Home / Romansa / Cinta Tersembunyi CEO Galak / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Cinta Tersembunyi CEO Galak: Chapter 1 - Chapter 10

50 Chapters

Bab 1

Hotel Empero.Setelah menghadiri reuni, Luna Sonara kembali ke kamar hotelnya. Ketika dia hendak mandi, terdengar suara ketukan pintu.Luna pergi membuka pintu.Seorang pria yang mengenakan jas dan sepatu kulit berdiri di depan pintu. Dia tampak sangat berwibawa dan arogan.Melihat pria itu, hati Luna tersentak. "Pak Gavin, kenapa kamu datang ke sini?"Saat ini, Gavin Harris seharusnya berada di hotel lain. Kenapa malah muncul di hotel yang dia tempati?Gavin tidak menanggapi Luna, dia menatap Luna dengan ekspresi dingin. Matanya dipenuhi dengan suatu amarah.Sebelum Luna bereaksi, Gavin sudah mendorong Luna ke dinding dan mengangkat kaki kanannya untuk menutup pintu.Matanya memerah dan tubuhnya dipenuhi dengan bau alkohol.Matanya yang sipit dan tajam tertuju pada Luna, seperti seekor binatang buas yang sedang mengincar mangsa. Tatapannya ini sontak membuat Luna ketakutan."Pak Gavin, kamu ... kamu kenapa?"Gavin memegang dagu Luna dengan telapak tangannya yang besar, lalu mengusap b
Read more

Bab 2

Rapat ini berlangsung selama dua jam.Luna mengikuti Gavin meninggalkan ruang rapat.Sesampai di lantai sepuluh, Gavin pergi ke kantor presdir dan Luna pun kembali ke kantor sekretaris.Tak lama kemudian, Timo yang merupakan manajer Departemen Administrasi menghampirinya. Dia menyerahkan sebuah dokumen kepada Luna sambil berkata, "Ini informasi cip Grup Lingga yang diminta Pak Gavin. Serahkan pada Pak Gavin.""..."Bukannya ketika rapat Gavin menyuruh Timo menyerahkan dokumen itu padanya?Kenapa Timo malah menugaskan hal ini padanya?Jangan-jangan, Timo takut pada Gavin dan tidak berani menemuinya?Luna berkata dengan tenang, "Pak Timo, bukannya Pak Gavin suruh kamu antarkan dokumen ini?"Timo tersenyum licik sambil menjawab, "Sekarang, aku harus pergi ke Grup Nara. Bu Luna, jangan lupa berikan pada Pak Gavin, aku pergi dulu."Sebelum Luna menanggapi, Timo sudah meletakkan dokumen di mejanya dan pergi.Winnie Wijaya yang sedang bekerja melirik Luna dengan tatapan sinis sambil berkata,
Read more

Bab 3

Luna mengambil dokumen uji tuntas, lalu pergi ke kantor presdir.Sesampai di depan meja, Luna menyerahkan dokumen uji tuntas kepada Gavin sambil berkata, "Pak Gavin, ini hasil uji tuntas Grup Awana, silakan dilihat."Gavin melirik Luna, ekspresinya sangat datar.Dia mengambil dokumen yang diserahkan Luna, tetapi dia tidak menyuruh Luna pergi.Setelah membaca laporan uji tuntas Grup Awana, dia bertanya pada Luna, "Kamu sudah baca laporan uji tuntas ini?"Luna menggelengkan kepalanya. "Belum, Departemen Akuntansi yang antarkan laporan ini."Gavin menutup map, lalu menyerahkan map itu pada Luna. Tatapannya berubah dingin. "Jelas-jelas, Grup Awana masih punya utang luar negeri sebesar 400 miliar. Kalau aku langsung akuisisi perusahaan ini, menurutmu siapa yang harus membayar utang luar negeri sebesar 400 miliar ini?"Luna mengerutkan keningnya, dia memiliki firasat buruk.Dia menjawab, "Grup Harris yang akan membayar utang tersebut."Ekspresi Gavin berubah dingin. Aura mencekam terpancar d
Read more

Bab 4

Gavin belum pulang. Melihat Luna datang, tatapannya tidak sedingin sebelumnya dan aura mencekam di sekujur tubuhnya pun mereda. Hanya saja, dia tampak sangat serius dan tegas.Luna berdiri di depan meja, lalu menyapa Gavin dengan penuh hormat, "Pak Gavin.""Katakan." Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Luna. Ekspresinya yang dingin dibaluti dengan suatu emosi."Pak Irvan dari Departemen Legal yang mengurus uji tuntas Grup Awana sudah periksa dua kali. Katanya dia nggak melihat pernyataan soal utang luar negeri. Supervisor Departemen Akuntansi pun katakan hal yang sama.""Tapi, tertera bahwa Grup Awana punya utang luar negeri. Selain itu, asisten Pak Sony dari Departemen Akuntansi yang antarkan hasil laporan ini. Jadi, aku curiga ada yang menambahkan pernyataan tersebut."Luna berbicara dengan waspada, dia takut Gavin akan marah.Melihat ekspresi Gavin masih sedingin sebelumnya, dia meletakkan dokumen di tangannya ke meja, lalu mendorong dokumen itu ke arah Gavin dengan gugup.
Read more

Bab 5

Meskipun hanya melihat dari belakang, Gavin tahu bahwa dia adalah Luna.Mengapa dia datang ke rumah sakit? Dia sakit atau datang untuk menjenguk orang?Gavin tidak lanjut memikirkan hal ini. Dia memasuki lift lainnya dan pergi ke lantai enam.Begitu keluar dari lift, dia melihat sosok Luna.Dia mengikuti Luna pergi ke bangsal nomor tujuh.Dia tidak masuk, hanya berdiri di luar sejenak.Luna yang berada di dalam bangsal sudah menenangkan diri. Dia menatap Moris yang sedang duduk di ranjang pasien sambil tersenyum.Dia bertanya, "Moris, bagaimana keadaanmu hari ini?"Moris menjawab sambil tersenyum, "Kak Luna, hari ini aku merasa jauh lebih baik. Aku baik-baik saja, nggak usah khawatirkan aku.""Ya, baguslah kalau begitu." Luna duduk di ujung ranjang sambil memegang tangan Moris. "Moris, jalani pengobatan baik-baik. Kakak pasti akan kumpulkan biaya operasi buat kamu. Jangan menyerah, percayalah padaku. Mengerti?"Biaya transplantasi jantung lebih dari dua miliar. Moris mengetahui situasi
Read more

Bab 6

Keesokan harinya, di kantor presdir Grup Harris.Luna berdiri di depan kantor. Setelah menenangkan diri, dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu."Masuk." Terdengar suara berat dan serak dari dalam ruangan. Suara ini dibaluti dengan aura yang dingin.Luna mendorong pintu dan memasuki ruangan. Setelah menutup pintu, dia berjalan ke depan meja.Gavin duduk di kursi presdir.Dia mengenakan setelan berwarna hitam yang dirancang secara khusus. Garis rahangnya yang tegas menonjolkan ketampanannya. Selain itu, tubuhnya memancarkan karisma yang tak terkalahkan.Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Luna.Tidak terlihat emosi apa pun di balik matanya, tetapi keningnya dibaluti dengan aura dingin."Ada apa?""Pak Gavin, ada laporan yang perlu Anda lihat."Luna menyerahkan laporan di tangannya kepada Gavin.Semalam, dia sudah berpikir untuk cukup lama. Dia tidak berencana untuk melahirkan anak ini.Dia ingin menggugurkan kandungannya.Namun, sekarang dia kekurangan uang. Jadi, dia terpa
Read more

Bab 7

Jantung Gavin berdebar kencang, suatu cahaya keterkejutan melintas di matanya.Akhirnya, dia tahu mengapa Luna tidak datang menemuinya. Ternyata karena Luna mengalami kecelakaan di hari itu.Selain itu, kalau adiknya tidak mendorongnya tepat waktu, dia pasti sudah ....Dia tidak menyangka Luna akan mengalami hal seperti itu."Bagaimana keadaan adikmu waktu itu?""Dia tertabrak. Kedua tulang rusuknya patah dan kaki kirinya patah. Setelah menjalani operasi tiga kali, dia berhasil bertahan hidup. Pak Gavin, aku boleh berutang pada siapa pun, tapi aku nggak boleh kecewakan dia."Sebelumnya, Gavin merasa Luna adalah wanita yang kejam.Namun, ketika mendengar penjelasan Luna, pandangannya pun berubah.Gavin berdiri dan berjalan ke hadapan Luna. Dia menatap Luna sambil berkata, "Menikahlah denganku. Aku akan undang dokter terbaik di dunia ini untuk operasi adikmu, aku juga akan tanggung biaya operasinya. Kalau kamu nggak percaya, kita bisa buat perjanjian pranikah. Bagaimana?"Karena mereka s
Read more

Bab 8

Gavin memiliki seorang kakak sulung bernama Evan Harris. Dia dua tahun lebih tua dari Gavin dan sudah menikah.Dia memiliki seorang adik laki-laki dan perempuan, mereka belum menikah.Namun, mereka lebih muda dari Gavin. Wajar kalau keluarganya tidak mendesak mereka untuk menikah, melainkan hanya mendesaknya.Gavin mengusap keningnya dengan kesal. "Kakek nggak bisa mengancamku. Ya sudah, kututup dulu."Sebelum kakeknya menjawab, Gavin sudah mengakhiri panggilan.Pada akhirnya, dia tidak memberi tahu kakeknya bahwa mereka sudah menikah.Namun, bisa dimaklumi. Gavin hanya menginginkan anak di dalam kandungannya, bagaimana mungkin mengakui keberadaannya?Gavin melirik sepatu hak tinggi yang dikenakan Luna.Luna mengenakan sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam. Dilihat dari ketinggian hak, setidaknya mencapai 10 sentimeter.Ibu hamil tidak seharusnya memakai sepatu hak tinggi.Gavin tidak akan membiarkan anak di dalam perutnya celaka.Gavin menatapnya sambil berkata, "Sekarang, kamu se
Read more

Bab 9

Mereka segera tiba di Restoran Arta.Kendi membukakan pintu mobil untuk Gavin.Setelah Gavin keluar dari mobil, Luna pun keluar.Tak lama kemudian, Kendi membawa Gavin dan Luna pergi ke ruang pribadi di lantai delapan.Kendi mengetuk pintu, lalu masuk.Di dalam ruang pribadi luas yang bergaya tradisional, terdapat sebuah meja makan bundar berbahan kayu cendana.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan berwarna biru tua duduk di samping meja, ditemani oleh dua wanita dan dua pria.Kendi memberi hormat sambil berkata, "Pak Henson, Pak Gavin sudah datang."Pria bernama Henson Sugi itu berdiri dan berjalan ke hadapan Gavin. Dia tersenyum sungkan sambil berkata, "Halo, Pak Gavin. Maaf nggak menyambutmu secara langsung."Kedua wanita dan pria itu pun berjalan mendekat dan berdiri di samping Henson.Ketika Henson mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Gavin, Luna yang berada di samping berkata, "Pak Henson, maaf. Pak Gavin nggak suka bersalaman dengan orang.""Oh, ya? Maaf, aku ngg
Read more

Bab 10

Nada bicara Gavin tegas dan mendominasi. Dia tidak memberikan Luna kesempatan untuk menolak, dia langsung bangkit dan pergi ke kamar mandi.Sebelum Luna tersadar, ponselnya berdering.Ibunya, Mila Effendi menelepon.Luna menjawab telepon, lalu berjalan ke arah sofa dan duduk."Ibu, ada apa?""Luna, kamu di mana? Kenapa malam ini kamu nggak datang ke rumah sakit untuk menjenguk adikmu?""Aku sedang dinas, besok sore baru pulang. Karena besok pagi masih harus pergi ke Kota Bantar."Sebagai sekretaris Gavin, dua atau tiga hari dalam sebulan dia harus mengikuti Gavin melakukan perjalanan bisnis.Dia sudah terbiasa."Oh, ternyata begitu. Bibi Sinta punya anak laki-laki yang bertugas di ketentaraan. Besok, dia akan kembali. Dia lumayan tampan dan sangat berbakti. Aku mau suruh kamu pergi menemuinya."Ini adalah keempat kalinya dia berkencan buta dalam bulan ini.Namun, dia tidak bisa menyalahkan ibunya.Sekarang, dia sudah berusia 28 tahun. Teman-teman yang sebaya dengannya sudah melahirkan
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status