"Woy- woy ada kumpulan Arkan udah datang." seru Bara meminta perhatian teman-temannya.
"Terus," jawab mereka serempak.
"Mereka tau kita duduk mana?" tanya Bara yang selesai menata meja mereka dengan berbagai makanan hasil kantin dan pedagang kaki lima.
"Loe lagi berdiri kan? Jadi tunjukin kita mager overload." ucap Asif santai kepada Bara.
Bara pun menuju ke teman-teman Arkan lalu menunjukkan tempat mereka duduk dan berkenalan agar lebih dekat serta tidak ada sekat antar kelas.
Selesai dengan perkenalan sekilas dari beberapa orang, teman-teman Felicia pun mulai membahas rencana mereka.
"Gimana kalau kita liburan bareng mumpung ada yang baru jadian." ucap Rafael kembali mengulang apa yang sekilas mereka bahas tadi saat istirahat.
"Ngikut aja penting uang masing-masing." balas Felicia mewakili yang lain. <
Setelah selesai memberi tahu orang tua masing-masing bahwa akan pulang terlambat. Mereka semua pun akhirnya batal sholat jum'at di Masjid sekitar rumah masing-masing, melainkan Masjid sekitar SMP 1 Samudera."Jangan keluar dulu kita berdua mau ngomong sesuatu sama loe." ucap Rafael memegang bahu Arkan."Ok." jawab Arkan sambil menganggukkan kepala.Rafael mengulurkan tangan sebagai perkenalan yang dibalas oleh Arkan, "Sebelum kita ngomong suatu hal. Kenalin gue Rafael temen dari SD cewek loe.""Dan gue Satya Lucifer. Panggil Satya jangan Lucifer apalagi Sat minus akhlak mirip cewek loe nanti." ucap Satya mengulurkan tangan kepada Arkan.Rafael berbicara sembari menepuk-nepuk bahu Arkan. Dan yakin Arkan akan menjaga Felicia,"Kita minta tolong jaga Feli bener-bener karena kita anggap Feli sudah seperti adik kita.""Sampai gue tau Feli nangis karena loe awas aja." ucap Satya
Setelah menunggu Leo menjemput Zedekia yang tak lain adalah siswi kelas 7 dia cari. Felicia kembali melanjutkan mencari 2 siswa di sekitar ruang kesenian. Dia menempelkan wajahnya pada pintu kaca dan terlihat 2 siswa dengan tas berwarna merah dan cokelat sedang tertidur nyenyak."HELLO BOY." ucap Felicia berada diantara Adriel dan Asael yang masih enggan membuka mata."Wake up please." lanjut Felicia kembali membangunkan dengan cara menjepit hidung Adriel dan Asael.Adriel membalas dengan meregangkan tangannya sehingga terkena wajah Asael, "Sebentar lagi, pak.""SIAPA YANG PAK? BANGUN KUMPUL NO ALASAN DALAM 5 DETIK." teriak Felicia sambil menepuk dahi Adriel dan Asael."Ka--kak Felicia?" tanya Asael dengan menyipitkan mata. Felicia hanya membalas dengan dehaman. Kedua siswa kelas 7 seketika tersadar 100% setelah mendengar dehaman Felicia dan bergegas memakai sep
Siswa-siswi beragama non-muslim satu persatu telah keluar gerbang untuk menunggu jemputan maupun angkutan umum. Azuba sudah lebih dulu mencari ibunya di ruang guru. Rezon sedang berkumpul dengan teman-temannya yang membimbing pramuka kelas 7.Tersisa Felicia, Satya,Leo serta Hazael. Satya menunjukkan HPnya kepada Felicia, bahwa Rafael dan yang lain menunggu mereka di koperasi.Rafael Alfa| Ya| Udah selesai atau belum?| Pada nungguin di koperasi| Bertiga kesini atau nggak?Felicia telah membaca chat whatsapp dari Rafael melalui Satya. Dia merasa bingung antara kumpul bersama temannya atau tetap bersama ketiga cowok. Satya yang merasa bahwa mungkin Felicia bingung meninggalkan Hazael atau menemaninya pun menepuk bahu Felicia."Bingung?" tanya Satya dengan berbisik dan dibalas anggukan kepala oleh Felicia.Felicia m
"Nggak dipungut biaya, dek. Makanan kelas 9 patungan." balas Felicia menjawab 1 pertanyaan."Di Villa punya bokap gue dan sudah terisi alat dapur serta kamar and the friend don't forget kamar mandi juga." balas Reza menjawab 1 hal pertanyaan terakhir."Inget di villa bukan di hati kita," canda Zacky. Perkataan Zacky mendapat hadiah tatapan horror dari semuanya."Jeruk makan jeruk." ceplos Leo dengan menggelengkan kepala."Dipikir thomas and friend." balas Tino dengan tatapan geli."Kegiatan? Kita rahasiakan ya maaf intinya akan seru dan nyaman buat kita semua." jawab Satya walaupun tau kegiatan apa saja yang akan dilakukan."Transportasi disponsori oleh Arkan, Felicia, Reza, Satya, dan Dina berlaku pulang dan jemput ya untuk pemilik nama." ucap Rafael menjawab pertanyaan keempat. Pemilik nama yang disebut Rafael menatapnya dengan
Seorang siswa berlari menghampiri pemilik nama yang dipanggilnya tadi. Felicia sang pemilik nama menunggu apa yang ingin dibicarakan sang adik kelas bersama Arkan yang dengan tidak malu dan posesif memeluk pinggangnya."Kak Feli?" tanya salah satu siswa kelas 8 memastikan pada penglihatannya."Loe, siapa? Maaf." ucap Felicia dengan ekspresi bingung dan mengingat-ingat."Masih sama kak Ando, kak?" tanya seorang siswa kelas 8 penasaran."Nggak itu udah dulu. Felicia sekarang punya gue." jawab Arkan mencela Felicia yang ingin menjawab.Arkan yang hanya menyimak dibuat gemas dan mempererat pelukan pinggang Felicia. Rafael dan Satya semula bersenda gurau dibatalkan karena merasa ada yang kurang dan aneh.Saat Rafael dan Satya memastikan mereka melihat pinggang Felicia yang dipeluk sangat erat. Felicia yang merasa 70% tak nyaman karena terlalu erat pun diam saja.
Rumah Ashima terasa sangat ricuh dan ramai bagaikan tempat pengungsian. Teman-temannya menjadikan rumah Ashima serasa milik sendiri. Tempat sampah di ruang tamu rumah Ashima terlihat tidak dapat menampung lagi makanan.Keempat gadis terlihat asik menggenggam benda persegi masing-masing. Salah satu gadis ingin mengambil segelas air di meja ruang tamu, namun terbatalkan ketika melihat tempat sampah yang sangat penuh.Dia berjalan menuju teman terdekatnya dari SD dan menarik- narik rambut. Ketika temannya terlihat mengabaikannya dia berpindah sasaran. Dia menjepit kedua ujung mata temannya dan berhasil."Buang sampahnya, Raf." titah sang gadis mengawasi apakah akan terlaksana atau terabaikan.Sang gadis yang melihat bahwa temannya masih nyaman pada posisinya tanpa beranjak. Dengan terpaksa dia mengumpulkan tenaga menyeret sang teman menuju tempat sampah. Setelah sampah yang berada di luar dimasukkan. Di
Ashima membersihkan diri sehabis bersama teman-temannya, lalu mempersiapkan peralatan sholat. Setelah selesai merapikan ruang tamu kini gantian Felicia yang membersihkan dirinya.Ashima masih menunggu adzan maghrib, sembari mempersiapkan bahan - bahan makan malam mereka berdua.Setelah adzan maghrib berkumandang, Ashima segera menuju ke kamar untuk menunaikan sholat. Felicia menuju dapur untuk memasak makan malam mereka.Tepat saat Ashima menuruni tangga dari dapur telah tercium aroma masakan. Felicia dan Ashima menikmati makan malam mereka dengan tenang.Setelah makan malam Felicia merapikan beberapa barang yang dia bawa. Ashima mengembalikan tatanan buku yang berantakan selama ujian akhir semester.Setelah selesai dengan kegiatan makan malam dan menata barang kini mereka bersiap menuju alam mimpi.Sabtu pagi terlihat salah satu keluarga terdengar ricuh oleh perdebatan ka
Mau, Mi." ucap Arkan antusias."Dasar bucin." gumam Abi dalam hati."Felicia dan anak kecil dengan rambut tegak itu nggak pernah lepas. Tapi, nggak tau kalau udah remaja ini gimana. Felicia dari kecil selalu peluk boneka kemana-mana." ungkap Umi Khaliza memberikan 2 fakta masa kecil Felicia."Emang kak Feli mau beneran sama abang? Kapan abang sama kak Felicia?" tanya Ayra yang sedari tadi menyimak dengan menopang kepala."Nah, betul itu. Kapan kamu jadian sama Felicia?" tanya Abi Dalwyn penasaran."Dari hari ketiga ujian akhir semester dan Felicia cuma bilang biarin kaya air yang mengalir." jelas Arkan kepada kedua orang tuanya."Bi, jangan - jangan Felicia trauma kehilangan seseorang? Atau kalau nggak, lagi ada masalah tapi dia pendam?" bisik Umi pada Abi dengan sangat pelan agar tak didengar Arkan dan Ayra. Abi hanya membalas dengan mengangkat bahu sebagai tanda