Anaknya mirip suamikuPart 23 (rencana busuk)Pov DenisAgrh! Sial! Kenapa Mia tiba-tiba muncul disaat aku belum bisa menaklukkan Elya. Aku bisa dihajar Bapak Mia jika putrinya kusakiti. Bapaknya preman pasar, bisa mati aku dipukul. Ugrh!"Mas, sekarang kita bisa apa? Mbak Elya mungkin nggak bakalan memaafkanmu.""Tenang Jhon, aku butuh ketenangan memikirkan ini. Sekarang tambang uangku hampir hilang." Kunyalakan rokok sambil bersandar menikmati hembusan asapnya. Aku betul-betul galau."Aku sudah peringati, jangan banyak main perempuan.""Kamu nggak ngerti Jhon, Mia tu muda dan cantik, kamu lihat sendiri, 'kan? Lelaki mana pun pasti terpikat," jawabku membayangkan kemolekan Mia."Iya, tapi bukan diembat semuanya, belum lagi Susi karyawanmu.""Kamu nggak ngerti sih, Susi tu mengundang hasrat, lihat aja tubuhnya, montok semua.""Iya, tapi sekarang gimana? Mobil belum berhasil kudapat, eh, malah ketahuan.""Tenang Jhon, beri aku solusi. Elya tu wanita yang mudah dibohongi, dia pasti mera
Anaknya mirip suamikuPart 23 (pengkhianat dikhianati)Malam ini mas Denis pulang larut. Kudengar suara mobil masuk. Aku tetap duduk sambil menikmati secangkir kopi dan menonton sinetron kesukaanku. Entah kenapa mirip dengan kisah hidupku. Apakah begini yang banyak terjadi di luar sana? Sepertinya aku harus belajar trik dari sini. Tidak ada yang tidak mungkin, jika manusia sudah kebelet ingin sesuatu, pasti berbagai cara akan ditempuh, termasuk mas Denis. Aku tak kan tertipu lagi. Enam tahun sudah cukup bagiku dibodohi. "Kamu belum tidur, El?" Mas Denis ikut duduk."Bukan urusanmu," jawabku tetap santai menonton."Jangan marah dong, El. Aku sudah ngaku salah, apakah ini tidak cukup?" Enteng sekali cara bicaranya. Kulirik lelaki yang masih berstatus suamiku. Kali ini rasa sakit mengalahkan cinta. Mungkin perlahan cinta ini tak akan ada seiring sakitnya pengkhianatan. Aku yang cari uang, dia yang menikmati. Enak saja."Tidak usah basa basi. Waktumu hanya 4 hari, Mas.""Apakah kamu mau
Anaknya mirip suamikuPart 25 (mobil papa bergoyang)Pov NanaPadatnya kuliah hingga jam lima sore baru ke luar kampus. Padahal hari ini hasil tes DNA ke luar. Menyetir mobil aku menuju ke rumah sakit. Jika seandainya terbukti Ayu anak Papa, akan kubalas mereka yang mengkhianati mama. Siapa lagi yang membela mama kalau bukan aku. "Uh! Macet," gumamku melihat mobil berinsut maju.Dari pada terjebak kemacetan. Kuputar jalur mencari jalan sepi. Yaitu jalan tidak dikeramaian meskipun berjarak lebih jauh dari yang biasa kulalui.Ponselku berdering, Wa masuk dari mama, segera kubuka meskipun tetap menyetir mobil.[Na, sudah jemput tes DNA?]Kubalas sambil melihat sejenak ke depan karena sedang menyetir.[Ini lagi di jalan, Ma]WA mama masuk lagi.[Di mana? Kok baru jalan]Kubalas.[Lagi cari jalan yang nggak macet, tadi kuliahku padat, Ma][Hati-hati menyetir, mama tunggu di toko][Oke Ma]Kulanjutkan menyetir. Tak terbayangkan rasa sakit hati mama kalau seandainya tante Nayla benar seli
Anaknya mirip suamikuPart 26 (karma pengkhianat)Pov Susi"Mbak Susi nggak apa-apa?" Salah satu karyawanku menuntunku duduk.Kuhapus air mata dengan tisu dari meja. Nafasku sesaak, aku berusaha tenang."Aku nggak apa-apa, lanjutkan kerjamu, Mbak," ucapku.Tidak mungkin! Tidak mungkin mbak Reni mengkhianatiku. Mas Denis suamiku sekarang meskipun menikah siri, ada anak di rahimku. Tapi ..., kenapa harus kakakku? "Mbak, aku ke atas dulu," ucapku menoleh ke belakang."Hati-hati, Mbak."Kubalas tersenyum kecil, berlalu menaiki anak tangga ke lantai dua.Di kamar kutumpahkan tangisku. Tentang video mbak Reni dan mas Denis masih terbayang, bahkan membuka ponsel pun rasanya tak sanggup. Aku terus berpikir ini tidak benar, pasti video itu tidak nyata, tapi ..., itu hanya keinginanku yang berusaha mendustai kenyataan. "Aaaaa ...." Teriak pun rasanya tak cukup menggambarkan pedihnya hatiku. Jika itu wanita lain tak kan seperti ini pedihnya, tapi ini kakak kandungku.Apakah ini karma bagiku? A
Anaknya mirip suamikuPart 27 (pertengkaran)Astagfirullah'alazim. Mas Denis? Ya Allah ..., kali ini bukan bersama Susi, tapi Reni kakaknya Susi. Perbuatan gila macam apa ini, setahuku Susi sudah menikah siri dan hamil anak mas Denis. "Ma, Mama."Aku terperanjat. Saat melihat video ini berulang kali, rasanya tak percaya kalau itu mas Denis dan Reni. Kali ini aku tidak menangis atau merasa sedih seperti awal mengetahui perbuatan mas Denis. Mungkin inilah pengalaman membuatku kuat."Kamu bikin kaget," ucapku mematikan video itu.Nana duduk di kursi depan mejaku. Senyum-senyum sendiri seperti membayangkan sesuatu."Kenapa senyum-senyum, Na?""Maaf ya Ma, aku sudah jadi anak durhaka." Nana menyatukan telapak tangan seperti memohon."Ada apa, Na? Kamu salah apa?" Alisku bertaut menatapnya. Aneh saja tiba-tiba datang minta maaf."Tadi, tadi aku berhasil membuat gigi papa copot, Ma," jawab Nana pelan."Ha ha ha ha, jadi itu makanya papamu marah di video? Ha ha ha." Tak bisa menahan tawa. Ba
Anaknya mirip suamikuPart 28(dilaporkan masalah KDRT?)"Apa yang sudah dapat, Mbak?" tanya Nayla lagi."Bukan apa-apa, Tante. Hanya hasil ujian semesterku," sahut Nana duluan. Aku saja masih pikir jawab apa."Oh, aku kira ada masalah," jawab Nayla sambil duduk.Mereka duduk di sofa, tempatku biasa menonton televisi."Ma, aku berangkat dulu." Nana mencium punggung tanganku, lalu punggung tangan Nayla, Ratih dan Jhoni."Hati-hati ya, Na," ucap Ratih."Iya Tante." Nana berlalu menuju pintu.Kini, kami sudah duduk berkumpul di ruang tengah."Loh, kok televisinya nggak ada, Mbak?" Ratih menujuk ke arah televisi yang biasa terpajang. Kini tak terlihat."Mungkin dijual mas Denis," jawabku enteng."Dijual Mas Denis? Kok bisa, Mbak?" timpa Jhoni terkejut."Karna aku nggak kasih uang pinjaman.""Tapi mas Denis, 'kan, masih suamimu, Mbak," ucap Nayla. Terdengar ia seperti kurang suka dari ucapanku."Status di KK aja, bentar lagi KK-ku juga bakalan berubah.""Kamu nggak serius, 'kan, Mbak?" Nayl
Anaknya mirip suamikuPart 29 (hasil tes DNA)"Sabar, Mbak, mungkin Mas Denis khilaf atas laporan ini," ucap Jhoni, lagi-lagi membela saudara sepupunya."Oh, jadi khilaf lagi? Nggak masalah, aku iklas kok dilaporin," jawabku santai, lalu melangkah ingin pergi."Mbak El, sebaiknya pulang bareng aja."Langkahku terhenti."Nggak usah Jhon, aku nggak mau semobil ma dia, ntar ada KDRT lagi gimana? Lagian tu mobil juga mau kujual.""Kok dijual? Ini kan mobilku, El." Akhirnya mas Denis bersuara."Uangmu? Kerja keras dari mana? Toko aku yang punya, modal juga aku yang punya, lah kamu? Kamu tu cuma numpang hidup, Mas," cerocosku."Tapi aku yang kelola toko kain selama ini.""Iya Mbak El, Mas Denis juga usaha kok," timpa Jhoni."Usaha apaan? toh uangnya pergi entah ke mana.""Setiap bulan sepuluh juta, kan?""Sepuluh juta dikasih, habis tu lima belas juta diminta lagi, alasannya bantu ini lah, buat itu lah. Nyata uang dipakai untukmu bikin anak lagi."Mas Denis terdiam lagi, mukanya merah tanpa
Anaknya mirip suamikuPart 30 (mengusir)Rasanya dadaku sesak mendengar pengakuan Ratih. Tak pernah terduga dulunya seorang Ratih bisa melakukan ini padaku. Wanita yang terlihat lembut dan sangat perhatian, tapi menyimpan kebusukan yang rapat hingga dari mulutnya sediri bangkai itu dikeluarkan. Astagfirullah'alazimm."Tolong maafkan aku, Mbak, tolong maafkan aku ...." Ratih menatapku dalam deraian air mata.Aku diam berusaha tenang. Kuhapus air mata. Rasanya perih, mereka sekongkokol dan mungkin mentertawakan kebodohanku selama ini. Bertahun-tahun lamanya."Tante mikir nggak sih? Mamaku sudah baik pada kalian!" Nana ikut menumpahkan kekesalan.Ratih tidak menjawab. Menangis, hanya itu yang dilakukannya."Setelah ini wanita mana lagi yang akan menjerit dari ulah Papa? Berapa orang lagi!" Nana menatap Papanya dengan kesal."Apa kalian senang selingkuh selama ini dan mentertawakanku?" Kutatap Ratih dan mas Denis bergantian."Tidak Mbak, hanya sekali dan itu dulu saat aku goyah dalam masa