Home / Romansa / Menjadi Tawanan CEO Dingin / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Menjadi Tawanan CEO Dingin: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Jose menaikkan alisnya dan menatapnya. "Hm?"Aura berujar, "Kasih aku satu, terima kasih."Dia butuh sebatang rokok untuk menenangkan diri karena tubuhnya bergetar tak terkendali.Jose terdiam sejenak, menatapnya dengan penuh minat. Kemudian, dia berbalik ke mobilnya untuk mengambilkan sebatang rokok."Kamu nggak mau telepon ambulans dulu untuk Daffa?" tanya Jose.Aura tertegun sesaat, lalu menyalakan rokok dan mengisapnya untuk menenangkan diri. Setelah itu, dia baru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi layanan darurat.Saat ambulans tiba, Jose sudah pergi lebih dulu. Sebelum pergi, dia meninggalkan cek senilai 1 miliar sebagai kompensasi.Setelah lebih tenang, Aura merasa mustahil Jose bisa tidak sengaja menabrak Daffa di tempat parkir yang begitu luas. Tidak ada kebetulan seperti itu di dunia ini.Namun, mengingat ekspresi tidak acuh Jose, kejadian itu memang terasa seperti sebuah kebetulan.Karena tidak ada jawaban, Aura pun tidak ingin memikirkannya lagi. Dia tetap membawa Daffa
Read more

Bab 12

Ghea mencengkeram ujung bajunya sambil berkata, "Ayah, jangan bicara seperti itu tentang Kak Aura ...."Aura tersenyum dan langsung menyela, "Kalau begitu, kamu bantu aku ambil ya. Terima kasih lho."Dengan santai, dia duduk di meja makan. Senyuman sopan masih menghiasi wajahnya. "Ayah, kata-katamu tadi salah. Ghea tinggal gratis di rumah ini. Seharusnya dia melakukan sesuatu agar merasa lebih berguna, 'kan?"Begitu ucapan itu dilontarkan, wajah Serra dan Ghea langsung berubah suram. Namun, Serra segera tersenyum pada Anrez. "Benar juga, Anrez. Yang dikatakan Aura itu ada benarnya."Wajah Anrez menjadi masam. Dia berbalik dan memelototi Aura. "Kalau kamu nggak mau makan, pergi saja!"Senyuman Aura justru semakin cerah. "Ini rumahku, kenapa aku nggak boleh makan? Masa iya semuanya harus diberikan kepada orang luar?"Ucapannya ini penuh makna. Kemudian, dia melirik ke arah Ghea yang masih berdiri diam. "Ghea, ayo duduk. Lihat, Ayah sampai marah begitu. Orang yang nggak tahu mungkin akan
Read more

Bab 13

Efendi yang mengirim pesan, mengatakan bahwa hari ini ada acara dan Jose juga akan hadir. Dia bertanya apakah Aura ingin datang. Aura langsung membalas.[ Tentu saja mau. ]Aura punya satu kelebihan sejak kecil, yaitu semakin dia terjatuh, semakin gigih dia bangkit. Selama Jose belum secara langsung mengatakan bahwa dia tidak ingin bekerja sama, Aura pun tidak akan menyerah.Efendi mengirimkan alamatnya. Aura melihatnya sekilas, lalu segera pergi ke kamar mandi untuk mandi dan berdandan dengan cantik sebelum berangkat ke lokasi.Saat turun dengan membawa kontrak dan proposal, dia melihat Serra dan Ghea sedang berbisik di sofa. "Ibu, kalau Kak Daffa tetap bertunangan dengan Aura, aku harus gimana?"Serra mencibir. "Ada Ibu di sini, kamu takut apa? Kamu bukan ....""Hei, lain kali kalau mau diskusi tentang cara merebut barang orang, setidaknya cari tempat yang lebih tersembunyi. Aku mendengarnya lho, jadinya canggung, 'kan?"Aura turun sambil tersenyum puas melihat perubahan ekspresi mer
Read more

Bab 14

Saat menyadari tatapan Jose, Aura langsung teringat akan kekacauan malam itu. Wajahnya sontak terasa panas seperti terbakar.Namun, pria itu tetap menunjukkan sikap angkuh dan berkelas. Ekspresinya sedingin es, sepasang matanya sama sekali tidak menunjukkan hasrat, membuat orang tak punya alasan untuk memakinya.Aura hanya bisa berdeham pelan dan melanjutkan, "Keunggulan kami adalah meskipun perusahaan kami kecil, begitu kami mendapatkan kontrak ini, kami akan mendedikasikan seluruh perhatian dan tenaga kami pada proyekmu. Kami akan bekerja lebih serius dibandingkan perusahaan lain."Dia melirik Jose sekilas, tetapi ekspresi pria itu tetap tak tergoyahkan. Dalam hati, Aura memutar bola matanya dengan kesal, lalu menambahkan, "Selain itu, apa pun permintaan yang diajukan klien, kami akan berusaha memenuhi semaksimal mungkin!"Saat ini, wajah Jose baru menunjukkan sedikit perubahan. "Oh? Semua permintaan bisa dipenuhi?"Aura mengangguk tulus, tetapi tatapan Jose yang dalam membuatnya aga
Read more

Bab 15

Setelah beberapa saat, pintu kamar akhirnya terbuka dari dalam. Jose melihat Aura, tetapi tidak ada sedikit pun keterkejutan di matanya, seolah-olah dia sudah yakin Aura pasti akan datang.Jose sudah selesai mandi, hanya mengenakan jubah mandi putih dengan model kerah silang. Sabuk di pinggangnya juga tidak diikat terlalu erat. Jadi, Aura bisa melihat otot dadanya.Jose bertubuh tinggi besar. Biasanya, dia selalu mengenakan setelan yang dirancang khusus, yang membuat tubuhnya tampak ramping.Kenyataannya, dia memiliki tubuh yang berisi dengan otot yang terlatih. Mungkin karena dia sering berolahraga, otot dada dan otot perutnya bisa membuat siapa pun yang melihatnya terkesima.Jose menatapnya dengan ekspresi datar, lalu bertanya, "Sudah buat keputusan?"Aura menggigit bibirnya, menyerahkan kontrak. "Aku juga punya syarat. Uangnya harus masuk hari ini. Selain itu, aku cuma akan menemanimu selama sebulan dan ... semua ini harus dirahasiakan."Jose tidak mengatakan apa pun. Dia hanya mele
Read more

Bab 16

Karena baru saja melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan, Aura pun merasa agak takut. Dengan ragu, dia menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan penasaran Efendi."Aura, kenapa kamu nggak membalas pesanku? Kenapa kamu ada di sini? Ini 'kan area kamar tamu. Jose sekarang ada di ruang privat di belakang. Ayo, aku antar kamu ke sana.""Eh, tunggu dulu. Aku ...."Efendi tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Dia langsung menarik tangan Aura dan membawanya keluar dari area kamar tamu, menuju gedung lain di kelab itu.Saat itu, Aura baru tahu bahwa matahari sudah hampir terbenam. Dengan kata lain, dia hampir tidur seharian di kamar Jose.Ruang privat tempat Jose berada tidak terlalu jauh. Efendi menarik Aura dan langsung membuka pintu ruangan itu. Begitu pintu terbuka, Aura melihat beberapa orang duduk di dalam.Jose sedang duduk di meja permainan, bermain kartu dengan beberapa orang. Mereka jelas-jelas melakukan aktivitas yang sangat menguras tenaga di kamar, tetapi Jose s
Read more

Bab 17

Giulio paham, Jose tertarik pada Aura. Dia menjilat gigi gerahamnya dengan ujung lidah, merasa agak kecewa. Namun, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk melirik Aura dari sudut matanya. Wajah Aura benar-benar memikat, tidak heran Jose akhirnya turun tangan.Karena Jose sudah bicara, Aura tidak punya pilihan selain duduk di sebelahnya. Begitu duduk, dia langsung mencium aroma khas kayu dari tubuh Jose, membuat pikirannya agak kacau. Dia seperti naik kapal bajak laut dan tidak bisa turun lagi.Setelah beberapa ronde, Jose tampaknya mulai bosan. Dengan malas, dia meletakkan kartunya di atas meja dan berkata dengan nada ringan, "Giliranmu."Aura mengangkat alis sambil menatapnya. "Kamu yakin?"Dia memang tidak terlalu tertarik dengan permainan kartu dan tidak terlalu bisa bermain, tetapi dia cukup cerdas. Dalam beberapa ronde tadi, dia sudah memahami aturan dasarnya.Jose tertawa kecil. Sepasang matanya yang tajam meliriknya sekilas. "Menang, uangnya buat kamu. Kalah, aku yang bayar."Au
Read more

Bab 18

Keduanya keluar dari ruang perawatan dan berjalan berdampingan menuju area merokok di ujung lorong rumah sakit.Lulu baru saja menyalakan rokok, tetapi Aura langsung mengulurkan tangan untuk mematikannya. "Kamu nggak takut ibumu mencium bau rokok?"Lulu pun menggigit bibirnya, lalu menoleh menatap Aura. "Uangnya sudah ditransfer oleh bagian keuangan. Dari mana kamu dapat uangnya?"Mereka baru sehari tidak bertemu, tetapi Lulu merasa Aura terlihat lebih lelah dari sebelumnya.Aura tidak ingin terlalu blak-blakan tentang sumber uang itu. Dia khawatir jika Lulu tahu, Lulu akan merasa bersalah. Jadi, dia hanya menjawab, "Aku berhasil memaksa Jose untuk menandatangani kontrak."Lulu mengangkat alisnya. "Bukannya dia selama ini selalu menolak? Selain itu, aku dengar dari bagian keuangan, jumlah yang ditransfer dari perusahaan Jose lebih banyak sepertiga dari yang ada di kontrak. Aura, kamu nggak mungkin melakukan sesuatu yang bodoh cuma demi aku, 'kan?"Sebagai mitra, tentu saja Lulu tahu se
Read more

Bab 19

Bagi Aura, menyadari bahwa orang yang dicintainya adalah pria berengsek bukanlah sesuatu yang mudah diterima.Aura keluar dari rumah sakit, bersandar di mobilnya yang terparkir, dan menyalakan sebatang rokok. Saat asap pahit itu masuk ke paru-parunya, sedikit kegetiran di hatinya akhirnya mereda.Dia memang cantik. Dengan rambut panjang yang tergerai tertiup angin malam, pemandangannya saat merokok pun tetap cukup menarik perhatian.Saat Ghea turun, itulah yang dilihatnya. Tebersit kilatan iri di matanya. Namun, dia segera memasang senyuman dan mendekat. "Kamu nungguin aku, Kak?"Aura meliriknya sekilas tanpa bicara, lalu mematikan rokoknya. Ghea juga tidak ambil pusing dan melanjutkan, "Nggak perlu antar aku. Hari ini Ayah baru membelikanku mobil baru. Kamu belum lihat, 'kan? Lihat deh, bagus nggak?"Usai bicara, dia menunjuk ke arah sebuah Mercedes-Benz baru yang terparkir tidak jauh dari sana.Ghea selalu seperti ini. Dia bicara dengan lembut, tetapi setiap katanya dipenuhi dengan s
Read more

Bab 20

Serra langsung memahami situasinya. Dia melirik Anrez yang baru saja turun dari lantai atas, lalu menggoyangkan lengan Ghea dengan lembut."Nggak apa-apa, Ibu. Kakak pasti nggak sengaja menabrak mobilku," ucap Ghea yang menarik napas dalam-dalam, seolah-olah sangat teraniaya.Anrez langsung menangkap bagian penting dari ucapan itu. Dia melangkah cepat ke bawah, menatap Aura yang duduk santai di sofa dengan ekspresi acuh tak acuh, lalu mengernyit. "Apa yang terjadi? Jelaskan!"Mendengar itu, Aura akhirnya mengangkat kelopak matanya sedikit. "Apa lagi? Seperti yang dia bilang, aku nggak sengaja menabrak mobil barunya."Dia memiringkan kepala, menatap Anrez dengan ekspresi polos dan tak berdosa.Wajah Anrez langsung memerah karena marah. "Kamu iri sama adikmu? Aku membelikannya mobil karena dia selalu kesulitan naik kendaraan. Dia juga belum pernah punya barang bagus.""Sekarang kondisi keuangan cukup baik, jadi aku membelikan yang lebih layak. Kenapa hal sekecil ini saja kamu harus iri?"
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status