Share

TAK DIKENAL

Penulis: Vinassa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-29 16:20:06

Bara mengangguk setuju dengan Bayu. "Aku setuju, kita harus menemukan Liyana secepat mungkin," kata Bara, dengan suara yang serius. "Tapi kita harus berhati-hati, karena kita tidak tahu apa yang kita hadapi."

Bayu memandang Bara dengan rasa tekad. "Aku tidak peduli apa yang kita hadapi, aku hanya ingin menemukan Liyana dan membawanya pulang," kata Bayu, dengan suara yang kuat dan tekad.

Bara memandang Bayu dengan rasa hormat. "Aku tahu kamu bisa melakukannya, Bayu," kata Bara, dengan suara yang lembut. "Kita akan bekerja sama untuk menemukan Liyana dan membawanya pulang."

Tiba-tiba, telepon Bara berdering. Bara memandang layar telepon dan melihat bahwa panggilan tersebut dari Sapphire, seorang yang sudah ada lama di hidup Bara. Bara memandang Bayu dan mengangguk sebelum menjawab panggilan tersebut.

" Halo, Sapphire. Apa yang terjadi?" tanya Bara, dengan suara yang ramah, namun sebenarnya jengkel.

Sapphire terdengar sedikit tergesa-gesa di ujung telepon. "Bara, aku ingin bertemu dengan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • AKU ISTRIMU MAS!    Rumit

    Bayu dengan cepat meminta Bara untuk pulang, meninggalkan Sapphire yang masih berdiri di tempat. Bara masih terlihat terkejut dan sebenarnya penasaran setelah mendengar kabar tentang Liyana dari Sapphire."Aku tidak bisa percaya ini," kata Bara, dengan suara yang keras. "Aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Liyana."Bayu memandang Bara dengan ekspresi yang khawatir. "Kita harus berhati-hati, Bara. Kita tidak tahu apa yang kita hadapi, apalagi terhadap wanita ini," kata Bayu, dengan suara yang berbisik.Bara mengangguk pelan, tapi masih terlihat terobsesi dengan apa yang dikatakan oleh Sapphire terhadap Liyana. Bayu tahu bahwa dia harus menjaga Bara agar tidak melakukan sesuatu yang berbahaya.Sebelum mereka pulang, Sapphire memanggil Bara dan Bayu untuk berhenti sejenak. "Tunggu, Bara," kata Sapphire, dengan suara yang serius. "Aku ingin membantu kamu menemukan Liyana, Tapi, kamu malah begini," terang lagi Sapphire "Jangan sok peduli Sapphire, kamu aja tidak tahu bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • AKU ISTRIMU MAS!    Sesuatu

    Setelah diketuk tiba-tiba saja pintu di buka dari luar, bara lupa untuk mengunci pintu kamarnya.Abara pikir yang masuk ke dalam kamarnya itu Bayu, ternyata bukan!Bara terkejut ketika Nenek Liyana yang memasuki kamarnya. "Nenek, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bara, dengan suara yang pelan dan terkejut.Nenek Liyana tersenyum dan berjalan menuju tempat tidur Bara. "Aku ingin tidur di sini, mas," kata Nenek Liyana, dengan suara yang lembut dan santai.Bara merasa tidak nyaman dengan kehadiran Nenek Liyana di kamarnya. "Tapi, Nenek, ini kamar pribadiku," kata Bara, masih dengan suara yang pelan dan tidak nyaman.Nenek Liyana tersenyum lagi dan duduk di atas tempat tidur Bara. "Berarti ini juga kamarku, Kitakan suami-istri. Lagi pula aku tidak akan mengganggumu, mas," kata Nenek Liyana, dengan suara yang lembut dan santai.Bara merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak ingin membuat Mak Lampir itu marah, tapi dia juga tidak ingin Nenek Liyana tidur di kamarnya.Bara me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • AKU ISTRIMU MAS!    Masa Lalu

    Sapphire tersenyum dan memandang Bara dengan ekspresi yang aneh. "Kamu tidak tahu apa yang terjadi dengan istrimu, kan?" kata Sapphire dengan suara yang pelan.Bara memandang Sapphire dengan ekspresi yang tidak pasti. "Apa yang kamu maksud?" tanya Bara dengan suara yang pelan.Sapphire tidak menjawab pertanyaan Bara. Dia hanya tersenyum dan berjalan keluar dari rumah.Nenek Liyana memandang Bara dengan ekspresi yang khawatir. "Bara, kamu harus berhati-hati dengan Sapphire," kata Nenek Liyana dengan suara yang serius.Bayu juga memandang Bara dengan ekspresi yang khawatir. "Ya, Bara, kamu tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya antara kamu dan Sapphire," kata Bayu dengan suara yang serius.Bara memandang Nenek Liyana dan Bayu dengan ekspresi yang tidak pasti. Dia tidak tahu apa yang memang terjadi sebenarnya dengan istrinya, tapi ia akan berusaha untuk menemukan di mana sebetulnya Liaya? Hidup atau mati. Tapi sekarang, dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres.Sapphire berdir

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • AKU ISTRIMU MAS!    Panggilan Sayang

    Nenek Liyana memasuki kantor Bara dengan percaya diri, meskipun penampilannya sedikit tidak biasa. Dia mengenakan pakaian yang nyentrik, dengan warna-warna cerah dan motif yang unik. Dia juga memakai kacamata hitam yang membuatnya terlihat seperti seorang bintang film.Orang-orang di kantor tidak bisa tidak memandang Nenek Liyana dengan heran. Mereka tidak terbiasa melihat seseorang yang berpakaian seperti itu, apalagi seorang nenek yang sudah berusia lanjut.Beberapa orang memandang Nenek Liyana dengan ekspresi yang bingung, sementara yang lain memandangnya dengan ekspresi yang terhibur. Tapi Nenek Liyana tidak peduli dengan pandangan mereka. Dia terus berjalan dengan percaya diri, menuju ke arah meja resepsionis.Bara sendiri tidak menyadari bahwa Nenek Liyana datang ke kantornya. Dia masih sibuk bekerja dan tidak melihat Nenek Liyana yang sedang berjalan menuju ke ruangannya.Nenek Liyana berjalan menuju meja resepsionis yang terletak di dekat pintu masuk kantor. Dia tersenyum dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • AKU ISTRIMU MAS!    Pura-pura

    Nenek Liyana tersenyum dan memandang Bara dengan ekspresi yang puas. "Saya senang Anda mau memanggil saya dengan sebutan yang lebih intim, Sayang," kata Nenek Liyana dengan suara yang lembut.Bara memandang Nenek Liyana dengan ekspresi yang sedikit tidak nyaman. Dia merasa bahwa Nenek Liyana sedang mencoba untuk membuatnya merasa lebih dekat dengannya, tapi dia tidak yakin apakah dia siap untuk itu.Nenek Liyana kemudian berdiri dan berjalan menuju Bara. "Saya ingin Anda tahu bahwa saya sangat senang memiliki Anda sebagai suami saya, Sayang," kata Nenek Liyana dengan suara yang lembut.Bara memandang Nenek Liyana dengan ekspresi yang sedikit terkejut. Dia tidak terbiasa dengan perilaku Nenek Liyana yang begitu intim dan dia tidak yakin bagaimana harus bereaksi. Tapi, ia lakukan demi kelangsungan hidupnya dan berharap misinya untuk jauh dari si wanita penggoda (sapphire ) akan berjalan lancar. Nenek Liyana kemudian memeluk Bara dengan erat, membuat Bara merasa begitu tidak nyaman. "Sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • AKU ISTRIMU MAS!    Tipu Muslihat

    Bara memandang Nenek Liyana dengan ekspresi yang penasaran. "Apa itu, Nenek Liyana, maksudnya is ... triku?" tanya Bara dengan suara yang sedikit ragu.Nenek Liyana memandang Bara dengan ekspresi yang hangat. "Saya ingin berbicara dengan kamu tentang masa depan kita," kata Nenek Liyana dengan suara yang lembut.Bara merasa tidak nyaman dengan arah pembicaraan ini. Dia tidak tahu apa yang Nenek Liyana ingin bicarakan, tapi dia merasa bahwa itu tidak akan baik."Apa yang kamu maksud, Nenek Liyana?" tanya Bara dengan suara yang sedikit ragu.Nenek Liyana memandang Bara dengan ekspresi yang hangat. "Saya ingin kamu menjadi bagian dari keluarga saya, Sayang," kata Nenek Liyana dengan suara yang lembut.Bara merasa terkejut dengan kata-kata Nenek Liyana. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Nenek Liyana akan mengatakan sesuatu seperti itu. Dia merasa syok dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi."Apa yang kamu maksud, Nenek Liyana?" tanya Bara dengan suara yang sedikit ragu, berusaha untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • AKU ISTRIMU MAS!    Jam Waktu

    Bara memandang Nenek Liyana dengan ekspresi yang sedih. "Liyana, saya tidak tahu apa yang terjadi pada kamu," kata Bara dengan suara yang lembut. "Tapi saya akan membantu kamu, tidak peduli apa pun yang terjadi."Nenek Liyana memandang Bara dengan ekspresi yang lega. "Terima kasih, Bara," kata Nenek Liyana dengan suara yang lembut. "Saya tahu bahwa saya bisa mengandalkan kamu."Bayu memandang Nenek Liyana dan Bara dengan ekspresi yang serius. Kenapa tiba-tiba Bara mendadak luluh dan percaya pada wanita tua itu? Apakah ia sedang merencanakan sesuatu? Bayu pikir lebih baik ia mengikuti alur cerita yang dibuat oleh Bara. "Kita harus mencari tahu apa yang terjadi pada Liyana," kata Bayu dengan suara yang pelan. "Kita harus mencari jawaban dan mengembalikan Liyana ke bentuk aslimu."Nenek Liyana memandang Bayu dengan ekspresi yang sedih. "Tapi bagaimana kita bisa melakukannya?" tanya Nenek Liyana dengan suara yang ragu.Bayu memandang Liyana dengan ekspresi yang tenang. "Kita akan mencari

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • AKU ISTRIMU MAS!    Dalam Bahaya

    Tak ada orang yang mengetahui bahwa Liyana yang menyamar sebagai Bayu terus mengawasi Sapphire dari jauh, mencoba untuk memahami apa yang sedang terjadi. Dia tidak bisa membiarkan Sapphire melaksanakan segala rencananya dan mengambil alih hati Bara.Sapphire, yang tidak menyadari bahwa dia sedang diawasi, terus melanjutkan rencananya. Dia memanggil salah satu bawahannya dan memberikan perintah untuk melaksanakan langkah berikutnya dalam rencananya.Liyana yang menyamar sebagai Bayu memutuskan untuk terus bertindak dalam diamnya. Dia tidak bisa membiarkan Sapphire melaksanakan rencananya dan mengambil alih hati Bara. Dia mulai merencanakan cara untuk menghentikan Sapphire dan menyelamatkan Bara.Tapi, Sapphire tidak akan mudah dikalahkan. Dia memiliki rencana cadangan yang siap untuk dilaksanakan jika rencana awalnya gagal. Dan, rencana cadangan itu akan membuat Liyana yang menyamar sebagai Bayu dan Bara dalam bahaya yang lebih besar.Liyana yang menyamar sebagai Bayu memutuskan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05

Bab terbaru

  • AKU ISTRIMU MAS!    Rumit

    Malam Hari – Ruang Tengah Rumah DanendraLangkah Bayu—atau Liyana—bergetar pelan saat menuruni tangga. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia sudah bersiap. Sudah menyusun kata-kata di kepala, berkali-kali. Malam ini, ia ingin mengakhiri semua kebohongan dan mengatakan yang sebenarnya pada Bara.Namun, ketika ia sampai di ruang tengah... Bara tak ada di sana. Yang ada hanya keheningan. Bahkan aroma kopi kesukaan Bara pun tak tercium. Aneh. Biasanya pria itu akan duduk membaca atau diam menatap api perapian.“Pak Bara?” panggilnya pelan.Tak ada jawaban.Dengan hati-hati, Bayu melangkah ke arah kamar Bara. Pintu sedikit terbuka. Ia mendorongnya perlahan dan menemukan Bara sedang duduk sendiri di ranjang, memunggunginya.“Pak...”Bara tidak menoleh. Bahunya tegang. Sunyi.Bayu menegakkan tubuh, mencoba tetap tenang. “Saya ingin bicara sesuatu... penting.”Bara masih diam. Hanya suara angin malam dari jendela yang terbuka sedikit mengisi keheningan.Bayu melangkah maju. “Saya... saya tahu se

  • AKU ISTRIMU MAS!    Kehilangan Arah

    Kamar Bayu – Malam HariBayu bangkit dari duduknya begitu melihat Bara berdiri di ambang pintu. Namun, tatapan Bara yang dingin dan penuh tekanan membuat langkahnya tertahan. Tidak ada senyum. Tidak ada basa-basi. Hanya tatapan penuh kecurigaan dan luka.Bara masuk tanpa permisi, menutup pintu perlahan di belakangnya.“Kamu kenal Ryven?” suaranya datar, tapi tajam.Bayu terdiam sejenak. “Saya... iya.”“Sejak kapan kamu kenal dia?”“Sudah lama, Pak. Tapi bukan berarti saya ada hubungan khusus dengan dia—”“Jangan bohong.” Bara memotong cepat, matanya memicing. “Aku lihat kamu berbicara dengannya di taman. Aku lihat kamu... membuka wig itu.”Bayu membeku. Tubuhnya terasa dingin.“Aku lihat kamu, Bayu—atau siapa pun kamu sebenarnya. Dan yang paling membuatku muak…” Bara menunduk sebentar, menarik napas panjang seolah menahan letupan amarah. “Kau… adalah Liyana.”Sunyi.Dada Bayu bergemuruh. Matanya berkaca-kaca. Ia ingin sekali menjelaskan segalanya, tapi kata-kata tak keluar.“Selama in

  • AKU ISTRIMU MAS!    Dilema

    --- Keesokan Paginya – Di Rumah Perkebunan Bayu baru saja turun dari kamar, matanya sayu karena tak tidur semalaman. Kepalanya penuh tanda tanya. Setelah kejadian semalam di bangunan kosong, ia merasa ada yang mengikutinya... tapi tak ada siapa pun saat ia menoleh. Namun yang membuatnya lebih bingung lagi adalah... Bara. Sejak pagi, pria itu berubah dingin. Tidak menyapa. Tidak menatap. Bahkan saat mereka duduk di meja makan, suasana seolah membeku. Bayu duduk perlahan, lalu memberanikan diri membuka percakapan. "Pak, tadi pagi saya sudah rapikan berkas-berkas yang Bapak minta kemarin..." Bara tidak menjawab. Ia hanya menyesap kopinya, tanpa menoleh. Tatapannya lurus ke luar jendela. Bayu menggigit bibir. Jantungnya berdetak cepat. Ada sesuatu yang aneh. Biasanya, sesibuk apa pun, Bara akan setidaknya menanggapi... walau dengan nada tegas. "Pak?" panggil Bayu lagi, lebih pelan. Masih tak ada respons. Akhirnya Bara bangkit dari duduknya, mengambil jaket yang disamp

  • AKU ISTRIMU MAS!    Sebelum terlambat

    ---Sore menjelang malam, ruang makan utama Vila DanendraBayu datang membawa nampan berisi teh dan kudapan. Ia sudah membulatkan tekad—malam ini, ia ingin bicara pada Bara. Setidaknya, ia akan minta waktu untuk menjelaskan... meskipun belum semuanya. Tapi sejak tadi, Bara tak tampak di kamarnya.Saat Bayu menuruni tangga dan berbelok ke ruang makan, ia melihat Bara duduk sendiri. Wajahnya dingin, tatapannya kosong menatap cangkir yang bahkan belum disentuh.Bayu melangkah mendekat, mencoba bersikap seperti biasa.“Pak, saya buatkan teh. Katanya Bapak belum makan sejak siang.”Bara hanya mengangguk singkat. Tak melihat ke arah Bayu. Tak menjawab dengan kata.Bayu mengerutkan dahi. Ia meletakkan nampan di meja dan duduk perlahan di seberang Bara.“Bapak... marah sama saya?”Diam. Suara detik jam terdengar lebih keras dari biasanya.“Kalau saya ada salah, tolong bilang. Jangan diam begini, Pak. Saya jadi bingung...” ucap Bayu, pelan namun jelas.Baru kali ini, Bara mengangkat kepala. Ta

  • AKU ISTRIMU MAS!    Kenyataan Yang Pahit

    ---Di Ruang Pribadi Gustur DanendraLampu gantung bergoyang pelan di langit-langit. Di balik kaca jendela besar, kabut mulai turun menyelimuti malam. Gustur duduk di kursinya yang empuk, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja kayu dengan irama sabar yang mengancam. Di depannya, Sapphire berdiri dengan angkuh, kedua tangan bersedekap."Jadi, apa rencanamu berikutnya?" tanya Sapphire tanpa basa-basi.Gustur menatapnya, lalu tersenyum tipis. "Bara sedang goyah. Hatinya rapuh. Kita hanya perlu sedikit dorongan terakhir supaya dia benar-benar melupakan Liyana."Sapphire menyipitkan mata. "Kau yakin? Dia bahkan belum melirikku. Dan sekarang ada nenek-nenekan itu yang sok mendekat. Menyebalkan."Gustur terkekeh pelan. “Justru itu bagus. Biarkan Sri Satmika membuat Bayu sibuk. Biarkan dia terganggu dan kehilangan fokus. Kita manfaatkan celah itu.”Sapphire masih tampak ragu. “Kau bilang kau bisa atur semuanya. Tapi sejauh ini, Bara justru makin dekat sama asistennya itu. Aku tahu dia bukan orang

  • AKU ISTRIMU MAS!    Logika dan Kekuasaan

    ---Malam Hari – Ruang Makan Utama Keluarga DanendraSuasana makan malam itu terasa mencekam, meski tak ada satupun suara keras terdengar. Yang ada hanyalah dentingan sendok dan garpu, sesekali batuk kecil, dan… sindiran-sindiran halus yang menusuk lebih tajam dari belati.Sri Satmika duduk dengan anggun di ujung meja, mengenakan kebaya hitam berbordir emas. Tatapannya tajam seperti biasa, kali ini mengarah ke perempuan muda yang duduk tak jauh darinya—Sapphire.“Kamu pakai lipstik warna itu lagi?” Sri Satmika membuka suara, nadanya tenang, tapi menyimpan serangan. “Ah, sepertinya itu warna yang dulu pernah dipakai ibumu saat datang melamar cucu saya, ya? Sayang, ditolak.”Sapphire menegang, namun berusaha tersenyum. “Warna ini cocok untuk acara formal, Nek.”“Kalau sekadar cocok, banyak hal juga terlihat cocok. Tapi tidak semuanya bisa diterima,” balas Sri Satmika tanpa menoleh.Bayu yang duduk tak jauh dari Bara nyaris tersedak sup-nya. Ia memalingkan wajah, menyembunyikan senyum ke

  • AKU ISTRIMU MAS!    Waktu Bisa berubah

    ---Bayu berdiri di balik dinding lorong, diam-diam memperhatikan percakapan antara Sapphire dan Sri Satmika. Wajahnya kaku, namun matanya menyorot tajam. Sudah beberapa hari ini ia merasa ada yang tidak beres. Terlalu banyak hal yang saling bertabrakan, dan ia tak bisa mengabaikan firasat buruk yang terus bergetar dalam dadanya.Dari tempatnya berdiri, ia bisa mendengar nenek Sri Satmika mengejek Sapphire dengan nada tinggi namun seolah bersahabat.“Tumben kamu datang lagi, Nak Sapphire. Masih belum menyerah juga setelah lamaran keluargamu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Danendra?” ucap Sri Satmika sembari tersenyum tipis.Sapphire yang biasanya tenang, tampak menahan emosi. Ia membalas dengan suara lembut tapi tak kalah tajam, “Saya tidak pernah menyerah, Nek. Orangtuaku datang dengan niat baik, hanya saja waktu itu Bara belum siap. Tapi semua bisa berubah.”“Heh. Waktu bisa berubah, tapi cinta? Tidak selalu,” balas Sri Satmika. “Kau pikir dengan sering datang dan membawa makana

  • AKU ISTRIMU MAS!    Permainan Baru Dimulai

    ---Siang yang Tenang Tapi TegangMatahari siang menyinari halaman rumah perkebunan dengan damai, tapi suasana di dalam rumah jauh dari ketenangan.Di ruang tengah, Sri Satmika sedang duduk di kursi rotan sambil merajut, pandangannya sesekali menatap tangga menuju lantai atas. Bayu, yang baru saja membersihkan taman belakang, masuk membawa nampan teh. Ia hendak meletakkannya di meja saat suara langkah heels terdengar menuruni tangga.Sapphire muncul, anggun seperti biasa, mengenakan gaun putih sederhana namun elegan. Senyum kecil terpahat di wajahnya saat ia melihat Bayu dan Nenek Sri Satmika.“Wah, wangi tehnya sampai ke atas. Terima kasih, Bayu,” ucap Sapphire sambil mengambil cangkir.Bayu mengangguk sopan. “Sama-sama, Nona.”Namun, dari sudut mata, ia menangkap perubahan halus pada raut wajah Sri Satmika. Rajutannya terhenti. Tatapannya dingin, menusuk ke arah Sapphire seperti ingin menyingkirkan bayangan itu dari rumah ini.Sapphire tampaknya tak menyadari atau pura-pura tidak me

  • AKU ISTRIMU MAS!    Panggung Pertarungan Diam

    Di Sebuah Ruang Rahasia, Belakang Rumah Lama – Malam HariGustur duduk di kursi rotan tua, menyalakan cerutu sambil menatap layar monitor yang menampilkan rekaman tersembunyi dari rumah perkebunan. Di salah satu layar kecil, terlihat Bayu sedang bergerak mencurigakan di gudang. Di layar lain, Bara sedang duduk sendirian di kamar, tampak murung dan termenung.“Dia masih belum juga menyerah,” gumam Gustur, menepuk-nepuk debu dari lutut celananya.Laksmi masuk membawa map berisi laporan kegiatan Bayu beberapa hari terakhir. Ia meletakkannya di atas meja dengan angkuh.“Kau yakin dia masih percaya Bayu?” tanya Laksmi, melipat tangan di dada.Gustur menyeringai. “Bara itu lelaki yang mudah terombang-ambing perasaan. Apalagi kalau sudah bicara soal cinta. Kita hanya perlu mengalihkan hatinya—supaya tidak lagi mencari Liyana.”Laksmi menarik napas panjang. “Dengan Sapphire?”“Ya,” Gustur bangkit dan berjalan ke arah rak tua berisi botol-botol minuman keras. Ia menuang satu gelas kecil, menye

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status