Felicia langsung pulang tanpa kemanapun lagi. Saat sampai rumah dia segera membuka gerbang rumah, lalu saat ingin membuka pintu ruang tamu dia kaget karena tumben sekali tidak terkunci. Saat membuka pintu dia terkejut karena lagi-lagi dia melihat mamanya dengan pria asing bedanya pria tersebut telah berganti baju menggunakan pakaian almarhum papa Felicia.
"Ngapain, mam?" ucap Felicia kepada mamanya sambil kembali menutup pintu tanpa mengunci.
"Ah--ann--anu itu--Fel--" ucap Tawarikh calon mama Tesalonika dengan gelagapan.
"Loh kok baru jam segini sudah pulang, Fel?" tanya mama Tesa.
"Iya guru rapat," sahut Felicia sambil melepaskan sepatu dan meletakkannya ketempat semula.
"Siapa dia?" tanya Felicia karena rasa penasaran semakin meningkat.
"Ini calon papa kamu Fel, bulan depan mama akan menikah gimana menurut kamu?" jelas mama Tesa serta meminta izin.
"Papa? Papa Feli udah almarhum jadi jangan berharap Feli akan memanggil pria itu dengan embel-embel papa, papi, ayah, bapak, abi or daddy, BIG NO!!!" ucap Felicia sambil melirik sinis pria itu dan penuh penekanan.
"Tapi mama, Fel---" ucap mama Tesa ingin membujuk Feli agar mendukung.
"Mama di altar bukannya janji sehidup semati sama papa? Mama sama papa hadirin Felicia ke dunia berdua so buat apa Felicia juga panggil dia papa?" ucap Felicia datar dan penuh penekanan kembali.
"Tapi om dan mama kamu akan tetap melangsungkannya." sahut Tawarikh karena tidak ingin pernikahannya sampai batal.
" Ok, i don't care," ucap Felicia.
PLAK
Saat ingin menaiki tangga tangan Felicia dicekal oleh mamanya, namun mamanya justru menampar putrinya sendiri. Bagi mama Felicia anaknya telah kurang ajar. Felicia menahan isakannya dan langsung melanjutkan menaiki tangga tanpa melihat mamanya.
Dia menaiki tangga dengan cepat-cepat dan lalu membanting pintunya dengan keras. Dia mengambil baju, buku, dan tas miliknya karena dia berniat ingin melarikan diri dari rumah. Setelah selesai berganti baju dan menata isi tas dia turun kebawah tanpa melihat dua sejoli itu, tetapi dia salah besar karena mamanya melihat dia didepan pintu.
"Kamu mau kemana, Fel?" tanya mama Feli sambil terisak karena telah menyadari menampar putrinya sendiri.
"Kerja kelompok." ucap Felicia datar dan tanpa melihat mamanya.
"Fel, mama minta maaf." ucap mama Tesa sambil memegang tangan Felicia.
"Nggak penting banget." ucap Felicia sambil membuang muka.
"Fel, mama mohon." ucap mama Tesa menahan putrinya.
"Jika 1 tulang rusuk pria diambil maka seharusnya dia hanya memiliki 1 orang wanita, dan apabila tulung punggung wanita hanya 1 maka harusnya hanya ada 1 pria, lalu mengapa harus berganti?" ucap Felicia melepaskan tangan mamanya dan berjalan tanpa menolehkan kepalanya kembali lalu ke tempat pemberhentian bus menuju rumah Ashima berniat menginap.
Setelah sampai ditempat pemberhentian bus dia menunggu bus yang akan ke arah rumah Ashima. Tak perlu waktu lama 10 menit menunggu bus yang dinanti pun tiba. Dia segera duduk di tengah dan samping jendela. Selama 15 menit perjalanan dia telah menghubungi Ashima bahwa dia akan menginap. Bus pun tepat berhenti di seberang minimarket yang tak jauh dari rumah Ashima. Dia langsung membayar ongkos dan menyeberang menuju rumah Ashima.
Ding... Dong... Ding... Dong...
Ashima bergegas membukakan pintu rumahnya karena bel yang terus berbunyi dan sesuai tebakannya ternyata Felicia telah sampai.
"Loe kesini udah izin, Fel?" tanya Ashima agar Felicia tidak dikhawatirkan mamanya.
"Mama gue lihat sendiri nggak perlu izin." ucap Felicia lalu meletakkan sepatu yang dipakai.
"Loe nginep, Fel?" tanya Ashima lagi karena tumben sekali temannya ini membawa tas baju saat kesini. Felicia hanya menganggukan kepala.
"Loe kabur ya? Loe ada masalah apa?" tanya Ashima dan Felicia menceritakan secara rinci.
"Ya udah deh gue peka paling loe seperti dulu lagi butuh refresing jadi lari ketempat gue walaupun punya cowok juga ke gue." gurau Ashima agar temannya terhibur.
"Backstreet semua." ucap Felicia karena tidak ada yang tau bahwa dia setiap berpacaran atau dekat dengan lelaki pasti backstreet.
Mereka berdua pun menuju ke kamar Ashima untuk menata barang milik Felicia selama tinggal bersama Ashima. Lalu mereka menuju ke ruang tamu untuk belajar hingga pukul 6 sore. Jam menunjukkan pukul 6 sore Ashima melakukan sholat dan Felicia bersiap ingin mengorder makanan karena persediaan kulkas Ashima habis.
Selesai sholat Ashima kembali ingin menuju ke ruang tamu namun dibatalkan karena dia mencium aroma makanan yang membuat seketika belok ke dapur. Saat di dapur dia melihat Felicia sedang menata makanan.
"Loe yang pesan, Fel?" tanya Ashima sambil memenuhi pipinya yang dibalas anggukan kepala.
"Kulkas loe sepi jadi gue order." jelas Felicia sambil menuangkan air.
"Ya, maklum gue kan sendiri ayah ibu gue kerja keluar kota pulang 3 atau 2 minggu sekali lagian mie instant masih 1 gue makan waktu sebelum loe kesini." jelas Ashima setelah mengunyah makanan.
Mereka pun menyelesaikan makan mereka dengan tenang lalu menuju ke kamar untuk menata tas sekolah mereka masing-masing. Setelah selesai mereka pun menuju ke alam mimpi.
Dikediaman mewah milik keluarga Anta kini telah dipenuhi dengan teriakan yang terdengar sampai ruang tamu. Sementara orang tua mereka berdua yang tak lain dan tak bukan Dalwyn Anta dan Khaliza Putri hanya bisa menggelengkan kepala heran."Bang Arkan, ayo bangun kalau nggak catty katrok katok ketek kucing abang yang di kandang, Ayra buang ke sungai." ancam Ayra sambil mengguncangkan tubuh Arkan. Arkan hanya bergeming karena yakin bahwa adiknya tidak akan membuang kucing kesayangannya."Arkan, bangun nak sudah jam setengah 6." ucap Khaliza umi Arkan tepat pada telinga putra sulungnya."Iya mi. Otw mandi ini udah bangun." ucap Arkan segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi.Setelah dia selesai semua, dia segera turun menuju ke ruang makan bersama abi, umi, dan adiknya."Arkan, kalau makan jangan sambil main HP." ucap abi Dalwyn memberi peringatan pu
Felicia memilih pulang ke rumah Ashima sampai dirinya merasa tenang dan sedikit ikhlas dengan keputusan mamanya. Mereka berdua berjalan menuju ke halte bus menunggu bus yang mengarah ke rumah Ashima. Selama menunggu bus mereka asik dengan HP masing-masing dan membalas pesan grup whatsapp dari Dina dan Angel.Cendol Dawet Bukan Kaleng-Kaleng@floridina mengganti nama grup menjadi cendol dawet bukan kaleng-kaleng dari MAFENAGEL squadFloridina|HahahahaAshi bukan ASI|Sehat bang?Drawingbook4A|Napa loe Din?Floridina|Nama grup cakep kan? Iya kan? Iya dong jelasAshi bukan ASI|Sereh loe gue iyain biar bahagiaDrawingbook4A|2Anda|3Floridina|Yang kalian lakukan itu jahatAnda|Sehat Din?Drawingbook4A|Waras
Pagi hari di kediaman Anta setiap jam hampir berangkat sekolah selalu dan tak pernah sunyi bahkan 1 hari pun."Mora, kaos kaki abang yang satu di mana?" teriak Arkan dari dalam kamar menanyakan kaos kakinya yang sebelah karena pasti adiknya itu usil terhadapnya."Mana saya tau sayakan flamingo dan unicorn." teriak Ayra dari kamar sebelah Arkan yang sedang mengecek isi tas sekolah miliknya.Arkan kembali melanjutkan mencari kaos kaki yang sebelah. Dan ternyata kaos kaki itu berada di atas resleting tas hitam sekolah milik Arkan. Arkan segera merapikan seragam agar tidak diceramahi umi dan abinya saat di ruang makan. Setelah Arkan dan Ayra selesai mereka menuruni tangga menuju dapur dan langsung mengucapkan salam serta mengecup kening dan pipi umi serta abinya."Mi, gimana Arkan udah cakep belum?" tanya Arkan sambil memberikan senyum pepsodent dan sok manis bagi Ayra itu. 
Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang lumayan terlihat 2 gadis berpiyama kebesaran di tubuh mereka. Salah satu gadis dengan berpiyama karakter stitch sedang merapikan alat sholat yang telah selesai digunakannya. Sedangkan gadis dengan berpiyama doraemon sedang merapikan tempat tidur dan memastikan isi tas dirinya dan milik temannya. Felicia yang tak lain adalah gadis dengan berpiyama doraemon kebesaran bersiap ingin kembali tidur setelah merapikan buku dan tempat tidur. Dia baru saja ingin menutup mata beberapa menit lagi sebelum bersiap untuk sekolah. "Woy ayo jogging, Fel." ucap Ashima sembari mengguncang tubuh Felicia agar tidak jadi tidur kembali. "Mager." ujar Felicia dengan suara agak serak dan kembali memunggungi Ashima. "Ayo sekalian cari sarapan." ucap Ashima dengan menguncang tubuh Felicia. Felicia segera menghadap Ashima lalu berge
Setelah mereka bertiga berpisah arah sehingga hanya Felicia dan Arkan yang kebetulan ruangan mereka bersebelahan dan hanya tersekat dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 6.30 am, yang artinya kurang 30 menit ujian semester hari terakhir berlangsung."Fel, nanti gue ikut kumpul sama teman loe boleh?" tanya Arkan sebelum memasuki ruangan."Silahkan sekalian nanti gue kenalin, kalau mau ajak teman loe yang lain juga nggak masalah." ucap Felicia mengizinkan Arkan."Pulang sekolah atau istirahat?" tanya Arkan memastikan."Pulang sekolah aja biar gue kasih tau dulu." ucap Felicia ingin memasuki ruangan karena hanya tinggal 25 menit bel dibunyikan.Setelah berbincang-bincang dengan Arkan, dia segera memasuki ruangannya, namun dia dibuat terkejut tumben sekali Kevin dan teman seruangan Kevin berada di ruangannya."Cie dianter doi ke ruangan cie."
Setelah semua terkumpul lengkap di samping laboratorium belakang Felicia segera mengatakan apa yang ingin dikatakan pada temannya."Gue mau minta izin sama kalian boleh nggak kalau Arkan ikut kumpul bareng kita? " pinta Felicia berharap di-iyakan oleh temannya."Lah kapan loe jadian sama tuh bocah?" tanya Rafael, yang menjadi sahabat Felicia sejak di bangku SD."Dia seumuran sama kita jangan pakai kata bocah dan gue jadian baru kemarin," ucap Felicia menjelaskan."Serius?" tanya Reza yang menjadi teman Felicia saat kelas 7 dan pernah menyukai Felicia bahkan sampai sekarang."Ya kali bohong kek pinokio ntar gue," ucap Felicia santai."Polos ya bun anaknya." ucap Zacky yang menjadi teman Felicia saat masa orientasi sekolah. Yang kebetulan kelas mereka sebelahan. Felicia kelas 9B, sedangkan Zacky 9C."Feli, emang polos dari dulu tapi dingin.
Waktu yang ditunggu pun telah tiba. Hari terakhir perjuangan ujian akhir semester genap bagi kelas 7 dan 8, tetapi tidak untuk kelas 9 yang harus menguras tenaga dan memutar otak untuk ujian praktik. Siswa-siswi mulai bergegas menuju gerbang menunggu jemputan.Beberapa siswa-siswi ada yang masih di kantin. Entah menghabiskan waktu dengan teman, sahabat, atau pacar. Di SMP N 1 Samudera, sebenarnya tidak diperbolehkan berpacaran di lingkungan sekolah. Sehingga banyak siswa-siswi yang selalu menengok CCTV ataupun guru pengawas yang selalu berkeliling dalam lingkungan sekolah.Beberapa kantin dari 6 kantin yang tersedia terlihat sedang ramai oleh siswa-siswi menunggu jemputan, maupun berkumpul bersama teman karena besok hari sabtu. Sekolah berlangsung selama 5 hari dengan hari Jum'at hingga pukul 11 kecuali bagi siswa - siswi non-muslim dan yang mengikuti ekstrakurikuler maupun olimpiade."Ibu." sapa Feli kepada sang p
"Woy- woy ada kumpulan Arkan udah datang." seru Bara meminta perhatian teman-temannya."Terus," jawab mereka serempak."Mereka tau kita duduk mana?" tanya Bara yang selesai menata meja mereka dengan berbagai makanan hasil kantin dan pedagang kaki lima."Loe lagi berdiri kan? Jadi tunjukin kita mager overload." ucap Asif santai kepada Bara.Bara pun menuju ke teman-teman Arkan lalu menunjukkan tempat mereka duduk dan berkenalan agar lebih dekat serta tidak ada sekat antar kelas.Selesai dengan perkenalan sekilas dari beberapa orang, teman-teman Felicia pun mulai membahas rencana mereka."Gimana kalau kita liburan bareng mumpung ada yang baru jadian." ucap Rafael kembali mengulang apa yang sekilas mereka bahas tadi saat istirahat."Ngikut aja penting uang masing-masing." balas Felicia mewakili yang lain.