Home / Romansa / Simpanan / Bab 6. Mulai Menerima

Share

Bab 6. Mulai Menerima

Author: Permaisuri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seperti keinginan dari Ayumi. Gadis itu hari ini hendak pergi ke kampus. Sesuai perjanjian, maka dua orang bodyguard di tempatkan di tempat yang berbeda dengannya. Sedikit menjauh agar Ayumi bisa sedikit santai.

Senyum secerah sinar mentari Ayumi sungging di bibirnya. Hari ini adalah hari pertamanya berada di kampus. Setelah semua kejadian-kejadian yang membuatnya putus asa. Dari kejauhan kedua netranya menangkap sosok Dinda, sahabatnya. Saat dirinya melangkahkan kakinya menuju Dinda, semua orang menatapnya remeh. Ayumi menghentikan sejenak langkah kakinya. Benar juga, bisik-bisik itu sepertinya memang ditujukan untuknya.

Aku sudah memiliki firasat akan hal ini. Tapi tak kusangka mereka benar-benar bergosip tentangku. Lebih baik aku bertanya pada Dinda. Kata Ayumi dalam hati.

"Dinda!" panggil Ayumi hingga membuat gadis bernama Dinda itu menoleh kearahnya. Ayumi mengulas sebuah senyum, namun raut wajah dari Dinda membuat senyum itu hilang dari bibirny

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Simpanan   Bab 7. Pasrah.

    Seperti keinginan dari Ayumi. Gadis itu hari ini hendak pergi ke kampus. Sesuai perjanjian, maka dua orang bodyguard di tempatkan di tempat yang berbeda dengannya. Sedikit menjauh agar Ayumi bisa sedikit santai.Senyum secerah sinar mentari Ayumi sungging di bibirnya. Hari ini adalah hari pertamanya berada di kampus. Setelah semua kejadian-kejadian yang membuatnya putus asa. Dari kejauhan kedua netranya menangkap sosok Dinda, sahabatnya. Saat dirinya melangkahkan kakinya menuju Dinda, semua orang menatapnya remeh. Ayumi menghentikan sejenak langkah kakinya. Benar juga, bisik-bisik itu sepertinya memang ditujukan untuknya.Aku sudah memiliki firasat akan hal ini. Tapi tak kusangka mereka benar-benar bergosip tentangku. Lebih baik aku bertanya pada Dinda. Kata Ayumi dalam hati."Dinda!" panggil Ayumi hingga membuat gadis bernama Dinda itu menoleh kearahnya. Ayumi mengulas sebuah senyum, namun raut wajah dari Dinda membuat senyum itu hilang dari

  • Simpanan   Bab 8. Panas Membara.

    Smith terus menyusuri setiap inchi kulit milik Ayumi. Membuat nafsu Ayumi semakin menggelora. Ingin mengelak, namun apalah daya. Keinginan Ayumi untuk mencapai puncak kenikmatan jauh lebih besar.Begitu pula dengan Smith yang semakin berkeinginan memonopoli permainan. Gadis dibawah kungkungannya adalah hal yang sangat berarti untuknya. Karena gadis itulah yang membuatnya tak perlu repot-repot merasa jijik. Baginya, Ayumi harus menjadi miliknya. Karena hanya Ayumilah, yang bisa dia sentuh tanpa harus merasakan emosi.Aku benar-benar gila! Dia hanya gadis biasa. Mengapa aku selalu ingin dan ingin untuk terus meminta kepuasan darinya? Smith, kau gila! Batin Smith dalam hati. Sejenak Smith menghentikan kegiatannya. Dilihatnya wajah Ayumi yang nafasnya mulai tersengal.Setelah puas bermain, Smith berpindah posisi. Kali ini mengobrak-abrik bagian bawah milik Ayumi. Sekian lama, permainan kian panas dan menggila. Smith membuka bagian tengah dua paha milik A

  • Simpanan   Bab 1. Pria tak dikenal.

    Setelah aku meneguk sebuah minuman berisi jus itu, entah mengapa aku menjadi sedikit pusing. Batin Ayumi sembari memegang kepalanya. Seperkian detik berikutnya, gadis itu ambruk di atas ranjangnya."Mama, kita berhasil yeay. Dia mulai detik ini tak akan mampu lagi mendekati Steven lagi, Ma," kata Miranda dengan senyum yang licik."Tentu saja Sayang. Mulai detik ini, kau bisa mendekati Steven lagi. Sekarang waktunya kita bergegas. Sebelum ayahnya sadar dengan apa yang kita lakukan!" sahut Kiranti, mama tiri Ayumi.Kini keduanya melancarkan aksinya. Rencana yang sudah lama mereka susun. Dimana hal itu tentu saja untuk merusak reputasi dan kehormatan Ayumi. Hanya untuk kekayaan, mereka berdua dengan tega menjebak Ayumi dan melemparkannya ke ranjng seorang pria.Di sebuah hotel bintang lima di London. Miranda dan Kiranti memapah tubuh Ayumi yang tak sadarkan diri itu menuju sebuah kamar yang menjadi sasaran m

  • Simpanan   Bab 2. Pencarian

    Kini Ayumi telah berada di depan rumahnya. Dia tau hal apa yang akan terjadi pada dirinya. Rasanya saat ini Ayumi ingin mencekik Miranda hingga sekarat. Bisa-bisanya kedua jalang itu menjebak dirinya.Brak. Tanpa mengetuk pintu, Ayumi mendobrak pintu masuk itu. Benar saja, seakan seluruh keluarganya menantikan kepulangan dirinya. Namun satu hal yang membuat Ayumi bertambah geram, ayah kandungnya menatapnya nyalang. Ini sepertinya lebih parah dari apa yang dia bayangkan. Secepat kilat ayah kandungnya mendaratkan sebuah tamparan di pipi mulusnya."Kau beraninya pulang ke rumah dengan keadaan begini?" tanyanya dengan nada geram."Ayah! Apa Ayah sadar apa yang ayah lakukan kepadaku? Seumur hidup bunda tak pernah berkata kasar padaku. Tetapi lihat, Ayah bahkan tega memukulku!" Ayumi kini berlinang air mata. Gadis itu bahkan masih terduduk di lantai akibat tamparan keras dari ayahnya."Aku bahkan bisa melakukan yang lebih lagi, Ayumi. Ayah ta

  • Simpanan   Bab 3. Ketemu.

    "Uhuk," Ayumi saat ini berada di sebuah kos. Memang sangat kecil namun setidaknya memiliki kamar mandi dalam."Ini pasti karena aku kehujanan kemarin malam. Uhuk uhuk. Lebih baik aku membeli obat diapotek."Gadis dengan mata yang bengkak itu menyambar jaket tebal miliknya yang sudah ia simpan disebuah lemari. Setelah kejadian waktu itu, seminggu telah berlalu. Ayumi yang jarang makan karena terlalu memikirkan sang ayah yang dengan teganya melemparnya kejalanan, justru terpuruk karena sakit.Dengan langkah yang perlahan, gadis itu berjalan kaki menuju apotek terdekat. Tanpa dia sadari sebuah mobil sedang membuntutinya dari sejak dia keluar dari kos miliknya. Gadis itu menatap nanar ke arah jalanan yang kian riuh. Meskipun suasana sedang mendung, namun orang yang lalu lalang itu tak sedikit."Setelah minum obat ini, aku akan tidur dulu. Rasanya kepalaku berputar-putar," keluh Ayumi.Saat gadis itu berjalan sempoyongan di s

  • Simpanan   Bab 4. Kesepakatan.

    Keduanya makan malam dalam diam. Seakan canggung dan ragu untuk memulai sebuah percakapan. Sesekali Ayumi melirik lelaki dihadapannya. Dilihat dari penampilannya dia memang bukan orang sembarangan. Terbukti dari sebuah jam tangan yang melingkar di tangannya. Ayumi yakin jika itu seharga ratusan juta rupiah. Hanya untuk sebuah jam tangan. Mengapa Ayumi bisa mengetahui harga dari jam tangan itu? Karena Miranda pernah merengek kepada mamanya hanya untuk mempunyai jam tangan itu. Untuk itulah, terkadang Ayumi iri kepada saudara tirinya."Tuan, bi-bisakah and mengantar saya pulang?" tanya Ayumi dengan takut-takut setelah mereka semua telah selesai makan malam."Apa perkataanku sebelumnya tidak kau dengarkan dengan baik-baik?" tanya Smith dengan nada yang sedikit kesal."Ta-tapi besok saya harus ke kampus, Tuan," elak Ayumi dengan terbata."Kau tidak akan pergi kemanapun tanpa izin dariku." Smith menatap tajam kearah Ayumi. Membuat gadis itu

  • Simpanan   Bab 5. Kegilaan.

    Dengan rambut yang basah Ayumi segera mengeringkannya dengan hairdrayer. Gadis itu masih saja bernyanyi dengan santainya. Tanpa menyadari dari balik buku seorang harimau sudah tak sabar ingin menerkamnya."Tuan, aku besok akan ke kampusku. Sudah cukup untukku istirahat di rumah. Aku sudah merasa baikan sekarang," ucap Ayumi dengan tenang."Asal bodyguard yang bersamamu.""Tuan! Kau melanggar kesepakatan kita. Aku hanya ingin ke kampus. Apa itu artinya anda sedang ingin menghalangiku?" tanya Ayumi tak terima."Kau berani berteriak padaku?" Smith bangkit dari posisinya. Segera mendekati Ayumi yang berada di meja riasnya. Dengan sekali sentakan, Ayumi berada diatas ranjang. Secepat kilat Smith mengambil sebuah dasi dan mengikat tangan Ayumi. Setelahnya, mengikatnya diranjang. Membuat tubuh Ayumi bergetar hebat. Tak terasa ingatan beberapa waktu lalu kini bergentangan di ingatannya."Tuan, tolong lepaskan saya," pinta Ayumi.

Latest chapter

  • Simpanan   Bab 8. Panas Membara.

    Smith terus menyusuri setiap inchi kulit milik Ayumi. Membuat nafsu Ayumi semakin menggelora. Ingin mengelak, namun apalah daya. Keinginan Ayumi untuk mencapai puncak kenikmatan jauh lebih besar.Begitu pula dengan Smith yang semakin berkeinginan memonopoli permainan. Gadis dibawah kungkungannya adalah hal yang sangat berarti untuknya. Karena gadis itulah yang membuatnya tak perlu repot-repot merasa jijik. Baginya, Ayumi harus menjadi miliknya. Karena hanya Ayumilah, yang bisa dia sentuh tanpa harus merasakan emosi.Aku benar-benar gila! Dia hanya gadis biasa. Mengapa aku selalu ingin dan ingin untuk terus meminta kepuasan darinya? Smith, kau gila! Batin Smith dalam hati. Sejenak Smith menghentikan kegiatannya. Dilihatnya wajah Ayumi yang nafasnya mulai tersengal.Setelah puas bermain, Smith berpindah posisi. Kali ini mengobrak-abrik bagian bawah milik Ayumi. Sekian lama, permainan kian panas dan menggila. Smith membuka bagian tengah dua paha milik A

  • Simpanan   Bab 7. Pasrah.

    Seperti keinginan dari Ayumi. Gadis itu hari ini hendak pergi ke kampus. Sesuai perjanjian, maka dua orang bodyguard di tempatkan di tempat yang berbeda dengannya. Sedikit menjauh agar Ayumi bisa sedikit santai.Senyum secerah sinar mentari Ayumi sungging di bibirnya. Hari ini adalah hari pertamanya berada di kampus. Setelah semua kejadian-kejadian yang membuatnya putus asa. Dari kejauhan kedua netranya menangkap sosok Dinda, sahabatnya. Saat dirinya melangkahkan kakinya menuju Dinda, semua orang menatapnya remeh. Ayumi menghentikan sejenak langkah kakinya. Benar juga, bisik-bisik itu sepertinya memang ditujukan untuknya.Aku sudah memiliki firasat akan hal ini. Tapi tak kusangka mereka benar-benar bergosip tentangku. Lebih baik aku bertanya pada Dinda. Kata Ayumi dalam hati."Dinda!" panggil Ayumi hingga membuat gadis bernama Dinda itu menoleh kearahnya. Ayumi mengulas sebuah senyum, namun raut wajah dari Dinda membuat senyum itu hilang dari

  • Simpanan   Bab 6. Mulai Menerima

    Seperti keinginan dari Ayumi. Gadis itu hari ini hendak pergi ke kampus. Sesuai perjanjian, maka dua orang bodyguard di tempatkan di tempat yang berbeda dengannya. Sedikit menjauh agar Ayumi bisa sedikit santai.Senyum secerah sinar mentari Ayumi sungging di bibirnya. Hari ini adalah hari pertamanya berada di kampus. Setelah semua kejadian-kejadian yang membuatnya putus asa. Dari kejauhan kedua netranya menangkap sosok Dinda, sahabatnya. Saat dirinya melangkahkan kakinya menuju Dinda, semua orang menatapnya remeh. Ayumi menghentikan sejenak langkah kakinya. Benar juga, bisik-bisik itu sepertinya memang ditujukan untuknya.Aku sudah memiliki firasat akan hal ini. Tapi tak kusangka mereka benar-benar bergosip tentangku. Lebih baik aku bertanya pada Dinda. Kata Ayumi dalam hati."Dinda!" panggil Ayumi hingga membuat gadis bernama Dinda itu menoleh kearahnya. Ayumi mengulas sebuah senyum, namun raut wajah dari Dinda membuat senyum itu hilang dari bibirny

  • Simpanan   Bab 5. Kegilaan.

    Dengan rambut yang basah Ayumi segera mengeringkannya dengan hairdrayer. Gadis itu masih saja bernyanyi dengan santainya. Tanpa menyadari dari balik buku seorang harimau sudah tak sabar ingin menerkamnya."Tuan, aku besok akan ke kampusku. Sudah cukup untukku istirahat di rumah. Aku sudah merasa baikan sekarang," ucap Ayumi dengan tenang."Asal bodyguard yang bersamamu.""Tuan! Kau melanggar kesepakatan kita. Aku hanya ingin ke kampus. Apa itu artinya anda sedang ingin menghalangiku?" tanya Ayumi tak terima."Kau berani berteriak padaku?" Smith bangkit dari posisinya. Segera mendekati Ayumi yang berada di meja riasnya. Dengan sekali sentakan, Ayumi berada diatas ranjang. Secepat kilat Smith mengambil sebuah dasi dan mengikat tangan Ayumi. Setelahnya, mengikatnya diranjang. Membuat tubuh Ayumi bergetar hebat. Tak terasa ingatan beberapa waktu lalu kini bergentangan di ingatannya."Tuan, tolong lepaskan saya," pinta Ayumi.

  • Simpanan   Bab 4. Kesepakatan.

    Keduanya makan malam dalam diam. Seakan canggung dan ragu untuk memulai sebuah percakapan. Sesekali Ayumi melirik lelaki dihadapannya. Dilihat dari penampilannya dia memang bukan orang sembarangan. Terbukti dari sebuah jam tangan yang melingkar di tangannya. Ayumi yakin jika itu seharga ratusan juta rupiah. Hanya untuk sebuah jam tangan. Mengapa Ayumi bisa mengetahui harga dari jam tangan itu? Karena Miranda pernah merengek kepada mamanya hanya untuk mempunyai jam tangan itu. Untuk itulah, terkadang Ayumi iri kepada saudara tirinya."Tuan, bi-bisakah and mengantar saya pulang?" tanya Ayumi dengan takut-takut setelah mereka semua telah selesai makan malam."Apa perkataanku sebelumnya tidak kau dengarkan dengan baik-baik?" tanya Smith dengan nada yang sedikit kesal."Ta-tapi besok saya harus ke kampus, Tuan," elak Ayumi dengan terbata."Kau tidak akan pergi kemanapun tanpa izin dariku." Smith menatap tajam kearah Ayumi. Membuat gadis itu

  • Simpanan   Bab 3. Ketemu.

    "Uhuk," Ayumi saat ini berada di sebuah kos. Memang sangat kecil namun setidaknya memiliki kamar mandi dalam."Ini pasti karena aku kehujanan kemarin malam. Uhuk uhuk. Lebih baik aku membeli obat diapotek."Gadis dengan mata yang bengkak itu menyambar jaket tebal miliknya yang sudah ia simpan disebuah lemari. Setelah kejadian waktu itu, seminggu telah berlalu. Ayumi yang jarang makan karena terlalu memikirkan sang ayah yang dengan teganya melemparnya kejalanan, justru terpuruk karena sakit.Dengan langkah yang perlahan, gadis itu berjalan kaki menuju apotek terdekat. Tanpa dia sadari sebuah mobil sedang membuntutinya dari sejak dia keluar dari kos miliknya. Gadis itu menatap nanar ke arah jalanan yang kian riuh. Meskipun suasana sedang mendung, namun orang yang lalu lalang itu tak sedikit."Setelah minum obat ini, aku akan tidur dulu. Rasanya kepalaku berputar-putar," keluh Ayumi.Saat gadis itu berjalan sempoyongan di s

  • Simpanan   Bab 2. Pencarian

    Kini Ayumi telah berada di depan rumahnya. Dia tau hal apa yang akan terjadi pada dirinya. Rasanya saat ini Ayumi ingin mencekik Miranda hingga sekarat. Bisa-bisanya kedua jalang itu menjebak dirinya.Brak. Tanpa mengetuk pintu, Ayumi mendobrak pintu masuk itu. Benar saja, seakan seluruh keluarganya menantikan kepulangan dirinya. Namun satu hal yang membuat Ayumi bertambah geram, ayah kandungnya menatapnya nyalang. Ini sepertinya lebih parah dari apa yang dia bayangkan. Secepat kilat ayah kandungnya mendaratkan sebuah tamparan di pipi mulusnya."Kau beraninya pulang ke rumah dengan keadaan begini?" tanyanya dengan nada geram."Ayah! Apa Ayah sadar apa yang ayah lakukan kepadaku? Seumur hidup bunda tak pernah berkata kasar padaku. Tetapi lihat, Ayah bahkan tega memukulku!" Ayumi kini berlinang air mata. Gadis itu bahkan masih terduduk di lantai akibat tamparan keras dari ayahnya."Aku bahkan bisa melakukan yang lebih lagi, Ayumi. Ayah ta

  • Simpanan   Bab 1. Pria tak dikenal.

    Setelah aku meneguk sebuah minuman berisi jus itu, entah mengapa aku menjadi sedikit pusing. Batin Ayumi sembari memegang kepalanya. Seperkian detik berikutnya, gadis itu ambruk di atas ranjangnya."Mama, kita berhasil yeay. Dia mulai detik ini tak akan mampu lagi mendekati Steven lagi, Ma," kata Miranda dengan senyum yang licik."Tentu saja Sayang. Mulai detik ini, kau bisa mendekati Steven lagi. Sekarang waktunya kita bergegas. Sebelum ayahnya sadar dengan apa yang kita lakukan!" sahut Kiranti, mama tiri Ayumi.Kini keduanya melancarkan aksinya. Rencana yang sudah lama mereka susun. Dimana hal itu tentu saja untuk merusak reputasi dan kehormatan Ayumi. Hanya untuk kekayaan, mereka berdua dengan tega menjebak Ayumi dan melemparkannya ke ranjng seorang pria.Di sebuah hotel bintang lima di London. Miranda dan Kiranti memapah tubuh Ayumi yang tak sadarkan diri itu menuju sebuah kamar yang menjadi sasaran m

DMCA.com Protection Status