Tawanan Mafia Perkasa
Tangis Karin pecah ketika ia membawa surat kelulusan sekolah namun rumahnya malah berantakan dan dikepung oleh puluhan mafia.
Pak Arnold selaku sang ayah berlutut di sebelah pria gagah yang menggunakan pakaian serba hitam beserta kacamata hitam.
"Itu putrimu?" ucapnya dengan suara gagah.
"Jangan ganggu putriku dia tidak ada sangkut pautnya dengan apapun yang aku lakukan tuan, tolong hukum aku dengan semua kesalahanku tapi jangan usik putriku tuan, Eriko." ucapnya dengan nada memohon.
"Tapi aku suka dia dan kamu tetap akan menerima semua ganjaran atas pengkhianatanmu!"
Dor!
"Papa!" Karin berteriak histeris.
Sejak hati itu Karin tak dapat melupakan luka yang terjadi di depan matanya.
Namun yang paling membuat ia putus asa dirinya kini menjadi tawanan mafia kelas kakap yang ditakuti semua aliansinya.
"Jika mau ibumu berumur panjang, layani aku perempuan jala**!"
30 DibacaOngoing