Share

Bab 2

Author: Ayudisha
Rapat ini berlangsung selama dua jam.

Luna mengikuti Gavin meninggalkan ruang rapat.

Sesampai di lantai sepuluh, Gavin pergi ke kantor presdir dan Luna pun kembali ke kantor sekretaris.

Tak lama kemudian, Timo yang merupakan manajer Departemen Administrasi menghampirinya. Dia menyerahkan sebuah dokumen kepada Luna sambil berkata, "Ini informasi cip Grup Lingga yang diminta Pak Gavin. Serahkan pada Pak Gavin."

"..."

Bukannya ketika rapat Gavin menyuruh Timo menyerahkan dokumen itu padanya?

Kenapa Timo malah menugaskan hal ini padanya?

Jangan-jangan, Timo takut pada Gavin dan tidak berani menemuinya?

Luna berkata dengan tenang, "Pak Timo, bukannya Pak Gavin suruh kamu antarkan dokumen ini?"

Timo tersenyum licik sambil menjawab, "Sekarang, aku harus pergi ke Grup Nara. Bu Luna, jangan lupa berikan pada Pak Gavin, aku pergi dulu."

Sebelum Luna menanggapi, Timo sudah meletakkan dokumen di mejanya dan pergi.

Winnie Wijaya yang sedang bekerja melirik Luna dengan tatapan sinis sambil berkata, "Jelas-jelas, dia bisa temui Pak Gavin sendiri, tapi malah serahkan ke kamu. Luna, kamu punya hubungan apa sama Pak Timo?"

"..."

Luna dikejutkan oleh jalan pikiran Winnie.

Luna melirik Winnie dengan cuek sambil menjawab, "Masalah Pak Gavin nggak memilihmu jadi sekretaris administrasi sudah berlalu setengah tahun, kamu masih nggak terima?"

Winnie tahu bahwa Gavin akan mengambil alih Grup Harris. Jadi, dia berusaha keras dan berharap dirinya akan terpilih di hari Gavin menjabat.

Jelas-jelas, dia lebih giat dari Luna dan bekerja di Grup Harris tiga tahun lebih awal. Baik dari segi kemampuan maupun hal lainnya, dia jauh lebih unggul dari Luna.

Namun, pada akhirnya Gavin malah memilih Luna menjadi sekretaris administrasi.

Hal ini membuatnya sangat kesal.

Sejak saat itu, Winnie selalu berselisih dengan Luna.

Winnie mendengus dingin. "Luna, nggak usah sombong. Cepat atau lambat, Pak Gavin bakal pecat kamu!"

Luna mengambil dokumen. Dia berdiri dan berjalan ke arah Winnie, lalu menatap Winnie sambil berkata, "Jangan khawatir, sekalipun dia pecat aku, dia nggak bakal pilih kamu!"

Yuri Nesta melipat tangannya sambil berkata dengan nada sinis, "Luna, apa yang perlu dibanggakan? Bukannya cuma sekretaris administrasi? Bukan apa-apa."

Yuri berpihak pada Winnie. Dulu, mereka adalah teman sekelas.

Jadi, sejak mereka bekerja sebagai sekretaris presdir, mereka selalu menindas pendatang baru, termasuk Luna.

Beberapa murid magang yang ditindas oleh mereka pun memutuskan untuk mengundurkan diri.

Alasan Luna dapat bertahan adalah karena dia berani melawan mereka.

Selain itu, Luna sangat teliti dalam bekerja dan tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. Mereka pun tidak berdaya menghadapi Luna.

Luna menatap Yuri dengan tatapan merendahkan sambil berkata, "Apa yang perlu dibanggakan? Hehe, kalau sanggup, rebut posisiku. Biar kita lihat apa Pak Gavin akan pilih kalian."

"Kamu!" Saking kesalnya, Yuri berdiri dan hendak menyerang Luna.

Winnie berkata, "Sudah, abaikan orang sombong seperti ini. Dia nggak akan bisa bertahan lama di posisi itu. Kita tunggu saja!"

Luna masih harus menyerahkan dokumen ke Gavin, dia tidak ingin menghabiskan waktu dengan kedua wanita itu, jadi dia pun pergi.

Sesampai di depan kantor presdir, Luna mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.

Terdengar suara dingin dari dalam ruangan. "Silakan masuk."

Luna membuka pintu dan memasuki ruangan. Setelah menutup pintu, dia berjalan ke depan meja.

"Pak Gavin, Pak Timo menyuruhku menyerahkan informasi cip Grup Lingga ini padamu," kata Luna dengan penuh hormat sambil menyerahkan dokumen itu pada Gavin.

Gavin mengangkat kelopak matanya, lalu menatapnya dengan tatapan dingin. "Kenapa bukan dia yang antarkan?"

Luna menjawab, "Dia buru-buru mau pergi ke Grup Nara, jadi menyuruhku antarkan dokumen ini."

Gavin mengulurkan tangan rampingnya untuk mengambil dokumen yang diserahkan Luna.

Gavin mengangkat kelopak matanya untuk menatap Luna, tatapannya sangat dingin.

Dia membuka bibirnya, nada bicaranya sangat serius. "Kamu tahu berapa banyak soal proyek cip Grup Lingga?"

Luna tersadar. Dia menatap Gavin dengan serius sambil menjawab, "Pak Gavin, hanya Pak Timo yang tahu soal proyek ini, dia nggak pernah jelaskan ke kami."

Gavin menyerahkan dokumen di tangannya. "Lihatlah."

"Baik." Luna mengambil map yang diberikan. Setelah membuka map dan membaca informasi di dalamnya dengan saksama, dia menutup map itu.

"Sudah selesai?"

Luna mengangguk sambil menjawab dengan penuh hormat, "Ya."

"Bagaimana pendapatmu soal proyek ini?" kata Gavin sambil menatap Luna.

"Sebagian besar cip otomotif energi baru berasal dari negara lain, bukan penemuan baru dan kurang aman."

"Selain lebih hemat energi, cip yang dikembangkan Grup Lingga juga lebih mudah dikendalikan dan jauh lebih cerdas."

"Hal terpenting adalah cip kecerdasan buatan yang dipakai negara kita nggak boleh terus diimpor dari luar negeri. Kalau seperti itu, kita akan bergantung pada negara lain dan bahayakan masa depan negara."

"Jadi, negara kita harus berusaha sebisa mungkin untuk memproduksi cip. Kalau kita memiliki produk sendiri, kita nggak perlu khawatirkan situasi tak terkendali," kata Luna dengan tegas.

Gavin menatap Luna dengan fokus sambil berkata dengan suara berat, "Hubungi Grup Lingga. Cari waktu buat bicarakan soal investasi."

Luna mengangguk. "Baik, Pak Gavin."

"Kembalilah bekerja."

"Baik." Luna mengangguk, lalu mengambil dokumen itu dan pergi.

Begitu dia kembali ke tempat kerjanya, ponsel di sampingnya berdering.

Dia melihat layar ponsel, Timo yang menelepon.

Apa Timo memasang kamera pengawas di tubuhnya? Kalau tidak, bagaimana bisa Timo tahu dia sudah meninggalkan kantor presdir dan langsung meneleponnya?

Dia mengangkat panggilan tersebut.

"Pak Timo."

"Bu Luna, Pak Gavin sudah baca dokumen itu?"

"Sudah, dia setuju untuk berinvestasi. Pak Timo, segera hubungi Grup Lingga."

"Benarkah?" Timo yang berada di ujung lain telepon terdengar sangat gembira.

"Ya, benar."

"Bagus, sudah kuduga kamu hebat! Tunggu sebentar, kuhubungi Pak Roni sekarang juga."

"..."

Mengapa Luna merasa Timo sengaja menyuruhnya menyerahkan dokumen itu pada Gavin?

Gavin langsung mengakhiri panggilan.

Luna meletakkan ponselnya. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia melanjutkan pekerjaannya.

Dalam sekejap, waktu sudah menunjukkan pukul 12.

Kebetulan, telepon di depannya berdering.

Dia melihat nomor yang tertera, panggilan itu berasal dari kantor presdir.

Dia menjawab panggilan, lalu berkata dengan hormat, "Pak Gavin."

"Nanti siang, bungkuskan makanan dari kantin. Aku makan di kantor."

Tanpa basa-basi, Gavin langsung mengakhiri panggilan.

Luna berkemas sejenak, lalu pergi ke kantin.

Lauk hari ini sangat bervariasi, semuanya adalah kombinasi daging dengan sayuran. Totalnya, ada enam hidangan.

Namun, ketika Luna melihat sapi rebus, lambungnya terasa tidak nyaman dan menderita.

Dia sudah seperti ini selama beberapa hari.

Sekarang, dia sangat trauma pada daging.

Luna mengambil beberapa lauk untuk Gavin sambil menahan rasa mual. Setelah itu, Luna membungkusnya dan mengantarkan ke kantor presdir.

Sesampai di kantor presdir, pintu tidak tertutup rapat, melainkan sedikit terbuka.

Luna tidak langsung masuk. Dia berdiri di depan pintu sambil memanggil, "Pak Gavin."

"Masuk."

Luna membuka pintu dengan kakinya. Setelah menaruh makanan itu di meja kopi, dia berjalan ke samping Gavin.

"Pak Gavin, aku sudah bawakan makanan untuk Bapak."

Gavin masih bekerja, jari-jarinya mengetik papan ketik dengan cepat.

"Hmm." Dia tidak berbicara maupun melihat Luna, hanya mengiakan dengan pelan.

Luna meletakkan makanan itu, lalu pergi ke kantin untuk makan siang.

Setelah menyantap makan siang, dia pergi ke pantri dan menyeduhkan secangkir kopi tanpa gula untuk Gavin.

Sesampai di depan kantor presdir, Luna mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Setelah Gavin menjawab, dia pun membuka pintu dan masuk.

Gavin sedang menelepon. Luna tidak bersuara, dia hanya meletakkan kopi itu di tempat yang bisa dijangkau oleh Gavin.

Lalu, dia mengarahkan gagang cangkir ke arah Gavin.

Dilihat dari meja kerja Gavin, Gavin adalah seseorang yang rapi dan mungkin memiliki gangguan obsesif-kompulsif.

Luna selalu bekerja di bidang sekretaris dan asisten, sehingga dia sangat pandai mengamati situasi. Oleh karena itu, dia mengarahkan gagang cangkir ke arah Gavin.

"Pak Gavin, silakan lanjut bekerja. Aku keluar dulu." Dia mengangguk, lalu berbalik meninggalkan ruangan.

...

Pukul 5.30 sore, waktunya pulang kerja. Dia baru ingat bahwa dia belum menunjukkan hasil uji tuntas Grup Awana kepada Gavin.

Luna mengerutkan keningnya. Dia membuka tumpukan dokumen, lalu mencari hasil laporan uji tuntas Grup Awana yang diberikan Departemen Akuntansi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 3

    Luna mengambil dokumen uji tuntas, lalu pergi ke kantor presdir.Sesampai di depan meja, Luna menyerahkan dokumen uji tuntas kepada Gavin sambil berkata, "Pak Gavin, ini hasil uji tuntas Grup Awana, silakan dilihat."Gavin melirik Luna, ekspresinya sangat datar.Dia mengambil dokumen yang diserahkan Luna, tetapi dia tidak menyuruh Luna pergi.Setelah membaca laporan uji tuntas Grup Awana, dia bertanya pada Luna, "Kamu sudah baca laporan uji tuntas ini?"Luna menggelengkan kepalanya. "Belum, Departemen Akuntansi yang antarkan laporan ini."Gavin menutup map, lalu menyerahkan map itu pada Luna. Tatapannya berubah dingin. "Jelas-jelas, Grup Awana masih punya utang luar negeri sebesar 400 miliar. Kalau aku langsung akuisisi perusahaan ini, menurutmu siapa yang harus membayar utang luar negeri sebesar 400 miliar ini?"Luna mengerutkan keningnya, dia memiliki firasat buruk.Dia menjawab, "Grup Harris yang akan membayar utang tersebut."Ekspresi Gavin berubah dingin. Aura mencekam terpancar d

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 4

    Gavin belum pulang. Melihat Luna datang, tatapannya tidak sedingin sebelumnya dan aura mencekam di sekujur tubuhnya pun mereda. Hanya saja, dia tampak sangat serius dan tegas.Luna berdiri di depan meja, lalu menyapa Gavin dengan penuh hormat, "Pak Gavin.""Katakan." Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Luna. Ekspresinya yang dingin dibaluti dengan suatu emosi."Pak Irvan dari Departemen Legal yang mengurus uji tuntas Grup Awana sudah periksa dua kali. Katanya dia nggak melihat pernyataan soal utang luar negeri. Supervisor Departemen Akuntansi pun katakan hal yang sama.""Tapi, tertera bahwa Grup Awana punya utang luar negeri. Selain itu, asisten Pak Sony dari Departemen Akuntansi yang antarkan hasil laporan ini. Jadi, aku curiga ada yang menambahkan pernyataan tersebut."Luna berbicara dengan waspada, dia takut Gavin akan marah.Melihat ekspresi Gavin masih sedingin sebelumnya, dia meletakkan dokumen di tangannya ke meja, lalu mendorong dokumen itu ke arah Gavin dengan gugup.

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 5

    Meskipun hanya melihat dari belakang, Gavin tahu bahwa dia adalah Luna.Mengapa dia datang ke rumah sakit? Dia sakit atau datang untuk menjenguk orang?Gavin tidak lanjut memikirkan hal ini. Dia memasuki lift lainnya dan pergi ke lantai enam.Begitu keluar dari lift, dia melihat sosok Luna.Dia mengikuti Luna pergi ke bangsal nomor tujuh.Dia tidak masuk, hanya berdiri di luar sejenak.Luna yang berada di dalam bangsal sudah menenangkan diri. Dia menatap Moris yang sedang duduk di ranjang pasien sambil tersenyum.Dia bertanya, "Moris, bagaimana keadaanmu hari ini?"Moris menjawab sambil tersenyum, "Kak Luna, hari ini aku merasa jauh lebih baik. Aku baik-baik saja, nggak usah khawatirkan aku.""Ya, baguslah kalau begitu." Luna duduk di ujung ranjang sambil memegang tangan Moris. "Moris, jalani pengobatan baik-baik. Kakak pasti akan kumpulkan biaya operasi buat kamu. Jangan menyerah, percayalah padaku. Mengerti?"Biaya transplantasi jantung lebih dari dua miliar. Moris mengetahui situasi

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 6

    Keesokan harinya, di kantor presdir Grup Harris.Luna berdiri di depan kantor. Setelah menenangkan diri, dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu."Masuk." Terdengar suara berat dan serak dari dalam ruangan. Suara ini dibaluti dengan aura yang dingin.Luna mendorong pintu dan memasuki ruangan. Setelah menutup pintu, dia berjalan ke depan meja.Gavin duduk di kursi presdir.Dia mengenakan setelan berwarna hitam yang dirancang secara khusus. Garis rahangnya yang tegas menonjolkan ketampanannya. Selain itu, tubuhnya memancarkan karisma yang tak terkalahkan.Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Luna.Tidak terlihat emosi apa pun di balik matanya, tetapi keningnya dibaluti dengan aura dingin."Ada apa?""Pak Gavin, ada laporan yang perlu Anda lihat."Luna menyerahkan laporan di tangannya kepada Gavin.Semalam, dia sudah berpikir untuk cukup lama. Dia tidak berencana untuk melahirkan anak ini.Dia ingin menggugurkan kandungannya.Namun, sekarang dia kekurangan uang. Jadi, dia terpa

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 7

    Jantung Gavin berdebar kencang, suatu cahaya keterkejutan melintas di matanya.Akhirnya, dia tahu mengapa Luna tidak datang menemuinya. Ternyata karena Luna mengalami kecelakaan di hari itu.Selain itu, kalau adiknya tidak mendorongnya tepat waktu, dia pasti sudah ....Dia tidak menyangka Luna akan mengalami hal seperti itu."Bagaimana keadaan adikmu waktu itu?""Dia tertabrak. Kedua tulang rusuknya patah dan kaki kirinya patah. Setelah menjalani operasi tiga kali, dia berhasil bertahan hidup. Pak Gavin, aku boleh berutang pada siapa pun, tapi aku nggak boleh kecewakan dia."Sebelumnya, Gavin merasa Luna adalah wanita yang kejam.Namun, ketika mendengar penjelasan Luna, pandangannya pun berubah.Gavin berdiri dan berjalan ke hadapan Luna. Dia menatap Luna sambil berkata, "Menikahlah denganku. Aku akan undang dokter terbaik di dunia ini untuk operasi adikmu, aku juga akan tanggung biaya operasinya. Kalau kamu nggak percaya, kita bisa buat perjanjian pranikah. Bagaimana?"Karena mereka s

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 8

    Gavin memiliki seorang kakak sulung bernama Evan Harris. Dia dua tahun lebih tua dari Gavin dan sudah menikah.Dia memiliki seorang adik laki-laki dan perempuan, mereka belum menikah.Namun, mereka lebih muda dari Gavin. Wajar kalau keluarganya tidak mendesak mereka untuk menikah, melainkan hanya mendesaknya.Gavin mengusap keningnya dengan kesal. "Kakek nggak bisa mengancamku. Ya sudah, kututup dulu."Sebelum kakeknya menjawab, Gavin sudah mengakhiri panggilan.Pada akhirnya, dia tidak memberi tahu kakeknya bahwa mereka sudah menikah.Namun, bisa dimaklumi. Gavin hanya menginginkan anak di dalam kandungannya, bagaimana mungkin mengakui keberadaannya?Gavin melirik sepatu hak tinggi yang dikenakan Luna.Luna mengenakan sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam. Dilihat dari ketinggian hak, setidaknya mencapai 10 sentimeter.Ibu hamil tidak seharusnya memakai sepatu hak tinggi.Gavin tidak akan membiarkan anak di dalam perutnya celaka.Gavin menatapnya sambil berkata, "Sekarang, kamu se

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 9

    Mereka segera tiba di Restoran Arta.Kendi membukakan pintu mobil untuk Gavin.Setelah Gavin keluar dari mobil, Luna pun keluar.Tak lama kemudian, Kendi membawa Gavin dan Luna pergi ke ruang pribadi di lantai delapan.Kendi mengetuk pintu, lalu masuk.Di dalam ruang pribadi luas yang bergaya tradisional, terdapat sebuah meja makan bundar berbahan kayu cendana.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan berwarna biru tua duduk di samping meja, ditemani oleh dua wanita dan dua pria.Kendi memberi hormat sambil berkata, "Pak Henson, Pak Gavin sudah datang."Pria bernama Henson Sugi itu berdiri dan berjalan ke hadapan Gavin. Dia tersenyum sungkan sambil berkata, "Halo, Pak Gavin. Maaf nggak menyambutmu secara langsung."Kedua wanita dan pria itu pun berjalan mendekat dan berdiri di samping Henson.Ketika Henson mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Gavin, Luna yang berada di samping berkata, "Pak Henson, maaf. Pak Gavin nggak suka bersalaman dengan orang.""Oh, ya? Maaf, aku ngg

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 10

    Nada bicara Gavin tegas dan mendominasi. Dia tidak memberikan Luna kesempatan untuk menolak, dia langsung bangkit dan pergi ke kamar mandi.Sebelum Luna tersadar, ponselnya berdering.Ibunya, Mila Effendi menelepon.Luna menjawab telepon, lalu berjalan ke arah sofa dan duduk."Ibu, ada apa?""Luna, kamu di mana? Kenapa malam ini kamu nggak datang ke rumah sakit untuk menjenguk adikmu?""Aku sedang dinas, besok sore baru pulang. Karena besok pagi masih harus pergi ke Kota Bantar."Sebagai sekretaris Gavin, dua atau tiga hari dalam sebulan dia harus mengikuti Gavin melakukan perjalanan bisnis.Dia sudah terbiasa."Oh, ternyata begitu. Bibi Sinta punya anak laki-laki yang bertugas di ketentaraan. Besok, dia akan kembali. Dia lumayan tampan dan sangat berbakti. Aku mau suruh kamu pergi menemuinya."Ini adalah keempat kalinya dia berkencan buta dalam bulan ini.Namun, dia tidak bisa menyalahkan ibunya.Sekarang, dia sudah berusia 28 tahun. Teman-teman yang sebaya dengannya sudah melahirkan

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 50

    Para tamu yang menghadiri pesta hari ini berasal dari kalangan sosialita.Karena Luna akan hadir bersama Gavin, Gavin tidak akan membiarkannya mempermalukan diri sendiri.Jadi, selain membelikan pakaian untuk Luna, dia juga menyewa penata rias untuk Luna.Satu jam kemudian, Luna muncul di hadapan Gavin dengan mengenakan gaun panjang berwarna sampanye.Wajahnya yang dirias dengan rapi tampak sangat menawan.Luna berjalan ke hadapan Gavin sambil tersenyum cerah. Senyuman ini menyebar di seluruh wajahnya, bahkan sudut matanya pun sedikit terangkat.Ketika melihatnya, jantung Gavin berdebar kencang. Dia termenung dan hampir tidak bisa mengendalikan diri."Pak Gavin, bagaimana menurutmu?" tanya Luna sambil tersenyum tipis."Sangat cantik. Gavin berdiri, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Seberkas cahaya lembut melintas di matanya. "Ayo.""Ya." Luna mengangguk, lalu berjalan mengikuti Gavin.Setelah masuk ke dalam mobil dan mobil sudah melaju di jalan raya, Luna bertanya, "Pak Ga

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 49

    Pesta ulang tahun berlangsung pada malam hari. Sore hari, Luna masih perlu kembali ke kantor. Jadi, dia memakai kembali pakaiannya.Setelah membayar tagihan dan membawa barang belanjaan Luna, Gavin mengajaknya kembali ke mobil.Riko langsung berkendara menuju Grup Harris.Luna kembali ke kantor sekretaris. Ketika dia baru selesai bekerja, Mila meneleponnya.Mila meneleponnya di saat seperti ini, jangan-jangan karena James memberi tahu Mila soal pernikahan dan kehamilannya?Luna menjawab panggilan itu dengan gugup.Sebelum dia berbicara, terdengar suara nyaring Mila dari ujung lain telepon."Luna! James bilang kamu sudah hamil? Sudah menikah? Kapan?"Hati Luna tersentak, amarahnya pun meluap.James sungguh berengsek, bisa-bisanya memberitahukan hal ini pada ibunya.Menyebalkan."Nggak, aku bohongi dia.""Kenapa kamu bohongi dia? Luna, sekalipun kamu berdoa setiap hari, kamu nggak akan bisa temukan pria sebaik dia. Selain itu, kamu menolaknya dengan alasan seperti ini, apa Ibu masih bisa

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 48

    "Apa ukuran Anda? Biar saya ambilkan ukuran Anda," tanya pelayan toko itu dengan sopan.Luna berkata, "Nggak usah, aku sedang hamil, nggak bisa pakai gaun seperti ini."Pelayan toko itu tersenyum cerah. "Ternyata Anda istri bapak itu. Maaf, Anda terlalu cantik. Saya kira Anda adalah pacarnya."Pelayan toko ini sungguh pandai berbicara.Gavin kembali. Dia melirik gaun di tangan pelayan toko, lalu menatap Luna sambil bertanya, "Nggak cocok?"Luna mengangguk, "Ya, agak ketat."Gavin menatap pelayan toko itu dengan tenang. "Pilihkan baju yang lebih longgar, dia sedang hamil."Pelayan itu menjawab sambil tersenyum, "Baik, Pak."Pelayan toko itu mengangguk, lalu pergi memilihkan gaun untuk Luna.Sebenarnya, ukuran gaun itu sudah pas. Apalagi dia baru hamil, perutnya belum membesar, gaun itu cocok di badannya.Luna tidak ingin membelinya karena harganya terlalu marah.Luna tidak berani memakai gaun semahal itu.Luna mengerutkan kening sambil berkata pada Gavin dengan heran, "Pak Gavin, nggak

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 47

    "Pak Gavin, aku ingat." Luna mengerutkan keningnya dengan waspada."Ayo pergi." Gavin bangkit dan meninggalkan ruangan.Luna mengikutinya dari belakang.Mobil diparkir di luar restoran, Gavin membuka pintu. Setelah Luna masuk ke dalam mobil, dia pun masuk.Ketika Riko sedang berkendara menuju perusahaan, terdengar suara Gavin dari belakang."Pergi ke Harbor Plaza.""Baik, Pak Gavin," jawab Riko. Kemudian, dia melaju menuju pusat perbelanjaan Harbor Plaza.Awalnya, Luna ingin menanyakan tujuan mereka pergi ke Harbor Plaza. Namun, mengingat betapa marahnya Gavin tadi, dia tidak berani bertanya.Di tengah perjalanan, Gavin tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ekspresinya sangat serius, alisnya berkerut hebat dan sorot matanya sangat dingin.Melihat sikapnya ini, Luna makin tidak berani bertanya.Mobil segera tiba di Harbor Plaza.Riko membuka pintu mobil. Setelah Luna keluar, Gavin pun keluar dari sisi lain."Ikut aku," kata Gavin dengan nada dingin."Baik." Luna mengikutinya.Aneh sekali.

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 46

    Mila pernah tersakiti dalam hubungan percintaan. Kalau dia tahu mereka akan bercerai, dia pasti tidak bisa menerima hal ini.Cepat atau lambat, mereka akan bercerai. Jadi, kenapa dia harus memberi tahu Mila?Melihat ekspresi Luna, Gavin menarik napas dalam-dalam dan mengusap keningnya. Sepertinya dia tidak bisa memaksa Luna."Ini adalah terakhir kalinya, jangan sampai terulang."Luna seolah-olah mendapatkan pengampunan, sarafnya yang tegang pun kembali rileks."Jangan khawatir, Pak Gavin. Kujamin nggak akan terjadi lagi.""Sudah makan?" Tatapan Gavin padanya menjadi lebih rileks dan tidak semenakutkan sebelumnya lagi."Sudah makan," jawab Luna dengan jujur."Ayo pergi." Gavin bangkit dan keluar. Namun, dia tidak meninggalkan restoran, melainkan pergi ke ruangan tempat Nathan dan yang lainnya berada.Luna berdiri di depan pintu. Ketika melihat Timo, Nathan dan yang lainnya, dia pun tercengang.Dia mengira Gavin datang dengan keluarga atau bos perusahaan lain. Tak disangka, Gavin datang

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 45

    Luna bersandar ke dinding dan menundukkan kepalanya. Dia menggigit kukunya sambil berkata dengan pelan, "Ibuku memaksaku datang, aku nggak punya pilihan. Selain itu, sekalipun aku datang, aku juga menolaknya. Aku nggak berencana menjalin hubungan dengannya."Gavin menatapnya dengan tatapan dingin, dia menyipitkan matanya sambil bertanya, "Kalau aku nggak muncul, kamu akan bertukar kontak dengannya?""..."Bagaimana mungkin?Dia sudah menolak.Lagi pula, sekalipun Gavin tidak datang, dia tidak akan bertukar kontak dengan James."Kalau kamu nggak datang, aku akan memberitahunya aku sudah menikah. Dengan begitu, dia nggak akan meminta nomorku lagi.""Hebat kamu!" Mata Gavin dipenuhi dengan amarah.Luna kembali membenamkan kepalanya.Dia tidak pernah melihat Gavin begitu marah, ini adalah pertama kalinya.Gavin marah karena dia menyembunyikan pernikahan mereka dan pergi berkencan buta.Dia agak kebingungan.Gavin tidak menyukainya, mereka menikah hanya karena anak hasil kecelakaan satu mal

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 44

    Tidak terlihat sedikit pun emosi di garis wajahnya yang tegas. Seketika, Luna pun gelisah.Luna mengepalkan tangannya sambil menjawab, "Benar, Pak Gavin."Gavin melirik Luna, tatapannya sangat tajam, seolah-olah menembus isi hati Luna dan membuat Luna tidak berani menyembunyikan apa pun.Tatapan itu membuat Luna gugup.Dia menundukkan kepalanya sambil berkata, "Ibuku memaksaku datang berkencan buta."James mengerutkan keningnya sambil berkata dengan lantang, "Pak Gavin, dia cuma sekretarismu. Aktivitasnya di luar nggak ada hubungannya denganmu, bukan?""Diam!" Gavin menatap James. Dia mengangkat kelopak matanya dengan acuh tak acuh. Sikapnya yang arogan membuat James merasa tertekan.Begitu dibentak Gavin, hati James bergetar.Dia mengetahui nama Gavin dan sering melihat Gavin di televisi, tetapi dia tidak pernah bertemu dengan Gavin secara langsung.Sejujurnya, aura Gavin sangat kuat. Ini adalah pertama kalinya dia takut pada seseorang.Gavin bertanya dengan suara berat, "Kamu pasanga

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 43

    James tidak menyangka Luna akan memberikan jawaban seperti ini.Dia mengira dengan kondisinya yang unggul dan dapat menerima situasi keluarga Luna, Luna akan memilih untuk bersamanya. Tak disangka, Luna malah menolaknya!James mengerutkan kening. Dia menatap Luna dengan kaget. "Nona Luna, bolehkah aku tahu alasannya?"Luna menjawab, "Tadi, aku sudah katakan alasannya."Alis James berkerut hebat. "Aku bersedia menerima keluargamu dan berjanji akan membiayai pengobatan adikmu, aku bisa mengatasi masalahmu, kamu nggak usah khawatirkan hal ini.""Kamu memang bisa mengatasi masalahku, tapi aku masih harus merawatnya. Kalau kita bersama, aku pasti nggak bisa fokus. Jadi, Pak James, harap maklum.""Merawatnya bukan masalah. Aku bisa mempekerjakan tenaga profesional untuk merawatnya. Dengan begitu, Nona Luna bisa bekerja dengan tenang."James ini ....Sulit ditangani.Apa pun tanggapannya, James selalu memberinya solusi.Luna mengusap keningnya. Ketika dia menurunkan tangannya dan menatap Jame

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 42

    "Ya." Gavin mengiakan dengan pelan.Timo berkata, "Pak Gavin, kudengar Sindy akan kembali?"Selain adalah manajer Grup Harris, Timo juga adalah teman sekelas Gavin yang menuntun ilmu bersama di luar negeri.Alasan mengapa dia tidak berkarier di luar negeri adalah karena dia ingin berkarier di Negara Targa.Kebetulan, dia bekerja di Grup Harris.Ketika perusahaan perhiasan yang didirikan Gavin menghasilkan banyak uang di luar negeri, Timo sudah dipromosikan menjadi manajer Grup Harris dengan mengandalkan kemampuannya sendiri.Perlu diakui dia sangat unggul.Sedangkan Sindy yang dibicarakan Timo, mereka mengenalnya ketika kuliah di luar negeri. Meskipun dia mempelajari hukum, karena dia berasal dari Negara Targa, mereka pun berteman.Gavin menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan nada dingin, "Nggak tahu."Sejak kembali ke Negara Targa, Gavin tidak pernah berinteraksi dengan Sindy. Dia tidak mengetahui kabar Sindy."Kupikir kamu tahu," kata Timo."Sindy?" Nathan mengerutkan kening.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status