author-banner
NDRA IRAWAN
NDRA IRAWAN
Author

Novels by NDRA IRAWAN

Birahi Liar istri Setia

Birahi Liar istri Setia

Dia adalah istri yang setia, mencintai suaminya sepenuh hati, tanpa pernah berpikir untuk melangkah keluar dari batas kesetiaan. Namun, ketika pengkhianatan menghancurkan hatinya, sesuatu dalam dirinya ikut mati—dan sesuatu yang lain terbangun. Dendam mengalir dalam darahnya, mengubah kelembutan menjadi keberanian, mengikis batasan yang dulu dijunjung tinggi. Luka yang ia pendam kini membawanya ke jalan yang tak pernah ia bayangkan—menjadi seseorang yang berbeda, seseorang yang berani menuntut balas dengan cara yang tak terduga. Saat sisi liar dalam dirinya bangkit, akankah ia menemukan kepuasan, atau justru kehilangan dirinya sendiri? "Sisi Liar Istri Setia"—sebuah kisah tentang cinta, pengkhianatan, dan transformasi yang mengguncang batas moral.
Read
Chapter: 10) Rahasia Ibu Martua
Langit mulai meremang. Jingga tua berbaur dengan awan kelabu, menumpahkan cahaya sendu ke sepanjang jalan berkelok yang mereka lalui. Motor yang dikendarai Kelvin melaju pelan, menembus jalanan sempit yang mulai sunyi. Di kiri-kanan, pepohonan pinus menjulang rapat, menyisakan bayangan panjang yang menari-nari di aspal berdebu.Suara mesin motor seperti satu-satunya bunyi yang tersisa, selain desir angin yang menggugurkan daun-daun kering.Kelvin menggenggam erat setang motornya. Pandangannya lurus ke depan, namun pikirannya berkecamuk. Bukan hanya karena mereka masih harus menempuh perjalanan lebih dari satu jam, tapi karena kehadiran Bu Maria yang duduk di belakangnya, terasa berbeda.Pelukan ibu mertuanya di pinggangnya tak sekadar erat. Namun seolah ingin mendekat lebih dari sekadar menumpang. Dada Kelvin menghangat, bukan karena nyaman, tapi karena bingung dan canggung. Ia tak bisa mengabaikan detak jantung Bu Maria dan dua gumpalan hangat dan kenyal empuk
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: 9) Kenyataan Janggal
Entah berapa lama Bu Maria tenggelam dalam keadaan trans yang tak terkendali. Tubuhnya bergerak tanpa arah, dibimbing oleh naluri yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Sesekali tangan Gus Bokis memaju mundurkna kepalanya.Lalu tiba-tiba, sesuatu meledak dalam mulutnya juga dari dalam dirinya. Hangat, tajam, kental dan menggetarkan. Bagian bawahnya basah dan mulutnya pun penuh dengan cairan. Saat itu juga dia meraskan seolah seluruh isi jiwanya terlepas dan melayang, cairan itu pun tanpa tersisa masuk dalam kerongkongannya.Jiwanya semakin naik, tinggi, menuju langit ketujuh.Sesaat dunia terasa diam. Tak ada waktu, tak ada suara. Hanya euforia yang membungkusnya rapat, membuatnya lupa siapa dirinya, di mana ia berada, dan mengapa ini bisa terjadi. Bu Maria melepasakan benda dalam mulutnya, lidahnya menjilati sisa-sisa cairan di sudut-susdut bibirnya, seakan tak mau terlewatkan rasa nikmat itu walau setetes.“Kamu berhasil melakukannya, Bu,” ucap Gus Bokis, tanpa membuka matanya, wajahn
Last Updated: 2025-04-16
Chapter: 8) Terlanjur Basah
Di saat bersamaan pula, setelah kurang lebih dua jam perjalana, Bu Maria dan Kelvin tiba di rumah Gus Bokis.Kelvin terkagum-kagum, "Ini rumah siapa, Bu? Besar banget.""Ini tempat yang bisa membantu Mas Radit dan Mbak Melia, Vin." jawab Bu Maria, lalu masuk sendirian.Di dalam, Gus Bokis yang berpakaian laksana ulama besar dan duduk di singgasana itu, menyambutnya dengan senyuman khasnya.“Sudah dibawa persyaratannya?”“Sudah Gus.”“Yu ikuti saya, ritualnya kita di kamar khsusus,” ajak Gus Bokis.Bu Maria mengikuti Gus Bokis melewati lorong rumah yang cukup panjang. Dinding-dinding lorong dihiasi lukisan kaligrafi dan aroma minyak zaitun samar tercium sejak langkah pertama memasuki ambang kamar yang disebutnya kamar khusus.Kelvin tidak diizinkan masuk. Ia menunggu di ruang tamu atau di luar dengan gelisah, sesekali memerhatikan jam dan mendengarkan samar suara burung jalak di sangkar besar dekat jendela.Sementara itu, di dalam kamar khusus, suasananya temaram. Hanya cahaya lampu mi
Last Updated: 2025-04-16
Chapter: 7) Nostagia Biru
Melia duduk kembali di meja kerjanya. Tangannya sibuk mengetik laporan, namun pikirannya masih tertinggal di warung kopi tadi. Wajah Gilang, suaranya, bahkan caranya menatap. Semua membekas di kepalanya.Ia mengusap perutnya yang masih datar. Bayi yang belum kunjung hadir, pertanyaan dari ibu-ibu kompleks, tatapan sinis mertua, dan suaminya yang seolah tak peduli dengan segala deritanya. Semua itu membuatnya semakin goyah. Dan kini, hadirnya Gilang seperti pintu kecil yang terbuka. Bukan untuk cinta, tapi untuk pelarian.Melia memejamkan mata sejenak. Bukan, dia tidak ingin kembali ke masa lalu. Tapi ia rindu akan ketulusan. Rindu seseorang yang melihatnya sebagai perempuan yang cukup, bukan hanya istri yang dituntut melahirkan keturunan oleh keluarga suaminya, tanpa mau tahu apa permasalahan yang sebenarnya."Mas Gilang..." lirihnya pelan, nyaris tak terdengar.Ia tahu pertemuan tadi tidak akan berhenti di situ. Bukan karena dia menginginkannya, tapi karena hatinya diam-diam berharap
Last Updated: 2025-04-16
Chapter: 6) Bertemu Mantan
Bersamaan dengan Bu Maria dan Kelvin melaju di jalan pedesaan, Melia memutuskan untuk singgah di sebuah warung kopi sederhana di pinggir jalan. Tempat ini selalu memberi ketenangan, seolah-olah waktu berjalan lebih lambat di sini.Dengan secangkir teh hangat di tangannya, Melia duduk di salah satu bangku kayu yang menghadap ke jalan. Kepalanya penuh dengan pikiran yang berat, terutama soal kehamilannya yang terus dipertanyakan oleh ibu-ibu di sekitar rumah.Apa aku mending tinggal di rumah ibu aja? Biarin aja Mas Radit mau ikut sukur, gak juga gak apa-apa, pikirnya.Melia menggulir layar ponselnya, mencoba mencari hiburan sejenak di media sosial, Melia mendesah panjang. Sepertinya, tak ada jalan mudah untuk lari dari kenyataan. Pandangannya masih tertuju pada layar ketika tiba-tiba, suara yang sangat familiar memecah keheningan siang itu."Melia ya?"Melia mengangkat kepala. Di hadapannya, berdiri seorang pria dengan jaket ojek online dan helm di tangan. Sosok yang begitu dikenal, tap
Last Updated: 2025-04-16
Chapter: 5) Tindakan Nekad Mertua
Pagi itu, Bu Maria bangun dengan semangat yang jarang ia rasakan. Hatinya gembira, bahkan ada senyum yang tersungging di bibirnya. Suaminya akan pergi dinas luar selama tiga hari, memberikan kesempatan untuk melaksanakan rencana yang sudah lama ia simpan.Sambil menyiapkan sarapan, Bu Maria terus bersenandung, seakan kegembiraan ini tidak bisa ia sembunyikan. Namun, sesekali ada kekhawatiran yang muncul. “Bener gak ya, jalan ini? Apa gak dosa ya minta bantuan begituan?” batinnya ragu.Ia menghela napas panjang, melirik ke arah jam dinding yang berdetak pelan. Ia tahu, di balik senandungnya itu ada rasa was-was yang terus mengintai.“Tapi... ini demi kebaikan Radit dan Melia,” bisiknya, berusaha meyakinkan diri.Setelah Pak Darma pergi, Bude Yati menjemput Bu Maria dengan mobil Tony, menantunya. Tony sudah beberapa kali mengantar Bude Yati, mertuanya ke tempat Gus Bokis.Setelah berada dalam mobil, Bu Maria masih merasa tegang.“Tenang, Mar. Kita cuma mau cari solusi buat Radit dan Mel
Last Updated: 2025-03-26
Premanku Canduku

Premanku Canduku

Wanita mana yang tidak senang jika dirinya terlihat cantik, menarik dan disukai banyak orang terutaman lawan jenis. Tapi bagaimana jika cantik, menarik dan disukai banyak orang itu terjadi secara mendadak. Tanpa melakukan perawatan khusus, tanpa operasi plastik dan tanpa melakukan ritual mistis sejenisnya. Firda mengalamaninya. Dia bahkan sama sekali tidak tahu dan tidak mengerti mengapa semua orang menganggapnya mendadak sangat cantik, menarik dan menggairahkan bagai bidadari yang terlempar dari khayangan. Namun Yudis, suami Firda yang sejak dulu tidak pernah mencintai istrinya, sama sekali tidak terpengaruh. Firda yang mendadak cantik mendapat banyak ujian dan godaan terutama dari para lelaki yang mulai tergila gila pada dirinya. Tak sedikit yang berbuat nekad hingga mengancam keselamatan jiwa raga Firda. Sebagai seorang wanita, Firda berusaha menghindari semua godaan dan ancaman yang datang silih berganti dari para lelaki hidung belang itu. Dia tetap setia pada Yudis yang ternyata masih belum bisa move on dari mantan istri pertamanya. Bagaimana Firda bisa bertahan dari segala godaan para lelaki yang sangat menggirurkan? Bagaimana pula dia bisa menghindar dari segala ancaman dan serangan yang datang bertubi-tubi? Benarkah ada lelaki misterius yang selalu melindunginya? Lalu siapa sebenarnya lelaki misterius DI BELAKANG SUAMI itu? Ini bukan cerita horor, tapi kisah romantis yang bisa membuat siapapun baper, berdebar dan penasaran berkepanjangan. Sesekali akan juga melewati lembah yang bisa membuat siapapun mendadak panas dingin. Jangan lupa berikan like, vote dan komentar dalam setiap chapter yang sudah dibacanya.
Read
Chapter: 35) Premanku
Saat tiba di rumah mertua, entah mengapa suasananya terlihat sangat sepi. Tidak banyak tamu padahal menurut ibu mertua sejak bapak resmi menjadi calon anggota legislatif, rumah mereka nyaris tak pernah sepi hampir 24 jam. Setelah diberi uang tips untuk sekedar beli rokok karena ongkos udah dibayarin Mas Bayu, Leo pun kembali pulang dan aku tidak meminta untuk menjemput karena kemungkinannya menginap. Raut wajah Leo tampak sedikit kecewa karena sepertinya dia berharap kembali memboncengku. Selama dalam perjalanan tadi kami tidak banyak ngobrol karena sama-sama memakai helm full face. Namun aku merasakan jika gestur Leo ada yang sedikit berbeda. Lebih perhatian dan bawa motornya pun lebih santai melewati banyak jalan tikus untuk menghindari kemacetan. Dia bahkan memintaku untuk memeluknya. Entah mengapa dia jadi ganjen. Untungnya aku sudah janji mau melupakan hal-hal demikian. Mas Bayu juga sudah mulai berubah, jadinya godaan-godaan kecil seperti yang dilakukan Leo dengan mudah bisa
Last Updated: 2022-06-05
Chapter: 34) Pesona Firda
Hanya Bah Akin yang tahu persis bagaimana kronologis pertemuan Bunda Eni dengan Ipang. Hal itu memang sangat mereka rahasiakan.Bah Akin tukang pijat kawakan usianya sebaya dengan Pak Kades. Mereka lahir pada tahun yang sama, di kampung yang sama dan bersahabat karib sejak balita. Nasib baik membuat Pak Kades menjadi orang terkaya di kampungnya bahkan diangkat menjadi kepala desa setelahnya. Sementara Bah Akin tetap dengan profesinya sebagai tukang pijat.Pak Kades bukan kacang lupa kulitnya. Untuk membantu perekonomian Bah Akin, dia mengangkatnya menjadi terapis juga buat istrinya yang dinyatkan menderita penyakit menahun diabet. Sementara anak-anak Pak Kades tidak ada yang berminat dipijat.Bah Akin sempat ditawari jadi hansip desa namun menolak karena takut dituduh KKN. Pak Kades selalu memberi imbalan besar, hingga sang kakek sembilan cucu dan lima anak itu merasa sudah sangat cukup menjadi terapis sahabatnya itu. Bah Akin rela membatalkan janji dengan pasien lain jika berbenturan
Last Updated: 2022-06-05
Chapter: 33) Boncengan Gaib
“Sayang, coba lihat sini bentar!” seru Ipang pada Bunda Eni yang sedang menyeduh kopi di meja makan rumah megahnya.“Ada apa, Sayang?” tanya Bunda Eni seraya bergegas mendatangi Ipang yang berdiri depan kaca jendela balkon rantai dua seraya menatap ke luar, lebih tepatnya jauh ke jalan.“Hmmm liat tuh Bu Firda. Dia sepertinya udah main brondong lagi. Kenal gak sama yang diboncengnya?” Ipang menunjuk Firda yang melintas di depan rumah sang kepala desa itu. “Yang dibonceng Firda? Siapa yang ngebonceng, Sayang? Firda bawa motor sendiri kok!” sangkal Bunda Eni seraya menajamkan pandangan matanya menatap sekaligus mengawasi Firda yang dia lihat hanya punggungnya yang semakin kecil dan menjauh.“Hai, itu liat di belakangnya. Masa Bunda gak bisa ngeliat orang yang dibonceng Bu Firda? Keliatannya masih brondong, tuh dia ngeliat ke belakang ke arah kita, orangnya putih, pake jaket ala si Dilan gitu. Coba deh perhatikan baik-baik.” Ipang berusaha meyakinkan Bunda Eni.“Eh Sayang, kamu kok ja
Last Updated: 2022-06-05
Chapter: 32) Siapakah Bunda Eni?
“Jadi beneran Arman datang dalam mimpi Ibu?” Asrul kembali memastikan.Firda segera menjawabnya dengan menganggukkan kepala. Dan Asrul hanya bisa menganga, tak menduga jika Arman benar-benar mendatangi Firda. Tidak mungkin Arman datang hanya dalam mimpi pasti datang juga di alam nyata. Tidak mugkin Firda tahu segalanya kalau hanya sebatas mimpi. Demikian asumsi Asrul.Berbeda dengan Asrul, Firda justru sedang memikirkan siapa sesungguhnya Bunda Eni. Firda coba menyusun berbagai mozaik potongan kisah wanita tajir melintir itu dengan apa yang baru saja disaksikan. Bukan sesuatu yang mustahil jika wanita pemburu brondong ini ada di balik kematian Arman.Bunda Eni banyak tahu tentang Arman. Dia pernah ditolak keingiannya oleh Arman. Sebagai istri seorang kades yang tajir melintir, tentu bukan hal yang susah baginya untuk membalas sakit hatinya, bahkan jika perlu melenyapkan siapapun yang dianggap telah melukainya. “Sekarang saya mau tanya. Dari mana Pak Asrul tahu kalau Bunda Eni seb
Last Updated: 2022-06-03
Chapter: 31) Sabar Menanti Respon
Tok tok tok…Pintu dapur kantor tiga kali diketuk dengan tidak terlalu keras, namun sudah sangat keras untuk bisa menyadarkan Firda dari semua lamunan dan bayangan percintaan Bunda Eni dengan Ipang.“Bu Firda, are you, oke?” tanya Asrul dari balik pintu dengan suara yang terdengar sangat khawatir, karena Firda tidak langsung menjawab ketukan pintunya.“Oke banget, masuk aja, Pak!” balas Firda seraya merapikan pakaian dan duduknya. Dia berharap Asrul tidak terlalu bisa melihat sisa-sisa ketegangan dalam dirinya. Asrul masuk kembali ke ruangan dan langsung duduk berhadapan dengan Firda. Wajah sang lelaki berwatak agamis itu tampak cerah. Hatinya sudah sedikit lega dan tenang karena melihat wajah Firda yang sudah kembali normal. Berdarah dan sedikit berseri-seri walau masih ada sisa-sisa keringat di beberapa titik.“Gimana Bu sudah enteng dan lebih enakan?” Asrul langsung bertanya dengan senyum khasnya.“Alhamdulillah.” Firda menjawab seraya mengulaskan senyum manisnya juga.“Hmmm, gima
Last Updated: 2022-05-31
Chapter: Pemburu Brondong
Setelah bersimpuh, Bunda Eni langsung mejilati tepian celana dalam Ipang. Bulu-bulu yang mengawali wilayah yang paling menggairhkankanya itu tampak terserak di batas tepian celana tipis nan seksi itu. Firda baru kali melihat celana dalam lelaki dengan bentuk yang sangat aneh juga menarik. Dia hanya tahu semua sempak lelaki sama saja bentuknya hanya beda warna.Dan pada detik berikutnya, Bunda Eni menampakkan sosok dirinya yang sangat rakus dan nakal. Dengan sangat liarnya wanita yang dalam kesehariannya selalu menutup rapat-rapat auratnya itu membetot celana dalam lelaki yang bukan suaminya itu. Dan dengan gigitannya dia pun menarik lepas celana dalam Ipang dari selangkangannya.Bunda Eni terus menggigit, sementara Ipang mengikuti tarikan gigi Bunda Eni dengan mengangkat kakinya bergantian hingga celan itu benar-benar lepas dan kini berada dalam genggaman sang wanita.Bunda Eni menciumi kain berbentuk segitiga itu sebelum melemparnya ke lantai. Dia tampak begitu bergairah saat menyesa
Last Updated: 2022-05-20
Hasrat Bukan Menantu Idaman

Hasrat Bukan Menantu Idaman

Hasrat Bukan Menantu Idaman Jovan bukanlah menantu yang diidamkan oleh keluarga istrinya. Sejak awal pernikahan, ia dihina, direndahkan, dan dianggap tak pantas berdampingan dengan Nayla. Namun, waktu mengubah segalanya. Tiga tahun berlalu, Jovan kembali—bukan sebagai pria terpuruk yang mereka usir, melainkan sebagai sosok yang berkuasa, dihormati, dan memikat. Bu Intan, yang dulu menolaknya mentah-mentah, kini tak bisa mengalihkan pandangannya. Ada daya tarik yang tak terbantahkan dalam diri Jovan—lelaki yang pernah ia hina, kini berdiri sejajar dengan orang-orang terpandang, dengan sorot mata penuh rahasia dan senyum yang mengundang bahaya. Apakah ini kesempatan Jovan untuk membalas dendam? Ataukah ia justru akan terjerat dalam permainan hasrat yang lebih berbahaya? Saat dendam dan godaan bertaut, batas antara balas sakit hati dan hasrat terlarang semakin kabur. Siapa yang akan jatuh lebih dalam—Jovan atau mereka yang dulu menganggapnya rendah?
Read
Chapter: 50) Perubahan Besar (7)
“Baiklah, jika itu keinginan Bapak-bapak, saya siap memenuhinya,” balas Bu Intan sigap.Dia berpikir dua bandot di depannya tidak akan jauh berbeda dengan suaminya. Lelaki-lelaki tua berperut buncit, berwajah mesum yang ada di depannya hanya besar nafsu dan keinginannya, sementara stamina dan tenaganya sudah pasti sangat kurang. Hanya dalam beberapa menit saja mereka akan langsung menyerah kalah.Pak Hanif dan Pak Gunarsa tersenyum senang mendengar perkataan Bu Intan. Mereka berpikir istri dosen ini telah menyetujui persyaratan itu dan akan segera mengajaknya pergi ke sebuah hotel secara besama-sama.“Nah, ginikan lebih mudah dan lebih baik Bu. Kami pun tidak usah lagi menseleksi perusahaan-perusahaan lain untuk proyek ini. Dokumen ini akan segera kami serahkan setelah kita selesai melengkapi kekurangannya.” Kembali Pak Hanif bicara ambigu yang entah mengapa orang-orang seperti dia senangnya berbelit-belit.Tanpa mempedulikan ucapan Pak Hanif, Bu Intan pun segera menghampiri dua tamu
Last Updated: 2025-04-09
Chapter: 49) Perubahan Besar (6)
“Pak Han, kami sangat mengerti dan akan memenuhi persyaratan itu seperti yang biasa suami saya lakukan. Percayalah, semuanya tidak akan berubah, sesuai yang telah dijalankan oleh suami saya selama ini,” ucap Bu Intan dengan tenang dan berwibawa.“Oh bagus. Kami sangat bersyukur kalau Ibu sudah mengerti dan tahu tentang itu, bagus, sangat bagus.”“Ya terima kasih, Pak. Lantas apa yang harus saya lakukan sekarang?”“Hmmm, begini Bu. Kali ini sepertinya kita akan menemukan sedikit masalah, karena adanya kekurangan-kekurangan yang perlu segera ibu ketahui sekaligus dilengkapi, agar tidak menimbulkan permasalahan yang cukup pelik dalam proses selanjutnya,” timpal Pak Hanif.“Kekurangan dan masalah apa, kalau boleh saya tahu, Pak? Mungkin saya bisa membantu memperbaiki atau melengkapinya sekarang juga.” Bu Intan menjawab tegas dan masih dengan senyum manisnya, walau dadanya mulai sedikit bergemuruh karena muak yang ditahan.“Gak banyak sih Bu, kekurangannya hanya satu, dan kebetulan kekuara
Last Updated: 2025-04-09
Chapter: 48) Perubahan Besar (5)
Bu Intan mencondongkan tubuhnya ke depan, meletakkan dagunya di telapak tangan dengan tatapan menggoda. "Beneran nih? Jangan PHP-in Tante, loh."Seorang pemuda dengan kaos hitam tertawa sambil mengusap tengkuknya. "Masa iya kita bohong? Justru seru kalau Tante ikut. Bisa ngerasain sensasi tidur di bawah bintang, dengerin suara alam, dan… siapa tahu ada tantangan seru juga."Bu Intan terkikik kecil, membayangkan betapa serunya pengalaman itu. Tapi sebelum sempat berandai-andai lebih jauh, salah satu dari mereka tiba-tiba menyenggol lengannya dan berbisik, "Tapi kita bukan cuma pecinta alam, Tante. Kita juga suka balapan liar!"Mata Bu Intan langsung berbinar lebih terang. Kenangan saat bersama Rizal, merasakan sensasi berboncengan motor keliling kota, angin malam yang menampar wajahnya, tiba-tiba menyeruak di pikirannya."Serius? Kalian anak-anak jalanan juga, nih?" tanyanya dengan nada penuh minat.Mereka tertawa. "Nggak juga, Tante. Cuma sekadar hobi. Nggak setiap hari, tapi kalau lag
Last Updated: 2025-04-02
Chapter: 47) Perubahan Besar (4)
Seminggu telah berlalu sejak kepergian Dave, namun jejak kebersamaan empat hari dengannya masih begitu membekas di hati dan pikirannya.Seperti ombak yang terus menghempas pantai tanpa henti, gairah dalam diri Bu Intan kini bergelora tanpa bisa dikendalikan. Ada sesuatu dalam dirinya yang telah terbangun—sesuatu yang tak bisa ia redam, meskipun ia mencoba.Setiap sudut rumah terasa berbeda, bukan karena ada yang berubah secara fisik, melainkan karena dirinya sendiri yang kini tak lagi sama. Dulu, ia bisa dengan mudah mengabaikan kehampaan dalam rumah tangganya. Namun kini, sentuhan suaminya terasa asing, bahkan dingin. Keberadaan Pak Winata di sampingnya tak lagi membawa kehangatan, justru semakin menegaskan betapa kosongnya hubungan mereka.Malam-malamnya kini terasa panjang dan sepi. Tubuhnya mungkin berbaring di sisi suaminya, tetapi pikirannya melayang jauh, kembali ke malam-malam ketika Dave masih ada di sini. Ia terjaga hingga larut, hatinya berdebar, hasratnya menggelora, namun
Last Updated: 2025-04-02
Chapter: 46) Perubahan Besar (3)
Pak Winata masih tertidur dengan lelapnya. Bu Intan masih belum merasa lengkap bila tidak merasakan rudal Dave yang mempunyai ukuran luar biasa tersebut, tapi dia juga sedikit khawatir bila ia teruskan permainannya di kamar tidurnya ini akan membuat suaminya bangun karena mendengar rintihan-rintihan dan erangan-erangannya.Bu Intan kemudian mengajak Dave untuk keluar dari kamar tidurnya. Mereka beranjak dari kamar tidur tersebut dengan setengah telanjang, tidak lupa untuk membawa pakaian mereka yang sudah terlepas.Di ruangan keluarga kembali Bu Intan mencumbu Dave dengan penuh nafsu, Bu Intan mulai mendorong Dave untuk duduk di sofa, ia pun kemudian bersujud di hadapan Dave.Dengan penuh nafsu rudal Dave yang setengah bangun mulai dikulum dan dijilatinya, Dave mulai mendesah-desah keenakan merasakan kuluman dan jilatan mulut dan lidah Bu Intan di rudalnya.Perlahan-lahan Bu Intan mulai merasakan rudal Dave bangkit dan mulai mengeras, mulut Bu Intan yang mungil tidak cukup untuk mengu
Last Updated: 2025-04-02
Chapter: 45) Perubahan Besar (2)
Percakapan terus mengalir, diselingi gelak tawa ringan dan sesekali kilatan mata Dave yang mencuri pandang ke arahnya. Botol demi botol dibuka, hingga waktu terasa berlalu begitu saja. Bu Intan memperhatikan wajah suaminya yang mulai memerah. Gerakannya semakin lambat, omongannya mulai melantur.Sementara itu, Dave tampak tetap tenang. Mungkin karena ia terbiasa dengan minuman seperti ini.Jam di dinding telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Pak Winata semakin kehilangan kendali. Matanya sudah setengah terpejam, tangannya terkadang bergerak tanpa arah, dan bicaranya semakin tidak jelas.Bu Intan tersenyum kecil, teringat betapa lemahnya suaminya jika sudah berada dalam kondisi seperti ini. Sebuah ide melintas di benaknya—ia tahu betul bagaimana malam ini bisa berakhir.Senyumnya makin lebar.Dave, yang sejak tadi memperhatikan, akhirnya bertanya. “Apa yang membuat Anda tersenyum, Bu Intan?”Bu Intan hanya menoleh sekilas, lalu kembali tersenyum tanpa menjawab.Seperti yang s
Last Updated: 2025-04-02
Gerald Sang Penakluk

Gerald Sang Penakluk

Gerald Mahardika, pada awalnya hanya seseorang yang dipandang sebelah mata. Kelahirannya tidak dikehendaki oleh siapapun, termasuk ayah dan ibunya. Beruntung ada kakek, nenek dan pamannya yang masih memiliki nurani untuk merawatnya dalam segala ketebatasan. Gerald tak pernah menuntut diistimewakan. Dia hanya ingin dianggap sebagai manusia biasa yang selama ini dirasakan sangat mustahil dan mahal. Dia hanya tidak ingin dicap sebagai anak haram yang selama bertahun-tahun telah memasung dan menempatkan dirinya dalam dititik kasta yang paling hinda dan rendah. Dalam segala keputus-asaan, Gerald terus berdoa dan berusaha agar segala stigma buruk tentang dirinya terhapus dan tergantikan. Dia ingin menujukan pada dunia jika siapapun berhadap untuk menjadi yang terbaik. Doa-doa Gerald dikabulkan Tuhan. Yang Maha Kuasa mengirimkan banyak malaikat tak bersayap dalam berbagai situasi yang tak terduga dan teramat mengejutkan. Tuhan pun mengirimkan banyak bidadari yang senantiasa mengelilingingnya dalam segala keindahan dan kenikmatan dunia. Gerald bukan hanya mengubah dirinya tapi dia telah menyulap ratusan bahkan ribuan orang di belakangnya. Termasuk orang-orang yang dulu pernah mencaci dan merendahkannya. Gerald Mahardika telah menjadi Pria Terdahsyat dengan perjuangan dan romantikanya yang sangat mendebarkan. Kini sosoknya sangat dikagumi dan ditakuti oleh semua kawan maupun lawan. Tak satu kemewehan pun yang tak bisa dinikmatinya dan tak satu wanita pun yang tak bisa ditaklukannya. Inilah Gerald Sang Penakluk
Read
Chapter: 38) Bab
Sore harinya Bu Nina memintaku untuk mengantarnya pulang. Tentu saja dia bukan benar-benar ingin pulang. Sepanjang perjalanan otakku tak pernah bisa diam, dipenuhi dengan berbagai obsesi liar. Bahkan beberapa kali aku sengaja memancing Bu Nina dengan obrolan yang sedikit panas dan menjurus mesum. Namun beliau sepertinya selalu mengalihkan pembicaraan. Mungkin dia masih jengah dengan peristiwa tadi pagi, namun aku sendiri menduga jika dia sengaja mengajakku pulang duluan karena ingin mengulanginya. “Ke Duta Permata aja, Ger.” Tiba-tiba Bu Nina bicara tegas setelah mobil melaju di jalan raya. “Kita mau Ke hotel, Bu?” tanyaku memastikan. “Ya,” balas Bu Nina pelan, dan dengan santainya menganggukkan kepala seraya tersenyum. Dengan semangat 45 aku melajukan mobil Bu Nina menuju hotel yang dia sebutkan. Tak sampai setengah jam kemudian kami pun tiba di depan hotel yang berlokasi dekat dengan salah kampus negeri ternama. Kami segera masuk ke dalam hotel. Setelah menyelesaikan urusan di
Last Updated: 2023-06-25
Chapter: 37) Bab
Wajah Bu Nina semakin tampak merah merona namun matanya seolah sudah terpatri di selangkanganku. Batang zakarku pun sepertinya merasakan itu, dia bergerak-gerak sendiri seolah mengangguk-angguk memberikan penghormtan pada Bu Nina. Bu Nina pun melangkah menuju ke arah jam tangannya yang tertinggal. Pikiran mesumku semakin menjadi-jadi maka dengan cepat aku tutup pintu jamban. “Gerald kamu apa…ap…apaaan?” Bu Nina bertanya dengan suara yang sedikit gelagapan. "Maaf Bu, ta.. pi.. Ibu benar-benar sangat menggoda dan menggairahkan saya." Entah siapa yang mengajariku untuk bicara frontal dan kurang ajar pada mantan Kepala sekolahku. Aku bahkan tidak memikirkan apa akibat dari permainan dan perkataan gilaku ini. “Kamu.. sudah gila apa, Gerald!" sentak Bu Nina. Namun belum sempat kujawab pertanyaannya dia kembali menyahut. "Ibu sudah menduga kamu dari kejadian tadi malam, tapi kamu harus tahu bahwa Ibu sudah bersuami dan lagian ibu kan sudah tua, Gerald!" Dia mencoba menyadarkan aku. "Tap
Last Updated: 2023-06-25
Chapter: 36) Bab
Aku bertanya dalam hati mimpi apa semalam sehingga memperoleh keuntungan dobel. Pertama memegang buah dada indahnya, yang kedua bisa melihat bokong dan pahanya walaupun agak sedikit samar. Tak terasa celanaku semakin sempit karena senjata kesayanganku pun ikut-ikutan menggeliat. Tanganku meraba rudalku dan membuat remasan-remasan kecil. Tak puas dengan itu aku mengeluarkan batang rudalku sehingga dapat berdiri bebas mengacung. Aku yakin Bu Nina tidak akan melihat polahku yang super gila ini. Sepertinya Bu Nina sudah selesai buang air kecilnya. Dan ketika akan naik ke atas, aku ulurkan tanganku dan menariknya. Aku minta Bu Nina berjalan di depanku dengan alasan aku mengawal kalau ada apa-apa. Namun yang sebenarnya bukan karena itu, tapi aku bisa bebas membuat rudalku terjulur keluar dari seleting celanaku. Sensasi ini aku nikmati sampai ke dekat tenda pembina. Kami melanjutkan ngobrol sampai akhirnya acara jurit malam selesai. Malam sudah larut bahkan menjelang dini hari, kami pembi
Last Updated: 2023-06-25
Chapter: 35) Bab
“Geer, udah dulu bersih-bersihnya!” Teriakan ibuku mengagetkan. Saat ini aku sedang berada di rumah ibuku dan membantu membersihkan kebun belakang. Kedua adikku pun ikut membantu. Kami semua pun sontak menghentikan segala aktifitas, walau hanya sekedar menyiangi rumpat pada sayuran yang rencananya beberapa hari lagi akan dipanen oleh tengkulak yang sudah mondar-mondir kebelet pengen membelinya. “Ada apa, Ma?” tanya Gayatri, adikku yang baru berusia empat belas tahun kebetulan berdiri tak jauh dariku. “Ada Pak Budi, mau ketemu sama A Gerald,” jawab Ibu sambil menyodorkan handuk kepadku. Perintah halus agar aku segera mandi atau setidaknya mencuci anggota tubuhku yang kotor. “Pak Budi mana?” Aku balik bertanya sambil mengernyitkan dahi, banyak sekali nama Budi di kampung ini, terutama yang sudah dewasa. Kalau anak-anak muda rasanya sudah jarang sekali yang bernama ‘Budi.’ Kata ibu, dulu nama Budi dan Wati adalah nama pavorit di seluruh Indonesia. Gak tahu mengapa bisa demikian. “Pa
Last Updated: 2023-06-25
Chapter: 34) Bab
Aku hanya mengganguk dan tersenyum seraya sedikit menunduk, lalu dengan pelan berjalan mendekati Bu Ardy yang kini sudah kembali tengkurep di atas kasurnya. Dengan jantung yang semakin tak karu-karuan dan dalam intimidasi tatapan nenekku, aku memulai kerjaku dengan memijat pelan-pelan pergelangan kaki Bu Ardy, seperti biasa saat aku memijat teman-temanku atau tetangga lelakiku yang kadang iseng meminta dipijat. Titik titik pergelangan kedua kaki Bu Ardy kupijat dengan tekanan cukup kuat tapi tidak sampai membuatnya kesakitan. Setelah pergelangan kaki, aku pun mulai memijat betisnya, tak lama naik ke paha, pantat lalu punggung. Itu hanya pijatan adaptasi atau perkenalan awal dengan tanpa menggunakan lotion. Pelan tapi penuh tekanan, aku memijat telapak kaki Bu Ardy. Sesekali aku melirik pada nenekku, takut kalau pijatanku salah. Namun nenekku sama sekali tidak memberikan respon, tampaknya memang pijatanku masih sesuai dengan prosedur yang selama ini dia terapkan. "Enak loh pijatan
Last Updated: 2023-06-25
Chapter: 33) Bab
Kurang lebih jam setengah tujuh malam, aku sudah bersiap mengantar nenek ke emplasemen dengan motor Umi Yani. Emplasemen adalah sebutan untuk kompleks perumahan yang dihuni oleh para petinggi atau pejabat perkebunan yang lokasinya bersebelahan dengan kampung tempat tinggalku. Jaraknya kurang lebih tiga kilo meteran. Untuk ukuran kampung masih terasa dekat, karena biasanya ditempuh dengan jalan kaki. Sejak kakek meninggal dunia, aku yang selalu mengantar nenek jika ada panggilan memijat ke tempat yang jauh. Aku tidak mengizinkan beliau naik ojek karena sebagain besar tukang ojek di kampungku bermata keranjang. Dan sebagaimana janda yang lainnya, nenek pun terkadang masih suka digodain. Sungguh edan memang mereka itu, hehehe. "Parkir dulu motornya, Ger, jangan lupa kunci stangnya juga," ucap nenek saat kami sudah tiba di depan rumah keluarga Pak Ardy yang akan dipjatnya. Menurut nenek, Pak Ardy adalah salah seorang pejabat di perkebunan itu. Tidak berapa lama pintu rumah Pak Ardy
Last Updated: 2023-06-25
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status