Share

BAB 19: Malu

Setelah apa yang telah terjadi di dapur, Alice memutuskan mengurung diri di dalam kamar, duduk dalam kesendirian sambil merenungkan sesuatu yang tidak bisa ungkapkan.

Alice duduk di atas lantai, memeluk lututnya dengan kuat, sorot matanya yang penuh luka.

Alice tinggal bersama keluarga Borsman baru dua hari, tapi sudah ada banyak kejadian yang menyudutkannya dan mengoyak harapan yang Alice bawa untuk bisa menjadi seseorang yang lebih kuat dan bisa melangkah dari lingkaran hitam kehidupan yang menyesakkan.

Alice menghela napasnya dengan berat. “Mengapa aku selalu seperti ini? Mengapa seluruh hal menyakitkan dan ketidak adilan selalu datang padaku disetiap harinya? Apa sekotor itu menjadi anak hasil pemerkosaan?” tanya Alice bertanya kepada dirinya sendiri.

Alice menarik napasnya dengan sesak, memandangi langit yang terlihat cerah menyilaukan.

Andai Alice mendapatkan segenggam cahaya dari langit itu untuk menerangi langkahnya, mungkin kini dia tidak terus mencari pintu cahaya untuk kelu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status