Share

92

Wulan kembali ke apartemennya dengan perasaan yang campur aduk. Seluruh kejadian beberapa hari terakhir terus menghantui pikirannya, terutama perilaku Ben yang semakin sulit dipahami. Setelah percakapan makan siang yang membuatnya merasa tidak dihargai, ia pulang dengan kepala penuh kekhawatiran.

Begitu tiba di apartemen, Wulan segera melepaskan tasnya dan melemparkan dirinya ke sofa. Air mata yang sejak tadi ditahannya, akhirnya tumpah. Ia terisak dalam keheningan ruangan yang sepi. Seringkali ia memikirkan apakah keputusannya untuk terus bersama Ben adalah keputusan yang benar. Namun, setiap kali ia mencoba meyakinkan dirinya, perilaku Ben selalu memberinya alasan untuk ragu.

Pertemuan mereka di restoran tadi membuat perasaan Wulan semakin tidak karuan. Ia tak bisa menghilangkan perasaan kalau Ben sedang menyembunyikan sesuatu darinya, dan intuisi kuat Wulan menuntunnya untuk menyelidiki keraguan dalam hatinya.

Setelah tangisnya mereda, Wulan menghapus air matanya dan mencoba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status