Home / Romansa / Menjadi Tawanan CEO Dingin / Kabanata 21 - Kabanata 30

Lahat ng Kabanata ng Menjadi Tawanan CEO Dingin: Kabanata 21 - Kabanata 30

50 Kabanata

Bab 21

Aura masih belum sepenuhnya pulih dari keterkejutannya saat sebuah pesan masuk lagi.[ Bu Aura, aku masih punya sesuatu yang lebih menarik buatmu. Bawalah uang saat datang. Aku nggak minta banyak, cuma 1 miliar. ][ Tentu saja, apa yang kumiliki ini sepadan dengan harga itu. Tenang saja ]Aura menggigit bibirnya sebelum akhirnya bangkit dan mengganti pakaiannya, lalu turun ke bawah.Di ruang tamu, Anrez sedang duduk santai di sofa, membaca koran dengan tenang. Sementara itu, Serra sedang memijat bahunya. Sambil memijat, Serra berkata, "Anrez, gimana kalau kita juga beliin mobil yang bagus untuk Aura? Supaya dia nggak ngambek lagi.""Lagi pula, memperlakukan anak secara nggak adil itu nggak baik. Nggak heran kalau Aura kesal."Di depan Anrez, Serra selalu berbicara dengan lembut dan penuh perhatian. Kata-katanya terdengar seperti membela Aura. Namun, hanya dalam beberapa kalimat, wajah Anrez sudah mulai berkerut."Kamu nggak perlu ikut campur soal ini. Lihat sendiri gimana Aura sekarang
Magbasa pa

Bab 22

Ekspresi Aura akhirnya berubah sedikit. Namun, hanya dalam sekejap, dia kembali tenang seperti biasa. "Kenapa lagi? Tentu saja karena sakit, lalu meninggal.""Tsk, sepertinya Bu Aura terlalu naif. Selama ini, kamu telah dibodohi oleh dua jalang itu tanpa tahu apa-apa."Aura menatap pria itu. "Maksudmu?""Hehe. Saat ibumu dirawat di rumah sakit dulu, Serra adalah pengasuhnya," ucap pria itu.Aura mengangkat alis. "Ternyata kamu tahu cukup banyak."Memang benar, saat ibunya sakit dulu, Serra yang merawatnya.Serra adalah pengasuh yang direkomendasikan oleh dokter utama ibunya. Saat itu, Serra merawat ibunya dengan sangat baik, bahkan Aura sendiri pun menyukainya.Saking sukanya, Aura sampai meminta ayahnya untuk memindahkan Ghea ke sekolah yang sama dengannya. Semua itu hanya karena Serra mengatakan putrinya mengalami perundungan di sekolah.Di sekolah, Aura banyak membantu Ghea. Siapa sangka, tak lama setelah ibunya meninggal, Serra justru tidur bersama Anrez.Hal itu memberikan trauma
Magbasa pa

Bab 23

Yang disebut tempat biasa adalah hotel tempat Aura pertama kali menemui Jose. Itu adalah properti milik Keluarga Alatas.Saat dia tiba, Jose masih belum datang. Sepertinya Jose sudah mengabari resepsionis karena resepsionis langsung membawa Aura ke atas dan membukakan pintu kamar untuknya.Terakhir kali, Aura datang dan pergi dengan tergesa-gesa, jadi dia tidak sempat memperhatikan bahwa ruangan ini dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Sepertinya ini adalah tempat tinggal tetap Jose.Aura berjalan ke ruang penyimpanan anggur, mengambil sebotol secara acak, lalu menuangkan segelas untuk dirinya sendiri.Begitu meneguk habis segelas, dia menghela napas panjang. Di benaknya terlintas sosok ibunya saat meninggal.Saat itu, Aura baru SMA 3, sedang berada di titik penting dalam hidupnya. Namun, ibunya malah meninggal. Masalah ini mendatangkan dampak buruk yang besar bagi dirinya.Terlebih lagi saat Serra yang merupakan pengasuh tiba-tiba menjadi ibu tirinya, Aura pun semakin syok.Jika s
Magbasa pa

Bab 24

Saat turun dari ranjang dan pulang ke rumah, Aura bertemu dengan Serra. Saat itu, Anrez dan Ghea sudah pergi bekerja. Di rumah hanya ada Serra.Mengingat apa yang dikatakan orang itu kemarin, sorot mata Aura langsung menjadi dingin.Serra tidak menyadari arti dari tatapannya. Dia menyibakkan rambut panjangnya yang tergerai di dada dan berpura-pura tersenyum ramah pada Aura. "Aura, kamu semalam nggak pulang lagi ya?"Dia menghela napas panjang. "Jadi ibu tiri itu memang susah, ngomong sedikit kamu langsung marah. Coba kamu lihat, gadis mana yang pulang malam begini?""Pantas saja ayahmu marah."Kali ini, Aura yang biasanya suka membalas, justru diam. Pandangannya menatap lama ke arah piama sutra yang dipakai Serra, sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Bibi, sebenarnya menurutku baju yang kamu pakai ini nggak cocok sama sekali.""Aku ingat waktu kamu masih jadi perawat yang merawat ibuku dulu, baju-baju yang kamu pakai saat itu jauh lebih cocok buat kamu." Nada bicaranya ringan, bahkan ter
Magbasa pa

Bab 25

Aura mencibir. "Jangan omong kosong dan tolong jangan sebut-sebut namanya di hadapanku." Dia mengangkat cangkir kopi di depannya, menyesap sedikit, lalu melanjutkan, "Aku butuh untuk urusan lain. Kirimkan saja kontaknya ke aku."Aura tidak menjelaskan secara rinci tujuannya. Bagaimanapun, mereka berasal dari lingkungan sosial yang sama dan Efendi dikenal sebagai orang yang tidak pandai menyimpan rahasia. Sebelum semuanya jelas, Aura tidak ingin menimbulkan kerumitan lainnya.Efendi mengangguk. "Baiklah."Sembari mengusap rambut cepaknya yang rapi, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Kabarnya Daffa dirawat di rumah sakit beberapa hari ini. Kamu benar-benar nggak mau jenguk dia? Apa kamu memang sudah nggak berniat melanjutkan hubungan itu?"Aura menatapnya dingin. "Bukannya aku sudah bilang jangan sebut namanya lagi?"Efendi menghela napas pelan. "Aku hanya merasa semuanya cukup ironis. Dulu kamu yang terus mengejar Daffa dan sekarang malah Daffa yang berusaha mendekatimu. Beberapa unggahan
Magbasa pa

Bab 26

Sekretaris itu melirik ke arah Aura dengan terkejut. Sebelumnya juga ada banyak wanita yang datang ingin bertemu langsung dengan Jose. Namun, tak satu pun dari mereka berhasil. Semuanya selalu dihentikan olehnya di pintu depan.Jangankan menunggu seharian seperti Aura, bahkan sepuluh hari pun belum tentu bisa bertemu. Malah bisa saja langsung diusir oleh petugas keamanan."Bu Aura, Pak Jose mempersilakan Anda masuk."Saat Aura masuk ke dalam ruangan, Jose sedang membungkuk di balik meja kerjanya untuk memeriksa dokumen. Cahaya lampu di atasnya jatuh tepat ke rambut dan bahunya, membuat sosoknya tampak dingin dan asing.Karena ruangan dilapisi karpet tebal, langkah Aura nyaris tak menimbulkan suara. Namun, sebelum dia sempat berbicara, Jose sudah lebih dulu membuka suara tanpa mengangkat kepalanya, "Ada urusan apa cari aku?"Aura tak kuasa mengumpat dalam hati, 'Pria berengsek, sudah tahu masih nanya.'Namun, dia sadar bahwa Jose bukan orang yang bisa dimusuhinya. Oleh karena itu, dia h
Magbasa pa

Bab 27

Dalam urusan seperti ini, Jose memang selalu terkenal dingin dan minim bicara. Hanya dalam waktu singkat, Aura sudah tidak berdaya dan tak sanggup melawan. Akhirnya, dia pun pasrah dan membiarkan semuanya mengalir tanpa perlawanan.Namun pada saat berikutnya, dagunya dicengkeram oleh tangan Jose. Sorot mata Jose tajam dan dingin saat menatap ke arahnya. "Fokus, atau keluar sekarang juga."Aura terdiam.Dalam hati, dia bertanya-tanya mengapa dia bisa berurusan dengan iblis seperti ini? Namun, Aura tetap berusaha bersemangat untuk menghadapinya.Setelah semuanya selesai, Jose bangkit dari tempat tidur. Dia mengenakan handuk yang dililitkan di pinggang, lalu menatap Aura. Mungkin karena pencahayaan ruangan yang redup, Aura tidak bisa membaca dengan jelas ekspresi di wajah pria itu.Namun sebenarnya, dia juga tidak ingin tahu. Dalam hati, dia mulai menghitung hari. Masih ada dua puluh hari lebih. Dia harus bertahan.Saat Jose berbalik hendak menuju kamar mandi, Aura bangkit dan menarik tan
Magbasa pa

Bab 28

Ekspresi Riana langsung berseri-seri dan berkata sambil tertawa, "Putri pamanmu baru pulang dari luar negeri. Kalian berdua ketemuan dulu."Hanya orang bodoh yang tidak mengerti bahwa Riana sedang mendesaknya untuk cepat menikah. Dari balik tirai, Aura hanya bisa menarik napas pelan. Dia tidak menyangka bahwa bahkan pria sehebat Jose pun harus menghadapi tekanan untuk segera menikah.Sungguh ironis ....Jose refleks melirik ke arah tempat Aura bersembunyi, lalu mengerutkan alis. "Ibu, aku bisa atur urusanku sendiri. Ibu nggak usah khawatir."Wajah Riana kembali muram mendengar jawaban itu. "Jose, Ibu melakukan ini juga demi kebaikanmu.""Kaley itu gadis cantik, lulusan doktor luar negeri, dan sopan. Jauh lebih baik dibandingkan wanita-wanita nggak jelas di luar sana. Kalau kamu bisa cepat menikah, Ibu juga bisa tenang dan nggak khawatir lagi."Di balik tirai, Aura yang tadinya santai menonton drama ini, terpaku sejenak.Tunggu .... Apakah dia baru saja disebut sebagai "wanita nggak jel
Magbasa pa

Bab 29

Aura mengatupkan bibirnya dan berkata dengan tenang, "Oh, kamu sembunyi di kolong tempat tidur mereka dan mendengar mereka nggak ada hubungan sama sekali?"Anrez terdiam.Aura memang terkenal dengan ketajaman lidahnya. Hanya saja, meski dia selalu membalas ucapan orang dengan ketus, Aura tidak pernah mengatakan hal sekurang ajar ini sebelumnya. Kali ini, kata-katanya benar-benar membuat Anrez murka.Sebelum pria itu sempat bereaksi, Aura sudah lebih dulu berbalik dan melangkah cepat ke atas. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu kamar dibanting keras.Anrez tertegun sejenak. Begitu tersadar, dia menekan dada dan ekspresinya tampak sangat muram. "Anak durhaka ... benar-benar nggak tahu diuntung!"Ghea buru-buru menopangnya dengan mata berkaca-kaca, "Maaf, Ayah. Aku nggak akan pergi menengok Kak Daffa lagi ke depannya, supaya Kakak nggak salah paham.""Tapi, aku benar-benar nggak melakukan semua itu ...," ucap Ghea dengan air mata berderai.Hati Anrez langsung melunak. Dia menghela na
Magbasa pa

Bab 30

Untuk pertama kalinya Aura memanggilnya dengan nada yang agak lembut. Wajah Anrez yang semula keras pun terlihat sedikit melunak."Makan dulu. Setelah sarapan, ikut Ayah keluar."Aura duduk sambil mengangkat alis, memandangnya dengan penuh selidik. "Mau ke mana?"Anrez mengernyit. "Nanti juga kamu tahu."Aura hanya menanggapi dengan ringan dan tidak banyak bicara lagi. Begitu menoleh, dia melihat Ghea di seberangnya tengah menunduk dengan wajah murung. Senyumnya malah semakin cerah.Namun, belum lama dia menikmati suasana hatinya yang membaik, raut wajah Aura langsung berubah muram kembali."Kenapa Ayah bawa aku ke sini?" Aura melihat rumah sakit di depannya, lalu menoleh menatap Anrez.Di hadapannya adalah rumah sakit tempat Daffa dirawat. Karena takut bertemu dengan Daffa, Aura bahkan tidak datang untuk menjenguk ibu Lulu. Tentu saja, sebenarnya dia bukan takut. Hanya saja merasa sial jika bertemu dengannya.Kini setelah melihat Anrez membawanya ke sini, ekspresinya menjadi gelap.Pa
Magbasa pa
PREV
12345
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status