Semua Bab Menjadi Tawanan CEO Dingin: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

Begitu rombongan mereka tiba di depan restoran, Aura langsung melihat Jose berjalan ke arah mereka bersama seorang gadis. Gadis itu bahkan tampak tersenyum manis.Aura tertegun sejenak, lalu bergeser ke samping untuk menghindarinya. Namun tak lama kemudian, dia tersadar dan mencibir dalam hati, kenapa dia harus menghindar?Jose juga jelas melihatnya. Saat pandangan mereka bertemu, tatapan dingin di wajah Jose sempat meredup. Namun hanya sesaat, dia segera mengalihkan pandangan seperti tak mengenalnya.Donna dan Daffa sempat saling memandang sejenak. Meskipun hatinya tidak terlalu senang melihat Jose, Donna tetap tersenyum dan menyapa dengan ramah, "Kebetulan sekali, Pak Jose juga makan di sini?"Jose membalas dengan anggukan kecil dan senyum sopan. Penampilannya masih terlihat anggun dan berkelas seperti biasa. Sementara itu, Daffa malah memalingkan wajah. Dia kemudian melangkah ke sisi Aura dan menggenggam tangan gadis itu.Aura ingin menghindar, tetapi genggaman Daffa terlalu kuat da
Baca selengkapnya

Bab 32

Aura terkejut seketika dan refleks mendongak melihat wajah Jose dari pantulan cermin. Tangannya gemetaran karena terkejut dan bahkan lupa untuk mencuci wajahnya."Kenapa kamu di sini?" Setelah tersadar dari keterkejutannya, Aura mengangkat alis dan bertanya pada Jose, "Bukannya kamu lagi kencan?"Namun detik berikutnya, pria itu langsung menutup pintu kamar mandi dan menekannya di wastafel sambil terus mencium bibirnya. Aroma maskulin Jose yang tajam dan mendominasi membuat jantung Aura berdebar. Ada sesuatu yang terasa asing, tetapi juga terasa familier.Aura mengangkat tangan dan mendorong Jose. Napasnya juga mulai tidak beraturan. "Jangan di sini. Ada orang," bisiknya.Namun, Jose justru membungkuk dan menggiringnya masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi.Restoran privat ini memang tergolong kelas atas, bahkan kamar mandinya pun didekorasi dengan sangat elegan. Setiap bilik dibuat terpisah dan sangat menjaga privasi. Ketika tubuh Aura didorong hingga menempel pada pintu bilik,
Baca selengkapnya

Bab 33

Sisi wajah Jose tampak begitu sempurna. Aura hanya bisa tersenyum dan berkata, "Nggak, nggak ada!" Setidaknya ... untuk sekarang belum ada!Aura merasa agak miris saat menyadari, kenapa dirinya selalu begitu pengecut di hadapan pria ini?Dia mengatupkan bibir, lalu membereskan penampilannya dan keluar dari bilik kamar mandi. Di depan cermin, dia berdiri sebentar untuk merapikan riasan.Melihat bayangan dirinya di cermin, terutama bagian bibir yang tampak sedikit bengkak, Aura justru tertawa kecil dengan puas.Tadi, saat Jose sedang lengah, dia juga sempat meninggalkan "tanda kenangan" di tubuh pria itu. Kalau Jose sudah membuatnya tak nyaman, maka dia juga punya hak untuk membalas, walau cuma sedikit. Aura penasaran, bagaimana ekspresi si gadis manis itu nanti saat melihat bekas lipstiknya di kerah baju Jose?Memikirkan hal itu, Aura berbalik untuk keluar dari toilet dengan suasana hati yang riang. Begitu tiba di depan pintu ruang privat tempat Jose berada, Aura sengaja melirik ke dala
Baca selengkapnya

Bab 34

Aura baru saja ingin mengatakan bahwa dia sedang ada urusan. Namun, Anrez yang berdiri di sampingnya langsung menyahut, "Oke, kebetulan Aura ada waktu sore ini."Kedua orang itu saling bersahut-sahutan dan sama sekali tidak mementingkan pendapat Aura.Aura mengernyitkan alisnya. Anrez menariknya ke samping dengan wajah penuh senyum, tetapi dia malah berkata pada Aura, "Kamu dan Daffa harus tetap lanjut ke pernikahan.""Jangan lupa, barang-barang peninggalan ibumu masih ada padaku."Setelah melontarkan ancaman tersebut, Anrez melihat sorot mata Aura yang mulai mendingin. Dia menepuk-nepuk punggung Aura dengan pelan, seolah ingin menenangkannya."Lagian, bukankah kamu memang sudah lama suka sama Daffa? Perempuan itu kadang cuma butuh waktu untuk ngambek. Kalau sudah lewat, ya sudah. Jangan terlalu drama."Ucapan itu hampir saja membuat Aura tertawa.Dengar saja sendiri, itulah ucapan yang dilontarkan oleh ayah kandungnya sendiri.Aura tertawa sinis dan bertanya, "Kalau memang kamu sesuka
Baca selengkapnya

Bab 35

Karena sedang dalam suasana hati yang bagus, Daffa mengemudi dengan ugal-ugalan. Kalau dulu, Aura pasti sudah mengingatkannya agar menyetir lebih pelan. Namun, sekarang dia hanya diam dan menggenggam erat pegangan di sisi kursinya.Kalau Daffa memang mau celaka, biarkan saja. Kalau masuk rumah sakit, justru bagus. Setidaknya Daffa tidak akan muncul lagi di hadapannya.Sayangnya, harapan itu tidak menjadi kenyataan. Meskipun perjalanan mereka penuh dengan adegan mendebarkan, mereka akhirnya tiba juga di depan pusat perbelanjaan dengan selamat.Di lantai dasar mal ada butik perhiasan mewah. Daffa langsung memelesat masuk dan menyuruh pramuniaga untuk mengeluarkan cincin pertunangan, "Tolong keluarkan cincin tunangan yang paling besar karatnya."Pramuniaga yang melihat calon pelanggan besar, langsung tersenyum semringah. "Baik, Pak! Mohon tunggu sebentar!"Tak lama kemudian, beberapa nampan berisi cincin dengan batu mulia bernilai fantastis diletakkan di hadapan mereka. Warnanya beragam,
Baca selengkapnya

Bab 36

Benar saja, begitu Aura pergi, Ghea langsung tidak sabar keluar dari balik tiang tempatnya bersembunyi. Saat melihatnya, wajah Daffa sempat menegang dan muncul sedikit kepanikan. Dia buru-buru melirik ke arah yang tadi dituju Aura.Untungnya Aura bersembunyi cukup cepat. Daffa tidak melihatnya dan langsung menghela napas lega. Namun, saat kembali menatap Ghea, sorot matanya sudah berubah tak sabar."Untuk apa kamu ke sini?"Mata Ghea langsung memerah. "Kak Daffa, kamu ... kamu benaran mau tunangan sama Kak Aura?"Daffa mendengus tak sabar dan menggumam. "Tentu saja aku akan menikah sama Aura.""Terus aku gimana?" tanya Ghea dengan mata memerah. "Apa artinya aku di matamu?"Menghadapi pertanyaan Ghea, Daffa hanya menunjukkan kekesalan. "Waktu itu kamu sendiri yang mendekatkan diri. Ghea, kita cuma main-main. Sudah selesai ya sudah.""Apa maksudnya kamu ngotot begini?"Ghea tidak menyangka Daffa akan bicara sekejam itu. Dia menatap pria itu dengan luka yang jelas tergambar di wajahnya. "
Baca selengkapnya

Bab 37

Anrez mengambil sebuah kunci mobil dari atas meja kopi dan menyerahkannya pada Aura."Ini mobil baru yang Ayah belikan buat kamu hari ini. Waktu itu kamu marah, Ayah ngerti kok.""Mobil kamu yang sekarang juga sudah dipakai beberapa tahun. Memang sudah waktunya ganti. Lagi pula, kamu sudah setuju tunangan sama Daffa, jadi anggap saja ini hadiah dari Ayah."Aura menatap kunci mobil di tangan ayahnya dengan ekspresi seolah sedang berpikir keras.Wah, ternyata Porsche Panamera. Sedikit lebih mewah daripada mobil milik Ghea, meski selisih harganya juga tidak terlalu jauh.Anrez memang ahlinya bersikap pura-pura adil.Namun, Aura bertanya-tanya, apakah mobil itu dibelikan karena ayahnya merasa mobil lamanya terlalu kecil dan memalukan, atau karena takut keluarga Daffa akan menilai dia tidak memperlakukan anak perempuannya dengan pantas?Yah, sebenarnya tidak penting juga.Aura tersenyum, lalu menggandeng lengan Anrez sambil menggoyangkannya manja. "Makasih, Ayah. Aku tahu Ayah paling sayang
Baca selengkapnya

Bab 38

"Ayah, karena Bi Sera sudah ngomong begini, aku jadi pengen dengar apa yang terjadi sama rumah itu." Aura bangkit berdiri. Tubuhnya yang ramping, berdiri tegak di hadapan Anrez.Anrez terdiam sejenak, lalu tiba-tiba mendongak menatap Aura. "Aura, kamu ini masih anggap aku ayahmu atau nggak?"Aura kebingungan.Oke! Dilihat dari reaksi Anrez, dia sudah bisa menebak pasti ada yang aneh dengan rumah itu. Selain itu, kejanggalannya mungkin bukan masalah kecil.Aura tidak berbicara. Dia hanya menatap Anrez dengan intens, seolah-olah sedang menunggu jawaban darinya.Anrez mengulumm bibirnya dan berdiri sambil berkata, "Aku masih belum mati, kamu sudah ngincar semua barang-barangku? Nggak usah dibahas lagi soal rumah itu. Kalau sudah saatnya, aku akan menyerahkan rumah itu padamu."Mendengar hal itu, Serra melirik Anrez sekilas, lalu menarik lengannya. Anrez menepis tangan Serra, lalu beranjak ke lantai atas dengan kesal.Di ruang tamu itu hanya tersisa Aura dan Serra yang saling bertatapan. K
Baca selengkapnya

Bab 39

Aura nyaris lupa bahwa hari ini dia janjian dengan Jose jam delapan malam. Pria itu tipe yang mudah tersinggung. Waktu itu, cuma karena Aura mabuk saat nongkrong, dia langsung mengancam akan cabut dari proyek. Kalau kali ini dia telat lagi ....Aura menggigit bibir, lalu berkata, "Aku ada urusan sedikit. Harus langsung ke sana. Kamu turun di sini saja ya, aku buru-buru sekali."Melihat wajah Aura yang mulai panik, Lulu refleks bertanya, "Ada apa? Mau aku bantu?"Aura sempat bingung menjawab, lalu terbatuk kecil dan beralasan, "Nggak, cuma ada janjian ketemu orang saja."Janjian tidur, lebih tepatnya ....Lulu mengangguk mengerti. "Oke. Hati-hati ya."Aura langsung mengebut menuju hotel. Perjalanan itu hanya membutuhkan waktu 25 menit. Begitu sampai, dia melirik jam tangannya. Jarum menunjuk tepat pukul 19.55.Aura menghela napas panjang. Aman.Di depan pintu kamar hotel, Aura menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu.Beberapa detik kemudian, pintu terbuka dan memperlihatkan waj
Baca selengkapnya

Bab 40

Begitu mendekat, aroma dingin khas Jose langsung menyergap ke hidungnya.Aura bersandar di dada pria itu dengan manja. "Bagaimanapun, kita ini sudah tidur beberapa kali, Jose. Bisa nggak jangan lihat aku dengan tatapan horor seperti tadi, ya? Kamu nggak takut aku trauma?"Biasanya, Aura bukan orang yang bersikap seperti ini. Namun hari ini, dia sengaja melakukannya hanya untuk membuat Jose merasa tidak nyaman.Pada dasarnya, suara Aura memang lembut. Saat dia sengaja bermanja-manja seperti ini, biasanya tidak akan ada pria yang bisa menolaknya. Jose menundukkan kepala menatap Aura dengan sorot mata yang semakin dalam.Dia terkekeh pelan, lalu tiba-tiba melingkarkan lengannya ke pinggang Aura. Tangan satunya menahan pinggulnya dan mengangkat tubuh Aura hingga sejajar dengan dirinya.Aura terkejut. Sebelum dia sempat bereaksi, Jose telah menatapnya dengan senyuman licik. "Sepertinya kamu masih belum puas, ya."Usai bicara, Jose langsung menekannya ke dinding, lalu menciumnya dengan kuat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status