Part 18Anaknya mirip suamikuPov Denis"Elya! Tunggu Elya!" Teriakku berdiri di pintu, tapi Elya tetap berlalu menuruni anak tangga. Sedikit pun tak menoleh ke belakang. "Ugh!" Kupukul dinding meluapkan kekesalan."Mas, tenang Mas," ucap Susi menyentuh bahuku."Tidak bisa, aku tidak bisa membuat Elya membenciku, apa yang harus kulakukan, kenapa dia bisa tau? Ugh!" Kupukul lagi dinding. Sungguh ini membuatku panik. Aku tidak ingin menceraikannya, tidak akan!"Sudah lah, Mas, sekarang yang terpenting gimana caranya agar tokoku ini ramai, lagian ini juga untuk anakmu yang dikandung Susi." Reni duduk bersilang kaki. Dia terlihat lebih tenang. "Tunggu! Apa maksud Elya, kamu mencuri pelanggannya?" tanyaku ke Reni. Elya juga menuduhku sekongkol menghancurkan bisnis konveksi-nya. "Mas Denis, Mbak Reni tidak salah. Dia cuma berusaha bagaimana supaya toko yang baru kita buka banyak pelanggan," bela Susi."Iya, tapi aku butuh penjelasan, gimana pun juga, Elya punya anak dariku.""Jadi anak y
Part 19Anaknya mirip suamikuPov Denis (2)Tidak mungkin! Ini tidak benar. Elya mengusirku? Setahuku dia wanita cengeng dan lemah. Dia juga wanita yang gampang dibohongi, buktinya selama ini aku aman-aman saja."Ada apa sih, Mas?" Susi mengambil ponselku."Elya mengusirku," jawabku pelan menahan hati."Trus?" Mata Susi membulat."Aku akan kesulitan mendapatkan uang.""Kamu tu bodoh atau apa sih, Mas? Selama ini berumah tangga masak mengalihkan aset-aset tidak bisa?" Susi berdiri melipat tangan di perut. Alisnya bertaut seperti kesal."Aku tidak bisa alihkan, ibunya meninggalkan amanat sebelum meninggal, itu lah makanya Elya berpegang pada amanat ibunya."Itulah kenapa namaku tidak tercantum di akta tanah."Pokoknya aku nggak mau tau, aku hutuh uang, kamu mau aku kelaparan mengandung anakmu?""Susi Sayang." Aku bangkit berdiri lalu memegang kedua pundak Susi. Kutatap mesra, ini caraku merayu wanita. "Mana mungkin aku membiarkanmu kelaparan, kita masih punya usaha toko ini, Reni pasti
Anaknya mirip suamikuPart 20 (Luka tak berdarah)Susah kumenahan hati, amarah dan kondisi tubuhku agar tidak lemah. Mencoba bersuara tenang meskipun ingin menjerit marah. Pengkhianatan yang dilakukan orang-orang terdekat dan bahkan yang kupercaya. Apa salahku?"El, tolong jangan marah, mari kita bicarakan dulu," pinta mas Denis. Matanya meiba memohon. Ini bukan pemandangan yang asing bagiku. "Mau bicara apa lagi? Mau bilang anak dalam kandungan Susi terjadi karena ketidak sengajaan, gitu?" Mataku tak berpaling dari mas Denis. Kali ini aku tak akan goyah. Ini kesalahan yang tidak bisa kumaafkan."Tapi, tapi Susi merayuku, El," jawab mas Denis pelan tapi tak tegas."Merayu hingga kalian menikah dan dia sudah hamil duluan? Merayu hingga mungkin melakukannya berkali kali? Merayu hingga setelah dia berhenti kerja kalian juga punya toko?" "Elya ..., itu tidak benar, aku hanya cinta kamu. Lagian toko itu punya Reni.""Cinta aku atau hartaku, Mas?" tanyaku menekan. "Toko Reni? kamu kira ak
Anaknya mirip suamikuPart 21 (ada lagi?)Astagfirullah'alazimm, siapa lagi perempuan dan bocah ini? Baru juga pagi, aku disuguhi sarapan bangkai yang meledak tanpa kuminta. Apakah ini cara Allah membongkar kebusukan suamiku? "Jangan ganggu aku! Ayo pergi dari sini." Mas Denis menarik tangan wanita itu menjauhiku. Belum juga sempat dia menjawab pertayaanku."Lepaskan Mas! Sakit," ucap wanita itu ke mas Denis."Ma, dia siapa?" tanya Nana berdiri di sampingku. "Entahlah," jawabku menatap mereka."Kok wanita itu ...." Nayla terdiam tidak melanjutkan kata-katanya. kupalingkan muka ke Nayla, dia terpana melihat mas Denis menarik wanita itu menjauhiku.Ratih dan Jhoni juga terpana melihat tontonan ini. Tak ada sepatah kata pun dari mereka. Mirip sinetron yang kunonton, tiba-tiba ada wanita tak dikenal datang ke rumahku. Apa lagi yang belum kuketahui? Tapi kali ini aku lebih kuat."Jangan sakiti Bunda, Pa!" Bocah laki-laki itu akhirnya bersuara. "Papa? Maksudnya apa?" ucap Nana terkejut,
Anaknya mirip suamikuPart 22 memohonApakah masih ada setelah ini? Enam tahun dibohongi, aku seperti wanita bodoh. Tanpa kucari tahu, ternyata kebusukan pasti terbobgkar. Allah punya cara menunjukkan kebenaran meskipun sangat menyakitkan."Elya, tolong jangan begini, ingatlah, ada Nana masih butuh kita." Tiba-tiba mas Denis muncul. Dia duduk di lantai sambil memegang tanganku. "Jika kamu memikirkam Nana, kenapa sangat mudah bagimu mengkhianatiku, Mas? Apakah karena aku tidak muda lagi?" Aku berusaha tidak meneteskan air mata."Bukan itu, aku khilaf, aku salah ...." Mas Denis meneteskan air mata. Tapi terlambat, rasa kasihan tak hinggap di hatiku."Aku khilaf, aku khilaf, Elya ...." Baru kali ini kulihat mas Denis menangis sesegukan."Khilaf? usia putramu 6 tahun loh, Mas. Apakah ini khilaf?" Tidak perlu bersuara lantang. Aku menjawab setenang mungkin. "Mbak El, maafkanlah Mas Denis. Aku yakin wanita di luar itu merayunya karena melihat Mas Denis punya mobil dan toko." Jhoni juga ik
Anaknya mirip suamikuPart 23 (rencana busuk)Pov DenisAgrh! Sial! Kenapa Mia tiba-tiba muncul disaat aku belum bisa menaklukkan Elya. Aku bisa dihajar Bapak Mia jika putrinya kusakiti. Bapaknya preman pasar, bisa mati aku dipukul. Ugrh!"Mas, sekarang kita bisa apa? Mbak Elya mungkin nggak bakalan memaafkanmu.""Tenang Jhon, aku butuh ketenangan memikirkan ini. Sekarang tambang uangku hampir hilang." Kunyalakan rokok sambil bersandar menikmati hembusan asapnya. Aku betul-betul galau."Aku sudah peringati, jangan banyak main perempuan.""Kamu nggak ngerti Jhon, Mia tu muda dan cantik, kamu lihat sendiri, 'kan? Lelaki mana pun pasti terpikat," jawabku membayangkan kemolekan Mia."Iya, tapi bukan diembat semuanya, belum lagi Susi karyawanmu.""Kamu nggak ngerti sih, Susi tu mengundang hasrat, lihat aja tubuhnya, montok semua.""Iya, tapi sekarang gimana? Mobil belum berhasil kudapat, eh, malah ketahuan.""Tenang Jhon, beri aku solusi. Elya tu wanita yang mudah dibohongi, dia pasti mera
Anaknya mirip suamikuPart 23 (pengkhianat dikhianati)Malam ini mas Denis pulang larut. Kudengar suara mobil masuk. Aku tetap duduk sambil menikmati secangkir kopi dan menonton sinetron kesukaanku. Entah kenapa mirip dengan kisah hidupku. Apakah begini yang banyak terjadi di luar sana? Sepertinya aku harus belajar trik dari sini. Tidak ada yang tidak mungkin, jika manusia sudah kebelet ingin sesuatu, pasti berbagai cara akan ditempuh, termasuk mas Denis. Aku tak kan tertipu lagi. Enam tahun sudah cukup bagiku dibodohi. "Kamu belum tidur, El?" Mas Denis ikut duduk."Bukan urusanmu," jawabku tetap santai menonton."Jangan marah dong, El. Aku sudah ngaku salah, apakah ini tidak cukup?" Enteng sekali cara bicaranya. Kulirik lelaki yang masih berstatus suamiku. Kali ini rasa sakit mengalahkan cinta. Mungkin perlahan cinta ini tak akan ada seiring sakitnya pengkhianatan. Aku yang cari uang, dia yang menikmati. Enak saja."Tidak usah basa basi. Waktumu hanya 4 hari, Mas.""Apakah kamu mau
Anaknya mirip suamikuPart 25 (mobil papa bergoyang)Pov NanaPadatnya kuliah hingga jam lima sore baru ke luar kampus. Padahal hari ini hasil tes DNA ke luar. Menyetir mobil aku menuju ke rumah sakit. Jika seandainya terbukti Ayu anak Papa, akan kubalas mereka yang mengkhianati mama. Siapa lagi yang membela mama kalau bukan aku. "Uh! Macet," gumamku melihat mobil berinsut maju.Dari pada terjebak kemacetan. Kuputar jalur mencari jalan sepi. Yaitu jalan tidak dikeramaian meskipun berjarak lebih jauh dari yang biasa kulalui.Ponselku berdering, Wa masuk dari mama, segera kubuka meskipun tetap menyetir mobil.[Na, sudah jemput tes DNA?]Kubalas sambil melihat sejenak ke depan karena sedang menyetir.[Ini lagi di jalan, Ma]WA mama masuk lagi.[Di mana? Kok baru jalan]Kubalas.[Lagi cari jalan yang nggak macet, tadi kuliahku padat, Ma][Hati-hati menyetir, mama tunggu di toko][Oke Ma]Kulanjutkan menyetir. Tak terbayangkan rasa sakit hati mama kalau seandainya tante Nayla benar seli