Share

BAB 8: Menolak

“Bagaimanan kabarmu?”

Tangan Theodor terkepal kuat di atas paha. “Seperti yang kau lihat saat ini, aku selalu baik-baik saja,” jawab Theodor terdengar datar.

Bibir pucat Vanka mengukir senyuman, wanita itu tertunduk tidak berani menatap mata Theodor. Sepasang mata yang dulu selalu memandangnya penuh cinta dan pengharapan, kini berubah dingin menyimpan banyak kemuakan yang membuat Vanka malu setengah mati.

Vanka bisa memahami kebencian yang harus dia terima dari Theodor.

Sampai detik ini, terkadang Vanka sering menangis dalam penyesalan, dia menyesal telah menyia-nyiakan ketulusan Theodor dan memanfaatkan segala kebaikannya. Dia justru mengejar sesuatu yang tidak pernah bisa dia gapai hingga menghancurkan seluruh masa depannya dan terjatuh pada lubang yang begitu dalam

Di malam-malam yang dingin, di sebuah kontrakan kecil khusus mantan narapidana, Vanka sering kali masih menangis, mempertanyakan apakah ini semua mimpi?

Dunianya yang sempurna hancur sampai ke debu. Setelah terjerat ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status