Siswa-siswi beragama non-muslim satu persatu telah keluar gerbang untuk menunggu jemputan maupun angkutan umum. Azuba sudah lebih dulu mencari ibunya di ruang guru. Rezon sedang berkumpul dengan teman-temannya yang membimbing pramuka kelas 7.
Tersisa Felicia, Satya,Leo serta Hazael. Satya menunjukkan HPnya kepada Felicia, bahwa Rafael dan yang lain menunggu mereka di koperasi.
Rafael Alfa
| Ya
| Udah selesai atau belum?
| Pada nungguin di koperasi
| Bertiga kesini atau nggak?
Felicia telah membaca chat whatsapp dari Rafael melalui Satya. Dia merasa bingung antara kumpul bersama temannya atau tetap bersama ketiga cowok. Satya yang merasa bahwa mungkin Felicia bingung meninggalkan Hazael atau menemaninya pun menepuk bahu Felicia.
"Bingung?" tanya Satya dengan berbisik dan dibalas anggukan kepala oleh Felicia.
Felicia m
"Nggak dipungut biaya, dek. Makanan kelas 9 patungan." balas Felicia menjawab 1 pertanyaan."Di Villa punya bokap gue dan sudah terisi alat dapur serta kamar and the friend don't forget kamar mandi juga." balas Reza menjawab 1 hal pertanyaan terakhir."Inget di villa bukan di hati kita," canda Zacky. Perkataan Zacky mendapat hadiah tatapan horror dari semuanya."Jeruk makan jeruk." ceplos Leo dengan menggelengkan kepala."Dipikir thomas and friend." balas Tino dengan tatapan geli."Kegiatan? Kita rahasiakan ya maaf intinya akan seru dan nyaman buat kita semua." jawab Satya walaupun tau kegiatan apa saja yang akan dilakukan."Transportasi disponsori oleh Arkan, Felicia, Reza, Satya, dan Dina berlaku pulang dan jemput ya untuk pemilik nama." ucap Rafael menjawab pertanyaan keempat. Pemilik nama yang disebut Rafael menatapnya dengan
Seorang siswa berlari menghampiri pemilik nama yang dipanggilnya tadi. Felicia sang pemilik nama menunggu apa yang ingin dibicarakan sang adik kelas bersama Arkan yang dengan tidak malu dan posesif memeluk pinggangnya."Kak Feli?" tanya salah satu siswa kelas 8 memastikan pada penglihatannya."Loe, siapa? Maaf." ucap Felicia dengan ekspresi bingung dan mengingat-ingat."Masih sama kak Ando, kak?" tanya seorang siswa kelas 8 penasaran."Nggak itu udah dulu. Felicia sekarang punya gue." jawab Arkan mencela Felicia yang ingin menjawab.Arkan yang hanya menyimak dibuat gemas dan mempererat pelukan pinggang Felicia. Rafael dan Satya semula bersenda gurau dibatalkan karena merasa ada yang kurang dan aneh.Saat Rafael dan Satya memastikan mereka melihat pinggang Felicia yang dipeluk sangat erat. Felicia yang merasa 70% tak nyaman karena terlalu erat pun diam saja.
Rumah Ashima terasa sangat ricuh dan ramai bagaikan tempat pengungsian. Teman-temannya menjadikan rumah Ashima serasa milik sendiri. Tempat sampah di ruang tamu rumah Ashima terlihat tidak dapat menampung lagi makanan.Keempat gadis terlihat asik menggenggam benda persegi masing-masing. Salah satu gadis ingin mengambil segelas air di meja ruang tamu, namun terbatalkan ketika melihat tempat sampah yang sangat penuh.Dia berjalan menuju teman terdekatnya dari SD dan menarik- narik rambut. Ketika temannya terlihat mengabaikannya dia berpindah sasaran. Dia menjepit kedua ujung mata temannya dan berhasil."Buang sampahnya, Raf." titah sang gadis mengawasi apakah akan terlaksana atau terabaikan.Sang gadis yang melihat bahwa temannya masih nyaman pada posisinya tanpa beranjak. Dengan terpaksa dia mengumpulkan tenaga menyeret sang teman menuju tempat sampah. Setelah sampah yang berada di luar dimasukkan. Di
Ashima membersihkan diri sehabis bersama teman-temannya, lalu mempersiapkan peralatan sholat. Setelah selesai merapikan ruang tamu kini gantian Felicia yang membersihkan dirinya.Ashima masih menunggu adzan maghrib, sembari mempersiapkan bahan - bahan makan malam mereka berdua.Setelah adzan maghrib berkumandang, Ashima segera menuju ke kamar untuk menunaikan sholat. Felicia menuju dapur untuk memasak makan malam mereka.Tepat saat Ashima menuruni tangga dari dapur telah tercium aroma masakan. Felicia dan Ashima menikmati makan malam mereka dengan tenang.Setelah makan malam Felicia merapikan beberapa barang yang dia bawa. Ashima mengembalikan tatanan buku yang berantakan selama ujian akhir semester.Setelah selesai dengan kegiatan makan malam dan menata barang kini mereka bersiap menuju alam mimpi.Sabtu pagi terlihat salah satu keluarga terdengar ricuh oleh perdebatan ka
Mau, Mi." ucap Arkan antusias."Dasar bucin." gumam Abi dalam hati."Felicia dan anak kecil dengan rambut tegak itu nggak pernah lepas. Tapi, nggak tau kalau udah remaja ini gimana. Felicia dari kecil selalu peluk boneka kemana-mana." ungkap Umi Khaliza memberikan 2 fakta masa kecil Felicia."Emang kak Feli mau beneran sama abang? Kapan abang sama kak Felicia?" tanya Ayra yang sedari tadi menyimak dengan menopang kepala."Nah, betul itu. Kapan kamu jadian sama Felicia?" tanya Abi Dalwyn penasaran."Dari hari ketiga ujian akhir semester dan Felicia cuma bilang biarin kaya air yang mengalir." jelas Arkan kepada kedua orang tuanya."Bi, jangan - jangan Felicia trauma kehilangan seseorang? Atau kalau nggak, lagi ada masalah tapi dia pendam?" bisik Umi pada Abi dengan sangat pelan agar tak didengar Arkan dan Ayra. Abi hanya membalas dengan mengangkat bahu sebagai tanda
Felicia menepuk jidatnya setelah mengingat bahwa pemilik nomor tersebut adalah Arkan. Dia membuka aplikasi whatsapp lalu membalas pesan serta menyimpan nomor Arkan.Arkan| Fel| Feli| FeliciaFelicia Ananta|Ya?Arkan| Boleh tanya?Felicia Ananta| Boleh|Tapi---Arkan| Tapi? Kenapa?Felicia Ananta| 1 huruf dalam pertanyaan seharga 2000|Deal?Arkan| No| Tapi sebagai gantinya ada yang lebihFelicia Ananta| Apa?Arkan| Rahasia| Tunggu waktu yang tepat, sayangFelicia Ananta| Geli| Jadi tanya atau nggak?Arkan| Jadi| Kenapa loe di rumah Ashima?Felicia Ananta| DoraArkan| MaksudnyaFelicia Ananta| KepoA
Setelah makan malam selesai Felicia langsung menuju ke kamarnya dan menata barang yang dibawa pada hari minggu saat di Gereja.Saat Felicia ingin bersandar di ujung tempat tidur tertunda oleh suara ketukan pintu.Tok...Tok...Tok... “Felicia boleh opa masuk?" tanya sang opa meminta izin kepada cucunya apakah menganggu atau tidak."Masuk aja opa nggak dikunci," jawab Felicia mempersilakan.Opa Adriel memutar knop pintu setelah mendengarkan suara sang cucu yang berada di kamar. Felicia sekilas merapikan tempat tidurnya setelah menjawab sang opa.Opa Adriel menuju ke tempat tidur Felicia dan duduk di ujung tempat tidur dengan Felicia yang duduk menyilang bersandar dinding."Gimana sekolahnya Feli? Mau ujian ya?" tanya Opa Adriel."Baik, Opa. Dalam hitungan bulan ntah 1 bulan atau 2 bulan akan ujian. Felicia moh
Senin pagi Felicia berbeda dengan biasanya. Minggu lalu dia bisa berkumpul bersama teman-temannya walaupun sebentar karena mengambil sedikit waktu sebelum upacara.Hari ini dia harus segera menuju ke ruang guru. Dia menuju ruang guru atas perintah dari salah satu bu guru mata pelajaran IPA yang tak lain Ilmu Pengetahuan Alam.Felicia mencari keberadaan bu Dinda namun saat ingin membuka pintu dia mendapatkan notifikasi dari sang guru yang memanggilnya.WhatsappBu DindaFelicia tolong kamu ke kelas 7 terlebih dahulu untuk meminta buku PR mereka.Felicia segera membuka notifikasi dari bu Dinda untuk menanyakan kelas 7 apa yang dimaksudkan.Anda| Selamat pagi, bu.|Maaf, bu. Kelas 7 mana yang ibu maksud?Bu Dinda| 7F sampai 7IAnda| Baik, buFelicia baru menginga