/ Romansa / Cinta Diam-Diam Sang Bos / 챕터 11 - 챕터 20

Cinta Diam-Diam Sang Bos의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20

50 챕터

Bab 11

Sudut Pandang Aditya.Tiba-tiba, si cerewet yang menyebalkan itu, Lastri yang menyaksikan seluruh kejadian tepat di depan mata kami, mulai berteriak hampir seperti menjerit, “Apa yang kamu lakukan, dasar perempuan murahan?! Lepaskan tanganmu dari Adit, dasar tukang cari kesempatan!”Tanpa melepaskan pelukanku dari pinggang asistenku, aku berbisik di telinganya, "Awas kalau kamu berani menjauh!" Tentu saja, dia pasti bisa merasakan gairahku, tapi tak seorang pun perlu melihatnya. Aku menatap si cerewet itu dengan tatapan tajam penuh amarah dan berkata, “Kecilkan suaramu, Lastri. Lalu minta maaf pada Nona Citra sekarang juga.”"Apa-apaan ini, Adit! Aku bilang kenyataannya. Dia terang-terangan goda kamu. Lagian dia tadi halangi pintu dan nggak biarkan aku masuk menemuimu, dia suruh aku tunggu dipanggil. Konyol sekali! Sejak kapan aku perlu dipanggil dulu? Kasih tahu dia siapa aku, biar dia sadar diri. Menurutku, mending kamu pecat dia saja, Adit.” Mata Lastri menyala penuh kebencian.“La
더 보기

Bab 12

Aku terjatuh di kursiku di kantor, kakiku terasa lemas seperti jeli. Aku sendiri tak tahu gimana aku bisa tetap tenang seolah tak terjadi apa-apa. Wanita bernama Lastri itu benar-benar menyebalkan. Tapi aku sama sekali nggak menyangka semuanya akan berjalan seperti tadi. Ya Tuhan… Saat dia merangkul pinggangku agar aku tidak jatuh dan menarikku ke dadanya, aku benar-benar nggak siap. Tentu saja aku merasakan sesuatu yang keras menekan punggungku, dan itu cukup membuatku terbangun dari lamunan. Tapi ketika dia berbisik di telingaku agar aku tidak menjauh, ada kehangatan yang menyebar ke seluruh tubuhku, membuatku basah dan merasa panas di bagian itu, sesuatu yang sudah lama sekali tidak kurasakan, sejak acara itu. Dan bosku… Dia benar-benar sangat terangsang dan menempel di punggungku. 'Ya Tuhan, aku nggak tahu apa aku bisa bertahan lama di pekerjaan ini.'“Citra, kamu dalam masalah besar!” gumamku pada diri sendiri.Aku meraih HP dan langsung mengirim pesan ke Minda. Aku harus cerita
더 보기

Bab 13

Setelah bosku selesai menceritakan semua tentang perjalanannya, Maya dan aku kembali ke kantor untuk lanjut kerja. Hari itu pun berlalu tanpa kejadian berarti. Hari terasa cepat sekali, dan kami sedang bersiap mengambil tas untuk pulang ketika pintu ruangan bos terbuka, bertepatan dengan kemunculan Peter di ruanganku."Waktunya istirahat, nona-nona cantik!" Peter berkata dengan senyum lebarnya yang seolah permanen tertempel di wajahnya. "Aditya dan aku mau makan malam di Miramar. Jadi aku mau undang dua wanita tercantik di perusahaan ini untuk ikut bareng kami."Miramar adalah restoran dalam negeri yang sangat mahal di kota ini. Minda dan aku sudah rencana pergi ke sana malam minggu nanti setelah mendengar mereka menyajikan nasi padang terenak dan anggur buatan sendiri yang katanya luar biasa. Minda meyakinkanku bahwa aku harus mulai terbiasa dengan tempat-tempat seperti itu, karena kemungkinan besar aku akan menghadiri makan siang atau makan malam bisnis di masa depan."Aduh, sayang s
더 보기

Bab 14

Aku menceritakan pada Maya tentang apa yang terjadi dengan ayah dari anakku, gimana pengalaman itu sungguh luar biasa dan mengubah hidupku, dan gimana setelah itu aku putuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan dengan siapa pun. Dia menatapku sambil tersenyum, tapi tiba-tiba teringat sesuatu yang membuat senyumannya memudar, lalu berkata, "Kamu terdengar persis seperti Aditya. Dia juga menutup diri dari cinta. Dulu dia pernah bertemu seorang gadis. Saat sedang bersamanya, dia dapat kabar kedua orang tuanya meninggal. Dia sangat terpukul. Waktu mau cari gadis itu lagi, gadis itu seperti lenyap ditelan bumi. Dia terus mencarinya tapi nggak ketemu, hingga kini dia belum bisa lupakan wanita itu." "May, gimana orang tuanya meninggal?" tanyaku penasaran."Mereka meninggal dalam kecelakaan helikopter saat pulang dari sebuah pesta. Ayah Aditya dapat kabar penting soal perusahaannya, jadi harus segera pulang. Sementara Aditya tetap di pesta bersama gadis itu. Orang tuanya nggak ketemu dia, ja
더 보기

Bab 15

Sudut Pandang Aditya.Aku sudah merasa kesal sejak keluar dari kantor. Peter tahu itu dan tentu saja, dia nggak akan melewatkan kesempatan untuk menggangguku: “Kawan, menurut kamu Citra punya pacar nggak? Soalnya cara Maya ngomong tuh… mencurigakan banget!”“Emang kenapa kalau dia punya, Peter? Aku kan sudah bilang jangan sentuh dia,” jawabku sambil mengusap wajahku dengan kedua tangan.“Aku nggak akan sentuh dia, tapi bosnya tuh... kelihatan tertarik banget. Lagian, dia sudah sentuh Citra hari ini.” Aku mendengus dan menoleh tajam padanya. “Maksudmu apa?”“Hei, aku paham banget padamu! Kamu kelihatan jelas tertarik sama Citra. Aku lihat sendiri gimana kamu pegang pinggangnya dan nggak langsung lepasin. Terus kamu tutup pintu dan berdua sama dia di kantor. Waktu aku balik, aku bisa ngerasain suasana tegang antara kalian. Aku juga bisa lihat tatapan matamu waktu kamu bicara soal punggungnya. Jadi, kamu mau cerita apa yang terjadi di ruangan itu, atau aku harus bayangin kamu bawa asist
더 보기

Bab 16

Setelah pesan terakhir dari bosku, aku benar-benar marah. Kalau dia pikir aku akan ketakutan dan tunduk padanya, dia salah besar. Aku belum pernah bereaksi seperti ini terhadap seorang pria sebelumnya. Biasanya aku pendiam, kalem, tak pernah bertindak berani apalagi tergoda hal-hal yang bersifat impulsif, termasuk soal hasrat. Tapi entah gimana, pria ini berhasil memunculkan sisi liar dalam diriku. Aku benar-benar tak bisa kendalikan diri.Aku meloncat dari tempat tidur dan membuka lemari. Kutarik sebuah gaun hitam yang tampak sederhana dan sopan untuk ke kantor, tapi sebenarnya membuatku terlihat luar biasa seksi. Potongannya pas di badan, panjangnya sebatas paha, dan memiliki kerah V yang memperlihatkan belahan dada tanpa terlihat norak. Aku memilih sepatu hak tinggi merah, dan satu set pakaian dalam hitam dengan celana dalam super kecil agar tidak meninggalkan garis di balik gaun. Aku putuskan untuk membiarkan rambutku tergerai. Mungkin bukan gaya paling profesional, tapi aku nggak
더 보기

Bab 17

Aku meraih kopi dan duduk di mejaku, kakiku masih gemetar. Setelah beberapa menit, aku dapat email dari bos dengan panduan untuk persiapan rapat besok. Aku langsung sibuk mengerjakan semuanya, dan saat para pegawai mulai berdatangan, semua sudah siap dan rapi.Maya tampak masuk bersama seorang pria, bergandengan mesra, dan memandangku dengan terkejut."Cit, kamu nggak tidur semalaman, ya? Selamat pagi!""Selamat pagi, May! Bos minta aku datang lebih pagi buat persiapan rapat besok.”"Aditya itu. Jangan sampai kamu dijadikan langganan datang pagi terus.”"Nggak akan, May. Tapi bagus juga, semua sudah siap sekarang." Aku menatapnya sambil tersenyum.Pria yang bersamanya menatapku dengan senyum lebarnya yang mencolok. Dia ganteng, kulitnya kecokelatan, tinggi, bermata cokelat, rambut hitam agak panjang, dan berjanggut tipis. Dia memakai setelan jas elegan dan kacamata."May, bosku bilang asisten barunya cantik, tapi ternyata pujiannya kurang. Dia luar biasa!" Dia berbicara dengan nada cer
더 보기

Bab 18

Sudut Pandang Aditya.Aku sedang makan siang bersama Peter, ceritakan semua yang terjadi padanya. Dia pun menatapku dengan ekspresi kaget."Aku nggak percaya dia nggak pakai dalaman di balik gaun kecil yang menggoda itu?"Saat dia mengatakan itu, aku baru sadar, dia sangat terbuka dan bisa saja berada dalam situasi yang memalukan saat jauh dariku. Itu jelas bukan hal yang bagus. Tapi aku yang robek celana dalamnya. Walaupun nggak robek, aku juga nggak akan mengembalikannya."Hei, wanita ini bikin aku gila. Hari ini kayaknya dia putuskan buat nguji batas kesabaranku.""Jangan ngeluh. Kamu sendiri yang mulai. Kamu mau apa sebenarnya?""Aku suruh dia datang pagi-pagi cuma buat gangguin dia sedikit, dan ya, niatnya emang mau ngerjain dia dikit. Tapi aku nggak akan sentuh dia. Aku nggak nyangka dia bakal datang siap untuk berperang. Dia pakai gaun ketat yang tiap duduk, pahanya terlihat. Apalagi sepatu hak tingginya seksi banget. Begitu lihat dia, otakku langsung kosong. Frustrasi banget. A
더 보기

Bab 19

Sudut Pandang Aditya.Dia mengambil tas dari tanganku dengan ekspresi bingung. Aku memanfaatkan momen itu untuk menyuapinya sepotong kue, langsung ke mulutnya. Dia tak sempat bereaksi, hanya bisa menutup bibir di sekitar garpu sementara aku tersenyum makin lebar. Aku sendiri memakan sepotong lagi sambil mengamati dia perlahan mengunyah kue yang tadi kumasukkan, lalu membuka tas itu. Dia mengeluarkan kotak dari dalam tas, meletakkannya di pangkuan, dan membuka penutupnya. Mulutnya menganga lebat saat melihat sehelai kain kecil mungil di dalamnya. Ini sungguh menyenangkan. Saat dia menatapku, aku buru-buru menyuapinya lagi, mencegahnya bicara. Matanya makin membelalak. Aku benar-benar menikmati momen ini. Aku makan lagi sepotong kue sambil melihat dia ambil celana dalam dari kotak, berdiri, lalu duduk di atas meja kopi tepat di depanku, dan mulai memakainya. Aku nyaris tersedak. ‘Dia benar-benar mau pakai di depanku? Gila! Ini bisa kacau banget!’Dengan gerakan sangat halus dan menggoda
더 보기

Bab 20

Aku keluar dari kantor Aditya dengan kaki gemetar. 'Dasar bajingan, dia hampir membuatku orgasme lagi!’ Dia benar-benar meninggalkanku terbakar oleh hasrat, dasar pengecut. Tapi aku nggak akan menyerah. Aku harus cari cara supaya dia tak lagi bisa pengaruhi aku dan nggak akan pernah dekati celana dalamku seumur hidupnya. Aku harus rencanakan sesuatu yang sepadan dengan apa yang dia lakukan padaku, toh aku juga sudah melangkah terlalu jauh. Setelah itu, aku bakal undurkan diri dan kembali ke pekerjaan lamaku.Aku frustrasi dan marah. Ketika Peter masuk ke kantorku, aku sedang berjuang mengutak-atik dataku. Dia tak berani berkata apa-apa, langsung berjalan melewatiku dan masuk ke kantor sahabatnya.Lalu Carisa datang dan bilang dia akan keluar sebentar. Pada saat itu, sebuah ide muncul di kepalaku. Ide yang nakal, bahkan bisa dibilang jahat, tapi sangat menggoda."Carisa, bisakah kamu mampir ke toko kue di seberang jalan dan belikan aku sepotong kue cokelat? Yang ada parutan cokelat susu
더 보기
이전
12345
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status