Pukul 5 pagi dia terbangun dari tidurnya karena merasakan tenggorokannya yang mendadak kering. Di pertengahan tangga dia terkejut saat mendapati mamanya bersama dengan pria yang kemarin dia lihat di kafe melakukan hal yang tidak pantas. Dia pura-pura tidak melihat mamanya dengan pria asing tersebut. Dia memasuki dapur dan sekalian menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Felicia mengambil bahan untuk membuat nasi goreng. Dia dengan sengaja mengeraskan potongannya pada sosis.
Tak...Tak...Tak...
Suara pisau mengenai alas pemotong yang digunakan Felicia seketika membuat dua sejoli itu sadar dengan keadaan.
"Feli, kenapa kok masih jam 5 udah bangun?" ucap pria berkemeja biru gelap berusaha akrab dengan calon anak tirinya.
"Buat sarapan supaya nggak telat." balas Felicia cuek dan dingin.
"Sini Fel. Biar mama aja yang lanjutkan," tawar mama Tesa.
"Terima kasih, Feli bisa sendiri udah biasa buat sarapan sendiri dimasakin mama juga bisa dihitung pakai jari semenjak papa nggak ada." balas Felicia acuh sambil mulai memasukan bumbu nasi goreng.
"Feli, mama bisa jelasin." ucap Mama Tesa yang sedang merayu putri semata wayangnya. Felicia hanya membalas dengan mengangkat kepala dan menaikan satu alisnya tanpa membuka suara karena mulut yang sedang dipenuhi nasi goreng.
"Fel om ini adalah---" ucap mama Tesa ingin menjelaskan namun terjeda karena anaknya mendadak sudah tidak ada dihadapannya, melainkan telah sampai di tangga.
"Kapan-kapan aja ya mam, Feli mau mandi sekalian masukin peralatan ujian semester." ucap Felicia dari atas tangga lalu melanjutkan langkahnya sedangkan mamanya hanya bisa menghembuskan nafas.
Felicia mengambil HP-nya untuk mengecek apakah ada pemberitahuan dari gurunya, tetapi dia terkejut saat ada notifikasi dari akun i*******m adik kelas yang menabraknya kemarin.
@Arkan_Anta15
|Kak
|Boleh kenalan?
|Kakak beneran yang namanya Felicia Ananta?
@FeliciaAnanta27
|Iya benar gue Felicia
|Kenapa?
@Arkan_Anta15
|Kakak sebelahnya Lutfi ya?
@FeliciaAnanta27
|Heem
Jam telah menunjukkan jam 6 kurang 15 menit dia telah selesai dengan kegiatannya didalam tadi selain memasukkan peralatan ujian semester dan mandi tadi dia juga mengulang sedikit materi hari ini serta membalas pesan Arkan. Dia menuruni anak tangga dengan cepat karena tidak ingin kembali melihat adegan itu, tetapi saat di depan pintu dia melihat pria itu bersama mamanya duduk di sofa. Felicia mengambil sepatunya lalu mulai beranjak ingin berangkat sekolah tapi suara seseorang membuat dirinya tertahan.
"Feli, mau berangkat sekolah ayo bareng om Arikh." ucap pria berkemeja biru gelap tadi. Felicia hanya membalas sedikit menolehkan kepala sekilas.
"Tidak terima kasih," ucap Felicia datar.
"Tesa anakmu mirip sekali dengan Hosea ya dingin, cuek, dan polos." ucap pria tadi yang tak lain adalah Tawarikh calon mama Felicia.
"Iya Arikh. Mereka sangat mirip," ucap mama Feli.
Felicia kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat pemberhentian bus setelah melihat adegan tadi di rumah dan mendengar sedikit percakapan setelah dirinya ditawarkan tumpangan oleh pria asing di rumahnya. Tak berselang lama bus yang menuju kearah sekolahnya pun tiba. Dia langsung menuju ke tempat langganannya yaitu paling belakang dan pojok. Dia mengeluarkan earphone miliknya, agar dia tidak kembali kepikiran tentang pria tadi sambil kembali mengingat materi.
Felicia segera turun saat menyadari dirinya telah sampai. Dia bergegas membereskan earphone miliknya dan membayar ongkos bus miliknya.
Dia melihat jam abu-abu yang terdapat ditangannya lalu menghembuskan nafas.
"Baiklah, masih jam 6 lebih 20." gumam Felicia sendiri karena jalanan yang sepi. Dia melanjutkan langkahnya memasuki gerbang sekolah. Saat ingin menuju keruangan dia melihat selembaran kertas di depan ruang bertuliskan.
PENGUMUMAN
Maaf atas pemberitahuan mendadak di hari ke-3 ujian semester untuk kelas 7,8,dan 9 hari ini akan dimulai lebih awal yaitu jam 6.45 siswa-siswi diharapkan telah menempati tempat yang telah disiapkan dan dapat mengerjakan soal dengan tenang. Dikarenakan pihak sekolah akan mengadakan rapat guru dimohon semua siswa-siswi langsung pulang saat mata pelajaran kedua untuk hari ini telah selesai. Atas perhatiannya sekian dan terima kasih.
Setelah membaca pengumuman dia langsung menuju ruangannya dan kembali mengulang materi agar lebih yakin dan tidak lupa. Dia mulai mengambil buku pelajaran dan kembali mempelajarinya.
Dia tidak menyadari bahwa jam telah menunjukkan pukul 6.40 atau pukul 7 kurang 20 menit. Dia merapikan kembali isi tas dan bergegas meletakkan tas miliknya didepan. Tak berselang lama para pengawas mulai menuju ke ruangan yang telah ditentukan kepala sekolah untuk diawasi.
Kring... Kring... Kring...
Bel berbunyi tepat saat jarum jam menunjukkan pukul 6.45 pengawas segera membagikan soal secara mengular dan pengawas mulai menyebutkan nama siswa-siswi yang berada di ruangan. Ruangan jam mata pelajaran hari ini semuanya ramai karena mata pelajaran IPA.
"Woy, Feling good like a sure." ucap lelaki yang tak lain adalah ketua kelas Felicia.
"Woy Fel Feli," panggil Neil sambil menendang kursi tempat Felicia duduk. Felicia menghentikan gerakan menjawab soalnya untuk merespon Neil.
"Nama latin Jagung apa, Fel?" tanya Neil.
"Belum." jawab Felicia walaupun realita dia sudah.
"Pengertian sel apa, Fel?" tanya Neil kembali karena kertasnya yang masih polos hanya pilihan ganda yang sudah itupun asal jawab.
"Entah," balas Felicia datar.
"Loe masa belum semua sih, Fel?" tanya Neil karena tidak percaya Felicia belum sampai soal tersebut. Felicia hanya menganggukan kepala dan kembali fokus mengerjakan tanpa melayani bisikan-bisikan.
Hingga saat jam menunjukkan kurang 10 menit dia segera merapikan alat tulisnya dan mempersiapkan kertas yang akan dia kumpulkan.
Kring... Kring... Kring...
Bel pertanda waktu telah habis dan istirahat berbunyi tepat saat dia akan keluar ruangan. Di depan pintu ruangan dia melihat 3 temannya Ashima, Dina, dan Angel telah menunggunya.
"Tumben loe tadi berangkat pagi banget." tanya Dina karena tadi dia tidak melihat Felicia berjalan menuju keruangan.
"Lagi mood aja." ucap Felicia walau kenyataan bukan karena mood, melainkan karena melarikan diri.
"Ke kantin yuk laper gue." tawar Angel karena cacingnya telah berkonser.
"YUK." ucap mereka bertiga menyahuti Angel dan bergegas menuju ke kantin
Mereka berempat pun jalan menuju ke kantin secepatnya karena hanya diberi waktu istirahat 20 menit.
"Fel, loe mau apa?" tawar Ashima yang siap membawa pesanan ketiga temannya.
"Es jeruk." balas Felicia sambil membaca materi pelajaran selanjutnya.
"Loe berdua Sinta Jojo apa?" ucap Ashima yang dimaksud Sinta Jojo adalah Dina dan Angel.
"Samain ajalah biar cepat," ucap Dina.
"Ok 4 ya berarti?nggak makan?" tanya Ashima seperti pelayan memastikan kembali.
"Nggak udah buru 20 menit doang." ucap Dina gemas.
"Ok ok." ucap Ashima lalu memesan es jeruk 4 kepada bu kantin.
Mereka di kantin hanya numpang duduk sambil mendinginkan otak setelah mengerjakan soal dengan es jeruk sambil belajar lalu kembali ke ruang masing masing karena telah hampir masuk.
Kring... Kring... Kring...
Semua murid mulai memasuki ruangan masing-masing dan berpisah kepada teman beda kelas mereka. Terlihat guru-guru pengawas ruang Felicia telah sampai terlebih dahulu siswa- siswi yang baru datang dipersilakan langsung duduk dan segera mengerjakan. Kali ini siswa- siswi mengerjakan dengan tenang hingga bel pertanda pulang berbunyi dan semua murid langsung pulang karena tidak ingin mengganggu.
Felicia langsung pulang tanpa kemanapun lagi. Saat sampai rumah dia segera membuka gerbang rumah, lalu saat ingin membuka pintu ruang tamu dia kaget karena tumben sekali tidak terkunci. Saat membuka pintu dia terkejut karena lagi-lagi dia melihat mamanya dengan pria asing bedanya pria tersebut telah berganti baju menggunakan pakaian almarhum papa Felicia."Ngapain, mam?" ucap Felicia kepada mamanya sambil kembali menutup pintu tanpa mengunci."Ah--ann--anu itu--Fel--" ucap Tawarikh calon mama Tesalonika dengan gelagapan."Loh kok baru jam segini sudah pulang, Fel?" tanya mama Tesa."Iya guru rapat," sahut Felicia sambil melepaskan sepatu dan meletakkannya ketempat semula."Siapa dia?" tanya Felicia karena rasa penasaran semakin meningkat."Ini calon papa kamu Fel, bulan depan mama akan menikah gimana menurut kamu?" jelas mama Tesa serta meminta izin.
Dikediaman mewah milik keluarga Anta kini telah dipenuhi dengan teriakan yang terdengar sampai ruang tamu. Sementara orang tua mereka berdua yang tak lain dan tak bukan Dalwyn Anta dan Khaliza Putri hanya bisa menggelengkan kepala heran."Bang Arkan, ayo bangun kalau nggak catty katrok katok ketek kucing abang yang di kandang, Ayra buang ke sungai." ancam Ayra sambil mengguncangkan tubuh Arkan. Arkan hanya bergeming karena yakin bahwa adiknya tidak akan membuang kucing kesayangannya."Arkan, bangun nak sudah jam setengah 6." ucap Khaliza umi Arkan tepat pada telinga putra sulungnya."Iya mi. Otw mandi ini udah bangun." ucap Arkan segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi.Setelah dia selesai semua, dia segera turun menuju ke ruang makan bersama abi, umi, dan adiknya."Arkan, kalau makan jangan sambil main HP." ucap abi Dalwyn memberi peringatan pu
Felicia memilih pulang ke rumah Ashima sampai dirinya merasa tenang dan sedikit ikhlas dengan keputusan mamanya. Mereka berdua berjalan menuju ke halte bus menunggu bus yang mengarah ke rumah Ashima. Selama menunggu bus mereka asik dengan HP masing-masing dan membalas pesan grup whatsapp dari Dina dan Angel.Cendol Dawet Bukan Kaleng-Kaleng@floridina mengganti nama grup menjadi cendol dawet bukan kaleng-kaleng dari MAFENAGEL squadFloridina|HahahahaAshi bukan ASI|Sehat bang?Drawingbook4A|Napa loe Din?Floridina|Nama grup cakep kan? Iya kan? Iya dong jelasAshi bukan ASI|Sereh loe gue iyain biar bahagiaDrawingbook4A|2Anda|3Floridina|Yang kalian lakukan itu jahatAnda|Sehat Din?Drawingbook4A|Waras
Pagi hari di kediaman Anta setiap jam hampir berangkat sekolah selalu dan tak pernah sunyi bahkan 1 hari pun."Mora, kaos kaki abang yang satu di mana?" teriak Arkan dari dalam kamar menanyakan kaos kakinya yang sebelah karena pasti adiknya itu usil terhadapnya."Mana saya tau sayakan flamingo dan unicorn." teriak Ayra dari kamar sebelah Arkan yang sedang mengecek isi tas sekolah miliknya.Arkan kembali melanjutkan mencari kaos kaki yang sebelah. Dan ternyata kaos kaki itu berada di atas resleting tas hitam sekolah milik Arkan. Arkan segera merapikan seragam agar tidak diceramahi umi dan abinya saat di ruang makan. Setelah Arkan dan Ayra selesai mereka menuruni tangga menuju dapur dan langsung mengucapkan salam serta mengecup kening dan pipi umi serta abinya."Mi, gimana Arkan udah cakep belum?" tanya Arkan sambil memberikan senyum pepsodent dan sok manis bagi Ayra itu. 
Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang lumayan terlihat 2 gadis berpiyama kebesaran di tubuh mereka. Salah satu gadis dengan berpiyama karakter stitch sedang merapikan alat sholat yang telah selesai digunakannya. Sedangkan gadis dengan berpiyama doraemon sedang merapikan tempat tidur dan memastikan isi tas dirinya dan milik temannya. Felicia yang tak lain adalah gadis dengan berpiyama doraemon kebesaran bersiap ingin kembali tidur setelah merapikan buku dan tempat tidur. Dia baru saja ingin menutup mata beberapa menit lagi sebelum bersiap untuk sekolah. "Woy ayo jogging, Fel." ucap Ashima sembari mengguncang tubuh Felicia agar tidak jadi tidur kembali. "Mager." ujar Felicia dengan suara agak serak dan kembali memunggungi Ashima. "Ayo sekalian cari sarapan." ucap Ashima dengan menguncang tubuh Felicia. Felicia segera menghadap Ashima lalu berge
Setelah mereka bertiga berpisah arah sehingga hanya Felicia dan Arkan yang kebetulan ruangan mereka bersebelahan dan hanya tersekat dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 6.30 am, yang artinya kurang 30 menit ujian semester hari terakhir berlangsung."Fel, nanti gue ikut kumpul sama teman loe boleh?" tanya Arkan sebelum memasuki ruangan."Silahkan sekalian nanti gue kenalin, kalau mau ajak teman loe yang lain juga nggak masalah." ucap Felicia mengizinkan Arkan."Pulang sekolah atau istirahat?" tanya Arkan memastikan."Pulang sekolah aja biar gue kasih tau dulu." ucap Felicia ingin memasuki ruangan karena hanya tinggal 25 menit bel dibunyikan.Setelah berbincang-bincang dengan Arkan, dia segera memasuki ruangannya, namun dia dibuat terkejut tumben sekali Kevin dan teman seruangan Kevin berada di ruangannya."Cie dianter doi ke ruangan cie."
Setelah semua terkumpul lengkap di samping laboratorium belakang Felicia segera mengatakan apa yang ingin dikatakan pada temannya."Gue mau minta izin sama kalian boleh nggak kalau Arkan ikut kumpul bareng kita? " pinta Felicia berharap di-iyakan oleh temannya."Lah kapan loe jadian sama tuh bocah?" tanya Rafael, yang menjadi sahabat Felicia sejak di bangku SD."Dia seumuran sama kita jangan pakai kata bocah dan gue jadian baru kemarin," ucap Felicia menjelaskan."Serius?" tanya Reza yang menjadi teman Felicia saat kelas 7 dan pernah menyukai Felicia bahkan sampai sekarang."Ya kali bohong kek pinokio ntar gue," ucap Felicia santai."Polos ya bun anaknya." ucap Zacky yang menjadi teman Felicia saat masa orientasi sekolah. Yang kebetulan kelas mereka sebelahan. Felicia kelas 9B, sedangkan Zacky 9C."Feli, emang polos dari dulu tapi dingin.
Waktu yang ditunggu pun telah tiba. Hari terakhir perjuangan ujian akhir semester genap bagi kelas 7 dan 8, tetapi tidak untuk kelas 9 yang harus menguras tenaga dan memutar otak untuk ujian praktik. Siswa-siswi mulai bergegas menuju gerbang menunggu jemputan.Beberapa siswa-siswi ada yang masih di kantin. Entah menghabiskan waktu dengan teman, sahabat, atau pacar. Di SMP N 1 Samudera, sebenarnya tidak diperbolehkan berpacaran di lingkungan sekolah. Sehingga banyak siswa-siswi yang selalu menengok CCTV ataupun guru pengawas yang selalu berkeliling dalam lingkungan sekolah.Beberapa kantin dari 6 kantin yang tersedia terlihat sedang ramai oleh siswa-siswi menunggu jemputan, maupun berkumpul bersama teman karena besok hari sabtu. Sekolah berlangsung selama 5 hari dengan hari Jum'at hingga pukul 11 kecuali bagi siswa - siswi non-muslim dan yang mengikuti ekstrakurikuler maupun olimpiade."Ibu." sapa Feli kepada sang p
Istirahat adalah waktu terbebas untuk menikmati handphone, setelah menyaksikan dan mencermati guru.Seperti kebiasaan tiap hari beberapa murid langsung ke belakang kelas, di bawah kursi atau meja, maupun di bawah papan tulis.Posisi Felicia kini lebih leluasa, bila biasanya dia menjadi sandaran. Maka kali ini dia dapat dengan nyaman tertidur di paha Eylena.Felicia mengernyit kala jarak tiga meja di hadapannya, dia dapat melihat Satya berdiri di samping kursi siswi teman sekelasnya.Tidak-tidak bukan itu yang membuat Felicia curiga, melainkan alasan yang membuat Satya berdiri tanpa jarak."Len, gue boleh nutup mata--"Falisha dan Izora yang baru tiba langsung mengejutkan Felicia yang hendak terlelap. Felicia menatap kesal Falisha, kelopak matanya dibuat perih karena tangan Falisha yang sangat ramah."Tarik perkataan lo kagak!" Felicia memutar bola mata malas, yang dia maksud bukanlah seperti perkiraan Falisha. Felicia tiba-tiba duduk dari tidurannya, dua F meringis kala dahi mereka t
Siswa-siswi SMP 1 Negeri Samudera angkatan Felicia telah diberitahukan, bahwa mulai hari ini siswi dapat mengambil masing-masing ijazah. Tapi-tapi dengan catatan sebelum mengambil, harus lebih dahulu melakukan cap tiga jari. Dan apabila memang berhalangan mengambil sendiri, maka diwajibkan lapor pada mantan wali kelas masing-masing."Ci...Fel, ayo ambil ijazah sama gue?"Felicia menurunkan handphone lalu meletakkan pada pangkuannya. Dia mendongak sekilas lalu menggelengkan kepala."Lah masa gue sendiri."Felicia bangkit dari duduk di bawah papan tulis bersama siswi yang lain. Dia mencondongkan badan mencari kebohongan, mengernyit merasa ragu, lalu mengangkat salah satu alisnya."Gue bukan limbad please.""Emang bukan tapi lebih."Satya tersenyum sangat mengesalkan bagi Felicia. Gadis tersebut menginjak kuat-kuat kaki Satya, Satya hendak menjerit dan menunjuk kakinya agar dilepas oleh Felicia.Felicia menggoyangkan kepala ke kanan kiri menikmati ekspresi Satya. Felicia menjulurkan lid
Bak sepasang kekasih Felicia mengabaikan Satya yang diam-diam menggenggam tangannya. Bukannya nyaman dan menyetujui tetapi Felicia malas membuang tenaga untuk mendengarkan alasan."Cie Satya dah bisa ikhlasin Nada.""Selamat ya Sat."Felicia spontan melepaskan genggaman tangan Satya secara kasar. Ucapan dari teman sekelas Nada sangatlah tampak bila tengah mengejek.Satya yang melihat bahwa Felicia meninggalkan dirinya, ke perpustakaan lebih dahulu pun menyusul. Teman-teman sekelas Nada yang melihat pun langsung saling berbisik.Satya tampak memedulikan walau dirinya sempat berbalik guna melihat langsung. Satya memilih menahan tangan Felicia yang hendak membuka pintu perpustakaan."Leci!""Jangan teriak," tegur Felicia sembari membelalakkan mata dan menutup mulut Satya.Satya tersenyum puas ternyata Felicia tak sepenuhnya marah. Apabila gadis tersebut marah pasti memilih langsung perpustakaan, ditambah Felicia mengikhlaskan kaos kaki putihnya yang telah tak bersepatu."Apa?""Maafin gu
Aneka bazar dari masing-masing kelas SMA Negeri 2 Angkasa berbeda-beda. Ada yang menjual makanan atau minuman, namun beberapa juga menjual aksesoris.Bazar diselenggarakan di lapangan utama, dengan di tengahnya terdapat panggung. Sekolah lain tidak diizinkan untuk memasuki, karena dikhawatirkan hal yang menakutkan."Fel, lo yang nata atau nyuci jamur nih?"Felicia yang baru saja tiba di tenda bagian kelas sepuluh IPS satu, seketika menghentikan langkahnya. Dia bahkan baru tiba setelah merapikan barang-barang di kelas.Izora yang telah menggenggam ember baskom berisikan jamur pun mewakili jawaban Felicia."Kesel Fel?""Nggak kok cuma pengen pukul dikit tapi yang keras."Izora menggelengkan kepala heran, sebenarnya teman-teman kelasnya adalah macam-macam orang dengan sifat hampir sama rata."Ayo keburu Falisha jadi korban berikutnya," celetuk Felicia yang lebih dulu selesai mencuci jamur. Izora menolehkan kepala, sejak kapan Felicia selesai lebih dahulu? Dirinya bergegas menyisihkan ai
Felicia menatap ragu handphone-nya, dia ingin melakukan sesuatu namun rasa ragu juga terselip. Dia ingin menghubungi Arkan, guna menanyakan perihal, kejadian kala dirinya ulang tahun yang sebatas ingatan semu-semu."Jangan ngelamun," tegur Kainando kala jalan melewati Felicia.Felicia membelalakkan mata, mengernyit, lalu membuang pandangan merasa kesal. Kainando tertawa gemas, reaksi sama yang dahulu sering dia lihat namun tidak untuk semua orang."Kalau mau balas komunikasi jangan malu-malu kali, Ci."Felicia menoleh kebelakang memastikan siapa yang menegur, setelah mengetahui siapa pelaku pemilik suara dia justru menatap datar Satya."Kenapa lo? Lo pikir gue setan?" "Mirip," balas Felicia seringan angin. Satya membuka mulut lebar seakan hendak mengunyah Felicia. Felicia tak memedulikan Satya, dengan memilih bermain sosial media sedikit memastikan Arkan.Felicia tersenyum kecil kala jawaban yang dicari tak perlu berlama-lama. Tiga puluh menit yang lalu Arkan bersama siswi teman se
Felicia meregangkan tubuh yang terasa pegal dan nyeri. Tak hanya sebatas itu saja, melainkan rasa menggigil juga tak kalah. Felicia meraba-raba samping, dia mengernyit kala hanya merasakan tekstur keras. Felicia seketika terbelalak dan terduduk.Dia meringis merasakan nyeri di pahanya. Felicia bergegas menuju ke cermin guna memastikan. Selama menatap cermin Felicia berusaha mengingat-ingat. Ntah dirinya yang pelupa atau bagaimana ingatan terakhir hanya hingga kejutan ulang tahunnya."Non, apakah sudah bangun?"Ntah mengapa kakinya langsung menyuruh ke kamar mandi. Felicia berteriak memberikan jawaban dari dalam."Masuklah Bi!"Bi Arum menekan kenop pintu Felicia perlahan, Bi Arum mengernyit kala jendela kamar tak terkunci. Bi Arum beberapa kali menatap jendela dan pintu kamar mandi bergantian. Dia menggelengkan kepala, tidak-tidak pasti Felicia hanya kelupaan mengunci saja."Non, baju sudah saya siapkan. Apabila sudah Non jangan lupa langsung turun karena ditunggu Den Harn."Felicia
Felicia menghela nafas kasar, ulang tahun orang lain terkesan selalu indah. Tetapi tidak baginya karena Oma Rizya dan Opa Adriel tengah mengunjungi paman dan bibi Felicia.Sedangkan Harnefer mengatakan bila menginap di rumah temannya. Felicia sempat menanyakan apakah di rumah Kish, namun Harnefer mengatakan bahwa tidak.Felicia bersandar pada dinding samping jendela merasa bosan. Dia langsung menjerit kala tiba-tiba terdengar bunyi petir.Sepertinya kesialan Felicia kian bertambah, lampu kamar yang semula masih terang benderang berubah menjadi gelap gulita."Bi!""Bibi!""Bi Arum!"Ingin rasanya Felicia berteriak mengumpat melampiaskan kekesalannya. Dia meraba-raba angin mencari jalan keluar.Felicia kesal dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya baru teringat bahwa handphone berada di saku piama."Bi Arum!"Baiklah sepertinya Bi Arum telah hanyut dalam alam mimpi, hingga berulangkali teriakan Felicia tak terdengar.Felicia memberanikan diri untuk keluar, guna memastikan apakah benar list
Hola, halo, hai, assalamualaikum Kakak-kakak readers. Terima kasih banyak yang telah meluangkan waktu untuk membaca cerita Cila. Terima kasih telah menemani Cila dari awal cerita ini. Terima kasih telah memberi banyak pembelajaran secara langsung maupun tak langsung. Author Cila ingin minta maaf sebesar-besarnya dahuluin lebaran nih hehe. Maaf karena seterusnya Cila akan menulis di platform Fizzo. Kedua cerita ini belum tamat, tapi akan Cila buat tamat sampai di sini saja. lanjutan Bab tersedia di Karyakarsa dan Joylada . Ketiga adalah... Jeng-jeng- jeng... Cie nungguin ya. Yang ketiga Cila akan buat AU dengan akun Instagram gadisbungakering. Akun tersebut hanya khusus untuk AU yang Cila tulis. Untuk terkait cerita terbaru di platform di akun thisinfjgirl. Keempat alias terakhir Cila akan berpindah dari genre fiksi remaja. Tema 21+ sikidipap pap akan di promosikan di akun gadisbungakering, thisinfjgirl untuk cerita umum dan aman.Ada yang suka K-Pop? Nah Cila akan nulis cerita it
Perkemahan Jumat Sabtu Minggu dilakukan sebagai penanda bahwa semester dua telah mulai berjalan. Perkemahan kali ini akan terasa semakin lama dari perkemahan sebelumnya, karena tiga hari dua malam.Karena kesempatan yang semakin lama dan terbuka lebar, Kainando berniat akan memulai mengawali interaksi lebih baik. Dia harap Felicia tak bagaikan angin yang berhembus, sejenak kencang dan terasa, namun sejenak kemudian terasa hampa."Woy Ando, bantuin angkat tongkat pramukanya please!" Masihkah mengingat dengan siswi yang disuruh Kainando? Ya, tadi adalah seseorang yang sama. Kainando memutuskan pengamatan pada langkah Felicia."Bawa kemana?""KUA (Kantor Urusan Agama) sana kebetulan katanya pak camat perlu buat aduk soto," geram siswa teman beda jurusan Kainando.Dia merasa sepertinya Kainando raganya berada bersamanya, namun pikiran ntah berada dimana. Dia mengayunkan tangan di hadapan Kainando guna menyadarkan."WOY TONGKAT BUAT NYANGGA TENDA!" teriak kakak kelas dua belas dari luar