Semua Bab Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Arjuna tentu saja tidak menganggap serius omongan gadis kecil yang mabuk itu.Meskipun dia mengingat kehidupan sebelumnya, segala sesuatu tetap harus masuk akal. Dia tidak punya alasan untuk menikahi Eliska dan juga tak ada seorang pun yang bisa memaksanya menikahi wanita yang tidak ingin dia nikahi. Mereka berdua mustahil menjadi suami istri.Lantaran tidak bisa mendapatkan jawaban, Arjuna pun tidak ingin membuang waktu lebih lama. Dia berdiri dan menyalakan kembang api sinyal dengan alat pembakar kecil."Aku kedinginan ...," ujar Eliska lirih.Arjuna melepas mantel tebalnya. Eliska baru saja sembuh dari sakit berat, tubuhnya lemah dan tidak tahan dingin. Arjuna tidak keberatan menjual budi kepada Pradipta.Saat Arjuna menyelimutinya, Eliska refleks mencari sumber kehangatan dan langsung merapat ke dalam pelukannya. Dalam benaknya, Eliska masih mengira dirinya sedang berada di kehidupan lalu. Oleh karena itu, dia tidak merasa sungkan.Lagi pula, Eliska sudah mengurus rumah Keluarga Ra
Baca selengkapnya

Bab 12

"Aku nggak pernah melakukan kontak seperti itu dengan Nona Eliska," jawab Arjuna datar.Gumelar tentu saja tidak mencurigainya. Jika memang benar ada sesuatu antara Arjuna dan Eliska, Keluarga Madaharsa pasti sudah lebih dulu datang menuntut penjelasan darinya."Sungguh kejadian yang aneh," gumamnya. Dia tetap tak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.Namun, Arjuna tidak mempermasalahkannya. "Kalau terjadi sesuatu, pasti karena ada sebab. Ini tak lain hanya kemampuan Eliska yang unggul."Asal bisa menemukan tujuan sebenarnya dari orang itu, maka alasan kenapa Eliska memiliki kemampuan memanah seperti itu, pasti akan terungkap dengan sendirinya.Sementara itu, Eliska baru saja kembali ke aula pelatihan. Hanya dalam waktu singkat, Nindia pun kembali dari ujian."Kak Eliska, penampilanmu hari ini benar-benar luar biasa," kata Nindia yang jarang sekali menyapa dengan begitu ramah.Sebelumnya, ketika mendengar bahwa Eliska bertanding dengan Belani saat perburuan musim gugur, Nindia sempat
Baca selengkapnya

Bab 13

Wanita itu tidak bisa dibilang dekat dengannya, tapi juga tidak terasa asing. Dia seenaknya mengambil alih tempat tinggal Arjuna, menaruh berbagai benda kecil di mana-mana, dan mengubah seluruh tampilan Paviliun Ramaya yang semula bersih menjadi tak lagi dikenali.Namun, Arjuna tidak pernah marah karenanya. Sebaliknya, dia malah menyerahkan kamar utamanya kepada wanita itu, sementara dirinya tidur di ruang kerja.Hingga suatu hari, wanita itu mendorong pintu ruang kerja dan masuk. Di tangannya membawa sebuah busur legendaris bernama Busur Cahabinar. Busur itu milik Jenderal Abiswara dari dinasti sebelumnya yang diidam-idamkan oleh hampir semua pria.Waanita itu sungguh memesona. Kulitnya seputih salju, wajahnya seindah bunga persik yang mekar. Tatapan matanya penuh kelembutan dan cinta. Tak diragukan lagi, wajah itu adalah wajah Eliska. Hanya saja, tampilannya sedikit lebih dewasa.Dengan manja, dia berkata, "Sebelum menikah, banyak pria memohon padaku agar memberinya Busur Cahabinar,
Baca selengkapnya

Bab 14

Berhubung Dwiana telah menolak, Gayatri juga tidak lagi memaksanya.Saat kembali ke Paviliun Bambu, Eliska berkata kepada ibunya, "Ibu, sebenarnya membantu Bibi Ulfa mengurus Keluarga Madaharsa itu bukan hal yang nggak mungkin."Pertama, Eliska tidak tega melihat keluarga besar mereka semakin terpuruk di tangan Ulfa.Kedua, siapa yang mengendalikan keuangan berarti juga menggenggam kekuasaan. Ayahnya adalah putra kedua dari Keluarga Adipati Madaharsa. Setinggi apa pun jabatannya di luar sana, di dalam keluarga, posisi Raditya tetap akan berada di bawah kakaknya.Selama hubungan kedua bersaudara itu harmonis, semuanya baik-baik saja. Hanya saja, tidak ada jaminan keakraban itu akan bertahan selamanya.Kalau yang mengelola rumah besar adalah Dwiana, maka pihak keluarga paman besarnya tidak akan punya pilihan selain mempertimbangkan kepentingan mereka dengan lebih hati-hati."Tentu saja bukan nggak mungkin, tapi sekarang belum waktunya. Untuk saat ini, Kak Ulfa masih belum rela melepaskan
Baca selengkapnya

Bab 15

Gayatri benar-benar kesal. "Kamu lihat tadi seberapa angkuhnya dia? Padahal aku cuma mau berdiskusi baik-baik, tapi malah terasa seperti aku menyerahkan Eliska untuk diinjak-injak!""Eliska secantik itu, sekarang juga jadi juara panahan, calon suami dari seluruh Negara Yardi mana yang nggak bisa dia pilih sesuka hati? Kita nggak usah lagi mempertimbangkan Keluarga raja Kawiswara," bujuk Ulfa.Gayatri memang sangat menjaga gengsi. Setelah kejadian ini, keinginannya untuk menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Kawiswara pun bisa dibilang sudah benar-benar padam.Sementara itu, dalam hati Ulfa justru merasa agak lega. Ternyata memang benar, kalau Keluarga Kawiswara tidak mempertimbangkan putrinya, mereka sudah pasti tidak akan mempertimbangkan Eliska.Bukan berarti Ulfa membenci Eliska. Hanya saja, manusia memang secara naluriah bersifat egois. Sulit untuk tidak merasa iri saat melihat orang lain melampaui anaknya sendiri.Beberapa hari kemudian, saat berkunjung ke kediaman putrinya
Baca selengkapnya

Bab 16

Ibunya dari Kediaman Putri sehingga Eliska mendapatkan harta sesan yang sangat mewah. Hanya saja, tetap tidak mudah untuk mendapatkan Busur Cahabinar.Busur Cahabinar terbuat dari kayu cendana, lebih berat dari busur biasa, tetapi jauh lebih elastis. Warnanya merah gelap. Pada bagian lengan busur tersemat batu giok hitam transparan.Giok biasanya bening seperti air danau, atau mencolok seperti matahari senja, kadang berwarna kuning keemasan. Yang benar-benar hitam sangatlah langka. Beberapa batu ini saja sudah sangat berharga.Kali ini, Eliska tidak melihat buku gambar di dasar peti yang berisi ajaran tentang hubungan suami istri.Dia baru saja bereinkarnasi. Setelah selesai mengaguminya, dia bahkan sempat menambahkan catatan. Jika sampai dilihat orang lain, dia akan malu sendiri. Terlebih lagi, Arjuna pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Namun, Eliska tidak terlalu memikirkannya. Gudang dijaga ketat, tidak ada yang berani masuk, barang pun sangat banyak, jadi mungkin terselip d
Baca selengkapnya

Bab 17

"Nenek juga mengira kamu juara dalam panahan dan Keluarga Raja Kawiswara akan mulai memandangmu dengan cara berbeda, tapi ternyata ...." Gita menghela napas.Eliska diam saja. Hal yang paling tidak dia sukai dari kakak keduanya ini adalah sikapnya yang selalu merasa diri sendiri superior, seperti takut ada yang melampauinya.Saat orang lain gagal, dia justru merasa lega. Di mata orang luar, dia tampak seperti bersimpati, tetapi faktanya dia merasa senang. Padahal sebagai saudara, seharusnya mereka saling mendukung."Apa yang sedang dilakukan Bibi belakangan ini?" tanya Gita yang berganti ke topik utama.Eliska langsung waspada. Secara logika, Gita tidak akan membahas tentang ibunya, seperti Eliska yang tidak akan membahas tentang Ulfa. Kalau sampai dibahas, pasti ada maksud tertentu.Mungkinkah ini berkaitan dengan yang disebut Gayatri waktu itu, tentang membantu Ulfa mengurus Kediaman Adipati Madaharsa?"Sibuk mengawasiku belajar," jawab Eliska. Dia tidak berbohong. Dwiana memang sang
Baca selengkapnya

Bab 18

Setelah itu, Eliska sering terlihat sendiri dan Buala akhirnya paham alasan di baliknya. Jadi, dia tidak lagi bertanya. Selain itu, rasa bangga Eliska saat baru menikah dengan Arjuna pun perlahan-lahan terkikis habis.....Hari itu, saat hendak menemui Pradipta, Eliska khusus mengenakan gaun panjang lengan lurus berwarna merah muda. Bahan kainnya ringan dan tipis. Meskipun sudah musim dingin, pakaian yang dikenakannya tidak tampak berat.Pinggangnya ramping seperti biasa, seakan-akan bisa digenggam dengan satu tangan. Warna merah muda itu membuatnya tampak manis, sekaligus menambahkan keindahan di musim yang pucat ini.Jubah luar dari bulu rubah berwarna putih bersih, tetapi justru semakin menonjolkan warna merah muda di dalam, menghadirkan kesan lembut tanpa kehilangan pesonanya.Eliska mendapat undangan dari Widya. Kali ini, dia ditemani oleh adik kelimanya yang sudah lama tidak muncul, Rumi.Kediaman Bramantya tampak sepi karena sebagian besar anggota keluarga berdinas di luar kota.
Baca selengkapnya

Bab 19

"Meskipun Putra Bangsawan sedang berada di sini, aku tetap akan memberikan Busur Cahabinar padamu," ucap Eliska setelah berpikir sejenak, lalu menambahkan kalimat itu.Dia memang mempertimbangkan Pradipta sebagai calon pendamping hidupnya, jadi sikapnya pada Pradipta tentu harus berbeda dari orang lain. Selain itu, pernyataan ini juga agar Pradipta tidak salah paham dan mengira dia masih menyimpan rasa pada Arjuna.Sudut bibir Pradipta terangkat sedikit. Sementara itu, Arjuna yang berada di dalam ruang kerja hanya menyesap tehnya dengan ekspresi tenang."Kamu memberiku busur ini hanya karena aku mengajarimu ilmu panah?" tanya Pradipta sambil menatapnya. Meskipun tampak serius, jelas pertanyaan itu adalah suatu godaan. Dia tahu maksud Eliska, tetapi sengaja bertanya seperti itu.Eliska pun teringat perkataan Putri Belani, bahwa Pradipta adalah tipe pria yang terlihat kalem, tetapi di balik itu bisa sangat menggoda di ranjang. Secara singkat, pria yang diam-diam nakal.Telinganya mulai m
Baca selengkapnya

Bab 20

Eliska tentu saja sangat bahagia.Widya kembali berkata, "Pradipta sejak kecil telah kehilangan ibu kandungnya. Meskipun kelihatan dingin, dia sebenarnya bukan orang yang nggak berperasaan. Kalau dia punya kekurangan, semoga kamu bisa maklum."Meskipun Widya sangat menyayangi Pradipta, tentu saja kasih sayangnya tidak bisa dibandingkan dengan kasih seorang ibu kandung."Tenang saja, Nyonya. Aku tahu Tuan Pradipta adalah orang yang baik," jawab Eliska."Aku sempat khawatir dia akan kesulitan beradaptasi saat kembali ke ibu kota, makanya aku ingin dia tetap tinggal di Provinsi Yubara. Tapi sekarang melihatmu, aku jadi tenang." Sepertinya, kebanyakan orang juga sebaik Eliska.Eliska yang penasaran pun bertanya, "Lalu, kenapa Tuan Pradipta kembali ke sini?"Widya tertawa dan menjawab, "Sudah waktunya Pradipta menikah. Aku ingin mencarikannya jodoh yang baik. Tapi, entah siapa yang akan tertarik padanya."Wajah Eliska langsung memerah. Dialah orang yang terus memikirkan Pradipta.Saat dia h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status