Chapter: Labirin PemburuSatu sejam berlalu sejak kepergian Dirga, Senja kini mulai bersiap ke luar dari kamar. Iniadalah waktu yang pas untuk melarikan diri.Senja sudah merencanakan semua ini sejak lama. Dengan mengamati kegiatan para bodyguard di tempat post jaga, Senja menemukan satu celah kecil.Ada satu lorong yang ketika tengah malam selalu sepi dari penjagaan.Itu adalah lorong di dekat gudang tak terpakai. Sebuah tempat rahasia yang entah berujung ke mana. Namun, Senja percaya bahwa lorong gelap itu adalah jalan menuju ke luar Mansion.Entah kenapa, para bodyguard selalu tidak berani berjaga di lorong yang minim pencahayaan itu. Mereka bilang ada hantu.Yang benar saja. Memang ada hantu di zaman milenial ini?Akan tetapi, tingkah pengecut mereka memberikan celah untuk Senja melarikan diri.Senja harus cepat sebelum Dirga pulang. Saatnyabertaruh nasib.Dengan mengendap-endap penuh perhitungan, Senja membuka pintu dan mulai menjelajahi
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: Rencana Melarikan DiriSenja mengerjap saat cahaya menusuk retina matanya. Perih sekali. Akantetapi, ada yang lebih menyakitkan dari itu. Bukan hanya rasa sakit, namun juga sesak yang ada.Mengingat moment pemaksaan semalam, membuat Senja ingin mati.Dirga telah memaksakan kehendaknya tanpa kelembutan sedikitpun. Senja yang tidak berdaya hanya mampu menangis, meronta pun menambah luka hati.Sudah tak terhitung berapa banyak gigitan, tamparan dan pukulan yang hinggap di wajahnya saat Dirga bermain kasar semalam. Menguasai ranjang dan memperlakukan Senja layaknya wanita malam.Jangankan itu, ketika Senja menjerit sampai suaranya serak, Dirga tak bergeming dan sibuk meraih kepuasan sendiri.Tidak ada kenikmatan di sana. Yang ada hanya rasa sakit dan perih yang membuat Senja menangis keras. Bukan hanya di area pinggang yang remuk, tetapi hatinya pun ikut hancur berkeping-keping."Kau sudah bangun?!"Pertanyaan bodoh itu membuat Senja menengadah. Wajah
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: Pemaksaan Di Malam Pertama"Makanlah sebelum hidangannya dingin."Senja menatap sajian mewah di depannya dengan pandangan datar. Bukan Senja tidak lapar, sejatinya dia belum makan sejak kemarin sore. Namun, pikirannya masih melalang buana pada peristiwa beberapa saat lalu.Di mana dengan tidak beradabnya, Dirga memanggul Senja ke mobil dan membawanya pergi. Di sinilah Senja berakhir. Di rumah Dirga.Mansion besar yang ada di ujung pusat kota.Senja mencebik. Moodnya terjun bebas. Apalagi saat mengingat tentang Adnan. Bagaimana keadaan cinta pertamanya itu? Apa dia baik-baik saja?Jika sampai Senja mendengar kabar bahwa Adnan meninggal dunia. Maka sampai mati pun Sekar tidak akan pernah memaafkan Dirga.Senja bersumpah akan membalas dendam."Kenapa tidak dimakan? Apa makanannya tidak enak?" Dirga memecah kesunyian. Suara baritonnya berhasil menyentak Senja dari lamunan."Kau masih marah karena aku membawamu sini?" tanya Dirga lagi. Sen
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: Kabur Dari Pernikahan"Cukup! Berhenti! Jangan pukul Kak Adnan!"Jeritan menggema. Dengan suaranya yang parau, Senja berusaha menghentikan aksi pengeroyokan atas Adnan. Rencana melarikan dirinya gagal total.Air mata yang semula mengering, kembali bercucuran. Senja tidak tega melihat pria pujaan hatinya menjadi bulan-bulanan para Bodyguard."Hentikan, Dirga! Kau sudah keterlaluan!" Senja berteriak murka pada Dirga yang bersandar di mobil."Cepat! Perintahkan anak buahmu untuk berhenti memukuli Kak Adnan. Dia tidak bersalah!"Mendengar pembelaan itu, Dirga yang tengah asyik menyaksikan penyiksaan atas Adnan beralih melihat ke arah calon istrinya yang kini tengah berurai air mata. Melihatnya membuat Dirga muak."Tidak salah katamu?" sentak Dirga menggeram. "Pria ini telah berani mengambil milikku. Dia pantas dihukum.""Kau iblis! Tidak punya hati," maki Senja dengan tubuh yang masih ditahan para pengawal. Pemberontakan kembali dilancarkan.
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: Terpaksa Menikahi CeoOktober 2015Raut wajah gadis cantik itu berubah pias. Bibirnya bergermetuk menahan amarah ketika pria yang lebih muda berkata, "Aku datang untuk melamarmu, Senja!""Jangan becanda! Kau sudah gila!"Senja berdiri menatap tajam si pelaku yang duduk tenang di sofa. Dialah Dirga Gee Xaperius, pewaris utama perusahaan GXA Company."Tidak! Aku serius mau menikahimu!" balas Dirga tidak terprovokasi dengan kemarahan gadis di depannya."Keparat! Kau berniat memperistri saudaramu sendiri?!""Saudara?!" Dirga mendengkus. "Sejak kapan kau menjadi saudaraku, Senja?""Itu ...." Senja kehilangan kata-kata. Lidahnya terasa kelu. Meski begitu hatinya teramat sakit mendengar pria yang dianggap sebagai adik tidak mengakui hubungan kekeluargaan di antara mereka."Kau tahu sendiri aku tak pernah dianggap di keluarga ini." Dirga tersenyum sinis. Pemuda berusia 25 tahun itu kembali mengingat moment 10 tahun lalu saat pertam
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: Selamat Datang Di Neraka"Kyler ... Kyler!" Kyler mengerjapkan kedua bola matanya. Cahaya terang yang tiba-tiba masuk rentinanya, membuat Kyler hanya mampu membuka tutup matanya, membiasakan diri dari sinar terang entah dari mana.Suara-suara bising orang-orang memanggil namanya, samar-samar mulai tertangkap indera pendengaran Kyler. Sebelah pipinya tampak memanas, perih seolah sudah ditampar beberapa kali."Kyler ... bangun, ooy. Mau tidur sampai kapan? Bukankah kamu ada rapat Osis. Ayolah bangun."Itu Suara Valen, pikir Kyler yang belum bisa membuka matanya. Syukurlah jika pemuda urakan itu sudah ditemukan. Akan tetapi, itu tidak lebih baik ketika Valen mengetahui kebenaran tentang Erna. Sungguh, dapat Kyler duga jika Valen akan sangat terpukul jika mengetahu Erna yang merupakan gadis gebetannya itu telah mati tertusuk Ben, sahabat mereka sendiri. Tidak mau larut dalam pikitan tak berujung, Kyler pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuka kedua mata dengan sempurna agar dapat melihat dengan jelas.
Last Updated: 2023-05-29
Chapter: Jack O'LanternSeorang pria paruh baya dengan hodie hitam yang menutup hampir sebagian besar wajahnya, berdiri dengan santai menatap tiga remaja yang bepenampilan berantakan dengan darah mengotori baju mereka. Jack tertawa pelan melihat raut terkejut di wajah ketiga manusia unyu di depannya, terutama ketika melihat wajah Kyler yang biasanya angkuh dan sombong, kini wajah itu kusut, tak ubahnya kaset rusak. "Kamu ... Pak tua, Sialan. Ke mana saja kamu selama ini? Jangan-jangan kamulah dalang dibalik pembunuh berantai ini?" tanya Kyler membuka suara, memecah keheningan di antara mereka dengan suaranya yang tak sopan, masih terkesan angkuh dan sombong. "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu cari? " tanya Kyler lagi tidak puas dengan keterdiaman si Tuan Rumah. Nada suaranya kini merendah, tidak sekeras tadi."Kenapa anda mengurung kami di sini?" tanya Ben ikut bertanya. Meski perkataannya sopan. Namun, nada pemuda berjubah hitam itu sama menakutkannya dengan Kyler, Sang Ketua Osis yang memiliki
Last Updated: 2023-05-29
Chapter: Selamatkan Yang TersisaNapas berderu saling bersahutan dengan degup jantung yang kian berdetak kencang. Keringat mulai membasahi, meluncur turun hingga dagunya. Rambut hitam panjang tergerai Indira kini mulai basah oleh keringat. Indira sesekali tampak mengangkat gaun putih panjangnya tinggi-tinggi.Gadis berkostum Kuntilanak itu tidak berani menengok belakang. Deru langkah kaki yang bersahutan sudah cukup sebagai tanda bahwa sosok bitam itu masih mengejarnya. Aletta mulai melambatkan laju larinya. Kaki jenjang putih Aletta mulai terasa pegal. Napasnya pun mulai tidak stabil. Namun, Aletta takut untuk berhenti bahkan hanya untuk menarik napas sejenak saja. Hal itu dikarenakan nyawanya kini bisa melayang kapan saja jika ia berhenti berlari. "Jangan lari, Aletta!"Kembali suara itu bergaung nyaring, semakin membuat nyali Aletta menciut. Suara serak khas pria dewasa yang menyuruhnya untuk berhenti berlari. Bahkan sesekali terdengar tawa mengerikan dari mulut sosok yang mengejarnya.Di kejauhan sana Aletta pu
Last Updated: 2023-05-29
Chapter: Kebohongan Berujung MautGaun putih panjangnya terseok-seok di lantai. Sesekali kain menjuntai itu menghambat langkah kakinya, sesekali ia tersandung meja dan kursi. Meski begitu, tak menyurutkan niat Aletta untuk terus berlari mencari seorang pemuda yang tadi meninggalkannya sendiri. Seorang pemuda yang kabur karena melihat mayat Karin di dalam kamar dengan bukti tulisan nama Kyler di cermin yang retak. Seolah-olah menegaskan, bahwa Kylerlah yang telah membunuh sosok Karin dan meninggalkan mayatnya di kamar seorang diri. Namun, Aletta yang telah selesai membaca buku di kamar itu, telah mengetahui apa yang menimpa mereka semua. Sejak awal mereka memang sudah terjebak dalam permainan Iblis yang mencoba mengambil jiwa mereka. Sendari awal memasuki rumah ini tidak jauh sebelum itu, sejak kegadungan di ruang Osis mengenai perbedaan pendapat antara Kyler dan Ben, semuanya sejak tersusun dengan rapi saat mereka menyetujui rencana Ketua Osis untuk mengadakan acara Halloween.Permainan Track Or Treat dengan hadiah
Last Updated: 2023-05-29
Chapter: Kerja Sama Leviathan Jack meronta, berusaha melepaskan rantai besi yang ada di lehernya, tubuh kurus keringnya pun terseok-seok, terseret oleh dua bawahan Lucifer yang menyeretnya kasar menuju tempat Leviathan berada. Jangan lupakan keringat yang membasahi wajahnya. Lucifer berjalan di depan. Sungguh, sebenarnya ia sangat malas mengunjungi kerajaan dingin Envy. Namun, mau bagaimana lagi, jiwa manusia yang dikirimkan Gabriel padanya membuat Lucifer mau tidak mau harus membereskan semuanya dengan kedua tangannya sendiri. Sambil berdecak kesal, Lucifer kembali meneruskan perjalanan menuju kerajaan Leviathan sambil memikirkan kejadian sebelumnya. Jujur saja, melihat sosok bercahaya Gabriel tadi membuat Lucifer mengingat saat ia berada di kelompok para Angelus ribuan tahun lalu. Namun, sifat sombongnya yang membangkang keputusan Sang Pemilik Alam Semesta, membuat ia diusir ke Neraka. Bukan Lucifer menyesali kejadian itu, sungguh tidak ada sedikitipun rasa penyesalan didirinya. Toh, ia sekarang juga sudah
Last Updated: 2023-05-29
Chapter: Menemukan Titik TerangFlashback beberapa puluh tahun sebelumnya ..."Hahaha, aku untung banyak!" Jack berlari sambil memainkan kantong kain berisi kepingan emas di tangannya. Hari ini, pemuda berpakaian hitam lusuh itu berhasil menipu para bangsawan dalam permainannya di Kasino. Dia tertawa sumringah dengan keberuntungannya yang memiliki otak cerdas, hingga berhasil mengelabui banyak orang. "Jack ... apa yang kau lakukan di sini?"Pemuda yang dipanggil namanya itu, menoleh untuk mendapati seorang gadis bergaun coklat lusuh tampak tergopoh berlari mendekat. Jack memasukkan kantong berisi kepingan koin ke dalam bajunya ketika sang kakak telah berdiri di depannya, sibuk mengatur napas yang tersengal-sengal. "Kak Violeta, ada apa?" tanya Jack pada satu-satunya saudara yang ia miliki. Gadis berambut panjang sepunggung yang terikat rapi. Kulit putih bersih bak porselen dengan mata jernih kecoklatan. Wajahnya manis khas perempuan jaman kerajaan."Kemana saja kau?" hardik Violeta bertanya berang. "Kau tau, Tu
Last Updated: 2023-05-28
Chapter: Welcome The Game "Aku tidak bercanda!" Shuura memasang mimik wajah serius. "Jika kalian tidak percaya lihat sendiri!""Bagaimana kami bisa ke sana? Masalah di sini saja belum selesai."Keluhan datang dari Rayyan yang masih sibuk menyerang para Zombie bersama Fattah. Keduanya berusaha mendorong sekumpulan mayat hidup itu agar menjauh dari ambang pintu supaya bisa ditutup. Namun, sepertinya mustahil ketika para titan itu terus bertambah banyak.Di sisi lain, Amru dan Cakra menahan sisi pintu dari benturan. Kekuatan yang tiada batas membuat mereka kewalahan. Sibuk dengan perlawanan mereka tak menyadari jika Varen masih menganggur. Pria berambut merah itu malah asyik menonton teman-temannya yang berjuang sampai titik darah penghabisan."Oi, Varen! Dari pada kamu diam saja di sana, mending bantu Shuura memilih pintu yang benar," perintah Fattah memberi saran."Jangan! Nanti mereka bertengkar lagi," cegah Amru menolak keras usulan itu. Lirikan matanya lantas tertuju pada
Last Updated: 2022-03-29
Chapter: Warning The Are Zombies"Apa maksudmu, Bajingan?!" Shuura mencengkram kerah seragam tahanan si pria berambut merah. "Kamu berniat mengorbankan temanku?"Varen sendiri tidak takut akan kemarahan Shuura. Dengan tenang menepis tangan si pirang pendek dan membalas. "Kenapa tidak?! Dia juga menumbalkan temanku.""Tapi Hanxel mati karena keegoisannya sendiri," bela Shuura menolak pendapat Varen."Aku tahu. Tapi temanmu merasa diuntungkan.""Bukan hanya Cakra, tapi kita semua!"Shuura berteriak. Sangat geram akan sikap sinis Varen. Ia pun mengambil ancang-ancang untuk menyerang, tetapi langsung diblokir oleh kuncian tangan Rayyan yang menahannya, sedangkan Varen ditenangkan oleh Amru."Sudah cukup!' bentak Fattah murka. "Kita cari solusi ini sama-sama.""Tidak!" bantah Varen menunjuk pria di samping Shuura. "Ini adalah satu-satunya jalan keluar. Cakra harus mau membuka pintu.""Tidak. Aku tidak setuju," raung Shuura memberontak dari cengkeraman Rayyan. "Kena
Last Updated: 2022-03-29
Chapter: The Door Death Messenger "Oh, Tuhan ... Hanxel!" Amru bergegas menuju ke arah Hanxel, meletakan kepala pria botak itu di pangkuannya. Jeritan tadi cukup untuk membuat kelima pria lain tersadar dari trans. Dengan kecepatan kilat, Rayyan dan Fattah berjongkok memeriksa kondisi teman baru mereka. Di sisi lain, Varen mematung di tempat, menatap ngeri bekas luka tembakan di pelipis Hanxel. Reaksi sama sama terjadi pada Shuura yang bergetar hebat, tubuhnya menggigil dan berkeringat dingin. Pandangan mata tampak terpokus menatap darah segar yang mengotori seragam tahanan Amru. Menyadari kegelisahan si pirang, Cakra menggenggam tangan kanan Shuura yang terkepal kuat. "Tenanglah ... Aku berjanji semua akan baik-baik saja." Shuura tersentak, menoleh ke arah sahabatnya. "Tapi itu ____" "Tidak masalah. Aku menjagamu," sela Cakra. Keduanya saling bertukar pandangan selama beberapa detik. Sebelum akhirnya Shuura mengangguk pelan yang dibalas senyum tipis oleh Cakra. Pria be
Last Updated: 2022-03-29
Chapter: Killer Of The Puzzle"Aku tanya sekali lagi! Siapa kalian?!"Pria berambut merah membentak kasar. Posisi tubuhnya siaga dengan menodongkan moncong revolver ke arah Fattah dan Amru yang mengangkat kedua tangan ke atas, isyarat tanda menyerah.Di belakang si pemilik senjata api, pria lain bertubuh gemuk memperhatikan seragam sel tahanan yang dikenakan kelompok Cakra. Mirip seperti pakaian yang mereka kenakan, bedanya terletak pada warna kain. Milik Cakra dan Shuura berwarna merah, milik kelompok Fattah berwarna hitam dan miliknya berwarna biru tua. Lantas, ia menyadari sesuatu."Tahan dulu, Varen. Sepertinya mereka sekutu kita," ujar Hanxel Diandro menghalangi niatan temannya untuk menembak musuh."Huh? Benarkah?" tanya Varen sangsi."Iya, keliatannya mereka Narapidana dari kantor lain."Jawaban itu cukup untuk membuat Varen Xaperius tenang. Ia menurunkan senjata apinya, membuat Fattah dan Amru mengembuskan napas lega. Di sisi lain, Cakra dan Shuura saling bertuka
Last Updated: 2022-03-29
Chapter: Labirin Of The DeathIndonesia, Januari 2032Tik! Tik! Tik!Denting jarum jam berdetak menandakan waktu terus berlalu. Dua orang pria mengendap-endap mencari jalan keluar. Berpindah tempat dari satu ruangan ke ruangan lainnya."Oh, Tuhan ... ini Apartement apa Labirin?!" rengek Shuura pada mantan teman satu sel tahanannya, Cakra Axellen."Berisik, Shui! Menggerutu tidak akan menyelesaikan apa pun."Cakra menegur dengan tatapan mata terpokus menjelajahi sekitar. Hanya ada ruang kosong dan perabotan seadanya. Bahkan sendari awal berkeliling, tidak ada satu pun kaca jendela."Dimengerti! Tapi kita sudah berada di sini lebih dari satu jam. Apa menurutmu mereka mempermainkan kita?" tanya Shuura mengeluh. Tidak heran ketika bangun dari tidur, ia ditempatkan di ruangan asing."Entah, aku tidak tahu," jawab Cakra. "Tapi isi perjanjiannya jelas bukan seperti itu."Pria berparas tampan tersebut membuka pintu berwarna hitam, berharap tidak lagi berakhir di ru
Last Updated: 2022-03-29
Chapter: Diusir Dengan Anjing"Aku ingin bertemu dengan Cerry dan Ferro."Untuk sekian kalinya, Fazar meminta pada Amanda. Sejak diusir dari rumah tiga hari yang lalu, ia berusaha untuk menemui anaknya. Fazar sangat khawatir, mengingat pertemuan terakhir mereka, baik Ferro dan Cerry menangis histeris.Akan tetapi, permintaannya hanya ditanggapi dengan Amanda yang sibuk menyuapi Marvel buah-buahan potong. Sikapnya itu jelas sekali menunjukkan bahwa mereka mengacuhkan keberadaan Fazar. Seakan-akan dia ini makhluk tidak kasar mata.Merasa geram, Fazar pun menyentak. "Amanda, kamu mendengarku? Tolong, pertemukan aku dengan anak-anak."Brak!Amanda menghentakan garpu di meja dengan kuat. Wanita berusia 27 tahun itu lalu berdiri dan menatap nyalang suami pertamanya."Kamu tidak bisa bertemu dengan anak-anak. Sebaiknya kamu pergi saja, sana!" usir Amanda menunjuk pintu keluar."Jangan keterlaluan, Amanda. Aku ini ayah mereka," jawab Fazar tidak kalah bengis.
Last Updated: 2022-04-10
Chapter: Anak-Anak Menangis"Ah, akhirnya si beban itu mati juga." Setelah pemakaman Mbok Marni, Fazar pulang ke rumah bersama anak-anaknya. Sungguh, amarah dalam dirinya semakin bergejolak saat mendengar pernyataan kejam dari sang ibu mertua. "Ini tidak akan terjadi jika saja ibu tidak mendesak Mbok Marni." Fazar menatap tajam Ajeng setelah menyuruh kedua putra-putri kembarnya naik ke atas. Akan merusak mental mereka jika Fazar kelepasan marah. Sudah cukup dengan tingkah Amanada yang mencontohkan hal tidak baik dengan menjalani Poliandri. Ajeng yang sedang duduk di sofa ikut tersulut emosi. "Lho, kenapa kamu menyalahkanku? Memang sudah dasarnya ibumu itu penyakitan, makanya dia cepat mati." "Ibu!" sentak Fazar menaikan nada. Sungguh, tangannya gatal untuk menampar wajah angkuh Ajeng. Akan tetapi, Amanda yang datang bersama Marvel ke ruang tamu, segera menegur sikap kurang ajar Fazar pada ibunya. "Mas, apa hakmu membentak ibuku?!" "Dia
Last Updated: 2022-04-10
Chapter: Kematian Mbok Marni"Untuk apa kamu datang ke sini?"Fazar bertanya pada Kaiden yang duduk di sebelahnya. Kini mereka berdua sedang duduk menunggu di depan ruang operasi. Sementara, Marni sedang menjalani pemeriksaan di dalam sana."Ayah menyuruhku datang ke mari. Dia khawatir pada keadaanmu," jawab Kaiden tanpa menatap Fazar, sedangkan yang ditatap hanya menatap lurus ke depan.Raut wajahnya jelas dipenuh kebimbangan.Mendengar jawaban itu, Fazar mendengkus. "Lucu sekali. Setelah sekian lama si tua Bangka itu mengkhawatirkanku.""Hei, Naren. Sopanlah sedikit. Bagaimanapun dia ayah kita," tegur Kaiden menasehati.Sungguh, tidak ia sangka, meski Fazar sudah memiliki anak dua, tetapi sifat kekanakannya masih saja belum sirna.Di sisi lain, Fazar memilih tidak membalas. Bukan tidak ingin, tetapi ia sedang malas untuk berdebat. Pada akhirnya Kaiden akan selalu membela Hendra. Meski tahu bahwa apa yang dilakukan sang ayah salah, Kaiden selalu ada di kubun
Last Updated: 2022-04-10
Chapter: Dipaksa Untuk Bercerai"Apa kubilang?" sentak Fazar dengan nada suara tinggi.Meski demikian Amanda masih bersikap santai. Dengan tenang, ia membalas. "Aku menghentikan biaya pengobatan ibumu.""Kenapa?" tanya Fazar menahan kekesalan dan rasa frustrasi."Sudah kubilang biaya pengobatannya mahal.""Mahal?" ulang Fazar tidak percaya."Sebelumnya kamu tidak pernah mengeluhkan masalah ini, Amanda.""Memang.""Lalu? Kenapa kamu menghentikan pengobatannya? Kamu tahu bahwa ibuku sangat membutuhkan perawatan ini untuk bertahan hidup. Dan lagi, ini bukan seperti kamu membayarnya biaya pengobatan kelas atas. Ini hanya pengobatan biasa. Kenapa kamu tega sekali, Amanda?" rancau Fazar mengeluarkan uneg-uneg di hatinya.Oh Tuhan ... tidak bisakah sekali saja hidupnya baik tanpa ada masalah?Dulu saat masih menjadi Naren yang seorang pewaris kaya, Fazar dikhianati oleh Cinta yang hanya melihatnya dari harta dan kekuasaan. Sekarang pun saaat m
Last Updated: 2022-04-10
Chapter: Istri Muda Sang Ayah"Eungg ...." Fazar melenguh dari tidurnya. Dia menggeliat dengan mengerjapkan mata untuk menyesuaikan diri dengan cahaya terang benderang. Beberapa saat kemudian, Fazar pun terjaga. Sambil duduk di ranjang ia mengamati sekitar. Satu pengakuan terlintas di benaknya saat menyadari kamar siapa ini. Fazar pun mengumpat. "Sialan! Siapa yang membawaku ke rumah terkutuk ini." Dengan tergesa, pria berusia 28 tahun itu beranjak bangkit dan keluar dari kamar yang pernah di tempatinya dulu. Fazar pergi ke ruang utama untuk menuju pintu keluar. "Tidak sopan sekali, ya. Langsung pergi begitu saja. Apa kamu tidak merindukan rumah lamamu, Nak?" Akan tetapi, langkah kakinya terhenti oleh teguran dari pria paruh baya yang duduk di sofa ruang tamu. Di sebelahnya berdiri wanita muda yang tertunduk, tidak berani mengangkat wajahnya barang sedikit pun. "Untuk apa Anda membawa saya ke sini, Tuan Hendra yang terhormat?" tanya Fazar
Last Updated: 2022-04-10
Chapter: Masa Lalu Di Gang SepiFlashback ....Fazar mengamati seorang gadis yang tengah dikelilingi tiga orang preman berbadan besar."Sedang apa, Neng? Jalan-jalan sendirian tengah malam seperti ini. Memang mau ke mana? Biar Abang antarkan."Salah satu dari mereka mulai melayangkan rayuan. Sesekali tangan-tangan nakal itu menjamah sana-sini. Tidak memedulikan si gadis yang terlihat risih dengan aksi mereka."Ayolah, Abang temani saja."Para preman itu terus mendesak. Bahkan pria di samping kanan dan kirinya tertawa terpikal-pikal. Salah satu dari mereka dengan memegang botol kaca berwarna hijau. Jelas sekali mereka sedang dalam pengaruh minuman keras."Jangan mengganggu saya, Bang. Saya hanya ingin menumpang lewat," kata si gadis terdengar sopan. Namun, getaran di suaranya tidak dapat menyembunyikan rasa takut.Gadis bersurai ikal yang sedang diganggu para preman jalanan itu adalah Amanda Drisela. Ia baru saja pulang dari kantor. Namun, di tengah
Last Updated: 2022-03-17