Semua Bab Bukan Ibu Susu Palsu: Bab 31 - Bab 40

49 Bab

31 Pergi Ke Pesta

Pukul 19:30 WIB, seorang wanita suruhan Anita sudah tiba. Wanita itu membawa dress paling bagus, dan siap memoles wajah Raya.Awalnya Raya menolak, tapi lagi-lagi kelembutan bahasa Anita saat berbicara membuat Raya tak bisa menolak.Pintu kamar Raya dikunci dari dalam. Wanita berbulu mata lentik itu sedang berganti pakaian dan di-make up."Kenapa harus Raya yang menemani, Mah? Aku bisa pergi sendiri." Aditya mulai protes setelah tahu bahwa Raya yang akan menemaninya pergi ke pesta pernikahan saudaranya malam ini."Tidak apa-apa, Adit. Tangan Mamah sedang sakit, gak bisa nemenin kamu.""Aku pergi sendiri saja, Mah. Tidak enak jikalau Raya yang menemani," tolak Aditya dengan sopan."Tidak apa-apa, toh hanya menemani ke pesta pernikahan saja kok. Tidak ada yang salah 'kan?" Anita mengerutkan dahinya."Tapi Raya istri orang, Mah. Rasanya tidak baik." Aditya menggaruk kepala yang tak gatal."Kalian 'kan cuma pergi ke pesta pernikahan, bukan untuk pacaran. Masa berpikir sejauh itu." Anita m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

32 Main Kasar

Plak!Sebuah tamparan keras mendapat di pipi Raihan. Raya menampar suaminya karena tela tega memfitnah."Berani kamu menamparku, Raya!" Raihan tak terima."Karena kamu dan mama kamu sama saja! Kamu dan mama selalu saja menuduhku yang tidak-tidak!" lawan Raya. Kali ini wanita berbulu mata lentik itu tidak merasa takut pada suaminya."Jaga bicara kamu, Raya. Jangan sekali-kali kamu menjelekkan mamaku!" sentak Raihan."Memang begitu faktanya kok, Mas!" balas Raya lagi."Kamu pikir aku tidak bisa menebak harga gaun yang kamu pakai. uang dari mana kamu bisa memakai gaun mahal seperti itu, kalau bukan hasil menjual diri!" tuduh Raihan lagi."Titup mulut kamu, Mas! Aku bukanlah manusia kotor seperti kamu!" bantah Raya segera. Bertemu dengan Raihan telah membuat aliran darahnya memanas."Apa! Berani kamu menuduhku." Raihan terlihat mengepalkan kedua tangannya, kemudian tangan kekar itu ia naikkan ke depan wajah Raya. Bersiap menampar wanita berbulu mata lentik di depannya."Apa! Kamu mau namp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

33 Ada Yang Protes

"Seratus juta!" tantang Aditya seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Hah!" Raihan pun terkejut dengan raut wajah tidak percaya. Sadar sedang berhadapan dengan siapa, dia akhirnya kebingungan. "Anda jangan main-main." Melihat raut wajah Raihan yang menjadi takut, Aditya pun tertawa geli di dalam hatinya. "Tidak ada gunanya main-main dengan Anda. Anda bayar denda sebagai ganti rugi pembatalan kerja seratus juta, detik ini pula Raya akan saya serahkan," tegas Aditya lagi.Raya yang bersembunyi di belakang Aditya, menjadi gelisah. 'Hah! Mengapa mahal sekali? Tapi bagaimana kalau Mas Raihan benar-benar berani menebusku? Aku tidak mau kembali padanya. Ya Tuhan, aku tidak mau,' resahnya dalam hati.Tapi kenyataannya, Raihan tak akan sudi menggelontorkan uang sebanyak itu demi Raya. Sudah susah payah melayani wanita paruh baya, Raihan tidak rela membuang uangnya secara cuma-cuma hanya untuk membayar denda. Hal itu dibuktikan dengan diamnya Raihan. Ia mendengus kesal, kemudian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

34 Ada Yang Marah

Selin sampai mengerutkan bibirnya saat berjalan menuju kamar Fatih.Ketika Anita membuka pintu kamar Fatih, seketika Selin dibuat terkejut. Mulutnya sampai terbuka menganga, pun dengan bola mata yang nampak terbelalak.Selin masuk ke kamar Fatih. Ia melihat Raya baru saja memasukan buah dadanya yang besar ke dalam bra. Itu karena Raya baru saja selesai menyusui Fatih."Siapa kamu?" Selin sudah berdiri di depan Raya. Ia bertanya pada Raya dengan tatapan penuh selidik. "Kembalikan Fatih pada box!" perintahnya. Ia tak rela Fatih digendong oleh Raya.Raya tak menjawab. Ia sendiri tidak kenal dengan Selin. Raya tak tahu harus menjawab apa.Kemudian Anita langsung mengambil alih jawaban. "Perkenalkan ini adalah Raya. Raya adalah ibu susu Fatih sejak lahir," kata Anita memperkenalkan Raya kepada Selin.Selin semakin terkejut. Napasnya bagai tersengal di tenggorokan. Dipandangnya tubuh Raya dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan tatapan tajam. Di mata Selin, penampilan Raya memang tak tel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

35 Tersipu Malu

"Aku tidak perduli. Aku tidak rela melihat keponakanku disusui oleh wanita macam gembel!" Selin beranjak dari tempat duduknya. Wanita berambut ikal itu hendak meninggalkan ruangan Aditya. Tapi langkahnya dangsung tertahan."Tunggu, Selin!" Gegas Aditya langsung menahan langkah Selin. Tak dibiarkannya sang adik ipar pergi begitu saja."Apa lagi?" Raut wajah Selin semakin terlihat kesal."Jangan beritahu mamah dan papah soal ibu susu Fatih," pinta Aditya memohon."Aku akan tetap beritahu mamah dan papah." Selin tetap memaksa."Tidak, Selin. Aku mohon." Kedua telapak tangan Aditya beradu, kembali meminta pada Selin. "Kamu tidak pernah tahu keadaan Fatih setelah dilahirkan. Aku sudah kelimpungan mencari ibu susu untuk Fatih. Anakku hampir mati tak mendapatkan ASI. Dan hari ini, kamu ingin Fatih kelaparan?" imbuhnya menjadi kesal pada Selin—sang adik ipar."Tapi kenapa harus wanita gembel itu yang menjadi ibu susunya? Menjijikan sekali." Selin mengerjapkan kedua bahunya."Tidak ada pilihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

36 Dijemput Suami

"Tidak bisa!" Aditya menolak permintaan Raihan. "Sudah bisa ditebak, itu hanya akal-akalan anda saja," tuduhnya.Geram sakali Raihan jadinya. "Anda ini tidak punya hati ya pak? Macam kerja di luar negeri saja orang tuanya sakit sampai tidak boleh menjenguk," protesnya."Bukannya tidak boleh, saya hanya ragu. Terlalu banyak kebohongan yang Ibu Wati buat kepada saya. Seorang pembohong, biasanya akan terus berbohong sampai kapanpun." Aditya menyindir Raihan."Kalau begitu, sekalian saja Anda ikut ke rumah sakit. Biar Anda tahu dan lihat sendiri," tantang Raihan. "Mama saya sedang kritis, meminta ingin bertemu Raya. Saya hanya khawatir sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada beliau. Raya adalah menantu kesayangan mama saya. Saya mohon Anda mengerti keadaan keluarga kami saat ini," imbuhnya.Aditya nampak berpikir dalam beberapa detik. "Oke!" Ia akhirnya mengiyakan permintaan Raihan. "Tapi saya akan tanya Raya terlebih dahulu. Jika Raya tidak bersedia, saya tidak akan memaksa."Tanpa memp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

37 Tak Percaya Lagi

Malam ini Raihan benar-benar membawa Raya ke sebuah klinik. Kendaraan roda dua milik Raihan kini sudah terparkir di depan klinik. Gegas Raya dan Raihan memasuki klinik untuk menemui Wati.Awalnya Raya menyangka kalau Wati berada di rumah sakit besar. "Kenapa dibawa ke klinik, Mas? Aku kira Mama ada di rumah sakit besar?" tanya Raya ketika mereka tengah melangkah memasuki klinik."Tidak ada uang untuk membawa Mamah ke rumah sakit, Aku hanya mampu ke klinik saja," jawab Raihan nampak lesu. Hingga akhirnya mereka telah sampai di ruangan Wati. Wanita paruh baya itu nampak terbaring lemas tak berdaya di atas hospital bed.Raya tidak tega melihat luka pada tubuh Wati, sebab luka pada tubuh Wati telah terbungkus oleh beberapa lilitan perban.Raya mendekat pada mertuanya. "Ma..." Ia berdesis menatap Wati dengan tatapan sendu. Raya juga segera meraih telapak tangan Wati lalu mencium punggung tangannya.Tak ada respon dari Wati, kelopak mata wanita paruh baya itu tertutup rapat. "Mama belum s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

38 Dimasakin Malam-malam

Sementara dengan Raya, malam ini wanita berbulu mata lentik itu telah sampai di kediaman Aditya. Sebelum ke kamar Fatih, terlebih dahulu Raya mencuci tangan dan wajahnya yang dirasa belum higienis setelah dari luar.Ketika Raya hendak masuk ke kamar Fatih, samar-samar terdengar suara berbicara dari dalam ruangan. Langkah Raya seketika tertahan di ambang pintu."Kerja bagus malam ini. Besok saya akan berikan kamu bonus." Suara bariton terdengar berbisik.Sepertinya itu suara Aditya. Raya bisa mendengar suara Aditya tengah berbicara. Dengan siapa?Raya menengok benda bundar yang menempel di dinding rumah? Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Pikir Raya, mungkin saja Aditya memang belum tidur di ruangan yang lain.Raya kemudian melanjutkan niatnya masuk ke kamar Fatih. Raya segera memutar handle pintu.Ceklek!Begitu pintu terbuka, seketika bola mata Raya dibuat terkejut."Raya!" Aditya terkejut melihat Raya membuka pintu. Dia terkejut karena tengah berbicara dengan seseorang melalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

39 Diancam

"Tidak usah, Pak. Saya makan sendiri saja." Raya menolak dengan sopan. Dia masih menyusui Fatih. "Tidak apa-apa, Raya. Kalau menunggu sampai Fatih selesai, nanti keburu dingin." Aditya tetap memaksa dengan perhatian. Dia mulai menyendok spaghetti lalu disodorkan ke dekat bibir Raya."Buka mulut kamu, Raya. Makanlah," titah Aditya. Dia tak tahu betapa tersipu malunya Raya saat ini oleh sikap dan perlakuannya.Sebenarnya Raya enggan membuka mulutnya. Dia merasa tak enak. Tapi jika tetap menolak, khawatir Aditya marah karena dianggap tak menghargai.Mulut Raya pun terbuka. Ia memakan suapan spaghetti dari Aditya.Di ruangan kamar bayi itu, ketika Fatih masih menyedot ASI Raya dalam waktu yang cukup lama, Aditya pun masih menyuapi Raya sampai spaghetti di atas piring itu habis.Setelah selesai, Aditya segera beranjak. "Selamat istirahat ya, Raya. Jangan tidur terlalu malam," ucapnya kemudian pergi.Raya tak membalas ucapan Aditya. Ia hanya mengangguk sambil tersenyum malu. Raya menunduka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

40 Tersayang?

Hingga akhirnya, kendaraan Aditya berhasil menyalip kendaraan Raihan. Secara mendadak Raihan menginjak pedal rem hingga kening Raya sampai terkena dashboard mobil."Aww!" pekik Raya. Keningnya sampai memerah. "Sakit, Mas!" Raihan terlihat mengerutkan bibirnya, rahangnya nampak mengeras, terlihat tengah menahan emosi. Kendaraannya berhasil dihentikan oleh Aditya. Tok tok tok! Kaca mobil diketuk Aditya dari luar. "Buka!" pinta Aditya dengan tegas.Namun Raihan masih terdiam, ia terlihat enggan untuk menurunkan kaca mobilnya.Tok tok tok!Merasa perintahnya tidak diindahkan, Aditya kembali mengetuk pintu kaca mobil Raihan. "Buka! Atau saya pecahkan kaca mobilnya," ancamnya dengan keras, dari luar.Merasa tengah berada di posisi yang tidak aman, Raya segera membuka kunci, lalu dengan cepat keluar dari mobil Raihan."Raya, tunggu!" Raihan langsung menarik tangan Raya namun terlepas kembali.Raya sudah berhasil keluar dari mobil Raihan, lalu berlindung di belakang Aditya. "Pak, saya tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status