Beranda / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Reaksi Denial Keluarga Rain

Share

Reaksi Denial Keluarga Rain

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 08:07:34

Gaun itu melekat dengan sangat indah di tubuhnya yang ramping. Warnanya putih dan bersih. Berpotongan lurus dan tertutup. Jauh berbeda dengan kebanyakan gaun pengantin lain yang terbuka dan melebar di bagian bawah.

“Cantik banget kamu, Dy.” Tahu-tahu Kanayya sudah berdiri di belakangnya begitu Lady sedang mematut diri di depan cermin besar seukuran orang dewasa.

Lady tersenyum canggung. Merasa pangling pada dirinya sendiri. Gaun pengantin mahal ini membuatnya merasa luar biasa. Dari tadi tak habis-habis pujian yang ia lontarkan mengagumi tiap detail yang ditawarkan gaun itu di dalam hatinya.

“Dok, gaun ini berapa harganya?” Lady pikir pastilah harganya tidak murah.

“Kamu jangan mikirin masalah harga, Dy. Yang penting gaun itu cocok untuk kamu dan kamu pun suka,” kata Kanayya meredam keresahan Lady. “Kamu nggak usah pikirin yang nggak ada gunanya dipikirin. Kamu fokus saja menghadapi hari pernikahan kamu ya,” lembut suara Kanayya menasihati.

Lady kembali memandang kaca. Sementara di b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Usaha Menggagalkan Pernikahan

    “Apa nggak ada cara lain, Pi? Aku kok ya nggak rela cucuku menikah sama perempuan low quality kayak gitu,” omel Jenny gelisah. Sudah sejak tadi perempuan itu bolak-balik dan berjalan mondar-mandir seperti cacing kepanasan.”Aku juga nggak rela, tapi mau gimana lagi,” ucap Alex pasrah.“Nggak bisa gitu dong, Pi. Rain itu cucu kita satu-satunya dari anak kita yang juga satu-satunya. Kalau Denis bisa dapetin Kanayya yang hiqh quality, kenapa Rain nggak bisa? Aku nggak nyangka ternyata standar Rain bakal anjlok kayak gitu.””Ya mau gimana lagi, itu kan maunya Kanayya.””Ck! Aku nggak ngerti sama menantu kamu itu. Bisa-bisanya melakukan tindakan bodoh kayak gitu. Dia pikir cucu kita udah nggak laku apa?” Suara Jenny meninggi.Alex bangkit dari duduk dan mengusap pundak istrinya. ”Tenang, Mi, sabar dulu. Ingat, Mi, kita ini sudah tua. Papi nggak mau hipertensi Mami kambuh lagi.” “Aku nggak bisa tenang kalau kayak gini. Aku nggak mau generasi penerusku dari perempuan sembarangan. Pokoknya p

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Sah

    Hari yang dinanti-nanti itu akhirnya pun tiba. Hari pernikahan Rain dan Lady. Acara tersebut hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat lantaran dilaksanakan begitu privat. Hanya saja dari keluarga Kanayya tidak dihadiri oleh kakek dan neneknya Rain. Alex dan Jenny enggan hadir karena mereka jelas tidak menyetujui pernikahan tersebut. Sedangkan Rasya dan Kiran yang awalnya ingin pulang, Kanayya larang. Kasihan mereka yang sudah berumur harus bolak-balik. Nanti aku kirimi Mama dan Papa foto dan videonya, janji Kanayya sehari sebelum acara dilangsungkan. Syukurlah Rasya dan Kiran mau mengerti dan tidak memaksa untuk pulang.Lady yang hari itu tampak jelita dalam balutan gaun pengantinnya memandang ke depan. Tepat pada laki-laki yang menjadi wali nikahnya dan saat ini sedang berjabat tangan dengan Rain. Seluruh dari sedikit orang yang hadir di sana menegang ketika pembacaan prosesi pernikahan pun dimulai.”Namaku Rain bin Denis Gentala King, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Lady Qu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Hari Pertama Menjadi Istri

    Melangkah dengan teramat pelan, Lady menuju pintu depan. Membukanya kembali dan melongokkan kepala keluar. Rain sudah menghilang dalam sekejap mata, meninggalkan aroma parfumnya yang maskulin. Lady menghela napas panjang. Mencoba membangun kesabaran yang juga panjang, dimulai tepat hari ini. Ralat. Bukan hari ini. Tapi Lady sudah belajar bersabar sejak pertama kali mengenal Rain, jauh sebelum dirinya dan laki-laki itu menikah.Setelah yakin pintu terkunci dengan benar, Lady menarik langkahnya ke arah dalam. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu kamar Rain. Sejena ia ragu tentang apa yang akan dilakukannya. Apa tidak masalah jika ia masuk ke kamar laki-laki itu? Apa lelaki itu akan marah dan ngamuk lagi padanya nanti jika tahu?Pelan-pelan tangan Lady terulur untuk memutar knop. Begitu pintu terbuka Lady dihadapkan pada pemandangan kamar Rain yang berantakan. Ranjang besar yang tidak pernah rapi itu kusut masai. Selimut yang tidak dilipat terjuntai ke lantai. Begitu pun beberepa pak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Menyebut Namamu Tanpa Henti

    Oooh I love that dressBut you won't need it anymoreNo you won't need it no moreLet's just kiss 'til we're naked, baby…Lantunan remix suara Bruno Mars mengiringi tarian erotis yang dipertontonkan malam itu di Romantic.Rain adalah satu dari sekian banyak orang yang menikmatinya. Kepalanya ikut bergoyang sedang di tangannya menggenggam gelas minuman yang sejak tadi ditenggaknya.“Gila lo, malam pertama harusnya lo tuh di kamar lagi bikin anak, bukannya di sini,” komentar Gavy, teman minumnya malam itu.”Anak? Apa tuh anak? Hahaha…” Rain tertawa lepas. Aroma alkohol yang kuat menguar dengan jelas dari mulutnya.“Lha, dia mabok,” gumam Gavy menyadari Rain yang sudah hangover. “Rain, lo jangan mabok di sini, jangan nyusahin gue.” Gavy melirik kanan kiri mencari-cari orang yang sekiranya mereka kenal. Tapi tidak ada siapa-siapa. “Sialan, ntar gue lagi yang anter lo balik,” umpatnya jengkel.Rain yang sudah teler menjatuhkan kepalanya ke sandaran tempat duduknya. Pria itu lantas mulai me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Menjadi Orang Ketiga

    "Han… Hany… Hany…” Suara itu terdengar lagi, membuat Lady betul-betul menghentikan langkahnya.Dengan hati-hati perempuan itu berjalan mendekat, kembali menghampiri ranjang. Duduk di pinggirnya, Lady bisa mendengar dengan lebih jelas ucapan Rain yang kini sampai ke gendang telinganya.“Han… Hany… aku kangen, kamu kapan pulang?” Ucapan itu begitu nyata dan kentara yang membuat Lady jadi tahu sekarang betapa Rain betul-betul merindukan kekasihnya.”Kamu kangen dia ya? Emang dia ke mana?” Lady memberanikan diri bertanya.Tidak ada sahutan apa-apa. Lady tidak pernah tahu apa jawabannya karena Rain kembali tertidur.Tangan Lady sudah bergerak untuk membelai kepala Rain. Namun urung terjadi dan hanya menggantung di udara. Ia tarik kembali tangannya, khawatir jika tiba-tiba saja Rain terbangun dan berpikiran macam-macam padanya.Setelah berpikir cukup lama, Lady memutuskan untuk meninggalkan kamar Rain dan membiarkan lelaki itu tidur sendiri. Biarlah. Paling kalau dia bangun dan butuh apa-ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Titah Sang Raja

    Setelah menyesap tehnya sampai habis, Lady meninggalkan ruang makan dan masuk ke kamarnya untuk mengambil tas. Kamarnya bersisian dengan kamar Rain. Maka apa pun aktivitas laki-laki itu akan terdengar dari sana.Keluar dari kamar dengan tas tersampir di bahu, Lady melangkah pelan. Merasa penasaran tentang suara benda pecah tadi, ia berbalik memutar tubuhnya dan berhenti tepat di depan kamar Rain.“Rain!” Tangannya mengetuk pintu kamar yang tertutup.Tanpa Lady duga ia tidak perlu memanggil dua kali karena Rain segera membuka pintu.”Rain, tadi aku denger ada suara benda pecah. Ada yang pecah ya?” tanyanya hati-hati, khawatir jika laki-laki itu akan meledak lagi.”Lo beresin itu sekarang,” tunjuk Rain ke arah dalam dengan nada datar.Lady melongokkan kepala dan melihat pecahan kaca di lantai. Begitu tatapan ia alihkan ke nakas Lady tidak melihat piring berisi roti dan gelas air kelapa yang tadi. Fix, pecahan kaca di lantai berasal dari piring serta gelas yang tadi utuh di nakas.”Kok m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Ngambek

    ”Rain, sorry, aku nggak bisa pulang, aku kan lagi kerja. Tolong kamu beli aja dulu ya. Atau biar aku yang pesenin, gimana?”“Kan udah gue bilang nggak mau. Maunya lo yang masak, ngerti nggak sih?”“Aku ngerti, ngerti banget malah, tapi kamu harus ngerti aku juga dong.””Lad, lo lupa kalau lo seorang istri? Lo lupa kalau nyokap minta lo buat ngurus gue dengan baik?”“Aku inget dan nggak akan pernah lupa. Tapi kamu juga harus ngertiin aku, Rain.””Oh, jadi gitu? Ya udah, gue tinggal bilang sama nyokap kalau lo nggak melayani gue dengan baik. Bahkan tugas yang paling dasar juga nggak lo lakuin.”“Nggak perlu sampai melibatkan Bunda segala, aku pulang sekarang.”Klik. Lady tidak tahu kalau saat ini Rain sedang tersenyum puas. Lelaki itu baru saja berpikir bagaimana cara agar Lady tidak betah dengannya dan syukur-syukur minta cerai. Kalau sudah cerai nanti hidupnya akan bebas seperti dulu. Ia tidak perlu lagi merasa bersalah pada Kanayya. Toh, ia sudah mencoba dan jangan salahkan dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Yang Berkuasa

    Di dalam kamarnya Lady bersandar di belakang pintu. Ia mendengar dengan jelas semua kata-kata Rain, termasuk nada kekesalan dari suara laki-laki itu. Lady membiarkan saja. Tidak peduli Rain mencak-mencak di luar sana.Lady lebih memilih membaringkan badannya di kasur. Waktunya hanya sedikit karena sebentar lagi harus berangkat kuliah. Melelahkan, pikirnya. Tapi demi masa depan ia harus mengabaikan semua rasa itu. Toh selama ini hari-harinya jauh lebih melelahkan.Hanya sepuluh menit saja waktu yang dibutuhkan Lady untuk beristirahat karena setelahnya ia harus pergi.“Mau ke mana lagi lo?” tanya Rain begitu Lady keluar dari kamar dan bersiap-siap untuk berangkat.“Kuliah.” Lady menyahut singkat. Tidak ingin bertanya apa, kenapa dan bagaimana mengenai kejadian tadi siang.“Kapan sih lo wisudanya? Perasaan dari dulu lo kuliah mulu.”Lady mengernyit keheranan dan menatap pria di hadapannya lebih lekat. “Perasaan? Kamu ngomongnya kayak yang udah kenal lama sama aku dan tahu aku banget. La

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Nggak Mau Anakku Dibikin Di Tempat Orang Buang Kotoran

    “Nyet, sekalian lo pesenin untuk Lalad ya,” ujar Rain pada Ale.Ale lantas bertanya pada Lady. “Kalau kamu mau minum apa, Dy?” Lady melirik gelas Zee dan Alana yang berisi cola sebelum memberi jawaban. “Samain kayak Zee dan Alana aja deh,” putusnya.”Oke.”Sejak kehadirannya bergabung bersama mereka, Lady melihat Alana dan Zee tidak banyak bicara. Alana yang biasanya ceria saat ini tampak murung. Hmm, dia kenapa ya?Tidak ingin mencampuri urusan keduanya, Lady tidak bertanya apa-apa. Ia memindahkan perhatiannya pada Rain di sebelahnya.”Rain, nanti minumnya jangan terlalu banyak. Inget, kita lagi tinggal di rumah Bunda, bukan apartemen,” ucap Lady. Khawatir kalau sampai Rain mabuk berat.“Iya, iya, bawel…,” jawab Rain yang untuk kesekian kali mengecup puncak kepala sang istri. “Lagian Bunda nggak bakal tahu, Bunda kan udah tidur,” sambungnya lagi.Rain kemudin beralih pada Alana yang tidak menimpalinya seperti biasa. “Tante kenapa? Aku perhatiin dari tadi cemberut kayak orang lagi sa

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Saling Menggoda

    Rain dan Lady duduk anteng di belakang, sedangkan Ale menyetir gelisah di belakang kemudi. To be honest, Ale merasa kurang nyaman dengan kehadiran Alana di sebelahnya. Tadinya ia ingin meminta agar Rain saja yang duduk di depan bersamanya. Sayangnya sang sahabat sudah berkata duluan dan meminta agar tantenya saja yang duduk di depan.Berada sedekat ini dengan Ale sudah cukup menggetarkan hati Alana. Kebahagiaannya memang sereceh itu. Ale mungkin tidak tahu seberapa besar perasaan Alana padanya.Alana mengenal Ale dari Zee. Kala itu sahabatnya tersebut mengatakan padanya bahwa Ale adalah putra mahkota kerajaan sebelah. Sejak awal melihat laki-laki itu Alana sudah tertarik. Ale yang cuek, cool dan menyimpan banyak misteri membuatnya penasaran. Saat mengetahui bahwa Ale menjadi asisten pribadi Rain, Alana pikir ia selangkah lebih dekat dengan Ale. Nyatanya Alana salah. Mendekati lelaki itu ternyata tidaklah semudah yang ia bayangkan.Di jok belakang Rain dan Lady sedang bermesraan. Kedua

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Triple Date

    “Duh, capek banget.” Rain menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang kaku. Penerbangan panjang yang baru saja dijalaninya membuat tubuhnya lelah. Hal yang paling diinginkannya saat ini hanyalah beristirahat melepas penat.Rain meminta Lady yang baru saja masuk ke kamar agar mendekat padanya. “Lad, pijitin dong, aku capek banget.”Lady mengabaikan kondisi tubuhnya sendiri dan memenuhi apa yang diinginkan Rain. Tangannya memijit bagian tubuh lelaki itu. Mulai dari pundak, punggung hingga betisnya.“Enak banget pijitan kamu, Lad, bikin nagih.” Rain bergumam pelan di sela-sela kantuk yang mulai mendatanginya.Lady tersenyum tipis. “Dasar modus.””Lad, aku tidur ya, nggak apa-apa kan? Udah ngantuk nih.”“Tumben pake minta izin.”“Ntar kamunya marah kalau aku tinggal tidur.”“Ngapain juga aku marah? Orang ngantuk kok dilarang tidur.”“Sini, aku maunya tidur ditemenin sama kamu.””Katanya mau dipijit.””Pijitnya sambil rebahan bareng aku.” Rain merengkuh Lady hingga jatuh berbaring di sebelah

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Bikin Anak Nggak Kayak Bikin Kue Putu

    “Welcome home…”Lady berbisik sendiri begitu pesawat yang ditumpanginya baru saja berada di bawah langit Jakarta. Tiga hari mungkin terlalu singkat untuk menjelajah seisi Amsterdam. Tapi apa yang dialaminya selama lebih kurang sepuluh hari ini di sebagian wilayah eropa memberi kesan yang mendalam.Pemberitahuan yang mengudara di seantero pesawat agar para penumpang bersiap-siap dan memasang sabuk pengaman menandakan bahwa sesaat lagi mereka akan mendarat.Alana sudah standby di terminal kedatangan penerbangan internasional. Sudah sejak tadi ia menanti kedatangan ponakan dan istrinya.Terasa ada yang berbeda kali ini. Jika biasanya Ale yang mengantar dan menjemput ke mana-mana, maka kali ini tidak. Rain merasakan ada yang kurang tanpa Ale.“Cieee… yang baru pulang honeymoon.” Ledekan Alana menyambut kedatangan Rain dan Lady. “Mana cucu aku?”Rain terkekeh. “Dipikir bikin anak kayak bikin kue putu apa? Habis cetak langsung mateng.”Alana juga tertawa menimpali kekehan Rain. Ia kemudian

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Love Is In The Air

    Hari pertama setelah tiba di Amsterdam Rain dan Lady mengisi waktu dengan mengelilingi kota itu.Mereka menggunakan sepeda menyusuri jalan-jalan di Amsterdam yang tidak begitu lebar. Bangunan yang mereka lihat di kanan dan kiri jalan masih mempertahankan bentuk aslinya. Terlihat klasik dan bernilai seni tinggi.Kehadiran kanal merupakan hal lain yang mereka saksikan di sana. Meskipun airnya tidak terlalu jernih namun perahu yang berlalu lalang merupakan daya tarik tersendiri yang membuat mata betah memandang.Saat ini sudah memasuki musim semi di Amsterdam. Udara yang baru saja menghangat di sana membuat banyak orang menghabiskan waktu di pinggir kanal. Mereka membaca buku sambil menikmati secangkir kopi dan bercengkrama dengan sesama. Ada juga yang datang ke sana hanya untuk berjemur sambil merenung.Bersepeda di Amsterdam bukan lagi hal yang luar biasa dan membuat tercengang. Bahkan area pedestrian di sana lebih mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat.Rain dan Lady menep

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Laugh With Many, Don't Trust Any

    Rain dan Lady duduk di ruang tamu menanti sang empunya rumah. Semestinya Rain bisa langsung menerobos ke dalam karena rumah tersebut adalah rumah kakek neneknya sendiri. Namun Rain masih menjunjung tata krama dengan memilih menunggu di ruang tamu.Selagi menanti, Lady mulai menebak-nebak seperti apa penampakan orang yang akan mereka temui. Debaran jantungnya kian mengencang. Perasaan cemas tidak bisa diterima dengan baik kembali menghantuinya meskipun Rain sudah meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.Tak lama kemudian sepasang suami istri yang tidak lagi muda muncul dari arah dalam. Wajah keduanya begitu semringah begitu melihat langsung sosok yang mereka rindukan kini berada tepat di depan mata mereka.Rain dan Lady sama-sama berdiri.“Rain…”“Papa…”Rain dan Rasya saling berpelukan melepas rindu yang selama ini tertahan. Selama hitungan menit keduanya saling mendekap.Ingat pada istrinya yang juga sangat merindukan sang cucu, Rasya mengurai pelukan dari Rain dan memberi kesempa

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Curhat Sama Ale

    Lady diam saja saat Rain terus menceramahinya. Justru sekarang pikirannya hanya tertuju pada seseorang yang jauh berada di benua sana. Lady sudah tidak sabar ingin menceritakan pada Ale mengenai pertemuannya dengan perempuan gipsi tadi. Lady yakin, hanya Ale yang akan memahaminya mengenai pergipsian ini. Sedangkan Rain sudah antipati duluan. Rain bukan pendengar yang baik untuk hal ini.“Kenapa diam aja?” tanya Rain yang baru menyadari jika Lady bungkam sejak tadi dan tidak merespon apa pun yang ia katakan.“Kan aku lagi dengerin kamu ngomong,” balas Lady.“Emang orang tadi bilang apa aja sih sama kamu?” Meskipun tidak pernah memercayai hal semacam itu namun Rain merasa penasaran juga dan tidak tahan untuk tidak bertanya.Lady ingin berterus terang, tapi merasa ragu. Ia khawatir akan penilaian negatif Rain nanti. Alhasil ia pun mendustai suaminya.”Dia cuma nanya nama aku.”“Terus?””Dia nanya aku berasal dari mana.”“Next?”Lady terdiam untuk sesaat. Apa ya tanggapan Rain jika tahu r

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Meet The Real Gypsy

    lLady terkikik geli ketika Rain menceritakan padanya mengenai obrolan dengan orang tua Reza. Siapa pun yang tidak mengenal pria itu pasti tidak akan menyangka kalau Reza mengalami gangguan jiwa. Secara kasat mata Reza tampak gagah, sehat, segar bugar dan baik-baik saja.”Bangke emang, bisa-bisanya gue dikerjain orang sakit,” rutuk Rain antara geli serta jengkel.Tawa Lady bertambah keras. Geli melihat Rain saat ini. “Pantes aja dia lebay banget ke aku. Gombalan-gombalannya bikin aku eneg, untung aja aku nggak muntah di depan dia.”Rain menimpali tawa Lady. “Emang dia bilang apa ke kamu?” tanyanya ingin tahu.”Dia bilang aku cantik, mandiri, aku perempuan istimewa, pokoknya ya gitu deh. Kamu ngeliat nggak kemarin waktu di restoran banyak banget makanan di atas meja aku? Itu semua dia yang suruh. Padahal jatah sarapan aku udah habis. Tapi emang enak-enak sih makanannya.”“Aku nggak lihat.”“Gimana mau lihat, kamu-nya udah keburu emosi. Nggak tahu aja dia yang dicemburui orang sakit. Hah

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kejutan Mengejutkan

    Matahari sudah tenggelam sempurna ketika Rain dan Lady tiba di hotel. Syukurlah mereka tidak bertemu dengan Reza. Cowok gesrek dengan mulut tanpa filter yang super duper menyebalkan.Setibanya di kamar keduanya sama-sama merebahkan tubuh ke pembaringan. Hari ini terasa sangat melelahkan ketimbang hari-hari sebelumnya.“Gimana? Ada berasa sakit?” tanya Rain ingin tahu keadaan Lady setelah merajah tato tadi.Lady menggelengkan kepala. “Udah enggak.” Tadi saat dirajah ia hanya merasakan sedikit rasa perih. Jika setelahnya mereka mengalami efek samping seperti alergi, gatal-gatal atau pun ruam pada kulit, mereka diharuskan untuk datang kembali.Tangan Rain lantas terulur mengusap-usap kepala Lady yang berbaring miring menghadap padanya. Keduanya tidak habis pikir pada apa yang mereka lakukan berdua.“Lad, udah yuk rebahannya. Kita check out sekarang,” cetus Rain tiba-tiba ketika ingat rencananya tadi untuk check out sorenya. Bahkan sekarang hari sudah malam.“Duh, Rain, aku capek banget,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status