All Chapters of Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO: Chapter 31 - Chapter 40

62 Chapters

Bertemu Pria Aneh

Broom!Ngenggg ....Suara deru mesin mobil yang sudah dimodifikasi terdengar begitu menarik perhatian semua orang yang sedang menunggu di halte bus pagi itu, tidak terkecuali Patra. Patra menoleh ke arah sumber suara dan ia bisa melihat sebuah mobil mewah berwarna biru metali yang terlihat sangat keren melintas di jalanan. Untuk sesaat, Patra pun terpana melihatnya sampai ia tersenyum tipis membayangkan scene dalam drama-drama di mana ada mobil keren dengan pria keren juga di dalamnya.Sang pria akan menghentikan mobilnya di depan Patra lalu pria itu keluar sambil membuka kacamata hitamnya dan tersenyum pada Patra. Tanpa disadari Patra pun terkikik sendiri. Walaupun ia sudah melalui kehidupan yang begitu kelam, tapi tetap saja ia hanya seorang wanita muda yang terkadang baper saat menonton drama, apalagi saat perasaan hatinya sedang sangat baik pagi ini. "Astaga, Patra! Kau sudah tahu sendiri kalau hidup ini tidak seindah drama kan? Walaupun ya, terkadang halu itu perlu juga agar
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more

Terpesona Pada Pandangan Pertama

"Dasar pria aneh! Sebenarnya dia itu pria atau bukan? Sama sekali tidak gentle! Aku ini seorang wanita, bisa-bisanya dia memintaku mendorong mobilnya!" Patra terus mengomel saat akhirnya ia terpaksa mendorong mobil bersama pria aneh itu. Dengan sangat terpaksa juga, Patra meminjamkan ponselnya dan pria itu langsung menelepon beberapa orang. Baiklah, anggap saja Patra memang orang baik, terkadang walaupun ia keberatan, ia akan tetap menyanggupi sesuatu hanya karena tidak mau mengecewakan orang lain dan jujur saja Patra membenci sifatnya itu. Tapi untung saja pria yang ditolongnya kali ini adalah benar-benar pria baik yang tidak mempunyai modus apa pun. Bahkan orang bengkel begitu cepat datang membawa mobilnya pergi dan orang lain yang terlihat seperti sopir pun menjemput pria itu dengan mobil mewah yang lain. Sampai seketika Patra pun merasa bersalah sudah bersikap kasar pada pria itu tadi semata-mata hanya karena Patra menganggap pria itu adalah penipu.Pria itu pun terlihat ba
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Pelajaran untuk CEO Sombong

Nero sengaja datang lebih pagi hari itu dan menunggu Patra membersihkan ruang kerjanya yang masih berantakan. Nero pun terus melirik jam tangannya dan mengumpat karena Patra tidak kunjung datang. Bahkan Nero menelepon resepsionis untuk bertanya apa Patra sudah datang, tapi ternyata Patra belum juga datang. Hingga setelah lama menunggu, wanita itu pun akhirnya masuk ke ruang kerja Nero sambil membawa semua perlengkapan perangnya. "Terlambat, Nona Cleaning Service?" sembur Nero kesal sambil berdiri bersedekap di samping meja kerjanya. Patra pun tersentak kaget melihat Nero sudah berdiri di sana. Namun, lebih kaget lagi melihat ruang kerja Nero yang berantakan. "Hmm, maaf, Pak. Ada sedikit insiden di jalan tadi," jawab Patra singkat tanpa menatap Nero sama sekali. "Begitu ya? Baguslah! Terus saja terlambat agar aku bisa memotong gajimu sampai habis!"Patra mengembuskan napas kesal mendengarnya dan ia pun menatap Nero dengan sama beraninya seperti kemarin. "Maaf, Pak Nero! Aku tid
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Dunia yang Sempit Atau Jodoh?

Nero masih terus mengumpat di ruang kerjanya karena serangan balasan dari Patra yang tidak disangkanya. "Sial! Berani sekali dia mengerjaiku seperti tadi! Bahkan dia tersenyum melihatku yang hampir terpeleset! Sial!" Nero mengepalkan tangan dan menggebrak mejanya. Namun, kekesalannya mendadak terhenti sejenak saat bayangan Patra yang sedang tersenyum muncul di otaknya. "Tapi dia masih begitu manis saat tersenyum."Nero sampai terdiam dengan jantung yang berdebar kencang mengingat senyuman Patra. Namun sedetik kemudian, ia kembali tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Oh, Sial! Pasti akhir-akhir ini aku terlalu sering melihatnya menangis atau murung sampai aku jadi memikirkannya!""Stop, Nero! Stop! Mengapa kau masih juga belum bisa berhenti memikirkannya? Dia wanita murahan dan dia sama sekali bukan wanita yang pantas untuk kau pikirkan!" Nero masih mengembuskan napas panjangnya saat ia teringat bahwa ia sedang menunggu seseorang. "Tapi jam berapa sekarang? Seharusnya Axel su
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Cleaning Service Tercantik

Patra masih mengepel lantai di koridor dekat lift siang itu. Patra meletakkan ember berisi airnya tidak jauh di depan lift tapi di posisi yang aman sehingga siapa pun bisa tetap memakai lift tanpa terganggu oleh embernya. Ting!Suara pintu lift terbuka dapat didengar oleh Patra, tapi ia tetap melanjutkan pekerjaannya karena ia merasa tidak mengganggu siapa pun. Namun, suara berikutnya yang Patra dengar cukup membuatnya tersentak. Brak!Suara ember ditendang dengan gemericik air yang tercecer di lantai. "Astaga, maaf aku tidak sengaja!"Patra yang mendengarnya pun menoleh dan mendesah kesal saat melihat air yang tumpah di lantai. "Astaga, bagaimana kalau ada yang terpeleset!" gumam Patra kesal. Apalagi saat melihat sepasang kaki milik seseorang yang sudah berdiri di samping embernya. Rasanya Patra sudah sangat geram namun mengingat posisinya yang hanya seorang cleaning service, ia pun berusaha tetap memasang senyumannya dan menjaga ekspresinya. Sambil berusaha tetap sopan, Pat
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Harus Berkenalan Dengannya

Axel duduk sendirian di meja bulat ruang VIP sebuah restoran mewah malam itu. Ia sudah berjanji untuk makan malam bersama dengan Nero, Juan, dan juga Kania, tapi belum ada satu pun yang datang."Mereka sudah biasa terlambat atau memang aku yang terlalu rajin ya?" gumam Axel sambil melirik jam tangannya. "Hmm, tapi biarkan saja!" Axel mengangkat bahunya dan menyambar gelas winenya. Axel pun menunggu dengan santai sambil mengutik ponselnya saat mendadak ingatan tentang tadi siang muncul di otaknya. "Maaf sekali lagi!" Axel tidak berhenti meminta maaf tadi siang. "Ah, sudah kubilang tidak apa. Ini juga sudah selesai!" sahut cleaning service cantik itu. "Hmm, baiklah! Oh ya, tadi pagi kita belum sempat berkenalan ... aku ...." Belum sempat Axel menyelesaikan ucapannya, tapi ponsel wanita itu berbunyi dan ia pun segera mengangkatnya. Entah apa yang wanita itu bicarakan, Axel hanya bisa memperhatikan ekspresi wanita itu yang entah mengapa begitu menyenangkan untuk dilihat. Axel sen
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Pria di Pantry

Axel menoleh begitu mendengar suara memanggilnya. Dengan cepat, ia pun bisa melihat Juan yang sudah melangkah masuk bersama Nero. "Eh, Kak Juan! Kak Nero!" sapa Axel sambil langsung tersenyum. "Ah, aku benar kan, Nero! Dia benar-benar Axel! Walaupun awalnya aku ragu mungkinkah kau datang ke kantor begitu pagi! Lagipula kemarin kau bilang kan tidak akan ke sini hari ini! Ah, ternyata kau benar-benar ke sini ya! Apa kau menunggu kami, hah? Ayo sini, ikutlah denganku!"Tanpa menunggu jawaban Axel, Juan langsung memeluk bahu Axel dan membawanya berjalan menuju lift. "Eh, tapi Kak Juan ... aku ....""Sudah, ayo kita naik!" Juan terus memeluk Axel dan mau tidak mau, Axel pun mengikuti langkah Juan. Sementara Nero sendiri masih tetap berdiri di tempatnya.Saat Juan sedang heboh melihat Axel tadi, tatapan Nero malah langsung terpusat pada punggung Patra. Tidak perlu melihat wajahnya, bahkan hanya melihat Patra tampak belakang saja, Nero sudah dapat memastikan kalau wanita itu adalah Patr
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Pengagum Rahasianya

Axel masih mengobrol bersama Juan sambil melangkah bersama saat ia melihat seorang cleaning service yang sedang membawa cangkir masuk ke dalam sebuah ruangan kecil tidak jauh dari ruang kerja Nero. "Eh, Kak, nanti kita ngobrol, kau duluan saja ke ruang kerja Kak Nero!" kata Axel cepat. "Eh, mengapa begitu? Kau mau ke mana?""Hmm, aku ... mau ke toilet dulu," dusta Axel yang keluar begitu saja dari mulutnya. "Toilet? Ah, baiklah, aku ke ruang kerja Nero dulu ya!""Baiklah, Kak!" Axel pun tersenyum sambil melambaikan tangannya. Juan pun mengangguk dan segera melesat ke ruang kerja Nero. Sedangkan Axel hanya menatap punggung Juan dan memastikannya sudah masuk ke ruang kerja Nero, sebelum ia mengalihkan tatapannya ke ruangan kecil yang baru saja ia lewati tadi. Sambil tersenyum, Axel pun melangkah masuk ke ruangan yang ternyata adalah pantry itu. Ruangan kecil itu masih disekat lagi dengan dinding kaca dan Axel yang mendengar suara dari sana pun melangkah perlahan.Axel berdiri di
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Manager Proyek yang Baru

Nero masih menggeram kesal di ruang kerjanya saat lagi-lagi Patra meninggalkannya begitu saja. "Sial! Mengapa dia terus meninggalkan aku? Bukankah seharusnya aku yang meninggalkannya? Aku yang tidak menginginkan dia bukan sebaliknya! Sial!"Nero memejamkan matanya frustasi dan seketika makin frustasi saat bayangan Patra muncul di otaknya. Nero pun berakhir dengan menggebrak mejanya keras-keras sampai Juan yang baru saja masuk pun nampak kaget."Hei hei, ada apa, Pak CEO? Tadi waktu datang bersamaku, kau masih baik-baik saja tapi sekarang kau sudah marah-marah lagi. Apa yang membuatmu marah, hah?" tanya Juan sambil melangkah santai dan duduk di kursi di hadapan Nero. "Tidak ada, Juan! Bagaimana Axel?" "Axel sedang ke toilet. Kami sudah berkeliling, tapi masih sepi jadi aku tidak melanjutkannya lagi. Tunggu semua orang mulai beraktivitas baru aku bisa menjelaskan lebih padanya."Nero mengangguk. "Jadi kapan dia mau mulai bekerja?""Haha, kapan mau mulai? Bahkan mau bekerja atau tida
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Pria yang Berjongkok di Depannya

"Manager proyek yang baru?""Benar, namanya Axel.""Wah, namanya keren sekali! Apa orangnya tampan, Patra? Jangan bilang seperti Pak Timo lagi! Melihat wajahnya saja membuatku muak, apalagi tingkahnya yang begitu sok tampan padahal ... huwek ...." Selly bergaya seperti orang yang mau muntah. "Selly, jangan menyebutkan nama itu lagi! Aku benci sekali pada pria itu! Tapi yang ini berbeda. Dia masih muda dan sangat tampan.""Benarkah, Patra? Oh, aku jadi tidak sabar melihatnya. Kapan dia akan mulai bekerja, Patra?""Katanya sih besok.""Wah, aku jadi makin tidak sabar lagi menunggu besok." Selly memekik kegirangan!""Dia juga sangat ramah, Selly. Aku yakin dia akan menjadi idola baru di kantor ini." Patra dan Selly pun terkikik bersama. Mereka pun makan siang bersama di kantin karyawan, sebelum kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Di sisi lain, Nero juga mengajak Axel makan siang bersama di luar kantor, sebelum akhirnya ia sendiri yang mengajak Axel berkeliling dan menjelaskan pekerj
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status