Ghea mencengkeram ujung bajunya sambil berkata, "Ayah, jangan bicara seperti itu tentang Kak Aura ...."Aura tersenyum dan langsung menyela, "Kalau begitu, kamu bantu aku ambil ya. Terima kasih lho."Dengan santai, dia duduk di meja makan. Senyuman sopan masih menghiasi wajahnya. "Ayah, kata-katamu tadi salah. Ghea tinggal gratis di rumah ini. Seharusnya dia melakukan sesuatu agar merasa lebih berguna, 'kan?"Begitu ucapan itu dilontarkan, wajah Serra dan Ghea langsung berubah suram. Namun, Serra segera tersenyum pada Anrez. "Benar juga, Anrez. Yang dikatakan Aura itu ada benarnya."Wajah Anrez menjadi masam. Dia berbalik dan memelototi Aura. "Kalau kamu nggak mau makan, pergi saja!"Senyuman Aura justru semakin cerah. "Ini rumahku, kenapa aku nggak boleh makan? Masa iya semuanya harus diberikan kepada orang luar?"Ucapannya ini penuh makna. Kemudian, dia melirik ke arah Ghea yang masih berdiri diam. "Ghea, ayo duduk. Lihat, Ayah sampai marah begitu. Orang yang nggak tahu mungkin akan
Read more