HAPPY READING!!!!
"Gue gak pernah percaya sama yang namanya cinta pandangan pertama."
Ana menyimpan ponselnya diatas meja saat melihat Egas datang dengan membawa satu nampan, dan diatasnya ada satu mangkuk seblak pesanan Ana.
"Ini pesanannya, mbak," Canda Egas seolah-olah seperti pelayan.
"Eh, iya, mas!" Sahut Ana.
Egas duduk di kursi didepan Ana. Dia tersenyum tipis saat melihat Ana mulai memakan seblaknya, seblak buatannya maksudnya. "Enak?" Tanyanya.
Ana mengangguk,"Enak, banget!!!" Sahutnya senang. "Iyalah, kan gue yang buatin," kata Egas, sombong.
"Ah, masa?" Tanya Ana tak percaya menatap Egas. "Serius," Egas meyakinkannya.
"Iya-iya, hebat juga ya, Lo?" Kagum Ana terus memakan seblaknya. "Lo
HAPPY READING!!!!"Belakang Lo kosong, biar gue yang jaga! Lo fokus aja kedepan!»«"MAKASIH!" Ana turun dari motor Egas setelah dan mengucapkan terima kasih. "Lo bisa pulang, nanti gue pulang sama Anta aja. Udah izin sama bonyok, kok," jelas Ana."Na," Panggil Egas."Apaan?""Anta itu... Cowok?" Tanya Egas entah mengapa, terdengar seperti orang yang cemburu? Entahlah!"Banci! Udah ya, gue masuk dulu, bye!" Pamit Ana lalu berlari masuk kedalam rumah Ipeh. Sedangkan Egas melajukan motornya, pergi dari sana.Ana berjalan menghampiri kedua orang suami istri di ruang tamu, yang semakin terlihat mesra, ditambah lagi saat melihat perut ncingnya itu yang semakin membesar,dan sepertinya akan segera melahirkan. "Assalamualaikum, Ncing, man
HAPPY READING!!!'dikira jalan punya nenek moyangnya kali?! '*KALI ini, Ana dan semua Anggota Domino berbicara sambil duduk lesehan diatas karpet. Dengan beberapa Anggotanya yang terluka kini sedang diobati oleh dokter disana.Ana berkacak pinggang menatap Anggotanya satu per satu. "Kali ini masalah Apa?" Tanyanya."..." Semua Anggotanya hanya diam tak menjawab."Ck, gue lagi nanya, bukan jualan obat! Jadi, JAWAB!" Katanya, Sinis."Se--""Bentar!" Potong Ana cepat saat merasakan ponselnya bergetar. Dia menempelkan ponselnya ke telinga lalu berkata. "Siapa?" Tanyanya, ketus. Saat melihat nomor tak dikenal menelpon nomornya."I-ini aku kak. Anggun, kata Tante Okta, kakak disuruh cep
HAPPY READING!!!'Bau Hujan,'»«"Lo itu leader dari geng Viper. Apa gue salah? Fabregas Argantara?" Mendengar pertanyaan Ana yang membuat Egas terdiam dan berpikir. 'kenapa dia bisa tau?'"Sekarang zaman udah canggih, Gas!" Kali ini Ana membalikkan kata-kata yang tadi diucapkan Egas untuk dirinya."Gimana Lo bisa tau?" Tanya Egas, tenang"Mata gue dimana-mana, kali!" Remeh Ana."Iya, gue leader Viper yang ke-15." Jelas Egas.Ana bertepuk tangan. "hebat, Lo!" Pujinya."Hebat?" Kekeh Egas. "Thanks!""Gue denger-denger, Viper buat Onar lagi? Di area sekolah, tepatnya didepan sekolah SMAN 12?" Tebak Ana sambil menggulir latar ponselnya.Egas berpikir dan menggeleng, dia tidak mengingat gengnya pernah melakukan onar
HAPPY READING!!!'Laki-laki, yang dipegang itu omongannya.'»«Ana keluar dari dalam ruangan yang memang dari awal dibangun untuknya. Dia kini sudah mengganti pakaiannya yang basah tadi dengan pakaian miliknya yang memang sudah di taruh ya disana.Ana menutup resleting Sling bag-nya lalu melangkahkan kakinya menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul. "Bang, gue balik, ya! Nyokap gue udah nyuruh pulang soalnya." Pamitnya ke Rendy yang sedang asik menonton televisi didepannya. "Padahal udah nyuruh dari tadi sih," lanjutnya dalam hati."Yaudah," sahut Rendy enteng. "Lll USA kita ada rapat lagi, jangan lupa." Peringatnya."Yaaa." sahut Ana."Kalian gak mau pulang?" Tanya Ana ke keenam temannya di sana."Lo tadi kesini naik apa?" Buk
HAPPY READING!!!'Saya gak mau anak saya cuma sebagai sebatas penjaga jodoh orang.'»«"Maaf om, saya mau bicara, boleh?" Izin Egas ke Nata."Bicaralah." Sahut Nata."Duduk, duduk. Biar Enak ngobrolnya." Suruh Okta ke Egas yang masih berdiri di tempatnya, lalu lelaki itu duduk dan berhadapan langsung dengan Nata yang berstatus papahnya Ana."Kalo gitu saya ke--""Maaf Tan, kalo bisa Tante denger juga?""Yaudah." Okta duduk disebelah Nata dan kini menatap remaja lelaki yang entah akan membicarakan hal apa pada mereka."Langsung ke intinya. Walaupun saya baru terbilang singkat kenal dengan Ana. Saya sudah menyukainya. Sangat amat menyukai. Kalau boleh saya meminta izin. Apa boleh saya ajak Ana berpacara
HAPPY READING!!!"kamu bedain kemiri sama ketumbar aja belum bisa. Masa udah sok-sokan mau pacaran?"»«Disaat yang bersamaan, Ana yang sedang meminum minumannya sambil melihat kearah teman-temannya yang sedang mengobrol dengan Anggun, tiba-tiba tangannya ditarik seseorang ke arah dapur."Woy-- Astaghfirullah, si mamah! Kirain siapa." Ana mengelus dadanya saat hampir saja memukul wajah mamahnya yang menarik tangannya barusan.Mamahnya berdehem pelan. "Mamah mau nanya.""Ya?""Kamu suka cowok?" Mendengar Pertanyaan mamahnya, membuat Ana menganga heran. "Suka lah, kan Ana masih normal. Astaghfirullah, si mamah!" Jawab Ana cepat."Bukan gitu maksudnya! Maksud mamah itu, kamu lagi ada cowok yang ditaksir gak? Cowok yang kamu suk
HAPPY READING!!!'Jangan cuma bilang suka, sayang, atau cinta doang, Tapi abis itu anak orang di ghosting, bodoh!'»«Disaat sedang asik dengan tontonannya, dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangannya ke ponselnya yang bergetar terdapat notifikasi chat yang masuk. Saat melihatnya chat itu dari Kafi. Tanpa pikir panjang, tanpa menjeda tontonannya, Ana membalas chat dari Kafi.Kafi Kafi|| Na...Kafi|| Masih bangun, kan?Ana||
HAPPY READING!!!'ditampar dengan kenyataan yang ada.'»«Anggun membukakan pintu dan melihat siapa yang datang pagi-pagi begini. "Iya, maaf cari siapa ya?" Tanyanya saat pintu terbuka lebar.Seketika Anggun terdiam saat melihat lelaki hadapannya. Lelaki yang waktu itu tidak sengaja menabraknya di lorong. Masih terus memasang senyum diwajahnya, Anggun kembali bertanya. "Maaf, cari siapa ya, kak?" Tanyanya lagi, namun kini menggunakan embel-embel 'kak'Lelaki dihadapan Anggun itu—Egas, dia menatap ke depan dan melihat Anggun "Oh, sorry, Ana nya ada?" Tanya Egas."Kak Ana? Ada, tunggu ya kak, biar aku panggilin dulu," kata Anggun. "Oh iya, maaf kakak siapa ya?""Egas." Anggun mengangguk lalu masuk kedalam rumah, menghampiri Ana dan kemudian berkata. "Kak Ana, ada kak Egas di