Home / Romansa / Menjadi Tawanan CEO Dingin / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Menjadi Tawanan CEO Dingin: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 81

Menjelang hari pertunangan yang semakin dekat, Aura merasa suasana di rumah semakin aneh. Namun, dia tidak peduli. Toh dia juga punya urusan sendiri yang harus diselesaikan.Suatu hari saat hendak berangkat kerja, dia turun dan melihat Anrez sedang mondar-mandir di ruang tamu sambil menyilangkan tangan di belakang punggung.Akhir-akhir ini sepertinya Anrez memang lagi santai, hampir setiap hari terlihat di rumah. Hanya saja, karena obrolan terakhir mereka tidak berakhir dengan baik, Aura pun pura-pura tidak melihatnya dan langsung berjalan ke pintu.Tiba-tiba, Anrez memanggilnya, "Aura, tunggu sebentar."Nada suaranya terdengar dingin, seperti sedang berbicara dengan orang asing dan bukan anaknya sendiri.Aura berhenti melangkah, menoleh, menatap Anrez tanpa bicara sambil menunggu kelanjutannya.Anrez berjalan mendekatinya, alisnya berkerut tajam. "Hari ini jangan kerja dulu. Telepon Daffa, ajak dia makan siang bareng. Aku mau ketemu dengannya."Sepertinya, Keluarga Santosa semakin keh
Read more

Bab 82

Ekspresi Serra langsung kaku. Dia kelihatan cukup konyol.Aura berdiri di samping dengan tangan terlipat di dada. Ketika Serra menoleh ke arahnya, Aura membalas dengan senyuman manis.Dalam hati, Serra benar-benar membenci Aura. Dia tahu alasan Anrez tiba-tiba membahas soal rumah itu pasti karena Aura sudah menghasutnya.Padahal, rumah itu dia dapatkan setelah membisikkan banyak hal manis di ranjang setiap malam. Sekarang harus diberikan begitu saja ke Aura? Dia tentu tidak rela!Butuh waktu cukup lama bagi Serra untuk menahan diri agar tidak langsung memaki Aura di depan Anrez. Dia hanya bisa tersenyum kepada suaminya. "Anrez, kenapa tiba-tiba bahas soal rumah sih? Bukannya dulu kita sepakat itu hadiah untuk Ghea?"Anrez yang ditanya seperti itu, sudah kehilangan kesabarannya untuk menjelaskan. Dia hanya mengerutkan alis dan berkata dengan nada tidak sabar, "Kalau aku suruh ambil, ya ambil saja! Cerewet sekali!"Serra jarang sekali ditegur dengan nada seperti itu oleh Anrez. Ekspresi
Read more

Bab 83

Wajah Anrez terasa panas, tak bisa mempertahankan ekspresi tenangnya lagi. Akhirnya, dia pun sadar dan tatapan ke arah Serra menjadi tidak bersahabat."Iya juga sih, selama ini uang dan aset yang aku titipkan ke kamu jelas lebih banyak daripada yang kamu kasih ke aku. Yang kamu kasih cuma 20 miliar, sampai harus gadaikan rumah?"Aura terkekeh-kekeh, lalu mengalihkan pandangan ke wajah Serra. Saat melihat Serra mati-matian memutar otak mencari alasan, Aura benar-benar merasa ironis.Dulu, ibunya berkorban habis-habisan demi keluarga ini. Baik itu urusan pekerjaan maupun urusan rumah tangga, ibunya selalu memenuhi setiap kebutuhan Anrez. Selama ibunya masih hidup, Grup Tanjung tak pernah ada di posisi menyedihkan seperti sekarang.Dua puluh miliar saja tidak bisa dikeluarkan? Bisa dibayangkan seberapa parahnya Anrez menguras habis semua aset keluarga selama ini. Namun, semua itu tak ada artinya.Karena pada akhirnya, Anrez tetap lebih peduli pada Serra dibandingkan Sully. Padahal, Serra
Read more

Bab 84

Brak!Mobil Aura menabrak bagian belakang mobil di depannya. Dalam hati, dia langsung mengumpat kesal. Setelah menghentikan mobil dengan benar dan mendongak, matanya langsung melotot.Kenapa mobil ini kelihatan familier sekali?Detik berikutnya, sesosok pria jangkung turun dari mobil itu. Pandangan Aura langsung tertuju ke wajah tajam dan tegas pria itu. Dia pun menarik napas, tubuhnya refleks membungkuk sedikit.Apes sekali! Kenapa harus mobil Jose yang ditabraknya?Untungnya, Jose hanya berdiri di pinggir jalan dan menoleh dengan santai. Penglihatannya yang tajam langsung menangkap sosok Aura yang masih duduk di dalam mobil.Namun, dia hanya mengalihkan pandangan dengan tidak acuh, seolah-olah yang dilihatnya cuma orang asing.Asisten Jose melangkah maju. Begitu melihat Aura, dia bahkan sempat menaikkan alisnya. Dia tidak tahu tentang hubungan rumit antara Jose dan Aura. Dia berpikir Jose yang meninggalkan Aura, jadi sekarang Aura yang merasa tidak rela pun menciptakan "kebetulan" in
Read more

Bab 85

Jose menatap Aura tanpa ekspresi, lalu melangkah ke belakang mobil untuk memeriksa kondisi kedua kendaraan itu.Karena mobil Aura yang menabrak, mobilnya justru tidak terlalu rusak, hanya sedikit catnya yang terkelupas. Sebaliknya, mobil Jose justru rusak lumayan parah.Setelah menilai sebentar, dia berkata, "Daerah sini susah dapat taksi. Mobilmu nggak parah, kasih aku kuncinya. Aku dan asistenku harus ke kantor dulu. Kamu tunggu di sini untuk urus prosesnya."Aura terdiam sesaat. Akhirnya, dia tak tahan dan bersuara, "Tapi, aku juga ada urusan!"Jose tertawa dingin. "Makanya, kalau mau cari perhatianku, pikir dulu baik-baik konsekuensi yang harus kamu tanggung. Kamu yang salah, jadi urusanmu, bukan urusanku."Aura termangu. Dia tadinya ingin menjelaskan bahwa dia tidak sengaja, tapi merasa semua hanya akan sia-sia. Memangnya siapa yang akan percaya kebetulan seperti ini?Dia mengerutkan kening, malas berdebat panjang, dan langsung menyerahkan kunci mobil ke Jose. "Kalau sudah selesai
Read more

Bab 86

Jose memblokir kontaknya?Aura menatap layar ponsel, kedua alisnya yang indah langsung berkerut. Dia menggertakkan giginya, tetapi tidak terlalu terkejut.Karakter Jose memang sudah terkenal seperti itu dan dia pun sudah pernah merasakannya sendiri.Setelah berpikir sejenak, Aura akhirnya melangkah masuk ke Allure untuk mencari mobilnya. Urusan seperti ini gampang, cukup kasih sedikit tip ke pegawai. Mereka akan langsung memberi tahu ruang VIP tempat Jose berada.Seorang pramusaji mengantarnya ke depan pintu ruang VIP lantai tiga. "Pak Jose di dalam, silakan masuk."Aura mengangguk pelan dan mengucapkan terima kasih. Saat dia mendorong pintu dan masuk, tiba-tiba sebuah gelas dilempar langsung ke arahnya. Dia sama sekali tidak siap, bahkan tidak sempat menghindar."Ah!" Aura langsung menunduk sambil memegangi kepalanya, merasakan cairan hangat mengalir melalui sela-sela jari.Suasana di dalam ruangan yang tadinya riuh langsung sunyi senyap. Semua mata tertuju padanya."Jose, kena orang
Read more

Bab 87

Aura melirik Jose yang wajahnya sedingin es, lalu langsung membantah dengan singkat, "Bukan.""Pasti dia yang melukaimu, 'kan?" bisik dokter itu.Aura tidak membantah. Dokter itu langsung menghela napas panjang. "Jangan takut. Kalau ini KDRT, aku bisa bantu kamu lapor polisi.""Pria yang suka main tangan itu nggak layak dipertahankan, mau dia seganteng apa pun." Dokter itu sepertinya sudah berusia 40 atau 50 tahun. Jelas terlihat dari sorot matanya bahwa dia sudah banyak makan asam garam.Aura sampai tertawa karena sikap si dokter yang tulus dan penuh empati. Saat melihat ekspresi Jose yang masam di belakangnya, suasana hatinya langsung membaik.Jiwa aktris dalam dirinya pun bangkit. Dia menatap Jose dengan wajah memelas, lalu menggenggam tangan dokter itu sambil menggeleng. "Bukan kok, Dok. Benaran bukan dia. Aku juga baik-baik saja, nggak sakit."Sekilas terdengar seperti pembelaan, tetapi setiap katanya justru semakin menegaskan bahwa Jose adalah pelakunya.Jose pun menggigit bibirn
Read more

Bab 88

Sebenarnya Aura cukup penasaran dengan apa yang baru saja terjadi. Masalah apa yang sampai membuat Jose, pria sedingin gunung es ribuan tahun itu, sampai baku hantam dengan Ferdy.Saat dia sedang tenggelam dalam pikirannya, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Itu dari Daffa.Secara refleks, Aura melirik ke arah Jose. Entah teringat apa, dia akhirnya menekan tombol jawab."Halo?""Aura, kamu di mana?"Aura terdiam sejenak, lalu menjawab, "Sudah mau sampai rumah. Kenapa?""Nggak ada apa-apa, cuma mau ketemu kamu. Aku lagi nunggu di bawah rumahmu."Suasana dalam mobil sangat hening. Volume ponsel Aura tidak terlalu keras, tetapi setiap kalimat terdengar jelas oleh Jose.Sebelum Aura sempat menanggapi, Jose sontak menginjak rem mendadak seperti orang kesurupan.Karena hentakan mendadak itu, Aura yang sedang menelepon langsung terlempar ke depan. Luka di kepalanya yang baru saja diperban terbentur keras ke dashboard."Ssshh ...." Rasa sakit itu membuatnya menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia
Read more

Bab 89

Kalimat itu sungguh tidak enak didengar.Daffa sendiri sepertinya juga menyadari kesalahannya. Dia buru-buru menambahkan, "Jose bukan orang baik. Aku sudah suruh kamu jauhi dia, 'kan?"Seolah-olah dirinya sendiri orang baik.Aura ingin memutar bola matanya, tetapi tetap menahan diri dan menjawab dengan sabar, "Hari ini aku nggak sengaja ketemu dia, terus nggak sengaja juga kena lemparan gelas darinya. Makanya, dia antar aku pulang."Jelas, Daffa tidak puas dengan jawaban itu. Dia masih ingin berbicara lebih lanjut.Aura menambahkan, "Tadi banyak orang yang lihat kok. Kalau nggak percaya, tanya saja ke Ferdy atau yang lain."Mereka satu kalangan. Meskipun tidak dekat, pasti saling kenal.Mendengar suara Aura yang mulai kehabisan kesabaran, Daffa akhirnya menutup mulut. Meskipun begitu, ekspresinya masih masam.Aura terdiam sejenak, lalu menoleh padanya dan bertanya, "Omong-omong, kenapa kamu ke sini? Sudah ketemu dalang di balik trending topic itu?"Daffa termangu mendengar itu. "Eee ..
Read more

Bab 90

Daffa merasa, sekarang Aura semakin tidak punya kesabaran padanya. Terutama sejak Jose mulai sering muncul di sekitar Aura.Dulu, dia sama sekali tidak khawatir Aura akan berpaling. Namun, kalau lawannya adalah Jose, dia mulai merasa terancam. Meskipun tidak ingin mengakuinya, Jose memang lebih unggul darinya di segala aspek.Aura mendongak sedikit saat mendengar ucapannya. Seketika, dia memahami isi hati Daffa. Dulu, dia selalu merasa Daffa punya aura yang unik, percaya diri, berkarisma, membuat orang sulit untuk mengalihkan pandangan. Namun, sekarang dia merasa dirinya yang dulu buta.Ketika Aura mengalihkan pandangannya sedikit, dia melihat sosok yang berdiri di balik tirai jendela lantai dua.Kalimat penolakan yang awalnya sudah sampai di ujung lidah Aura, tiba-tiba ditelan kembali. Dia mengangkat tangan, mengaitkan jarinya, menyuruh Daffa mendekat.Daffa menunduk, lalu Aura mencium pipinya. Aura langsung mencium aroma parfum yang menusuk, tetapi ekspresinya tetap tenang. Saat kemb
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status