Felicia berjalan menuju ke ruangannya dan menyapa setiap orang yang kenal baik dengannya. Sesampainya di ruangan dia langsung meletakkan tas ransel miliknya dan mengulang kembali sedikit materi bahasa Inggris yang merupakan mata pelajaran favoritnya. Dia selalu bercita-cita ingin menjadi tour guide atau menjadi translator agar dapat menikmati indahnya luar negeri. Dia terus fokus belajar sambil bel pertanda mulai mata pelajaran ujian semester akhir untuk hari itu berbunyi.
Kring... Kring... Kring...
Terlihat banyak siswa- siswi yang masih tidak berada dalam ruangan seketika langsung tergesa- gesa menuju ruangan masing-masing, karena melihat pengawas yang mulai keluar ruang guru. Guru pengawas mulai memasuki ruangan yang telah ditentukan kepala sekolah sebelum ujian semester berlangsung. Saat ini pengawas yang menjaga kelasnya adalah 2 wanita guru bahasa Inggris. Yang gendut dengan wajah seperti kepala sekolah di upin dan ipin adalah guru bahasa Inggris sejak Felicia kelas 8 hingga saat ini. Sedangkan yang satu adalah guru bahasa Inggris saat Felicia kelas 7.
Kedua guru pengawas mulai membagi soal dan lembar jawab serta absen kepada setiap siswa - siswi. Keadaan kelas mulai dipenuhi dengan suara berbisik meminta jawaban dari setiap siswa-siswi hanya Felicia yang mengerjakan dengan sunyi senyap karena semua tau bahwa Felicia adalah siswi favorit apalagi dalam bahasa Inggris. Dia terus mengerjakan dengan sunyi tanpa gangguan hingga tak terasa bel pun berbunyi dia segera merapikan alat tulisnya dan bergegas mengumpulkan lalu mengambil tas miliknya.
Kring... Kring... Kring...
Bel pertanda siswa-siswi telah diizinkan pulang berbunyi siswa-siswi mulai berhamburan menuju gerbang sekolah. Felicia melamun memikirkan siapakah pria yang kemarin bersama mamanya hingga lagi-lagi mamanya tak menjemputnya hari ini. Dia tersadar saat ada 2 temennya yang tak lain adalah Neil dan Kevin.
"Woy, cewek cantik kok ngelamun kemasukan baru tau rasa loe, Fel." ucap Neil menggoda Felicia.
"Masuk apa, kang cilok." ucap Kevin sambil menaik turunkan alisnya, sedangkan Felicia masih asik dengan dunianya.
"Kak Feli nggak pulang?" ucap Lutfi yang tidak sengaja lewat. Felicia yang baru tersadar dari lamunannya pun menyadari sejak kapan 3 pria ini dihadapannya ini berada disini.
"Sejak kapan kalian disini?" tanya Felicia sambil memasang wajah terkejut.
"Sejak loe berada di dunia sendiri." ucap Neil gemas mengapa bisa-bisanya ada wanita polos dan sederhana tapi selalu berganti-ganti pasangan seperti Felicia yang setiap berpacaran tidak pernah melakukan apa pun.
"Kenapa kalian kesini?" ucap Felicia sambil memainkan kakinya karena merasa canggung.
"Gue cuma bilang tadi semeja gue bilang minta no loe dan akun i*******m loe." ucap Kevin sambil mengingat kembali kejadian saat sebelum bel pulang tadi.
"Loe kasih?" tanya Felicia dengan nada dingin dan terkesan datar.
"Iya gue kasih, sorry ya Fel." ucap Kevin merasa tidak enak langsung memberi tau tentang Felicia setelah bulan lalu Felicia dilabrak seseorang yang merupakan teman kelas sebelah.
"Ayolah Fel, loe masih kesel ya gue sama Kevin waktu kasih no loe ke cowok dulu itu." ucap Neil sambil mengingat beberapa bulan lalu yang hanya dibales gelengan kepala Felicia.
"Kak, sepertinya temen gue tertarik banget sama kakak." ucap Lutfi membantu agar Arkan segera dapat mendapatkan kakak kelasnya satu ini.
"Kak siapa nih yang loe maksud disini yang kakak ada 3 orang." ucap Kevin menggoda adik kelasnya ini.
"Kak Fel, maksud gue tentunya," ucap Lutfi menjelaskan.
"Nah gitu dong yang jelas jangan ambigu buat gue tebak loe belok." ucap Kevin membalas Lutfi.
"Belok mana Vin?" ucap Neil bertanya-tanya.
"Belok kanan terus lurus perempatan belok kiri, lurus lagi belok kiri lalu pertigaan belok kanan, kalau udah loe berdua Neil dan Kevin tanya planet Mars di mana kalian tinggal disitu aja ok? Bye gue mau pulang capek." ucap Felicia pamit kepada 3 cowok tadi.
"Jangan lupa bales chat Arkan ya." ucap Kevin dan Lutfi bersamaan yang dibalas anggukan kepala oleh Felicia karena lelah.
Felicia pun menuju ke tempat pemberhentian bus seberang sekolah lalu menunggu bus yang searah dengan rumahnya tidak lama setelah dia menyebrang jalan bus pun datang.
Dia duduk ditempat favoritnya belakang dan ujung dekat jendela. Saat ditengah jalan dia tidak sengaja melihat mamanya dan pria kemarin keluar dari tempat gaun pengantin tidak salah lagi pasti mamanya tidak pulang rumah seperti dulu karena pria ini.
Setelah sampai rumah Felicia segera membersihkan diri, menata buku untuk belajar dan mengistirahatkan diri, otak, dan hati sebentar. Felicia terlalu terlelap dalam tidurnya hingga tidak menyadari bahwa telah jam 6 sore dan mamanya belum pulang.
Setelah mengumpulkan nyawa dia segera turun untuk mengambil minum dan sekalian melihat mamanya apakah sudah pulang atau belum dan ternyata belum pulang. Dia kembali menuju ke kamarnya yang berada di atas untuk belajar dan lalu beristirahat.
Pukul 5 pagi dia terbangun dari tidurnya karena merasakan tenggorokannya yang mendadak kering. Di pertengahan tangga dia terkejut saat mendapati mamanya bersama dengan pria yang kemarin dia lihat di kafe melakukan hal yang tidak pantas. Dia pura-pura tidak melihat mamanya dengan pria asing tersebut. Dia memasuki dapur dan sekalian menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Felicia mengambil bahan untuk membuat nasi goreng. Dia dengan sengaja mengeraskan potongannya pada sosis.Tak...Tak...Tak...Suara pisau mengenai alas pemotong yang digunakan Felicia seketika membuat dua sejoli itu sadar dengan keadaan."Feli, kenapa kok masih jam 5 udah bangun?" ucap pria berkemeja biru gelap berusaha akrab dengan calon anak tirinya."Buat sarapan supaya nggak telat." balas Felicia cuek dan dingin."Sini Fel. Biar mama aja yang lanjutkan," tawar mama Tesa."Terima kas
Felicia langsung pulang tanpa kemanapun lagi. Saat sampai rumah dia segera membuka gerbang rumah, lalu saat ingin membuka pintu ruang tamu dia kaget karena tumben sekali tidak terkunci. Saat membuka pintu dia terkejut karena lagi-lagi dia melihat mamanya dengan pria asing bedanya pria tersebut telah berganti baju menggunakan pakaian almarhum papa Felicia."Ngapain, mam?" ucap Felicia kepada mamanya sambil kembali menutup pintu tanpa mengunci."Ah--ann--anu itu--Fel--" ucap Tawarikh calon mama Tesalonika dengan gelagapan."Loh kok baru jam segini sudah pulang, Fel?" tanya mama Tesa."Iya guru rapat," sahut Felicia sambil melepaskan sepatu dan meletakkannya ketempat semula."Siapa dia?" tanya Felicia karena rasa penasaran semakin meningkat."Ini calon papa kamu Fel, bulan depan mama akan menikah gimana menurut kamu?" jelas mama Tesa serta meminta izin.
Dikediaman mewah milik keluarga Anta kini telah dipenuhi dengan teriakan yang terdengar sampai ruang tamu. Sementara orang tua mereka berdua yang tak lain dan tak bukan Dalwyn Anta dan Khaliza Putri hanya bisa menggelengkan kepala heran."Bang Arkan, ayo bangun kalau nggak catty katrok katok ketek kucing abang yang di kandang, Ayra buang ke sungai." ancam Ayra sambil mengguncangkan tubuh Arkan. Arkan hanya bergeming karena yakin bahwa adiknya tidak akan membuang kucing kesayangannya."Arkan, bangun nak sudah jam setengah 6." ucap Khaliza umi Arkan tepat pada telinga putra sulungnya."Iya mi. Otw mandi ini udah bangun." ucap Arkan segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi.Setelah dia selesai semua, dia segera turun menuju ke ruang makan bersama abi, umi, dan adiknya."Arkan, kalau makan jangan sambil main HP." ucap abi Dalwyn memberi peringatan pu
Felicia memilih pulang ke rumah Ashima sampai dirinya merasa tenang dan sedikit ikhlas dengan keputusan mamanya. Mereka berdua berjalan menuju ke halte bus menunggu bus yang mengarah ke rumah Ashima. Selama menunggu bus mereka asik dengan HP masing-masing dan membalas pesan grup whatsapp dari Dina dan Angel.Cendol Dawet Bukan Kaleng-Kaleng@floridina mengganti nama grup menjadi cendol dawet bukan kaleng-kaleng dari MAFENAGEL squadFloridina|HahahahaAshi bukan ASI|Sehat bang?Drawingbook4A|Napa loe Din?Floridina|Nama grup cakep kan? Iya kan? Iya dong jelasAshi bukan ASI|Sereh loe gue iyain biar bahagiaDrawingbook4A|2Anda|3Floridina|Yang kalian lakukan itu jahatAnda|Sehat Din?Drawingbook4A|Waras
Pagi hari di kediaman Anta setiap jam hampir berangkat sekolah selalu dan tak pernah sunyi bahkan 1 hari pun."Mora, kaos kaki abang yang satu di mana?" teriak Arkan dari dalam kamar menanyakan kaos kakinya yang sebelah karena pasti adiknya itu usil terhadapnya."Mana saya tau sayakan flamingo dan unicorn." teriak Ayra dari kamar sebelah Arkan yang sedang mengecek isi tas sekolah miliknya.Arkan kembali melanjutkan mencari kaos kaki yang sebelah. Dan ternyata kaos kaki itu berada di atas resleting tas hitam sekolah milik Arkan. Arkan segera merapikan seragam agar tidak diceramahi umi dan abinya saat di ruang makan. Setelah Arkan dan Ayra selesai mereka menuruni tangga menuju dapur dan langsung mengucapkan salam serta mengecup kening dan pipi umi serta abinya."Mi, gimana Arkan udah cakep belum?" tanya Arkan sambil memberikan senyum pepsodent dan sok manis bagi Ayra itu. 
Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang lumayan terlihat 2 gadis berpiyama kebesaran di tubuh mereka. Salah satu gadis dengan berpiyama karakter stitch sedang merapikan alat sholat yang telah selesai digunakannya. Sedangkan gadis dengan berpiyama doraemon sedang merapikan tempat tidur dan memastikan isi tas dirinya dan milik temannya. Felicia yang tak lain adalah gadis dengan berpiyama doraemon kebesaran bersiap ingin kembali tidur setelah merapikan buku dan tempat tidur. Dia baru saja ingin menutup mata beberapa menit lagi sebelum bersiap untuk sekolah. "Woy ayo jogging, Fel." ucap Ashima sembari mengguncang tubuh Felicia agar tidak jadi tidur kembali. "Mager." ujar Felicia dengan suara agak serak dan kembali memunggungi Ashima. "Ayo sekalian cari sarapan." ucap Ashima dengan menguncang tubuh Felicia. Felicia segera menghadap Ashima lalu berge
Setelah mereka bertiga berpisah arah sehingga hanya Felicia dan Arkan yang kebetulan ruangan mereka bersebelahan dan hanya tersekat dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 6.30 am, yang artinya kurang 30 menit ujian semester hari terakhir berlangsung."Fel, nanti gue ikut kumpul sama teman loe boleh?" tanya Arkan sebelum memasuki ruangan."Silahkan sekalian nanti gue kenalin, kalau mau ajak teman loe yang lain juga nggak masalah." ucap Felicia mengizinkan Arkan."Pulang sekolah atau istirahat?" tanya Arkan memastikan."Pulang sekolah aja biar gue kasih tau dulu." ucap Felicia ingin memasuki ruangan karena hanya tinggal 25 menit bel dibunyikan.Setelah berbincang-bincang dengan Arkan, dia segera memasuki ruangannya, namun dia dibuat terkejut tumben sekali Kevin dan teman seruangan Kevin berada di ruangannya."Cie dianter doi ke ruangan cie."
Setelah semua terkumpul lengkap di samping laboratorium belakang Felicia segera mengatakan apa yang ingin dikatakan pada temannya."Gue mau minta izin sama kalian boleh nggak kalau Arkan ikut kumpul bareng kita? " pinta Felicia berharap di-iyakan oleh temannya."Lah kapan loe jadian sama tuh bocah?" tanya Rafael, yang menjadi sahabat Felicia sejak di bangku SD."Dia seumuran sama kita jangan pakai kata bocah dan gue jadian baru kemarin," ucap Felicia menjelaskan."Serius?" tanya Reza yang menjadi teman Felicia saat kelas 7 dan pernah menyukai Felicia bahkan sampai sekarang."Ya kali bohong kek pinokio ntar gue," ucap Felicia santai."Polos ya bun anaknya." ucap Zacky yang menjadi teman Felicia saat masa orientasi sekolah. Yang kebetulan kelas mereka sebelahan. Felicia kelas 9B, sedangkan Zacky 9C."Feli, emang polos dari dulu tapi dingin.