All Chapters of Semakin Red Flag Semakin Cinta: Chapter 41 - Chapter 50

95 Chapters

Pacarnya Boleh Banyak Tapi Istrinya Hanya Satu

“Ternyata di belakang gue kayak gini kelakuan lo.””Kayak gini gimana?” Lady merasa terganggu oleh kata-kata Rain yang sungguh sangat tidak enak didengar sehingga dia harus menoleh ke arah laki-laki itu.”Kalau tadi gue nggak muncul lo mau ke mana sama dia?” tanya Rain curiga. Sejenak melepaskan pandangan dari jalanan di hadapannya untuk melihat ke arah perempuan di sebelahnya.“Kan mau pulang.””Bohong,” tuding Rain tidak percaya.”Jadi menurutmu mau ke mana?” Lady balas menantang Rain.“Mana gue tahu. Mungkin aja lo check in di hotel.””Astaga, Rain, kamu tega banget nuduh aku kayak gitu.”Sebrengsek-brengseknya Rain namun Lady tidak menduga jika lelaki itu akan tega menudingnya sehina itu.Rain mendengkus. “Jangan sok suci lo. Lupa dulu pernah kerja di mana?”“Jadi pikiran kamu ternyata sepicik itu?””Gue nggak picik. Tapi gue bicara berdasarkan bukti. Kalau tadi gue nggak muncul lo pasti udah kelayapan sama dia.”Lady memilih diam dan berhenti membela diri. Tidak ada gunanya dan h
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Kejutan Besar

“Indonesia panas ya?” keluh perempuan itu sembari menyalakan pendingin udara di kamarnya. Disusul dengan merebahkan badan ke pembaringan yang empuk. Penerbangan panjang lebih dari dua belas jam membuatnya bener-benar lelah tapi happy.Semestinya perempuan itu masih belum akan kembali ke Indonesia. Hanya saja ia ingin memberi kejutan pada kekasihnya yang setengah mati ia rindukan.”Gimana Maldives?” tanya Zee yang baru saja masuk ke kamarnya.”Menyenangkan. Aku jadi males pulang. Aku kepikiran buat diriin resort di sana. Aku pikir prospeknya pasti bagus,” jawab Sydney, perempuan yang baru saja pulang dari Maldives setelah hampir dua minggu berada di sana.”Boleh juga, Papi pasti setuju. Ntar deh aku lobi Papi.”Percakapan antara Zee dan Sydney yang awalnya membahas prospek usaha resort di Maldives, kemudian bergeser. Wajah Zee berubah tegang ketika Sydney mulai menanyakan Rain.”Zee, selama aku pergi kamu pernah ketemu sama Rain?””Ehm, nggak tuh.” Zee berbohong. Di saat yang sama ia m
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Pecah

Dengan panik Sydney merogoh tas mencari ponsel. Satu-satunya yang sangat ingin ia lakukan saat ini adalah menelepon Rain dan meminta penjelasan dari laki-laki itu.”Cepetan jawab telepon aku, Rain!!!” teriak Sydney tidak dapat lagi menahan emosinya.“Mbak, jangan teriak-teriak di sini, nanti tetangga bisa denger, nggak enak.” Dengan kalemnya Lady mengingatkan.“Diam lo!” sergah Sydney, sementara ponsel semakin erat menempel di telinganya.Tidak ingin memperpanjang pertengkaran dan membuat Sydney semakin emosi, Lady membungkam mulut. Namun matanya tidak beranjak dari muka perempuan itu, mengawasinya.”Duh, Rain, kamu ke mana aja sih? Angkat telfonnya please!” Sydney yang kehilangan kesabaran lantaran Rain tidak menjawab panggilannya mondar-mandir di apartemen Rain dengan ponsel tetap menempel di telinga. Kenapa justru di saat begini Rain malah susah dihubungi?“Rain ke mana?” sergahnya pada Lady.Lady tersenyum kalem sembari mengedikkan bahu.“Katanya lo istrinya, kok nggak tahu?”“Say
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Perasaan Bersalah

Rain membawa Sydney pergi dari apartemennya. Tidak tahu ke mana. Tapi yang jelas jauh dari sana.“Han, kamu udah makan? Kita makan dulu ya, aku laper nih.” Rain mengusap perut dengan sebelah tangan untuk menguatkan pernyataannya.”Aku udah kenyang, aku nggak mau makan. Lagian kamu dari tadi kenapa sih ngomongnya muter-muter?””Muter-muter gimana, Han?”“Kamu nggak jawab pertanyaan aku, malah ngelantur ke mana-mana. Aku cuma pengen klarifikasi dari kamu. Yang dibilang cewek halu tadi nggak bener kan? Dia bohong kan? Lagian kenapa dia bisa ada di apartemen kamu? Dia jadi pembantu di sana? Disuruh bunda kamu lagi?”Rain berdeham menjernihkan tenggorokannya yang keruh. Sementara matanya aktif mencari tempat bicara yang tepat dengan Sydney.”Bae, ngomong dong, jangan diam aja!” Sydney yang tidak sabar mengguncang-guncang lengan Rain agar segera bicara. Membuat lelaki itu menepi di pinggir jalan.“Ngapain kita di sini?” tanya Sydney sambil menganalisa situasi di sekitarnya.“Katanya mau ngo
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Kesepakatan Berdua

Sudah larut malam, dan Lady masih betah menunggu di sofa depan televisi. Seharusnya ia bisa masuk ke kamarnya dan langsung tidur. Tapi telepon dari Kanayya beberapa menit yang lalu membuatnya tetap bertahan di sana sampai Rain pulang.Malam ini gara-gara insiden dengan Sydney tadi Lady terpaksa bolos kuliah karena sudah terlambat juga. Lalu Kanayya meneleponnya.“Kamu di mana, Dy?”“Di apartemen, Nda.””Nggak kuliah?””Nggak, Nda, dosennya lagi ada urusan jadi cuma dikasih tugas disuruh kumpulin minggu depan.” Pada bagian ini Lady berbohong karena tidak mungkin mengatakan tentang keributan kecil dengan Sydney tadi.”Rain mana?”“Rain lagi ke luar, Nda.”“Kamu nggak ikut?””Nggak, lagian katanya Rain nggak lama, cuma sebentar.”“Tapi hubungan kalian baik-baik aja kan?””Baik, Nda. Semua lancar, nggak ada masalah.”“Bunda nggak lagi nanya kamu ada masalah lho, Dy.”Lady akhirnya terjebak oleh pernyataannya sendiri.“Eh, maksudku hubunganku dengan Rain baik-baik aja. Tadi Rain ke luar ka
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Suami Rese'

Pagi-pagi sekali saat sedang menyiapkan makanan di ruang belakang Lady mendengar suara bel di depan sana yang membuatnya mengabaikan sejenak aktivitasnya menyediakan menu sarapan pagi untuk Rain.Lady menggegas langkah ke ruang depan dan mendapati Ale sedang berdiri tegak di hadapannya. Tingginya persis sama dengan Rain. Membuat Lady berada tepat di bawah dagu mereka. Pria ini juga tak kurang gagahnya. Jika wajah Rain lebih baby face maka Ale memiliki garis rahang yang tegas.”Pagi, Lady, Rain sudah siap?””Dia mau ke mana? Dia mau pergi ya?” tanya Lady kebingungan karena seingatnya Rain tidak mengatakan apa-apa padanya.“Pagi ini aku dan Rain akan ke Megantara, Rain ada jadwal latihan.””Oh, Rain belum bangun. Emang latihannya jam berapa?”’Ya ampuh tuh bocah!’ Ale memekik geram di dalam hati.”Jam delapan pagi ini.”“Wah, satu jam lagi berarti!” Lady ikut panik mengetahuinya. “Masuk dulu, Le, silakan duduk.” Lady mempersilakan manajer Rain itu setelah sedari tadi mereka berbicara sam
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Buang Isi

Rain mengusap keringat yang meleleh di pelipisnya sambil meneguk air minum dari botol mineral di tangannya. Latihan hari ini sangat melelahkan dan ia lumayan kesulitan membangun konsentrasi. Entah kenapa.“Kamu lagi ada masalah? Nggak biasanya kamu kayak gini,” tegur Kendrick—pelatihnya—bule asal Swedia yang teramat fasih berbahasa Indonesia. “Kalau ada masalah tinggalin dulu di rumah, jangan dibawa ke sini,” sambungnya lagi.“Nggak ada, aku nggak ada masalah apa-apa.” Rain membantah karena menurutnya ia baik-baik saja.”Kalau nggak ada kenapa kamu bisa ngerem mendadak kayak tadi?”“Mungkin karena aku kelamaan libur, jadinya lupa cara pegang setir.”“Ah, ada-ada saja. Besok aku nggak mau terima apa pun alasan kamu. Ingat, Rain, F3 sebentar lagi, kita mesti prepare semua dari sekarang.”Rain menghela napas panjang. “Ya, aku tahu.””Sekarang mau lanjut atau break dulu?””Break aja deh, kayaknya aku lagi kurang vitamin.”Pelatihnya mengangguk sambil menepuk ringan pundaknya. “Pulanglah,
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Move Faster

Mereka tiba di rumah Kanayya setelah dua puluh menit perjalananan. Rentang waktu yang cukup lama untuk berbicara panjang lebar dan bercerita banyak hal.“Kamu pekerjaannya bener-bener cuma mengurus Rain?” tanya Lady tadi.“Iya, kenapa?” Ale menjawab dan mengulas senyum. Pria itu begitu murah senyum. Sebenarnya ia menyimpan sesuatu dari orang-orang dan hanya Rain yang tahu. Tapi biar saja cukup dirinya dan orang-orang terdekatnya yang tahu.”Nggak, cuma nanya aja. Kamu udah lama jadi asisten Rain?””Lumayan, sejak Rain pulang ke Indonesia.”Lady mengangguk-angguk tanda mengerti. Kehabisan bahan untuk bicara apa lagi guna mengisi waktu selama perjalanan mereka.”Gantian nanya, boleh?”“Ya, tanya aja, aku akan jawab selagi aku bisa,” sahut Lady.Ale membuka kacamata hitam yang sejak tadi membingkai wajahnya sekadar menghargai perempuan di sebelahnya. ”Kamu kenapa mau menikah sama Rain?”Lady tersenyum singkat. Ia belum terlalu sering mendengarnya. Justru yang kerap sampai di telinganya a
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

A Little Bit Jealous

“Rain!!!” Sydney berteriak kaget saat tiba-tiba lelaki itu menyingkirkan dari atasnya. Ia hampir saja terjengkang ke belakang. “Kebiasaan kamu, Rain!” makinya kesal lantaran hampir mencapai klimaks namun terhenti tiba-tiba.Rain tidak peduli dan bergerak cepat menyambar ponsel. Menekan answer, menghentikan nada panggilan. Dengan napasnya yang masih terengah lelaki itu pun menyapa.“Halo, Nda.””Kamu habis lari-lari?” Dijawab dari seberang sana.“Nggak, Nda.””Tapi Bunda denger nafas kamu sesak.”“Ah, masa sih? Perasaan Bunda aja kali.” Rain tertawa disusul dengan berdeham untuk menyamarkan irama napasnya.“Bukan perasaan, tapi emang beneran Bunda denger kayak gitu,” sangkal Kanayya membantah. “Emang sekarang kamu lagi di mana? Kenapa tadi nggak angkat telfon dari Lady? Telfon dari Bunda kamu juga lama ngejawabnya.”“Ng, aku—aku lagi di luar, Nda.” Rain gelagapan sambil menggaruk leher belakang kebingungan. Ia sama sekali tidak mengantisipasi kemungkinan itu. Mendingan tadi dimatikanny
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

A Little Bit Jealous (2)

Rain berdeham, mengagetkan Lady dan Ale yang sedang bercengkrama dan asyik mengobrol sejak tadi.“Pulang juga lo, udah selesai urusan?” sindir Ale menyambut kedatangan Rain.Perkataan itu membuat Rain panas. Rasa kesalnya berlipat-lipat. Setelah tadi ditinggal Sydney di tengah jalan, kini ia harus melihat istri dan asistennya sendiri duduk berdua dan terlihat akrab dan sangat dekat. Rain benci mengakui bahwa ia tidak suka melihat kedekatan keduanya.“Bunda yang minta gue pulang, katanya mau ajak makan siang bareng,” jawab Rain lalu ikut duduk bergabung bersama keduanya. Ia kemudian melirik pada Lady yang diam saja. ‘Suami pulang bukannya disapa malah dicuekin’.“Jadi kalo nggak disuruh lo nggak bakal datang?” lanjut Ale lagi.“Jangan dipanjang-panjangin. Jangan semua dijadiin masalah, gue nggak suka.””Gue nggak manjangin, kan cuma nanya,” sahut Ale ringan.“Ck!” Rain berdecak kemudian memandang pada Lady yang masih betah duduk di sana. “Lo kenapa masih di sini? Sana, bantuin Bunda si
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status