Home / Romansa / Menjadi Tawanan CEO Dingin / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menjadi Tawanan CEO Dingin: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61

"Kenapa? Bukankah sebelumnya kamu dengan percaya diri mengatakan bahwa timmu adalah tim profesional? Sekarang cuma menunjukkan hal seperti ini, kamu pikir bisa menipuku begitu saja?"Jose mencondongkan tubuhnya yang tinggi dan tegap, lalu berkata dengan nada tidak bersahabat, "Bu Aura, menurutmu, ini pantas?"Begitu perkataan itu dilontarkan, semua tim Aura terdiam. Mereka semua refleks menoleh dan menatap Aura. Aura menggigit bibir bawahnya sedikit, jemarinya mengepal erat pada berkas di tangannya.Namun, wajahnya tetap mempertahankan senyum profesional. "Pak Jose, kalau menurut Anda ada yang kurang tepat, silakan disampaikan. Kami akan berusaha menyesuaikan dan memperbaiki sesuai dengan kebutuhan klien, demi menghasilkan produk yang paling memuaskan Anda."Dalam hal pekerjaan, Aura memang selalu bersikap serius. Lagi pula, menjalankan perusahaan kecil seperti miliknya bukanlah perkara mudah.Hanya saja, Jose tampaknya sengaja ingin menyulitkannya. Dia melirik jam tangannya, lalu berd
Read more

Bab 62

Aura yang turun untuk mengembalikan ponsel kebetulan mendengar percakapan itu. Dia pun menyaksikan adegan itu dengan penuh minat.Selama ini Ghea selalu menampilkan citra gadis polos dan lembut. Kemungkinan besar, ini adalah pertama kalinya dia mengalami kegagalan di depan seorang pria. Melihat situasi seperti itu, Aura merasa bahwa Jose memang cukup menarik."Pak Jose ...." Ghea sempat terdiam cukup lama sebelum akhirnya memberanikan diri mengangkat dagunya sedikit dan berkata, "Apa aku pernah menyinggung Anda?""Anda ...."Jose sudah kehilangan kesabarannya. Dia mengangkat tangan untuk melihat jam tangannya dengan ekspresi dingin.Sang asisten langsung memahami maksud itu. Dia melangkah maju dan berkata kepada Ghea, "Nona Ghea, kalau Anda masih nggak mau menyingkir, saya terpaksa memanggil pengawal."Meski senyumnya masih tampak profesional, sorot matanya jelas-jelas penuh dengan penghinaan yang tak bisa disembunyikan. Bekerja di sisi Jose telah membuatnya terbiasa melihat berbagai m
Read more

Bab 63

Aura langsung teringat pada pria misterius itu. Dia terdiam sejenak, lalu menjawab, "Nggak, hanya saja akhir-akhir ini aku terlalu sibuk."Pria di seberang tidak menanggapi secara langsung, dia hanya berkata, "Aku yakin kamu sudah memverifikasi kebenaran dari apa yang kusampaikan sebelumnya.""Aku sangat butuh uang. Kalau Bu Aura nggak tertarik dengan barang yang kumiliki, mungkin aku akan menjualnya ke pihak lain. Itu nggak baik bagi kita berdua, tapi aku benar-benar butuh uang!"Berbagai kejadian akhir-akhir ini benar-benar membuat kepala Aura terasa penat. Sampai-sampai dia benar-benar sempat melupakan keberadaan pria misterius itu. Tanpa banyak berpikir, dia langsung berkata, "Aku punya waktu sekarang. Ayo kita bertemu.""Baik. Setengah jam lagi, di Global Center." Setelah selesai bicara, pria itu langsung menutup telepon. Aura menatap layar ponselnya sejenak sebelum melangkah naik untuk mengambil kunci mobil.Melihat Aura bersiap pergi, Lulu bertanya, "Bu Aura, nanti kita ada rapa
Read more

Bab 64

Jose sempat tertegun sejenak ketika melihat Aura tiba-tiba muncul di hadapannya. Namun, ekspresinya segera berubah menjadi tidak senang, alisnya langsung berkerut.Aura seolah tidak menyadari hal itu. Dia tetap tersenyum dan berkata, "Kebetulan sekali, Bu Kaley, Pak Jose. Nggak nyangka bisa ketemu kalian di sini."Jose tidak menjawab, tapi Kaley segera menanggapi, "Bu Aura, memang kebetulan. Sudah makan? Kalau belum, mau bergabung saja?" Tadinya dia hanya bermaksud sekadar basa-basi ...."Nggak mengganggu, 'kan?"Meski bertanya demikian, Aura sudah langsung menarik kursi yang berada di antara Kaley dan Jose dan duduk tanpa ragu. Kaley sempat terdiam karena kaget dan senyumnya tampak agak canggung.Dia tetap tersenyum dan menyerahkan buku menu pada Aura. "Mau pesan dulu?"Aura pun menerimanya dengan santai. Dia memilih dua hidangan, lalu tersenyum dan bertanya pada Kaley, "Bu ona Kaley baru pulang dari luar negeri, ya?"Kaley mengangguk sambil menyelipkan sehelai rambut ke belakang teli
Read more

Bab 65

Bahkan setelah selesai makan, Aura tetap tidak berhasil menggali informasi apa pun dari Jose.Sore harinya, dia masih harus kembali ke kantor untuk rapat. Jadi, dia tidak mungkin bisa terus-menerus mengikuti Jose dan Kaley seharian penuh. Dengan lesu, dia berpamitan kepada Jose dan Kaley di depan restoran, lalu berbalik dan pergi.Kaley menatap punggung Aura yang menjauh sambil melangkah dengan sepatu hak tingginya, kemudian tersenyum menggoda ke arah Jose."Selera kamu bagus juga.""Bu Aura memang cantik dan orangnya juga cukup menarik." Nada pujiannya terdengar tulus, bukan sekadar basa-basi.Jose mengerutkan alisnya sedikit dan tidak menanggapi ucapannya. Dia hanya bertanya, "Perlu aku antar pulang?"Kaley menggeleng. "Nggak usah. Aku sudah ada janji sama orang sore ini. Tenang saja, tugas kencan hari ini sudah selesai, Bibi nggak akan mempersulitmu lagi."Jose hanya berkata singkat, "Kalau begitu, aku pergi dulu."Setelah berkata demikian, pria itu pun berbalik dan melangkah pergi.
Read more

Bab 66

Melihat Aura yang jarang sekali bersikap ramah padanya, ekspresi Serra seketika menjadi kaku.Namun, karena sudah terbiasa bersandiwara, dia hanya terpaku sejenak sebelum tersenyum dan berkata, "Kita ini sekeluarga, nggak usah sungkan."Aura tersenyum tipis. "Memang benar. Mengurus orang lain memang sudah keahlianmu sejak dulu. Jadi buatmu, mungkin memang nggak terasa repot."Ucapan Aura yang bernada sarkastik membuat senyum di wajah Serra langsung membeku. Bahkan, sudut bibirnya pun tampak berkedut.Siapa pun bisa menangkap maksud ucapan Aura. Dia sedang menyindir masa lalu Serra yang hanyalah seorang perawat rumahan. Aura tidak peduli dengan ekspresi Serra dan langsung masuk ke kamar pasien.Anrez berbaring di ranjang rumah sakit. Tampaknya kondisinya tidak terlalu serius, hanya saja napasnya terdengar sedikit berat. Aura menatap ke arah jantung pria itu, lalu tersenyum tipis."Ayah." Dia melangkah mendekat dengan sepatu hak tingginya, lalu meletakkan buket bunga di sisi tempat tidur
Read more

Bab 67

Bahkan ketika rasa takut itu hanya melintas sekilas di mata Anrez, Aura tetap berhasil menangkapnya dengan sangat jelas. Setelah mendapat jawaban yang diinginkannya, Aura bangkit berdiri.Tanpa tergesa-gesa, dia berdiri dan mulai memungut barang-barang yang tadi disapu ayahnya ke lantai dan meletakkannya. Wajahnya tidak lagi terlihat gusar seperti sebelumnya. Sebab, orang di hadapannya ini bukan lagi keluarga, melainkan musuhnya.Aura tersenyum, lalu berkata dengan nada lembut, "Ayah, aku cuma ngobrol kok. Kenapa kamu sampai semarah ini? Kalau orang lain lihat, malah mengira kamu marah karena rahasiamu terbongkar."Begitu ucapan itu dilontarkan, wajah Anrez kembali tegang. Namun, Aura tidak lagi memberinya kesempatan untuk marah. Dia melempar sisa apel ke tempat sampah dan menepuk-nepuk tangannya."Aku masih ada urusan kantor. Hari ini cukup sampai sini ya. Nanti aku datang lagi."Setelah berhenti sejenak, dia kembali berkata, "Sebentar lagi aku mau tunangan. Ayah masih harus jadi tuan
Read more

Bab 68

Aura sempat ragu sejenak. Bagaimanapun, sebelum semuanya benar-benar hancur, dia masih harus berpura-pura bersikap seperti biasa.Aura berkata, "Kalau begitu kasih tahu saja alamatnya. Nanti setelah pulang kerja aku datang sendiri."Suara tawa Daffa terdengar dari seberang telepon. "Oke, nanti aku kirim alamatnya ke ponselmu."Aura hanya mengangguk pelan dan langsung menutup telepon. Benar saja, tak lama kemudian sebuah pesan masuk ke ponselnya berisi alamat dari Daffa.Tempatnya cukup jauh, sebuah klub eksklusif di daerah pinggiran kota.Saat Aura tiba, langit sudah gelap. Daffa menyewa sebuah aula besar. Begitu dia mendorong pintu masuk, langsung disambut oleh taburan kelopak bunga dan pita warna-warni yang beterbangan di udara.Aura berdiri di tempat, ekspresinya tidak tampak terkejut.Sorak-sorai orang-orang di dalam hanya membuatnya merasa jengkel. Namun, dia tetap memaksakan diri memasang senyum dan menatap ke arah Daffa.Daffa berjalan perlahan menghampirinya, lalu langsung meme
Read more

Bab 69

Aura kembali sadar, bibirnya terkatup rapat tanpa berkata apa-apa.Setelah terdiam sejenak, dia mengulurkan tangan ke arah Daffa, "Aku ....""Apakah Bu Aura nggak sebaiknya mikirin baik-baik dulu? Bagaimanapun juga, ini masalah besar dalam hidup." Jose yang berdiri di samping menoleh ke arahnya. Nada bicaranya sudah sangat jelas mengandung peringatan.Daffa mengernyitkan alis karena menahan emosi dan akhirnya berkata, "Kalau Pak Jose datang hari ini untuk menyaksikan kebahagiaanku dan Aura, tentu saja aku senang. Tapi kalau maksudmu lain, tolong segera pergi."Kalimat itu sudah cukup sopan karena dia masih menghormati status Jose. Kalau tidak, dia pasti sudah ingin bertindak lebih jauh.Namun, Jose tidak melirik Daffa sama sekali. Matanya hanya tertuju pada Aura, seakan menunggu jawabannya.Aura kesal dan menatapnya tajam. Dia benar-benar tidak mengerti apa maksud Jose. Apa ini karena rasa posesif?Bukankah Jose ini tipe yang hanya tertarik secara fisik, tanpa melibatkan hati? Lalu, ap
Read more

Bab 70

"Apa yang kamu lakukan?" Aura yang sudah setengah sadar karena alkohol, menatap Daffa dengan kesal.Mungkin karena merasa reaksinya terlalu berlebihan, dia pun melembutkan nada bicaranya, "Sayang, jangan begini, ya?"Berpura-pura mesra dengan Daffa saja sudah membuatnya sangat muak, apalagi harus melakukan kontak fisik yang lebih dekat. Dia benar-benar tidak ingin. Apalagi, pria ini sudah pernah disentuh oleh Ghea. Membayangkannya saja sudah membuatnya merasa jijik.Daffa berkata, "Hari ini ulang tahunku. Menurutmu, kamu nggak seharusnya kasih aku hadiah?""Jangan bercanda. Besok aku masih harus kerja," jawabnya dengan nada yang mulai terdengar kesal.Namun, tangan Daffa sudah mulai bergerak tak terkendali. Dia sudah memikirkan momen ini sejak lama. "Lagian kamu sudah terima lamaranku, cepat atau lambat, hal ini pasti terjadi juga, 'kan?""Aura, jangan tolak aku, ya? Aku bisa sedih, lho," bisik Daffa di telinganya. Suaranya terdengar seolah-olah sangat tersakiti.Kalau orang lain mende
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status