mata."Kenzie!" panggil suara yang sepertinya tak asing. Lalu aku menoleh ke arah sumber suara itu."Bapak, Ibu," ucapku. Ternyata orang tua Maryam baru tiba di rumah sakit.Semalam, aku telah menceritakan perihal kejadian ini pada kedua mertuaku. Dan malam ini, sepertinya mereka baru tiba. Karena memang jarak dari kampung halaman mereka untuk sampai di kota ini cukup jauh."Gimana keadaan Maryam, Ken?" tanya Ibu yang terlihat sudah berlinang air mata.Aku menundukkan kepala, tak sanggup untuk menceritakan tentang kondisi Maryam saat ini. Pastilah perasaan mereka sama hancurnya denganku jika tahu bagaimana keadaan Maryam sa

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 191 b season 2

    "Bagaimana, Ken? Apa benar, polisi sudah menangkap pelakunya?" tanya Ibu tak sabar, saat aku baru tiba di rumah sakit."Benar, Bu. Pelakunya sudah tertangkap," jawabku lirih sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan Maryam saat ini dirawat."Terus, siapa pelakunya?"Sulit rasanya, untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Aku tak mungkin menceritakan secara detail tentang kasus ini pada Ibu. Yang ada, Ibu akan berpikir macam-macam tentang Maryam. Biarlah, aib Maryam dimasa lalu cukup aku saja yang tahu."Ken, kok gak jawab pertanyaan Ibu?""Aku gak kenal dengan pelakunya, Bu.""Aneh, kalau gak kenal, kenapa bisa kejadian begini? Apa jangan-jangan, pelakunya itu selingkuhan Maryam?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut sekaligus marah."Bu, bisa gak, Ibu gak menuduh Maryam yang aneh-aneh. Maryam sekarang lagi kritis, Bu. Lagi berjuang antara hidup dan mati, jadi tolong, jangan berpikir negatif dengan Maryam!" ucapku tak terima."Loh, Ibu kan cuma bertanya, apa salahnya? Lagian kamu it

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 190 a season 2

    ☘️"Arrghh ... !" Aku berteriak kesetanan saat para polisi memegangi tubuhku untuk menjauh dari dua orang biadab itu."Pak, tenang, Pak!" teriak salah seorang polisi yang sedang memegangi ku. Tapi, aku tetap berusaha ingin lepas dan maju untuk menghajar pelaku yang sudah membuat istriku terluka. Bahkan, saat ini istriku sedang bertaruh nyawa di ranjang rumah sakit. Itu semua akibat ulah pria biadab itu.Pak polisi menyeret tubuhku dengan paksa untuk menjauh dan keluar dari ruangan tadi. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan amarahku. Bagaimana tidak, salah satu pria yang duduk itu wajahnya masih sangat aku kenali. Dia adalah Dion. Mantan pacar Maryam yang dulu pernah bertengkar denganku.Dan aku yakin, pria paruh baya yang duduk di samping Dion itu adalah Ayahnya. Pria bejat yang sudah memperkosa Maryam dulu. Hingga membuat Maryam depresi dan hampir bunuh diri.Aku terduduk di sebuah kursi dengan pikiran kacau balau. Antara emosi, marah, dan juga dendam. Rasanya belum puas, jika belu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 189 b season 2

    ☘️"Ken, gimana keadaan Maryam?" tanya Ibu yang baru datang bersama Dini. Aku sendiri masih duduk di depan ruang ICU, karena kondisiku juga ikut melemah setelah melakukan pendonoran darah untuk Maryam."Maryam masih kritis, Bu," jawabku lemah.Hingga saat ini, keadaan Maryam memang belum menunjukkan kemajuan. Maryam masih kritis dan belum juga sadarkan diri."Memangnya, apa yang terjadi, Ken? Kenapa bisa seperti ini?""Ceritanya panjang, Bu. Intinya ada orang jahat yang mau mencelakakan kami. Maryam bisa seperti ini juga karena aku, Bu. Maryam ... sudah menyelamatkan nyawa aku, Bu," jelasku dengan suara serak. Tak lama, air mata keluar dari sudut mataku.Aku memang benar-benar tak bisa lagi menahan kesedihan. Aku benar-benar sangat takut. Takut jika Maryam meninggalkan aku. Kami belum lama menikah, tapi, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan puncaknya, inilah cobaan terberat dan yang paling menakutkan untukku.Aku takut ....Takut jika Maryam sampai pergi meninggalkan k

DMCA.com Protection Status