Chapter: Bab 12. Tolong terima aku.Riri berjingkat saat menyadari sebuah pelukan dari belakang. Sepasang tangan kokoh melingkari perutnya yang ramping. Sesekali lelaki itu mencium aroma rambut Riri. Atau bahkan lebih intim dari hal itu. Arnold bahkan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher jenjang milik Riri."Tunggu sebentar," cicit Arnold saat Riri hendak bergerak menjauh. "Apa kau tidak bisa menerimaku?"Deg. Hati Riri bimbang. Mau seperti apapun dia adalah lelaki yang dengan teganya memaksa dirinya. Sampai kapanpun ia akan mengingat hal itu. Padahal baru pertama kali Riri bertemu dengan Arnold. Tetapi lelaki itu menganggapnya rendahan."Tolong, terima aku. Aku bisa gila tanpamu." Sekali lagi Arnold meyakinkan Riri."Maaf, entah sampai kapan aku juga tidak tau. Rasa sakit ini masih begitu terasa. Aku rasa, kau bisa mengerti aku bukan?" tanya Riri tanpa menoleh sedikitpun."Apa kau masih mencintainya?""Mencintai pria brengsek? Tidak. Tap
Last Updated: 2021-08-21
Chapter: Bab 11. Aku Janda.Riri kembali menatap lekat lelaki yang tengah duduk di sofa. Sekali lagi memeriksa kembali paper bag yang dibawa oleh Ryu, bodyguard milik Arnold. Satu-persatu, rasanya kini jantungnya seakan melompat keluar.Keringat dingin pun membasahi wajahnya yang terlihat kaget. Sesaat dirinya menemukan nota belanjaan di paper bag tersebut. Dimana nominal itu mencapai ratusan juta rupiah. Yang lebih membuatnya terkejut adalah, semua itu adalah perhiasan yang ia katakan cantik. Tetapi Riri hanya membeli yang menurutnya simple dan tidak mahal.Karena sebenarnya ia tidak berminat pada perhiasan. Wanita itu hanya meminta pada Arnold untuk sebuah kalung yang sederhana. Namun saat pulang dan telah sampai di rumah, ia menemukan hal yang diluar dugaan. Terlebih, ada 2 kalung berlian yang ia katakan cantik itu kini berpindah ke paper bag yang dibawa oleh Ryu."Ha, apa ini?" tanya Riri dengan lirih. Bahkan terlihat tangannya bergetar saat membuka sebuah
Last Updated: 2021-06-07
Chapter: Bab 10. Ejekan Ayus."Apa kau yakin?" tanya Riri dengan alis yang berkerut."Kau mau belanja atau tidak? Kenapa kau tidak yakin begitu?" tanya Ronald dengan kesal."Bagaimana aku yakin? Kau! Kenapa kau tidak bekerja hari ini? Kenapa malah mau nemenin aku belanja?" Riri semakin dongkol. Lihatlah lelaki angkuh didepannya itu. Dengan kacamata hitam yang ia kenakan, lelaki itu terlihat begitu angkuh. Apa katanya tadi? Menemaninya belanja? Riri memutar kedua bola matanya kesal. Pasti mereka berdua akan menjadi pusat perhatian orang-orang."Apa yang salah? Wanitaku akan berbelanja bukan? Sudah sepatutnya sebagai seorang kekasih aku harus menemaninya! Kenapa kau malah terlihat kesal begitu?" tanya Arnold."Nyonya, silahkan." Kei membuka pintu mobilnya.Mempersilahkan Riri untuk segera masuk ke dalam mobil. Jika saja Arnold tak bersikeras untuk ikut, mungkin dengan senang hati Riri akan masuk ke dalam mobil dengan senang hati. Bukan dengan r
Last Updated: 2021-06-07
Chapter: Bab 9. Gugatan Cerai.Drrrtttt. Drrrttt.Ponselku berkali-kali bergetar. Riri yang saat itu masih terlelap, menggerakkan kedua kelopak matanya. Kemudian meraba nakas untuk mencari ponselnya. Dengan nyawa yang belum terkumpul, Riri menerima panggilan itu."Kau dimana dasar jalang!" teriakan itu seketika membuat dahi Riri mengerut. Sejenak Riri mencoba mengumpulkan nyawanya. Melihat nama yang tertera di panggilan itu, mood Riri hancur seketika. Ayus, sepagi ini dia menelfon dirinya setelah dirinya menghilang selama 1 minggu. Baru telpon tersambung, dia dipanggil jalang! Umpatan kasar itu tak lagi membuat hati Riri terasa sakit. Rasa cintanya seakan hilang semenjak kejadian tempo hari."Kenapa?" tanya Riri dengan santai. Ia ingin lihat. Seberapa jauh perbuatan Ayus dan Nisa nantinya. Jika dirasa mereka berdua sudah kelewatan, maka sudah waktunya Riri beraksi. Menggunakan kekuasaan Ronald untuk menekan saham perusahaan milik Ayus itu adalah hal yang mudah. Riri tersen
Last Updated: 2021-06-05
Chapter: Bab 8. Permainan Yang Adil, Bukan?Brukkk.Tubuh Riri dihempaskan begitu saja saat mereka telah sampai di sebuah rumah mewah. Wanita itu memandangi sekelilingnya dengan tatapan nanar dan tubuh yang bergetar. Mengapa ia harus kembali ke rumah ini? Mengapa ia tak bisa hidup tenang dan damai?"Jika kau berani kabur dari sini, lihat apa yang akan aku lakukan padamu! Bukan hanya padamu, tetapi juga semua yang berhubungan denganmu. Entah itu keluargamu, atau mereka semua yang mengenalmu. Aku akan membalikkan hidup mereka semua!" desis lelaki itu dengan duduk di sofa dengan angkuhnya."Apa maksudmu? Mengapa kau begitu menginginkanku? Bukankah aku telah mengatakan jika aku telah bersuami?""Bersuami? Ha-ha-ha! Buka matamu lebar-lebar. Apakah dia masih pantas untuk kau sebut sebagai seorang suami?""A-apa maksudmu?" tanya Riri dengan terbata. Entah mengapa kini dirinya memasang kewaspadaan yang tinggi. Karena sadar, jika lelaki dihadapannya itu adalah lelaki gila."B
Last Updated: 2021-06-03
Chapter: Bab 7. Aku Juga Istrimu, Mas!Ayus yang mulai kesal dan segera mengambil tindakan. Lelaki itu mulai mencari sesuatu di lemari milik Ririn. Ririn yang melihat kelakuan Ayus tersentak kaget. Seumur dirinya hidup bersama lelaki itu, sekalipun tak pernah melihat Ayus mengobrak-abrik lemari miliknya."Mas! Apa yang kamu lakukan?" tanya Ririn sembari mengusap air matanya dan mendekati Ayus."Nisa, kamu bantu cari. Hari ini harus bisa cairin uang itu. Setidaknya bisa mengganti sebagian gaji para pegawai di kantor," kata Ayus."Iya Sayang." Nisa pun mendekat. Dengan hati yang senang dirinya mulai membantu Ayus mencari buku tabungan dan ATM milik Ririn. Tentu saja dirinya bahagia, karna pada akhirnya Ayus tak lagi meminta uang miliknya."Mas! Hentikan! Itu uangku! Kamu nggaj berhak ambil uangku," ucap Ririn sembari memegang tangan Ayus.Ayus yang sudah kepalang buntu, lelaki itu segera menyentak tubuh Ririn. Hingga wanita itu terjatuh di lantai. Tanpa melihat Ririn yang t
Last Updated: 2021-05-23
Chapter: Bab 8. Panas Membara.Smith terus menyusuri setiap inchi kulit milik Ayumi. Membuat nafsu Ayumi semakin menggelora. Ingin mengelak, namun apalah daya. Keinginan Ayumi untuk mencapai puncak kenikmatan jauh lebih besar.Begitu pula dengan Smith yang semakin berkeinginan memonopoli permainan. Gadis dibawah kungkungannya adalah hal yang sangat berarti untuknya. Karena gadis itulah yang membuatnya tak perlu repot-repot merasa jijik. Baginya, Ayumi harus menjadi miliknya. Karena hanya Ayumilah, yang bisa dia sentuh tanpa harus merasakan emosi.Aku benar-benar gila! Dia hanya gadis biasa. Mengapa aku selalu ingin dan ingin untuk terus meminta kepuasan darinya? Smith, kau gila! Batin Smith dalam hati. Sejenak Smith menghentikan kegiatannya. Dilihatnya wajah Ayumi yang nafasnya mulai tersengal.Setelah puas bermain, Smith berpindah posisi. Kali ini mengobrak-abrik bagian bawah milik Ayumi. Sekian lama, permainan kian panas dan menggila. Smith membuka bagian tengah dua paha milik A
Last Updated: 2021-06-18
Chapter: Bab 7. Pasrah.Seperti keinginan dari Ayumi. Gadis itu hari ini hendak pergi ke kampus. Sesuai perjanjian, maka dua orang bodyguard di tempatkan di tempat yang berbeda dengannya. Sedikit menjauh agar Ayumi bisa sedikit santai.Senyum secerah sinar mentari Ayumi sungging di bibirnya. Hari ini adalah hari pertamanya berada di kampus. Setelah semua kejadian-kejadian yang membuatnya putus asa. Dari kejauhan kedua netranya menangkap sosok Dinda, sahabatnya. Saat dirinya melangkahkan kakinya menuju Dinda, semua orang menatapnya remeh. Ayumi menghentikan sejenak langkah kakinya. Benar juga, bisik-bisik itu sepertinya memang ditujukan untuknya.Aku sudah memiliki firasat akan hal ini. Tapi tak kusangka mereka benar-benar bergosip tentangku. Lebih baik aku bertanya pada Dinda. Kata Ayumi dalam hati."Dinda!" panggil Ayumi hingga membuat gadis bernama Dinda itu menoleh kearahnya. Ayumi mengulas sebuah senyum, namun raut wajah dari Dinda membuat senyum itu hilang dari
Last Updated: 2021-06-16
Chapter: Bab 6. Mulai MenerimaSeperti keinginan dari Ayumi. Gadis itu hari ini hendak pergi ke kampus. Sesuai perjanjian, maka dua orang bodyguard di tempatkan di tempat yang berbeda dengannya. Sedikit menjauh agar Ayumi bisa sedikit santai.Senyum secerah sinar mentari Ayumi sungging di bibirnya. Hari ini adalah hari pertamanya berada di kampus. Setelah semua kejadian-kejadian yang membuatnya putus asa. Dari kejauhan kedua netranya menangkap sosok Dinda, sahabatnya. Saat dirinya melangkahkan kakinya menuju Dinda, semua orang menatapnya remeh. Ayumi menghentikan sejenak langkah kakinya. Benar juga, bisik-bisik itu sepertinya memang ditujukan untuknya.Aku sudah memiliki firasat akan hal ini. Tapi tak kusangka mereka benar-benar bergosip tentangku. Lebih baik aku bertanya pada Dinda. Kata Ayumi dalam hati."Dinda!" panggil Ayumi hingga membuat gadis bernama Dinda itu menoleh kearahnya. Ayumi mengulas sebuah senyum, namun raut wajah dari Dinda membuat senyum itu hilang dari bibirny
Last Updated: 2021-02-20
Chapter: Bab 5. Kegilaan.Dengan rambut yang basah Ayumi segera mengeringkannya dengan hairdrayer. Gadis itu masih saja bernyanyi dengan santainya. Tanpa menyadari dari balik buku seorang harimau sudah tak sabar ingin menerkamnya."Tuan, aku besok akan ke kampusku. Sudah cukup untukku istirahat di rumah. Aku sudah merasa baikan sekarang," ucap Ayumi dengan tenang."Asal bodyguard yang bersamamu.""Tuan! Kau melanggar kesepakatan kita. Aku hanya ingin ke kampus. Apa itu artinya anda sedang ingin menghalangiku?" tanya Ayumi tak terima."Kau berani berteriak padaku?" Smith bangkit dari posisinya. Segera mendekati Ayumi yang berada di meja riasnya. Dengan sekali sentakan, Ayumi berada diatas ranjang. Secepat kilat Smith mengambil sebuah dasi dan mengikat tangan Ayumi. Setelahnya, mengikatnya diranjang. Membuat tubuh Ayumi bergetar hebat. Tak terasa ingatan beberapa waktu lalu kini bergentangan di ingatannya."Tuan, tolong lepaskan saya," pinta Ayumi.
Last Updated: 2021-02-16
Chapter: Bab 4. Kesepakatan.Keduanya makan malam dalam diam. Seakan canggung dan ragu untuk memulai sebuah percakapan. Sesekali Ayumi melirik lelaki dihadapannya. Dilihat dari penampilannya dia memang bukan orang sembarangan. Terbukti dari sebuah jam tangan yang melingkar di tangannya. Ayumi yakin jika itu seharga ratusan juta rupiah. Hanya untuk sebuah jam tangan. Mengapa Ayumi bisa mengetahui harga dari jam tangan itu? Karena Miranda pernah merengek kepada mamanya hanya untuk mempunyai jam tangan itu. Untuk itulah, terkadang Ayumi iri kepada saudara tirinya."Tuan, bi-bisakah and mengantar saya pulang?" tanya Ayumi dengan takut-takut setelah mereka semua telah selesai makan malam."Apa perkataanku sebelumnya tidak kau dengarkan dengan baik-baik?" tanya Smith dengan nada yang sedikit kesal."Ta-tapi besok saya harus ke kampus, Tuan," elak Ayumi dengan terbata."Kau tidak akan pergi kemanapun tanpa izin dariku." Smith menatap tajam kearah Ayumi. Membuat gadis itu
Last Updated: 2021-02-15
Chapter: Bab 3. Ketemu."Uhuk," Ayumi saat ini berada di sebuah kos. Memang sangat kecil namun setidaknya memiliki kamar mandi dalam."Ini pasti karena aku kehujanan kemarin malam. Uhuk uhuk. Lebih baik aku membeli obat diapotek."Gadis dengan mata yang bengkak itu menyambar jaket tebal miliknya yang sudah ia simpan disebuah lemari. Setelah kejadian waktu itu, seminggu telah berlalu. Ayumi yang jarang makan karena terlalu memikirkan sang ayah yang dengan teganya melemparnya kejalanan, justru terpuruk karena sakit.Dengan langkah yang perlahan, gadis itu berjalan kaki menuju apotek terdekat. Tanpa dia sadari sebuah mobil sedang membuntutinya dari sejak dia keluar dari kos miliknya. Gadis itu menatap nanar ke arah jalanan yang kian riuh. Meskipun suasana sedang mendung, namun orang yang lalu lalang itu tak sedikit."Setelah minum obat ini, aku akan tidur dulu. Rasanya kepalaku berputar-putar," keluh Ayumi.Saat gadis itu berjalan sempoyongan di s
Last Updated: 2021-02-14