Home / Romansa / Menjadi Tawanan CEO Dingin / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Menjadi Tawanan CEO Dingin: Chapter 51 - Chapter 60

100 Chapters

Bab 51

Usai bicara, Aura langsung turun tangga dengan terburu-buru sambil mengenakan sepatu hak tingginya. Dia benar-benar takut jika terus bersama Daffa lebih lama lagi, dia tidak akan bisa menahan diri untuk menghancurkan pria itu.Sebenarnya kalau dipikir-pikir, saat kecil Daffa termasuk lelaki yang menawan. Mereka tumbuh besar bersama, dan Aura sudah sering menerima perlindungan darinya. Kalau tidak, Aura juga tidak mungkin rela menuruti pria itu selama bertahun-tahun ini.Hanya saja, entah sejak kapan, Daffa menjadi semakin asing baginya. Aura bahkan sudah tidak bisa mengingat dengan jelas sosok Daffa yang dulu pernah melindunginya dari sekelompok preman.Saat melewati jendela di koridor, dia menengadah dan memandangi langit di luar.Padahal saat datang tadi, langit cerah dan matahari bersinar terik. Namun sekarang, langit sudah dipenuhi awan mendung.'Cuaca bisa berubah, begitu juga manusia," batin Aura.Begitu turun ke bawah, Donna sudah meminta seseorang untuk menyiapkan buah. Dia men
Read more

Bab 52

Riana juga tersenyum. Keduanya memang seumuran. Jadi hanya dalam sekejap, mereka sudah langsung asyik mengobrol gosip. Donna yang tadi sempat kesal, kini sikapnya telah berubah. Dia berkata pada desainer, "Nggak apa-apa, kita semua saling kenal, jadi kami tunggu saja."Setelah itu dia menoleh pada Aura dan Daffa, lalu berkata, "Aura, kalian bisa mulai lihat-lihat dulu gaya yang kalian suka. Pilih-pilih saja dulu."Mendengar ucapannya, Riana lalu menoleh ke arah Aura dan tersenyum sambil berkata pada Donna, "Selamat ya, cantik sekali calon menantunya. Dengar-dengar kalian sebentar lagi mau adakan pesta pertunangan?"Donna tersenyum senang, "Iya, aku juga baru mau kirim undangan ke keluarga kalian, lho."Keduanya lalu tertawa kecil sambil berjalan ke sisi lain untuk minum kopi dan mengobrol soal gosip.Aura merasa sungkan kalau langsung pergi, jadi dia akhirnya membiarkan Daffa menariknya untuk mulai memilih gaun.Untungnya, Jose adalah tipe orang yang bersikap dingin di hadapan semua or
Read more

Bab 53

Baru saja selesai bicara, suara Donna langsung terdengar dari belakang, "Aura, perusahaan kecilmu itu anggap saja buat main-main, nggak usah terlalu serius. Kalau memang nggak jalan, nanti setelah kamu nikah sama Daffa, kerja saja di Grup Santosa.""Supaya bisa saling bantu sesama keluarga."Aura hanya membalas dengan senyum anggun tanpa memberi jawaban jelas.Bagaimanapun, hanya dia sendiri yang tahu, dia pasti tidak akan pernah masuk ke Grup Santosa.Hari ini dia tidak membawa mobil. Setelah turun di kawasan pusat kota, dia berjalan cepat menuju tempat tujuan. Namun saat tiba, Jose belum juga datang.Baru saja dia mengangkat ponsel dan hendak menelepon, tiba-tiba seseorang menariknya masuk ke dalam ruangan. Namun, Aura tidak panik. Sebab, aroma tembakau yang familier di ujung hidungnya membuatnya langsung tahu siapa pria itu.Jose memang bukan tipe orang yang banyak bicara.Begitu masuk ruangan, dia langsung menjatuhkan Aura ke tempat tidur. Namun di saat-saat terakhir, dia justru be
Read more

Bab 54

Aura duduk di atas ranjang beberapa saat dan akhirnya bisa berpikir lebih jernih.Jose itu tipe pria yang belum pernah merasakan penolakan. Ini mungkin pertama kalinya dia bertemu wanita seperti Aura yang bisa pergi begitu saja tanpa beban. Dia jelas belum terbiasa. Itu cuma bentuk rasa kepemilikan yang khas dimiliki pria berkuasa.Aura merapikan pakaiannya, lalu bangkit dan turun ke bawah.Baru saja hendak beranjak ke pinggir jalan untuk menghentikan taksi, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dia menunduk sekilas dan seketika genggamannya pada tas mengencang, buku-buku jarinya pun memucat.Tanpa berpikir panjang, dia langsung naik ke sebuah taksi dan melesat pulang.Hari ini hari libur, semua anggota keluarga sedang ada di rumah. Bahkan Ghea pun sudah pulang. Melihat Aura masuk dengan langkah cepat dan ekspresi marah, Anrez langsung angkat suara."Jadi gadis kok ceroboh begini?" Dia mengernyit dan melanjutkan, "Kalau nanti kamu tetap begini setelah menikah ke Keluarga Santosa, orang-oran
Read more

Bab 55

"Huh, nggak sengaja?"Aura melangkah maju dan menggenggam tangan Ghea. Kemudian, dia mengangguk pelan dan berkata dengan nada lembut, "Kalau memang bukan kamu yang sengaja, ayo kita pergi ke kantor pertanahan sekarang untuk urus balik nama rumah itu."Ghea tertegun sejenak, lalu menggigit bibirnya pelan, "Ta ... tapi hari ini hari libur."Aura menjawab, "Nggak apa-apa, kamu bisa tulis surat pernyataan sekarang. Nanti hari kerja kita urus sama-sama."Menghadapi desakan Aura, Ghea spontan menoleh ke arah Anrez dan meminta bantuan lewat tatapan matanya. Anrez juga tidak mengecewakannya. Dia langsung maju untuk memisahkan Aura dan Ghea.Anrez mendorong Aura menjauh dengan kasar, lalu membentaknya, "Aura! Rumah itu aku kasih ke Ghea karena memang itu haknya! Itu nggak ada hubungannya sama kamu!""Selama aku masih hidup, semua urusan di rumah ini adalah keputusanku!" Lantaran terbiasa menjadi pemimpin, nada bicara Anrez juga penuh otoritas.Aura menatapnya cukup lama, lalu mengangkat tangan
Read more

Bab 56

Suasana langsung jadi kacau.Darah segar mengalir dari kepala pria itu. Dia berteriak sambil menatap Aura dengan marah, "Perempuan sialan, berani-beraninya kamu mukul aku!"Aura melirik tajam ke arahnya. Dia tidak berniat berurusan lebih jauh dengan pria itu, sehingga dia melangkah turun dari panggung. Namun, pria itu justru tidak mau melepaskannya dan menarik tangannya agar tidak bisa pergi."Berengsek, habis mukul aku terus mau kabur? Kamu pikir aku ini cuma buat pajangan?" Pria paruh baya itu mengumbar ego konyolnya. Sudah berlaku seenaknya, tapi tidak siap kalau akhirnya kena balasan.Aura menoleh dan menatap pria itu dengan matanya yang sedikit redup karena alkohol. Meski kelihatan tenang, dia sebenarnya mulai merasa takut karena datang sendirian malam itu.Aura melihat sekeliling, lalu mengerucutkan bibir dan berkata dengan dingin, "Kalau kamu masih nggak mau lepasin, pacarku sebentar lagi ke sini. Bisa-bisa kamu lebih parah lagi."Ucapannya itu semata-mata untuk menakut-nakuti p
Read more

Bab 57

Pria paruh baya itu langsung sadar, malam ini dia benar-benar salah langkah. Dia terdiam sejenak, lalu mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya dan tersenyum ke arah Aura, "bu Aura, saya yang salah malam ini. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf. PIN-nya enam nol."Aura tidak mengambilnya. Dia hanya duduk di sisi lain dan berusaha menenangkan dirinya.Hari ini dia benar-benar apes.Pria paruh baya itu meletakkan kartu itu di atas meja bar, lalu langsung kabur secepat mungkin. Giulio berbalik menatap Aura sambil tersenyum nakal. "Bu Aura, gimana kamu mau berterima kasih padaku?"Aura terdiam sebentar, lalu menjawab, "Anggap saja aku berutang budi sama kamu."Giulio menghela napas kecil sambil mendecakkan lidah. Kemudian, dia menaikkan alisnya sambil melirik ke lantai dua dengan penuh arti. Mengikuti arah tatapannya, Aura melihat ke lantai atas. Tepat pada saat itu, dia melihat Jose turun dari atas.Dengan tubuh yang tinggi dan langkah yang panjang, Jose menuruni tangga hanya dalam be
Read more

Bab 58

Aura sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dia inginkan malam itu. Dia hanya merasa seperti seseorang yang telah dibuang oleh seluruh dunia. Dia butuh sesuatu untuk dijadikan pegangan, sesuatu yang bisa menenangkan dirinya.Jose ... tampaknya adalah pilihan yang cukup masuk akal.Sang sopir yang tahu diri, telah meninggalkan mobil itu sedari tadi.Mungkin karena pengaruh alkohol, malam itu Aura terasa berbeda dari biasanya.Cahaya dalam mobil terlalu remang. Aura sama sekali tidak menyadari tatapan pria di atas tubuhnya yang semakin dalam dan kelam. Saat tubuhnya benar-benar kelelahan, Aura pun jatuh tertidur dengan kepala pusing dan tubuh berat.Aura sendiri tidak tahu bagaimana caranya dia bisa tiba di tempat tinggal Jose. Namun saat terbangun keesokan paginya, tangannya langsung menyentuh permukaan kulit yang panas saat memalingkan tubuhnya.Aura sontak terbangun dengan kaget. Ketika matanya melihat wajah Jose yang tertidur dengan alis sedikit berkerut, semua kejadian semalam langs
Read more

Bab 59

"Lepas!" Jose menatap bagian atas paha Aura yang terlihat samar di balik ujung jas. Ekspresinya tampak agak tidak senang.Aura menoleh dan menatapnya, "Apa perlu sampai sepelit itu? Cuma satu setelan baju."Setelan itu jelas harganya tidak murah, paling tidak harganya puluhan juta. Akan tetapi, bukankah Jose adalah bujangan paling kaya seantero kota? Masa dia harus mempermasalahkan uang sekecil ini?"Aku sudah suruh orang antarkan baju untukmu. Ada di ruang tamu, ambil sendiri."Setelah berkata demikian, Jose langsung masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian, suara gemericik air terdengar dari dalam. Aura mendecak pelan, merasa Jose benar-benar pelit.Aura berbalik badan dan berjalan menuju ruang tamu. Di sana, dia memang melihat ada sebuah gantungan baju. Di gantungan baju itu terdapat beberapa helai pakaian dengan berbagai jenis model.Ada setelan, ada juga gaun. Gayanya juga cocok dengan selera Aura. Selain itu, semuanya dari merek ternama.Aura langsung terdiam. Tadi dia baru saja m
Read more

Bab 60

Perkataan Aura tadi jelas ditujukan langsung kepada Ghea. Ghea memang tidak memiliki banyak kelebihan, tapi dia cukup tebal muka.Ketika Aura membuka pintu ruangannya, Ghea juga langsung melihat Jose. Meskipun Keluarga Tanjung saat ini sudah tidak sebesar dulu, nama besar Alatas Heir tetap dikenal luas dan wajah Jose juga sering muncul di berbagai media.Begitu melihat Jose, langkah Ghea sempat terhenti sejenak. Dia tidak menyangka bahwa perusahaan kecil milik Aura bisa bekerja sama dengan perusahaan sebesar Alatas Heir.Dia menggigit bibirnya, lalu cepat-cepat melangkah maju dan memegang lengan Aura. Suaranya terdengar serak, seolah-olah hendak menangis, "Kak, aku tahu sekarang kamu sibuk sama pekerjaan.""Semua ini salahku. Tapi Ayah benar-benar ingin ketemu sama Kakak. Tolong, demi Ayah, mampirlah sebentar ke rumah sakit, ya?"Hanya dalam beberapa kalimat, dia bisa menunjukkan betapa lembut dan pengertiannya dirinya. Sayangnya, kalau saja tatapan matanya tidak terus-menerus melirik
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status