All Chapters of Semakin Red Flag Semakin Cinta: Chapter 31 - Chapter 40

95 Chapters

Hatiku Cuma Milik Kamu

Selama puluhan detik tidak ada yang berbicara di antara mereka. Yang terjadi hanyalah aksi saling pandang satu sama lain. Hingga kemudian Rain memberi Sydney perintah. “Han, pake baju kamu.”Sydney tidak mau dan tetap bertahan di tempatnya berdiri. “Cewek nggak jelas ini katanya nyari kamu, kamu kenal sama dia?” Perempuan itu menatap setiap inci muka Rain penuh selidik.“Nanti aku akan jelasin sama kamu, sekarang pake baju dulu!” perintah Rain dengan lebih tegas.Dengan berat hati Sydney melangkahkan kakinya kembali ke kamar diiringi dengan tatapan mata Rain yang terus mengawasi punggungnya. Setelah yakin perempuan itu benar-benar telah lenyap dari pandangan, tatapan mata Rain pindah ke arah Lady yang sejak tadi berdiri kaku dengan muka pias di hadapannya. Rain tidak tahu lagi bagaimana caranya mengungkapkan betapa geramnya ia pada perempuan itu. “Lo mau apa ke sini?” Suara Rain terdengar bergetar menahan kemarahan yang dengan susah payah ia tahan.“Aku cuma mau bilang kalau nanti so
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Reaksi Denial Keluarga Rain

Gaun itu melekat dengan sangat indah di tubuhnya yang ramping. Warnanya putih dan bersih. Berpotongan lurus dan tertutup. Jauh berbeda dengan kebanyakan gaun pengantin lain yang terbuka dan melebar di bagian bawah.“Cantik banget kamu, Dy.” Tahu-tahu Kanayya sudah berdiri di belakangnya begitu Lady sedang mematut diri di depan cermin besar seukuran orang dewasa.Lady tersenyum canggung. Merasa pangling pada dirinya sendiri. Gaun pengantin mahal ini membuatnya merasa luar biasa. Dari tadi tak habis-habis pujian yang ia lontarkan mengagumi tiap detail yang ditawarkan gaun itu di dalam hatinya.“Dok, gaun ini berapa harganya?” Lady pikir pastilah harganya tidak murah.“Kamu jangan mikirin masalah harga, Dy. Yang penting gaun itu cocok untuk kamu dan kamu pun suka,” kata Kanayya meredam keresahan Lady. “Kamu nggak usah pikirin yang nggak ada gunanya dipikirin. Kamu fokus saja menghadapi hari pernikahan kamu ya,” lembut suara Kanayya menasihati.Lady kembali memandang kaca. Sementara di b
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Usaha Menggagalkan Pernikahan

“Apa nggak ada cara lain, Pi? Aku kok ya nggak rela cucuku menikah sama perempuan low quality kayak gitu,” omel Jenny gelisah. Sudah sejak tadi perempuan itu bolak-balik dan berjalan mondar-mandir seperti cacing kepanasan.”Aku juga nggak rela, tapi mau gimana lagi,” ucap Alex pasrah.“Nggak bisa gitu dong, Pi. Rain itu cucu kita satu-satunya dari anak kita yang juga satu-satunya. Kalau Denis bisa dapetin Kanayya yang hiqh quality, kenapa Rain nggak bisa? Aku nggak nyangka ternyata standar Rain bakal anjlok kayak gitu.””Ya mau gimana lagi, itu kan maunya Kanayya.””Ck! Aku nggak ngerti sama menantu kamu itu. Bisa-bisanya melakukan tindakan bodoh kayak gitu. Dia pikir cucu kita udah nggak laku apa?” Suara Jenny meninggi.Alex bangkit dari duduk dan mengusap pundak istrinya. ”Tenang, Mi, sabar dulu. Ingat, Mi, kita ini sudah tua. Papi nggak mau hipertensi Mami kambuh lagi.” “Aku nggak bisa tenang kalau kayak gini. Aku nggak mau generasi penerusku dari perempuan sembarangan. Pokoknya p
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Sah

Hari yang dinanti-nanti itu akhirnya pun tiba. Hari pernikahan Rain dan Lady. Acara tersebut hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat lantaran dilaksanakan begitu privat. Hanya saja dari keluarga Kanayya tidak dihadiri oleh kakek dan neneknya Rain. Alex dan Jenny enggan hadir karena mereka jelas tidak menyetujui pernikahan tersebut. Sedangkan Rasya dan Kiran yang awalnya ingin pulang, Kanayya larang. Kasihan mereka yang sudah berumur harus bolak-balik. Nanti aku kirimi Mama dan Papa foto dan videonya, janji Kanayya sehari sebelum acara dilangsungkan. Syukurlah Rasya dan Kiran mau mengerti dan tidak memaksa untuk pulang.Lady yang hari itu tampak jelita dalam balutan gaun pengantinnya memandang ke depan. Tepat pada laki-laki yang menjadi wali nikahnya dan saat ini sedang berjabat tangan dengan Rain. Seluruh dari sedikit orang yang hadir di sana menegang ketika pembacaan prosesi pernikahan pun dimulai.”Namaku Rain bin Denis Gentala King, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Lady Qu
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Hari Pertama Menjadi Istri

Melangkah dengan teramat pelan, Lady menuju pintu depan. Membukanya kembali dan melongokkan kepala keluar. Rain sudah menghilang dalam sekejap mata, meninggalkan aroma parfumnya yang maskulin. Lady menghela napas panjang. Mencoba membangun kesabaran yang juga panjang, dimulai tepat hari ini. Ralat. Bukan hari ini. Tapi Lady sudah belajar bersabar sejak pertama kali mengenal Rain, jauh sebelum dirinya dan laki-laki itu menikah.Setelah yakin pintu terkunci dengan benar, Lady menarik langkahnya ke arah dalam. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu kamar Rain. Sejena ia ragu tentang apa yang akan dilakukannya. Apa tidak masalah jika ia masuk ke kamar laki-laki itu? Apa lelaki itu akan marah dan ngamuk lagi padanya nanti jika tahu?Pelan-pelan tangan Lady terulur untuk memutar knop. Begitu pintu terbuka Lady dihadapkan pada pemandangan kamar Rain yang berantakan. Ranjang besar yang tidak pernah rapi itu kusut masai. Selimut yang tidak dilipat terjuntai ke lantai. Begitu pun beberepa pak
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Menyebut Namamu Tanpa Henti

Oooh I love that dressBut you won't need it anymoreNo you won't need it no moreLet's just kiss 'til we're naked, baby…Lantunan remix suara Bruno Mars mengiringi tarian erotis yang dipertontonkan malam itu di Romantic.Rain adalah satu dari sekian banyak orang yang menikmatinya. Kepalanya ikut bergoyang sedang di tangannya menggenggam gelas minuman yang sejak tadi ditenggaknya.“Gila lo, malam pertama harusnya lo tuh di kamar lagi bikin anak, bukannya di sini,” komentar Gavy, teman minumnya malam itu.”Anak? Apa tuh anak? Hahaha…” Rain tertawa lepas. Aroma alkohol yang kuat menguar dengan jelas dari mulutnya.“Lha, dia mabok,” gumam Gavy menyadari Rain yang sudah hangover. “Rain, lo jangan mabok di sini, jangan nyusahin gue.” Gavy melirik kanan kiri mencari-cari orang yang sekiranya mereka kenal. Tapi tidak ada siapa-siapa. “Sialan, ntar gue lagi yang anter lo balik,” umpatnya jengkel.Rain yang sudah teler menjatuhkan kepalanya ke sandaran tempat duduknya. Pria itu lantas mulai me
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Menjadi Orang Ketiga

"Han… Hany… Hany…” Suara itu terdengar lagi, membuat Lady betul-betul menghentikan langkahnya.Dengan hati-hati perempuan itu berjalan mendekat, kembali menghampiri ranjang. Duduk di pinggirnya, Lady bisa mendengar dengan lebih jelas ucapan Rain yang kini sampai ke gendang telinganya.“Han… Hany… aku kangen, kamu kapan pulang?” Ucapan itu begitu nyata dan kentara yang membuat Lady jadi tahu sekarang betapa Rain betul-betul merindukan kekasihnya.”Kamu kangen dia ya? Emang dia ke mana?” Lady memberanikan diri bertanya.Tidak ada sahutan apa-apa. Lady tidak pernah tahu apa jawabannya karena Rain kembali tertidur.Tangan Lady sudah bergerak untuk membelai kepala Rain. Namun urung terjadi dan hanya menggantung di udara. Ia tarik kembali tangannya, khawatir jika tiba-tiba saja Rain terbangun dan berpikiran macam-macam padanya.Setelah berpikir cukup lama, Lady memutuskan untuk meninggalkan kamar Rain dan membiarkan lelaki itu tidur sendiri. Biarlah. Paling kalau dia bangun dan butuh apa-ap
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Titah Sang Raja

Setelah menyesap tehnya sampai habis, Lady meninggalkan ruang makan dan masuk ke kamarnya untuk mengambil tas. Kamarnya bersisian dengan kamar Rain. Maka apa pun aktivitas laki-laki itu akan terdengar dari sana.Keluar dari kamar dengan tas tersampir di bahu, Lady melangkah pelan. Merasa penasaran tentang suara benda pecah tadi, ia berbalik memutar tubuhnya dan berhenti tepat di depan kamar Rain.“Rain!” Tangannya mengetuk pintu kamar yang tertutup.Tanpa Lady duga ia tidak perlu memanggil dua kali karena Rain segera membuka pintu.”Rain, tadi aku denger ada suara benda pecah. Ada yang pecah ya?” tanyanya hati-hati, khawatir jika laki-laki itu akan meledak lagi.”Lo beresin itu sekarang,” tunjuk Rain ke arah dalam dengan nada datar.Lady melongokkan kepala dan melihat pecahan kaca di lantai. Begitu tatapan ia alihkan ke nakas Lady tidak melihat piring berisi roti dan gelas air kelapa yang tadi. Fix, pecahan kaca di lantai berasal dari piring serta gelas yang tadi utuh di nakas.”Kok m
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Ngambek

”Rain, sorry, aku nggak bisa pulang, aku kan lagi kerja. Tolong kamu beli aja dulu ya. Atau biar aku yang pesenin, gimana?”“Kan udah gue bilang nggak mau. Maunya lo yang masak, ngerti nggak sih?”“Aku ngerti, ngerti banget malah, tapi kamu harus ngerti aku juga dong.””Lad, lo lupa kalau lo seorang istri? Lo lupa kalau nyokap minta lo buat ngurus gue dengan baik?”“Aku inget dan nggak akan pernah lupa. Tapi kamu juga harus ngertiin aku, Rain.””Oh, jadi gitu? Ya udah, gue tinggal bilang sama nyokap kalau lo nggak melayani gue dengan baik. Bahkan tugas yang paling dasar juga nggak lo lakuin.”“Nggak perlu sampai melibatkan Bunda segala, aku pulang sekarang.”Klik. Lady tidak tahu kalau saat ini Rain sedang tersenyum puas. Lelaki itu baru saja berpikir bagaimana cara agar Lady tidak betah dengannya dan syukur-syukur minta cerai. Kalau sudah cerai nanti hidupnya akan bebas seperti dulu. Ia tidak perlu lagi merasa bersalah pada Kanayya. Toh, ia sudah mencoba dan jangan salahkan dirinya
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Aku Yang Berkuasa

Di dalam kamarnya Lady bersandar di belakang pintu. Ia mendengar dengan jelas semua kata-kata Rain, termasuk nada kekesalan dari suara laki-laki itu. Lady membiarkan saja. Tidak peduli Rain mencak-mencak di luar sana.Lady lebih memilih membaringkan badannya di kasur. Waktunya hanya sedikit karena sebentar lagi harus berangkat kuliah. Melelahkan, pikirnya. Tapi demi masa depan ia harus mengabaikan semua rasa itu. Toh selama ini hari-harinya jauh lebih melelahkan.Hanya sepuluh menit saja waktu yang dibutuhkan Lady untuk beristirahat karena setelahnya ia harus pergi.“Mau ke mana lagi lo?” tanya Rain begitu Lady keluar dari kamar dan bersiap-siap untuk berangkat.“Kuliah.” Lady menyahut singkat. Tidak ingin bertanya apa, kenapa dan bagaimana mengenai kejadian tadi siang.“Kapan sih lo wisudanya? Perasaan dari dulu lo kuliah mulu.”Lady mengernyit keheranan dan menatap pria di hadapannya lebih lekat. “Perasaan? Kamu ngomongnya kayak yang udah kenal lama sama aku dan tahu aku banget. La
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status