Semua Bab Diperas Mafia Tengil: Bab 51 - Bab 60

70 Bab

Bab 51

Setelah makan, Radin membawa Rania dan Rona ke tempat yang diinginkan oleh Rona sejak lama: taman hiburan. Namun yang tidak disangka oleh ibu dan anak itu, taman hiburan itu telah diatur sedemikian rupa hingga Rona bebas bermain. "Tempat itu punya kakak Om. Sengaja Om minta supaya hari ini ditutup, biar Rona puas bermain seharian," jelas Radin pada Rona. Tingkahnya sudah seperti seorang ayah yang hendak memanjakan putrinya saja. Rona kelihatannya tidak begitu paham, namun Rania melotot mendengar penjelasan yang diucapkan dengan santai itu. Ia menatap Radin meminta penjelasan, namun Radin berlagak cuek. Rania tahu, berdasarkan pembicaraannya kemarin dengan Rea, hubungan Radin dengan saudara-saudara angkatnya tidak begitu baik. Jika apa yang Rea katakan semuanya benar, maka apa yang kakak angkat Radin lakukan rasanya mustahil. Tidak mungkin kakak angkatnya mau mengorbankan bisnisnya hanya untuk memenuhi permintaan Radin. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 52

Radin tersentak saat mendengar ponselnya berbunyi. Ternyata pesan dari Rustam. Saat Radin sedang sibuk menjawab pesan Rustam, Rania diam-diam mengalihkan pandangan padanya. Mengamati raut wajah itu agak lama. Saat Radin mengangkat kepala, Rania cepat-cepat mengalihkan pandangan lagi ke Rona. Berpura-pura serius mengawasi putrinya. Tapi terlambat. Radin sudah mengetahui bahwa Rania mulai memerhatikannya. Sebagai seseorang yang penampilan dan tingkah lakunya sudah berubah hingga sulit dikenali oleh orang-orang dari masa lalunya, Radin menganggap sikap Rania adalah awal yang baik. Upayanya mendekati Rania, mulai membuahkan hasil. Maka, dari tempatnya berdiri, Radin kembali menatap Rania. Kali ini sambil tersenyum lebar. Merasa bangga pada dirinya sendiri. Sementara Rania tampak jengah. Saat wahana berhenti berputar, ia cepat-cepat menjemput Rona, lalu mengajaknya turun. Meninggalkan Radin—yang sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 53

Rona hanya menaiki lebih dari setengah wahana yang tersedia di taman hiburan tersebut. Rania tidak mengizinkannya menaiki roller coaster dan wahana menantang adrenalin lainnya, padahal Radin bersedia menemani gadis kecil itu. Meskipun demikian, Rona tetap kelelahan. Hingga saat tiba waktunya untuk pulang, ia tertidur. Radin sampai harus menggendongnya ke dalam mobil. Rona dibaringkan di jok tengah dengan kepala disangga menggunakan bantal yang diperoleh dari pusat penjualan souvenir. Sedangkan bagian belakang mobil dipenuhi dengan berbagai souvenir dari boneka dan mainan lainnya, balon, bantal, t-shirt, handuk, payung, hingga aneka topi dan snack. “Dulu, sebelum anak laki-lakinya lahir, ayahnya sering mengajak Rona berkuda di peternakan dan bermain bersama. Sudah lama Rona tidak seceria ini. Dia jadi pendiam setelah ayahnya lebih sering menengok anak laki-lakinya,”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 54

Radin menggendong Rona hingga mereka tiba di unit yang ia tempati. Setelah membaringkan Rona di tempat tidur, ia mengajak Rania ke ruangan di mana ia menyimpan koleksinya di dalam sebuah lemari kaca. “Ini koleksi yang unik. Setahu saya, ada laki-laki yang senang mengoleksi mainan berharga mahal. Tapi, saya belum pernah melihat koleksi seperti ini,” ujar Rania saat mereka tiba di depan lemari kaca tempat Radin menyimpan koleksinya. Benda yang Radin kumpulkan selama delapan tahun tersebut memang bukan koleksi yang lazim ditemui. Radin tentunya bukan orang pertama yang melakukannya. Namun, orang yang mengkhususkan koleksinya pada satu item tetap saja sangat jarang. Koleksi Radin tersebut adalah ponsel jadul. Ada tiga puluh enam unit ponsel jadul yang ia koleksi, baik yang sudah memiliki fitur kamera dan internet mau pun yang belum. Hebatnya, semua ponsel tersebut masih berfungsi dengan baik.&nbs
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

Bab 55

Rania menunggu selama sekitar lima menit, hingga pelukan Radin terasa lebih longgar dan tangisannya mereda. Rania akhirnya bisa mengembuskan napas lega karena Radin tidak menahannya lebih lama. Entah mengapa, ia tidak merasa bahwa Radin berniat untuk kurang ajar terhadapnya. Radin seperti seseorang yang sedang meluapkan perasaannya. “Maaf…. Aku tidak bisa menahan diri tadi. Itu tidak akan terulang lagi,” kata Radin setelah melepaskan Rania. Ia tampak merasa sangat bersalah karena tindakannya yang di luar kendali itu. Di sisi lain, banyak pertanyaan yang hendak Rania ajukan pada Radin. Tapi, apakah waktunya tepat? Radin jelas sangat terluka saat kekasihnya meninggalkannya demi pria lain. Masalahnya, mengapa ia menjadi emosional saat membicarakan mantan calon istrinya itu di hadapan Rania, wanita lain yang juga ia sebut sebagai calon istrinya? Rania mengembalikan dua ponsel jadul kol
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 56

“Memangnya dia mau kabur ke mana lagi? Hanya kau yang peduli padanya. Jelas dia akan bertahan karena memerlukan perlindunganmu. Dia mengakuinya, ‘kan?” tukas Ramon. “Sampai aku bisa menikahinya, aku akan bersikap seolah-olah aku bukan seseorang dari masa lalunya. Semuanya berawal dari kesalahanku yang menggagalkan pernikahan kami sendiri. Aku tidak akan egois dan memintanya agar mengingatku,” tandas Radin. Ia bangkit dari duduknya, lalu beranjak meninggalkan balkon. “Kau marah karena aku mendesakmu?” tanya Ramon sambil mengikuti Radin. Radin menoleh dan menjawab, “tidak padamu. Tapi pada diriku sendiri. Aku yang paling bersalah. Jadi, aku akan mengalah dan menunggu sampai dia mengenaliku. Bahkan saat aku berhasil menikahinya, aku akan tetap menjadi Radin, bukan Rais. Biarkan dia yang menentukan, siapa aku yang sebenarnya.” Ramon tercengang dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 57

“Jadi, perusahaan keluarga Radin mencuri formula milik Rinto dan membuatnya sendiri untuk dipasarkan oleh perusahaan Pak Rama?” tanya Rania setelah mendengar cerita Radin tentang apa yang telah ia lakukan dengan bantuan Rama, Ramon dan Reza. Kesimpulan itulah yang dapat ia tarik setelah mendengar penjelasan Radin yang begitu dingin dan kejam. “Iya. Memangkas sangat banyak biaya, terutama litbang. Aku harap kau tidak memikirkannya terlalu dalam karena kau juga diuntungkan dalam hal ini,” jawab Radin sambil memeriksa draft dokumen yang dikirimkan oleh Reza. “Saya ikut diuntungkan? Kenapa bisa?” tanya Rania bingung. “Secara material memang tidak. Tapi, dengan adanya kebocoran ini dalam usahanya, mantan suamimu itu akan kerepotan untuk sementara waktu. Jadi, dia tidak akan punya waktu untuk merebut Rona dari tanganmu.” “Kerepotan?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 58

“Hei! Pindah, sana! Kami tidak bisa bekerja dengan suara ngorokmu yang lebih kencang daripada pesawat itu. Bangun!” bentak Radin sambil menepuk-nepuk pipi Ramon. Alih-alih terjaga, Ramon malah menjulurkan kedua tangan ke atas. Lalu, dengan suara anak kecil merengek, “Mama, gendong!” Radin yang semula kesal, menjadi marah. Ia hampir menampar Ramon, namun dicegah oleh Rania. “Biarkan saja. Kita bisa pindah ke ruangan lain,” bujuk Rania sambil menyentuh lembut bahu Radin. Ia kasihan pada Ramon yang pasti tidak akan bisa menang melawan Radin seandainya pria itu memukulinya. Radin mendengus. Ia lalu mengajak Rania menuju ke ruang kerjanya. Meninggalkan Ramon sendirian di ruang keluarga. Di ruang kerjanya, Radin kembali bekerja dengan serius dengan dibantu oleh Rania. Selain membahas soal penjegalan usaha Rinto, mereka juga membahas hal-hal ringan la
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 59

“Kau tidak tahu nama aslinya sebelum menjadi anak konglomerat, ya? Cinderella cowok ini benar-benar pintar menyimpan rahasia,” seloroh Rustam, mengomentari Radin yang menyembunyikan masa lalunya. “Bukan Cinderella. Monte Cristo era modern,” sahut Radin, meralat pernyataan Rustam. Waktu tiga belas tahun telah cukup untuk mengubah mereka berdua. Dari anak-anak kampung yang polos dan minim pengetahuan menjadi para pria mapan dan penuh intrik. “Ah, maafkan aku, Bos. Aku mau melaporkan pertemuanku dengan perwakilan laboratorium. Mereka terbuka untuk diskusi lebih lanjut. Perkiraanku, kisruh ini akan berakhir baik untuk semua orang, termasuk Rinto,” kata Rustam pada Radin, teringat kembali pada tujuannya menghubungi Radin. “Oh? Begitu ya? Baguslah kalau mereka bisa diajak bicara. Lagipula, kita bisa memberi penawaran yang menarik. Jadi, selanjutnya, terserah pada Rania, ya. Dia mau men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Bab 60

Rania mengikuti Radin dengan pikirannya yang masih dipenuhi pertanyaan. Saat mereka tiba di ruang tengah, Ramon dan Rona menghentikan permainan mereka. Rona berlari memeluk ibunya, sementara Ramon menghampiri Radin. “Mama, Rona boleh minta game seperti ini untuk di tempat kita?” tanya Rona dengan nada membujuk. “Nanti dulu. Kalau Mama berikan, nanti Rona tidak mau belajar,” jawab Rania sambil mengusap-usap kepala putrinya. “Nilai Rona ‘kan bagus-bagus. Game tidak akan membuat Rona malas belajar. Janji,” kata Rona sambil mengangkat jari membentuk huruf V. “Uhm, kita lihat dulu, ya. Mama cari tahu dulu soal harganya, ya.” Jika Rona dan ibunya terlibat dalam percakapan yang cukup dewasa, maka tidak demikian dengan Ramon dan Radin. Dengan wajah jijik, Radin menepis tangan Ramon saat pria itu mencoba memeluknya. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status