Felicia terbangun saat bunyi alarm kamarnya berbunyi secara terus menerus dengan begitu keras, dengan nyawa belum terkumpul seutuhnya dia mematikan alarmnya. Dia bergegas mencari seragamnya serta meletakkan buku yang tadi malam tergeletak dimeja lalu memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai dia segera memasuki kamar mandi dan mengambil handuk miliknya. Dia keluar dengan handuk yang melilit erat di pinggangnya. Selesai dengan berganti baju seragam dia turun kebawah dan ternyata harapan dia pupus begitu melihat meja makan kosong tanpa mamanya yang menemaninya. Dia memutuskan hanya mengambil sehelai roti dan meminum seteguk air botol dalam kulkas lalu berjalan menuju pintu rumahnya lalu berangkat sekolah menggunakan bus.
Setelah 20 menit dia menunggu bus yang menuju kearah sekolahnya. Bus pun datang dia menduduki tempat yang selalu menjadi tempat favoritnya yaitu pojok jendela dan paling belakang.
Selama 15 menit perjalanan menggunakan bus, dia pun sampai dan langsung menyebrang menuju gerbang sekolahnya. Dia tidak sadar bahwa ada seorang lelaki yang dia tabrak kemarin mengikuti terus. Sesampainya di sepanjang lorong menuju ruangan ujian akhir semester banyak mata yang selalu dan selalu meliriknya dia memilih tak menghiraukan dan menuju ke ruangan tes. Ditengah perjalanan dia bertemu dengan ketiga sahabatnya.
"Morning Fel, Feeling good like a sure." ucap Ashima dengan gaya cengengesan yang hanya dibalas senyuman dan anggukan kepala oleh Felicia.
"Gue keruangan duluan nanti aja waktu istirahat atau pulang." ucap Felicia sambil berniat melanjutkan jalannya.
"Feli, ajarin bahasa Inggris ya nanti waktu istirahat." teriak mereka bertiga yang dibalas anggukkan dari Felicia.
Felicia kembali berjalan menuju ruangannya. Dia meletakkan tas ke meja lalu mengambil id card yang berisi kartu tanda pengenal selama ujian semester berlangsung. Dia mengambil buku matematika sambil menunggu bel pertanda pengawas masuk untuk membagikan.
Kring... Kring... Kring...
Bel pertanda bahwa pengawas harus mulai menuju ke ruangan berbunyi. Guru-guru pengawas mulai memasuki ruangan dan membagikan kertas kepada setiap siswa-siswi. Kondisi ruangan mata pelajaran saat ini hanya sunyi senyap karena selain banyak murid yang tidak paham soal serta pengawas yang galak dan selalu memberi tatapan tajam kesemua siswa-siswi hanya Felicia satu-satunya murid yang diam. Dia mengerjakan dengan tenang tanpa gangguan dari temannya jadilah waktu masih tersisa 30 menit dia telah berada di luar ruangan. Dia memilih duduk didepan ruangan sambil kembali mengulang materi yang dia pelajari tadi malam sambil menunggu trio kwek kwek.
Kring...Kring...Kring
Pertanda istirahat berbunyi 3 orang yang dia tunggu pun terlihat mulai menuruni tangga seberang ruangannya dan bersiap menuju keruang Felicia. Sesampainya teman-temannya itu seketika heboh.
"Feli, ayo samping laboratorium ajarin kita bertiga yes yes yes?" ucap ketiganya sambil memberi tatapan sok imut yang dibales anggukan kepala oleh Felicia. Dia terlalu fokus mengajari terus hingga geng Arkan lewat.
"Feli tadi kayanya ada yang lirik loe deh," ucap Ashima yakin.
"Feeling loe wrong kali." ucap Angel yang tidak sadar bahwa geng Arkan lewat.
"Kayaknya bener deh soalnya tadi ada semejanya Feli." ucap Ashima yang masih mengingat betul wajah teman semeja Felicia.
"Abaikan paling cuma haters lagi." ucap Felicia masih fokus pada buku dihadapannya.
"Banyakan haters loe, Fel." nyinyir Dina karena gemas dengan teman satunya ini yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Felicia.
Kring...Kring...Kring...
Bel pertanda 30 menit kurang Felicia pamit masuk ruangan terlebih dahulu namun teman-temannya mencegah.
"Elah Fel, masih 30 menit sini bentar ngapel buku mulu perasaan." ucap Ashima yang memang benar kenyataan bahwa teman satunya ini paling suka membaca buku,mendengarkan musik, dan melihat langit.
"Yoi Fel 15 menit aja." sahut Dina ikut mencegah.
"Ok. Gue kasih pertanyaan terakhir kalau kalian nggak bisa gue langsung masuk ruangan." ucap Felicia sambil menatap temannya satu persatu.
"OK!" teriak mereka bersemangat.
"Bahasa Inggris kakak laki laki apa?" tanya Felicia.
"Brother?" ucap Ashima cepat.
"Ok good lalu bahasa Indonesia brother apa?" tanya Felicia memberi pertanyaan kembali.
"Kakak?" ucap Angel.
"Wrong," ucap Felicia.
"Mas?" ucap Ashima.
"Kang?" tanya dina tidak kalah semangat.
" Big wrong," ucap Felicia.
"AH BANG?!" pekik mereka seperti burung.
"Betul betul betul, ok next ya bahasa Inggris kucing?" tanya Felicia kesekian kalinya.
"Cat lah Fel," ucap Ashima gemas.
"Ok satuin kalau gitu." ucap Felicia yang memang berniat mengusili ketiga temannya karena selalu membahas cowok.
"Brother cat?" tanya Dina yakin sambil berharap bahwa jawabannya benar.
"Wrong, Hayo apa?" ucap Felicia mengoreksi
"Apa fel?" tanya Angel penasaran.
"Ada yang mau jawab kagak atau nyerah?" tanya Felicia menawarkan.
"NYERAH!" teriak Ashima dan Dina.
"Jawabannya adalah BANGCAT ,ok dikarenakan gue menang dan waktu kurang 25 menit bel gue mau masuk." ucap Felicia sambil mengenakan kembali tas-nya.
"FELICIA ANANTA LAKNAT!" teriak mereka bertiga emosi. Felicia hanya membalas menyatukan ibu jari dan telunjuknya membentuk ok.
Felicia berjalan menuju ke ruangannya dan menyapa setiap orang yang kenal baik dengannya. Sesampainya di ruangan dia langsung meletakkan tas ransel miliknya dan mengulang kembali sedikit materi bahasa Inggris yang merupakan mata pelajaran favoritnya. Dia selalu bercita-cita ingin menjaditour guideatau menjaditranslator agar dapat menikmati indahnya luar negeri. Dia terus fokus belajar sambil bel pertanda mulai mata pelajaran ujian semester akhir untuk hari itu berbunyi.Kring... Kring... Kring...Terlihat banyak siswa- siswi yang masih tidak berada dalam ruangan seketika langsung tergesa- gesa menuju ruangan masing-masing, karena melihat pengawas yang mulai keluar ruang guru. Guru pengawas mulai memasuki ruangan yang telah ditentukan kepala sekolah sebelum ujian semester berlangsung. Saat ini pengawas yang menjaga kelasnya adalah 2 wanita guru bahasa Inggris. Yang gendut dengan wajah seperti kepala sekolah di upin dan
Pukul 5 pagi dia terbangun dari tidurnya karena merasakan tenggorokannya yang mendadak kering. Di pertengahan tangga dia terkejut saat mendapati mamanya bersama dengan pria yang kemarin dia lihat di kafe melakukan hal yang tidak pantas. Dia pura-pura tidak melihat mamanya dengan pria asing tersebut. Dia memasuki dapur dan sekalian menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Felicia mengambil bahan untuk membuat nasi goreng. Dia dengan sengaja mengeraskan potongannya pada sosis.Tak...Tak...Tak...Suara pisau mengenai alas pemotong yang digunakan Felicia seketika membuat dua sejoli itu sadar dengan keadaan."Feli, kenapa kok masih jam 5 udah bangun?" ucap pria berkemeja biru gelap berusaha akrab dengan calon anak tirinya."Buat sarapan supaya nggak telat." balas Felicia cuek dan dingin."Sini Fel. Biar mama aja yang lanjutkan," tawar mama Tesa."Terima kas
Felicia langsung pulang tanpa kemanapun lagi. Saat sampai rumah dia segera membuka gerbang rumah, lalu saat ingin membuka pintu ruang tamu dia kaget karena tumben sekali tidak terkunci. Saat membuka pintu dia terkejut karena lagi-lagi dia melihat mamanya dengan pria asing bedanya pria tersebut telah berganti baju menggunakan pakaian almarhum papa Felicia."Ngapain, mam?" ucap Felicia kepada mamanya sambil kembali menutup pintu tanpa mengunci."Ah--ann--anu itu--Fel--" ucap Tawarikh calon mama Tesalonika dengan gelagapan."Loh kok baru jam segini sudah pulang, Fel?" tanya mama Tesa."Iya guru rapat," sahut Felicia sambil melepaskan sepatu dan meletakkannya ketempat semula."Siapa dia?" tanya Felicia karena rasa penasaran semakin meningkat."Ini calon papa kamu Fel, bulan depan mama akan menikah gimana menurut kamu?" jelas mama Tesa serta meminta izin.
Dikediaman mewah milik keluarga Anta kini telah dipenuhi dengan teriakan yang terdengar sampai ruang tamu. Sementara orang tua mereka berdua yang tak lain dan tak bukan Dalwyn Anta dan Khaliza Putri hanya bisa menggelengkan kepala heran."Bang Arkan, ayo bangun kalau nggak catty katrok katok ketek kucing abang yang di kandang, Ayra buang ke sungai." ancam Ayra sambil mengguncangkan tubuh Arkan. Arkan hanya bergeming karena yakin bahwa adiknya tidak akan membuang kucing kesayangannya."Arkan, bangun nak sudah jam setengah 6." ucap Khaliza umi Arkan tepat pada telinga putra sulungnya."Iya mi. Otw mandi ini udah bangun." ucap Arkan segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi.Setelah dia selesai semua, dia segera turun menuju ke ruang makan bersama abi, umi, dan adiknya."Arkan, kalau makan jangan sambil main HP." ucap abi Dalwyn memberi peringatan pu
Felicia memilih pulang ke rumah Ashima sampai dirinya merasa tenang dan sedikit ikhlas dengan keputusan mamanya. Mereka berdua berjalan menuju ke halte bus menunggu bus yang mengarah ke rumah Ashima. Selama menunggu bus mereka asik dengan HP masing-masing dan membalas pesan grup whatsapp dari Dina dan Angel.Cendol Dawet Bukan Kaleng-Kaleng@floridina mengganti nama grup menjadi cendol dawet bukan kaleng-kaleng dari MAFENAGEL squadFloridina|HahahahaAshi bukan ASI|Sehat bang?Drawingbook4A|Napa loe Din?Floridina|Nama grup cakep kan? Iya kan? Iya dong jelasAshi bukan ASI|Sereh loe gue iyain biar bahagiaDrawingbook4A|2Anda|3Floridina|Yang kalian lakukan itu jahatAnda|Sehat Din?Drawingbook4A|Waras
Pagi hari di kediaman Anta setiap jam hampir berangkat sekolah selalu dan tak pernah sunyi bahkan 1 hari pun."Mora, kaos kaki abang yang satu di mana?" teriak Arkan dari dalam kamar menanyakan kaos kakinya yang sebelah karena pasti adiknya itu usil terhadapnya."Mana saya tau sayakan flamingo dan unicorn." teriak Ayra dari kamar sebelah Arkan yang sedang mengecek isi tas sekolah miliknya.Arkan kembali melanjutkan mencari kaos kaki yang sebelah. Dan ternyata kaos kaki itu berada di atas resleting tas hitam sekolah milik Arkan. Arkan segera merapikan seragam agar tidak diceramahi umi dan abinya saat di ruang makan. Setelah Arkan dan Ayra selesai mereka menuruni tangga menuju dapur dan langsung mengucapkan salam serta mengecup kening dan pipi umi serta abinya."Mi, gimana Arkan udah cakep belum?" tanya Arkan sambil memberikan senyum pepsodent dan sok manis bagi Ayra itu. 
Di sebuah ruangan dengan pencahayaan yang lumayan terlihat 2 gadis berpiyama kebesaran di tubuh mereka. Salah satu gadis dengan berpiyama karakter stitch sedang merapikan alat sholat yang telah selesai digunakannya. Sedangkan gadis dengan berpiyama doraemon sedang merapikan tempat tidur dan memastikan isi tas dirinya dan milik temannya. Felicia yang tak lain adalah gadis dengan berpiyama doraemon kebesaran bersiap ingin kembali tidur setelah merapikan buku dan tempat tidur. Dia baru saja ingin menutup mata beberapa menit lagi sebelum bersiap untuk sekolah. "Woy ayo jogging, Fel." ucap Ashima sembari mengguncang tubuh Felicia agar tidak jadi tidur kembali. "Mager." ujar Felicia dengan suara agak serak dan kembali memunggungi Ashima. "Ayo sekalian cari sarapan." ucap Ashima dengan menguncang tubuh Felicia. Felicia segera menghadap Ashima lalu berge
Setelah mereka bertiga berpisah arah sehingga hanya Felicia dan Arkan yang kebetulan ruangan mereka bersebelahan dan hanya tersekat dinding. Waktu telah menunjukkan pukul 6.30 am, yang artinya kurang 30 menit ujian semester hari terakhir berlangsung."Fel, nanti gue ikut kumpul sama teman loe boleh?" tanya Arkan sebelum memasuki ruangan."Silahkan sekalian nanti gue kenalin, kalau mau ajak teman loe yang lain juga nggak masalah." ucap Felicia mengizinkan Arkan."Pulang sekolah atau istirahat?" tanya Arkan memastikan."Pulang sekolah aja biar gue kasih tau dulu." ucap Felicia ingin memasuki ruangan karena hanya tinggal 25 menit bel dibunyikan.Setelah berbincang-bincang dengan Arkan, dia segera memasuki ruangannya, namun dia dibuat terkejut tumben sekali Kevin dan teman seruangan Kevin berada di ruangannya."Cie dianter doi ke ruangan cie."