Share

46 - Petunjuk Baru

Author: INIWONJUNG
last update Last Updated: 2023-07-27 22:42:56
"Seok Hoon, aku mau pulang. Ini sudah malam, besok aku harus bekerja." ujar Shino, ia lalu berdiri dari kursi duduknya.

"Kenapa kau sangat terburu-buru? Aku masih ingin cerita banyak hal denganmu," suara Seok Hoon terdengar parau.

"Besok-besok saja, kau boleh menemuiku di kantor. Jangan ke rumah, ingat itu! Aku tidak suka jika ada pria dengan sifat playboy seperti main ke rumahku." ujar Shino sambil menunjuk Seok Hoon dengan tegas.

Seok Hoon mendengus kesal, ia pasrah kali ini. Tidak mungkin wanita itu mau menurutinya walaupun ia mencoba apapun untuk menghentikannya agar tidak pulang.

"Baiklah, pulanglah. Kau mau berpamitan dengan orang tuaku?" tanya Seok Hoon.

Shino mengangguk dengan cepat, "Sekaligus ingin mengambil tasku yang tertinggal di sofa ruang tamu."

"Okee, ayo kuantar" ajak Seok Hoon.

Di teras, tampak Ruka dengan Jaekyung dan Sihoon sedang berbincang-bincang. Mereka sesekali tertawa riang, entah membicarakan hal apa.

Ruka melihat kedatangan Shino dan Seok Hoon dari l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   47 - Kemarahan yang Tak Terbendung

    Di kamar Seok Hoon, sudah ada ayahnya yang duduk tenang di sofa besar miliknya. Ia tampak gelisah terlihat dari raut wajahnya. Joon berulang kali mengusap dagunya yang tak gatal, sesekali ia menunggu Seok Hoon yang masih belum menemuinya."Apa dia akan mau dengan perjodohan ini? Dia masih mencintai Shino, bagaimana cara aku membicarakan ini dengan baik-baik padanya." gumam Joon sambil terus memutar otak.Semua orang tahu bahwa Seok Hoon masih menyukai Shino seorang dan Vivi hanyalah teman baginya. Apa yang akan terjadi jika pria itu tiba-tiba dijodohkan dengan paksa begini. Pastinya Seok Hoon tidak akan menyetujuinya, itu akan menjadi masalah baru bagi kakeknya. Apalagi, jika dia berani melawan kakeknya makan akan menjadikan masalah ini semakin besar."Apa aku menyuruh Ruka saja ya? Tapi dia juga masih tidak tahu tentang hal ini. Dia juga pasti akan marah padaku dan ayah. Dia sangat menyayangi Shino," gerutu Joon berkali-kali.Ia kemudian dikagetkan oleh suara pintu yang terbuka, dari

    Last Updated : 2023-07-28
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   48 - Keterpaksaan

    Seok Hoon terbangun dari tidurnya yang sangat pulas, ia memegang kepalanya yang sangat pusing. Semalam dia menghabiskan waktunya di bar sendirian untuk melampiaskan amarahnya. Terdengar suara pintu terbuka, Ruka masuk sambil membawa nampan berisi sup penghilang mabuk. Dia letakkan di meja nampan itu, lalu membuka gorden di kamar Seok Hoon agar cahaya matahari bisa masuk dan menyadarkan anaknya itu. Ruka lalu duduk di ranjang milik Seok Hoon. "Kau sudah bangun? Kau baik-baik saja?" tanya Ruka dengan lembut. Ia memijat kaki Seok Hoon dengan pelan, dilihatnya anaknya itu masih mengumpulkan segala kesadarannya. Ruka menghela napas pelan lalu mengambil nampan yang dibawanya. "Ayo, kau harus makan ini." bujuk Ruka sambil memberikan nampan itu kepada Seok Hoon. "Siapa yang mengantarku pulang tadi malam?" tanya Seok Hoon dengan wajah polosnya. Ruka meletakkan kembali nampan itu ke meja, ia kemudian menarik napas dalam-dalam. "Vivian, kau pulang jam 1 tadi malam. Apa kau tahu seberapa ce

    Last Updated : 2023-07-28
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   49 - Ketahuan

    Shino memajang bunga edelweis yang tak sempat ia berikan pada ibu Seok Hoon, dia lupa bahwa dia berniat membawa bunga itu untuk Ruka. Karena sudah terlanjur, ia pun menaruh bunga itu di kamarnya. Shino keluar dari kamarnya sambil tersenyum riang menghampiri Adam yang sedang memasak sarapan pagi. Ia berdiri di samping Adam mengintipnya mengiris daun bawang. Wanita itu kemudian duduk bersama Taki di pangkuannya. "Kapan kita akan ke rumah Seok Hoon lagi?" tanya Adam. "Entahlah, dia belum meneleponku sejak aku pulang dari rumahnya. Mungkin dia sedang sibuk, sebentar lagi kan drama barunya akan tayang di televisi." ungkap Shino sambil memeluk Taki dengan gemas. "Bagaimana dengan Jiho? Apa kau tidak berniat mencari informasi tentang dirinya?" Adam menatap wanita itu dari dapur. "Pak Jung sedang sibuk, dia katanya masih mengurus acara di rumahnya. Apa aku menyuruh Kento saja?" Adam menatap ke atas berpikir sejenak, "Dia mungkin sedang membantu Pak Jung. Selain dia, tidak adakah?" Shino

    Last Updated : 2023-07-29
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   50 - Rencana Baru Shino

    Berry duduk di sofa milik Shino dengan Shino dan Adam yang duduk di depannya, mereka berdua duduk agar berjauhan. Karena melihat Berry yang tampak histeris melihat mereka berdua. Saat ini Berry sedang terdiam sambil menatap kedua orang itu, banyak pikiran yang merasuki dirinya. "Apa kau, ah tidak. Apa kalian selama tinggal bersama?" tanya Berry dengan memastikan bahwa yang ada di matanya ini benar. Adam menoleh ke arah Shino berharap Shino saja yang mengatakan jawabannya. Shino menghela napas pelan, ia menggangukkan kepalanya dengan cepat. "Tapi kita tidak satu kamar," "Ya harus itu!" jawab Berry dengan cepat. Shino mengerutkan dahinya lalu tersenyum miring, "Adam, tolong kau ambilkan jus untuk Berry di kulkas." Adam pun menuju dapur dan mengambil jus jambu sesuai permintaan Shino. Mata Berry menatap Adam dari jauh. "Bu Shino, apa anda tidak takut tinggal serumah dengan pria itu. Wajahnya seperti mafia." bisik Berry pada Shino. "Awalnya begitu, tapi ternyata cukup enak tingga

    Last Updated : 2023-07-30
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   51 - Pertemuan Keluarga

    Sebuah mobil Porsche datang melintas menuju kediaman keluarga Pak Kim. Pak Jung datang bersama istrinya, Vivian, Ken dan anak perempuannya serta menantunya. Pak Kim menyambut mereka dengan hangat, Ruka dan sekeluarga pun ikut menyambut kedatangan calon besannya itu. Sedangkan Seok Hoon entah kemana dia berada saat ini, wajah Joon terlihat gelisah karena anak pertamanya tidak kunjung muncul. "Jiho, kemana kakakmu?!" bisik Joon sambil memasang wajah geram. Jiho mengangkat bahunya tanda tak tahu keberadaan kakaknya, Jaekyung dan adiknya yang lain pun juga tak tahu. "Pa, Seok Hoon kemana?! Kita akan dimarahi ayah jika Seok Hoon tidak muncul sekarang!" gumam pelan Ruka pada Joon. Joon hanya meringis lalu berniat masuk ke dalam rumah untuk mencari Seok Hoon, tetapi langkahnya terhenti saat Seok Hoon sudah berada di balik pintu itu dan keluar. "Kau kemana saja?!! Papa dan mama bingung mencarimu?!" gerutu Joon lalu ia kembali berdiri di samping Ruka. Pak Jung keluar bersamaan dengan sem

    Last Updated : 2023-08-01
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   52 - Pamit Pulang

    Vivi merapatkan bibirnya dan tangannya terkepal, wajahnya berubah menjadi merah padam. Setelah Seok Hoon berkata seperti itu, ia merasa dirinya terhina dan tidak berharga di hadapan Seok Hoon. Vivi menggertakkan giginya lalu ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Ia berusaha tersenyum kembali walaupun bibirnya terasa kaku. Setetes air mata yang hampir jatuh ke pipinya ia seka dengan kasar. "Jangan goyah, Vivi. Ini hanya permulaan, tidak apa-apa kau harus berjuang lebih keras lagi. Ini adalah kesempatan terakhirmu." gumam Vivi sambil melemaskan tangannya yang terkepal dengan kuat. Vivi melangkahkan kakinya dengan halus, ia tak usah bersedih hanyabkarena hal sepele seperti itu. Tekadnya sudah kuat, dia akan menerjang segala tantangan yang terjadi di antara dirinya dan Seok Hoon. Dia akan terus mengejar pria itu sampai dia luluh padanya. ..... Di ruang tamu, hanya ada Ruka dan nenek Vivi disana. Pak Kim dan Pak Jung sedang berada di meja kerja Pak Kim. Saat i

    Last Updated : 2023-08-01
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   53 - Berry Bertemu Jiho

    Berry bangun dari tidurnya dan kemudian memasuki kamar mandi, ia hari ini akan menghadiri sebuah acara penting menyangkut misi yang diberikan Shino padanya. Setelah selesai mandi, ia memakai sebuah pakaian bak karakter game. Dia memoles wajahnya semirip mungkin dengan karakter game yang ditirunya. Dia hari ini akan cosplay di suatu event game yang akan dihadiri Jiho. Berry sudah merencanakannya dari awal, dan akan mulai mendekati Jiho dari hobinya. "Wah, lihat dirimu Berry. Kau imut sekali seperti wanita dimensi lain," Berry berputar sambil melihat pantulan dirinya di kaca. Berry kemudian tersenyum nyengir karena make up nya berhasil membuat dirinya secantik mungkin, orang-orang tidak akan mengira dia seorang pegawai Al Entertainment. Berry kemudian mengambil kunci mobilnya dan berangkat menuju tempat event tersebut. Di sisi lain, Jiho memakai hoodie abu-abu miliknya dan masker berwarna hitam. Dia kemudian berangkat menggunakan bus umum. Ia tak mau terlihat mencolok dan menunjukka

    Last Updated : 2023-08-03
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   54 - Ramen

    "Apa sekarang aku bisa menjadi pacarmu?" tanya Berry dengan nafas yang tersengal-sengal akibat berlari. Jiho menatap wanita itu dengan terkejut, tangannya gemetar dan ia juga merasakan dirinya mulai merinding. Ada apa dengan wanita ini, apa dia benar-benar serius? "Di-dimana kau menemukan buku in--" "Ayo, kita makan. Tadi kau bilang lapar kan?" sela Berry sambil menarik tangan lurus cowok itu. Ia sesekali tersenyum manis kepada Jiho. Jiho menelan ludahnya dengan susah payah, apa yang harus dilakukannya sekarang. Padahal, dia hanya bercanda tadi. Ia tidak tahu jika akan benar terjadi seperti ini. Ini diluar dugaannya dan sangat aneh. Apa dia harus berlari diam-diam meninggalkan gadis itu, dia tidak akan dilaporkan ke polisi kan? Jiho melirik daerah sekitarnya sambil mencari celah untuk lari dari wanita yang tidak mau melepaskan genggamannya ini. "Kita makan ramen saja disini ya?" ajak Berry sambil mencari kursi yang kosong. Setelah matanya menangkap satu meja kosong, ia segera p

    Last Updated : 2023-08-04

Latest chapter

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   79 - Putus?

    Berry tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya sendiri. Apa dia tidak salah dengar? Bocah SMA yang selama ini hanya menumpang tidur dan bermain game di rumahnya ternyata seorang pecandu?“Kau jangan asal bicara Jay, kau tahu dia seorang konglomerat. Jaga mulutmu jika kau ttak mau dipenjara mereka nanti.” sahur Berry berusaha tak percaya. Ia tidak mau asal memfitnah orang apalagi keluarga Jaekyung punya kuasa di negara ini.“Kau kira aku bicara tanpa bukti?!” sentak Jay sambil melotot pada kakaknya itu yang seolah-olah memandang dirinya penipu. Berry menoleh ke arah adiknya dan menatapnya tajam, “Jadi, apa kau punya buktinya? Tunjukkan padaku kalau begitu!” jawab Berry dengan nada menantang. Saat ini mereka diam di samping jalan, Berry menunggu jawaban Jay.Jay berpikir sejenak, selama ini ia tak mengambil bukti apapun dari Jaekyung. Dia hanya menebaknya saja.“Untuk buktinya ….” Jay menggigit jarinya bingung. Berry tak tahan dengan hal itu, ia hanya tertawa

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   78 - Berry Terkejut

    "Hah?" Pak Imura tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut bosnya barusan. Apa dia tidak salah dengar tadi? Tidak mungkin, dia selama ini selalu menjadi manajer departemen ini untuk waktu yang lama. Dan dia tak pernah menduga bahwa dia akan dipromosikan langsung oleh CEO perusahaan ini.Shino tersenyum miring, "Jika kau mau, kau harus menunjukkan bahwa dirimu lah yang mampu mengemban tugas ini. Jangan merendah, aku ingin melihatmu melawan mereka. Hubungi aku untuk berdiskusi soal ini."Shino keluar dengan diikuti Adam yang menahan senyumnya ketika melihat wajah Pak Imura yang kebingungan. Bu Dinan pun tak sadar jika ia telah menganga selama lebih dari 5 menit. Tidak ada hujan tiba-tiba ada berita seperti ini.Pak Imura terduduk lemas di kursi sofa, rasanya seperti sedang memenangkan sebuah lotre yang sudah diinginkannya sejak lama. Tangannya gemetar dan berkeringat, lidahnya terasa kelu, pikirannya kosong.Bagaimana jika keluarganya mendengar hal ini, mereka pasti aka

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   77 - Pernikahan Vivi

    Berry membuka aplikasi perekam dalam ponselnya, segera ia mendekatkan benda itu di balik lemari. Pak Kim dan Pak Jung duduk di sofa sambil berbincang mengenai pernikahan cucu mereka yang semakin dekat.“Tak lama lagi kita akan jadi besan pak,” ujar Pak Jung sambil tertawa pelan."Bagaimana? Apa kau sudah mengurus hal itu? Dia sebentar lagi akan keluar." tanya Pak Kim membuat Berry semakin penasaran dengan orang yang dimaksud Pak Kim."Kento sudah mengurusnya dengan baik, sebentar lagi Anda hanya duduk tenang menunggu cucu anda menggantikan." Pak Jung tersenyum miring, mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu. Berry mengernyit lalu keluar dengan diam-diam.Dia kembali mendengarkan suara rekaman tadi dengan earphone, mengamati suara mereka berdua. Apa yang dimaksudnya? Siapa yang akan menggantikan Pak Kim? Seok Hoon?Apa dia akan dicalonkan untuk penggantian direktur nanti? Apa mereka sudah merencanakan ini sebelumnya?Berry kemudian mengirim file rekaman itu kepada Shino agar dia tah

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   76 - Bergerak

    Berry menggigit jarinya untuk menenangkan dirinya dari rasa berdebar yang sangat hebat. Saat ini, ia sedang menunggu pintu dibuka oleh Shino. Akar dari masalah ini mulai terlihat setelah ia nekat mengutak-atik laptop milik pacarnya, Jiho.Tak lama kemudian, pintu terbuka dan terlihat Adam dengan wajah dinginnya menyuruh Berry masuk ke dalam. Setelah Berry masuk, diliriknya keadaan luar memastikan tidak ada seorangpun yang melihat mereka."Berry, apa Jiho tahu hal ini?" tanya Shino memastikan."Sepertinya dia memang sedang memantau Jaekyung setiap harinya. Walaupun dia terlihat dingin dan tak peduli sekalipun, tetapi di laptopnya banyak video rekaman cctv aktivitas yang dilakukan Jaekyung." jelas Berry.Shino dan mengangguk bebarengan lalu mereka saling melirik satu sama lain. Sepertinya Berry akan dapat misi baru setelah ini. Mereka sudah tahu kinerja Berry yang cepat tanggap menangani masalah ini."Oke, sekarang aku memiliki misi baru untukmu. Singkirkan Jiho dan Jaekyung dari pikira

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   75 - Kenakalan Remaja

    "Nanti siang aku akan menjemputmu, kita harus fitting pakaian pengantin kita. Aku mau semunu harus selesai dalam dua hari ini." ucap Seok Hoon dengan tegas. Terlihat dari ekspresinya, ia tampak datar. Setelah kejadian itu, membuatnya menjadi lebih dingin dari biasanya. Dia menjadi lebih serius ketika bersama Vivi. "Baiklah," balas Vivi, ia menahan senyumnya agar tidak muncul di hadapan Seok Hoon. Walaupun Seok Hoon berubah, ia tetap senang karena Seok Hoon berhasil melupakan wanita itu. Mulai dari sekarang, ia akan berusaha membuat Seok Hoon yang dingin ini menjadi tergila-gila padanya. Sesampainya di depan rumah Seok Hoon, pria itu meminta Vivi memberhentikan mobilnya disana. "Pulanglah. Terima kasih sudah mengantarku." Seok Hoon keluar dari mobil meninggalkan Vivi. Di dalam mobil, Vivi berteriak kegirangan. Ia tak dapat mendeskripsikan perasaan senangnya kini. Di rumah Vivi, tampak Pak Jung duduk di ruang tamu. Pria tua itu tersentak ketika melihat Vivi datang secara terburu-bur

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   74 - Kebenaran Baru

    Shino telah selesai mengobati luka Adam, ia menutup kotak obat tersebut dan meletakkannya di meja. Shino menghela napas menatap pria itu dengan tajam, ia menunggu Adam mulai berbicara. Pria itu tertunduk berusaha menghindari kontak mata dengan Shino."Jelaskan, bagaimana ini bisa terjadi! Apa kalian berantem satu sama lain?" tanya Shino dengan cepat.Adam diam seribu bahasa dan tidak mau menatap Shino sama sekali. Ia tetap masih menundukkan kepalanya."Angkat kepalamu dan jawab pertanyaanku! Apa kau bisu?!" Shino mulai menaikkan suaranya.Pria itu kemudian menghela napas pelan lalu menatap Shino dengan tenang. Ia melihat sebuah guratan jelas di leher Shino, sepertinya wanita itu sangat marah kali ini."Maafkan aku, soal tadi mal—""Aku tidak sedang membicarakan hal itu!" bentak Shino sambil berusaha mengontrol wajahnya agar tidak goyah dan salting mengingat tadi malam."Benar, aku adu jotos dengan Seok Hoon. Dia yang lebih dulu memukulku dan memnacingku dengan kata-katanya yang menusu

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   73 - Babak Belur

    Saat ini, Adam dan Seok Hoon sedang berada di sebuah lapangan tembak. Seok Hoon mengajak Adam untuk adu keterampilan. Adam tampak malas mengikuti pria cerewet di depannya kini. Sesekali Adam menghela napas melihat tempat yang tak asing baginya.Sebuah tempat dimana ia pernah belajar untuk meraih cita-citanya dulu dengan menjadi seorang tentara."Mau apa kita kesini?" tanya Adam dengan lirih. Ia memicingkan matanya menatap Seok Hoon yang mulai memilih senapan yang digunakannya sebentar lagi.Seok Hoon tersenyum miring lalu melihat pria itu dengan wajah menantang, dia telah selesai memilih senapan. Dari wajahnya terlihat bahwa ia sangat percaya diri sekarang, ia tak tahu jika Adam ahli dalam pekerjaan ini."Kau tidak pernah kesini ya? Cobalah memilih senapan yang diletakkan di meja itu." titah Seok Hoon."Aku pulang saja. Malas sekali meladeni pria sepertimu." ujar Adam berniat kembali ke villa."Aku ingin pertandingan yang adil. Ini menyangkut diriku, kau, dan Shino. Jika pertandingan

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   72 - Aku Malu

    "Kyung, sebentar lagi kau mau kuliah dimana? Apa kau akan mengejar Ivy League seperti Haru?" tanya Jay sambil menulis tugasnya yang belum terselesaikan di rumah kemarin.Jaekyung yang fokus bermain game di ponselnya, mengalihkan pandangannya ke arah Jay sekilas. Ia kemudian lanjut bermain game itu lagi."Entahlah, aku sendiri tidak tahu harus kemana. Aku hidup di dunia ini ditentukan oleh ayah dan kakekku. Takdirku pun mereka yang menentukan." jawab Jaekyung dengan nada bicara sendu.Jay terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu, "Takdirmu ditentukan oleh orang tuamu? Lucu sekali, memang kakekmu itu Tuhan?""Bukan begitu. Maksudku, semua urusanku sudah diatur oleh kakekku. Aku tinggal menurut saja dan melakukan apa yang diperintahkan dia." ujar Jaekyung, ibu jarinya terus menekan layar ponselnya dengan cepat."Lalu kau tidak akan kuliah nanti?""Aku kuliah, tetapi tidak tahu dimana. Mungkin, setelah ini aku akan bekerja di kantor kakekku." Jaekyung menghela napas kasar setelah melihat

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   71 - Setelah Kejadian Itu

    Esok harinya...Matahari sudah menampakkan dirinya di langit yang luas ini, suara kicauan burung yang sangat merdu membangunkan wanita itu. Shino merasakan tubuhnya sangat lelah dan sakit semua. Kepalanya sangat pusing dan ia berusaha membuka matanya perlahan.Shino berkedip menatap langit-langit kamarnya, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya lagi. Tatapannya tampak kosong, dia melamun sejenak. Rambutnya seperti singa dan kantung matanya terlihat tebal."Ah, aku ada di kamarku sendiri ternyata. Jam berapa aku sampai sini ya? Bagaimana si Seok Hoon itu kabarnya. Aku harus mengecek keadaannya." Shino berusaha bangun namun ia merasa kedinginan. Seperti tidak memakai pakaian."Mengapa dingin sekali." Ia melihat tubuhnya tak memakai sehelai benang apapun. Shino terkejut, matanya melotot berusaha bersikap tenang.Matan tertuju ke benda yang tampak melembung di dalam selimut, terlihat besar dan bergerak naik turun.Shino mengenyitkan kedua alisnya berusaha membuka selimut itu, perlahan ia m

DMCA.com Protection Status