Semua Bab Diperas Mafia Tengil: Bab 21 - Bab 30

70 Bab

Bab 21

Derap langkah kuda yang tengah dipacu, membelah kesunyian lembah. Rinto mengarahkan agar Halilintar—demikian nama kuda cokelat miliknya, menyusuri lembah sekali lagi. Sudah setengah jam Rinto berkuda. Seperti itulah caranya melepaskan kepenatan dalam hidupnya. Terlebih setelah perceraiannya dengan Rania beberapa bulan lalu. Rinto membiarkan semilir angin membelai lembut pipinya. Kemudian, dengan tumitnya, ia menepuk-nepuk kedua sisi tubuh Halilintar untuk memerintahkannya berlari lebih cepat. Hewan yang diciptakan untuk berlari kencang tersebut menurut. Hingga membuat rambut Rinto berkibar, menyingkap seluruh wajahnya yang ditiup angin. Setelah puas menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan yang paling ia sayangi tersebut, Rinto kembali ke peternakan. Ia turun dan menyerahkannya pada salah seorang pengurus kuda di istal. Kemudian, ia meninggalkan area peternakan dengan menumpangi sebuah mobil yang dikemudikan oleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 22

Rania terperangah. Bukan hanya karena diberi perintah mendadak yang menyita waktunya lebih banyak, melainkan juga karena ia menyadari bahwa Radin ternyata seseorang yang penuh perhatian dan berpikir jauh ke depan. Buktinya, ia sampai terpikir untuk menjemput Rona agar Rania bisa bekerja dengan tenang. Yah, meskipun dengan kemungkinan bahwa penjemputan itu akan mengganggu waktu istirahat Rona. *** Rinto menggosok-gosokkan wajahnya ke pipi Raffa dengan gemas. Putranya yang masih bayi itu tertawa, pertanda ia menyukai perbuatan ayahnya. Rinto terus mengulanginya dengan gemas. Ia sangat bahagia karena sudah memiliki seorang putra yang didambakan sejak lama. Tiba-tiba ponsel Rinto berbunyi, membuat Rinto harus menghentikan kegiatan bercengkerama dengan sang putra. Ia menyerahkan Raffa pada babysitter, lalu beranjak meninggalkan kamar bayinya. Ternyata dari orang yang ia utus untuk menjemput Rona di kosan Rania.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 23

Di lift, Rania berusaha mengambil Rona dari gendongan Radin. Namun tiba-tiba Rona menggeliat gelisah. Khawatir putrinya terbangun, Rania akhirnya membiarkan Radin menggendongnya. “Saya mau bicara dengan Bapak setelah kita sampai di unit itu,” bisik Rania agar tidak membangunkan anaknya. Radin hanya mengangguk tanpa menatap Rania. Entah apa yang ia pikirkan saat seenaknya menggendong anak orang dan memaksa ibunya menginap di tempatnya. Mereka akhirnya tiba di lantai yang dituju. Rania mengikuti Radin melalui selasar dan tiba di depan sebuah pintu yang agak lebar. Di balik pintu itu, terdapat unit yang akan ditempati oleh Rania dan Rona malam ini. Unit tersebut tentu saja lebih sederhana daripada tempat tinggal Radin. Namun, bila dibandingkan dengan kos tempat tinggal Rania, unit apartemen tersebut tentu saja lebih layak. Radin membuka pintu unit dengan dua kamar tidur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 24

“Hanya mereka berdua? Wow, Radin ternyata normal!” seru Ramon takjub. Setelah mengenal Radin selama sepuluh tahun, baru kali ini Ramon melihat begitu menggebu-gebu untuk mendekati seorang wanita. “Ada anak Mbak Rania juga,” sahut Rea pelan. Ketakjuban Ramon segera memudar dan ia bergumam, “mau bikin anak kok malah bawa-bawa anak, sih?” *** “Kamu percaya tidak, kalau saya bilang bahwa saya… ingin menyela—ah, bukan. Apa yang saya inginkan adalah memastikan kamu dan Rona baik-baik saja. Saya tidak ingin menjadi pahlawan, tapi dengan memaksa… maaf, maksud saya, meminta kalian tinggal di sini, saya lebih dapat memastikan keselamatan kalian,” tutur Radin panjang lebar. Rania terperangah. Ia merasa bingung. Iya, kebingungan menghadapi pria di hadapannya itu. Rania baru muncul dalam kehidupannya selama tiga hari, namun R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 25

Sepuluh tahun yang lalu. Rasyid mengamati gerak-gerik pemuda yang sedang menyapu sel yang ia tempati. Kalau tidak salah namanya adalah Radin, seorang pemuda yang dihukum karena kasus perampokan. Ia ditugaskan membantu Rasyid dan seorang narapidana lain yang sudah uzur untuk mengerjakan tugas harian seperti mencuci pakaian dan piring. “Berapa lama?” tanya Rasyid pada Radin yang tengah menyimpan sapu di sudut ruangan. Radin mengerti maksud Rasyid. Ia berhenti menyapu sejenak dan menjawab dengan sama singkatnya, “tiga tahun, Pak.” “Sudah berapa lama?” tanya Rasyid lagi, menanyakan masa hukuman yang sudah dijalani oleh Radin. “Dua tahun.” “Berarti tinggal setahun lagi, ya. Hukuman saya juga tidak lama, hanya setahun. Mungkin kita akan bebas bersama-sama,” kata Rasyid lagi. “Iya, Pak,” jawab Radin kaku. Rasyid tersenyum. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 26

“Barangkali kamu pernah mendengar rumor tentang saya yang dipungut di jalan oleh ayah angkat saya, itu hanya sebagian yang benar. Yang pasti, kami bertemu di penjara saat saya menjadi narapidana yang bertugas membantu beliau. Waktu itu saya tidak tahu siapa beliau sebenarnya. Tapi tahu-tahu, setelah kami berdua bebas, beliau mempekerjakan saya. Setahun kemudian, saya diangkat menjadi anaknya,” jelas Radin santai. Ia menenggak habis air minumnya, lalu meremas botol plastik yang telah kosong. “Bapak dipenjarakan karena kasus apa?” tanya Rania lagi. Ia menjadi penasaran setelah mendengar penjelasan Radin. “Perampokan toko emas. Saya bertugas membawa motor. Kami berdua ditangkap setelah saya menabrak pembatas jalan saat sedang kabur.” “Kenapa Pak Radin merampok?” Radin tak langsung menjawab. Ia merenung beberapa saat. “Uang. Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 27

Rania terperangah. Pria di depannya ini, benar-benar masih waras, ‘kan? Baru mengenal tiga hari—jika menghitung pula pertemuan mereka sesaat sebelum Radin diculik, namun sudah berani bilang cinta? “Kenapa? Kaget, ya? Saya sudah jatuh cinta lama sekali dengan kamu. Jauh sebelum kamu melamar kerja di perusahaan saya,” tambah Radin. Ia tampak penuh percaya diri, atau dapat juga dikatakan, tidak tahu malu. Atau memang setengah gila? “Sebentar, Pak. Bagaimana bisa Bapak jatuh cinta pada saya, sedangkan saya baru mengenal Bapak?” sergah Rania. “Well, saat kamu masih menjadi istri orang itu, saya sudah memerhatikan kamu dari jauh. Tapi, tentu saja saya tidak akan mengganggu rumah tangga kalian. Saya hanya menunggu dan menunggu sampai kesempatan itu tiba!” jelas Radin dengan penuh semangat. Wajah Radin sampai memerah. Barangkali karena saat ini perasaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 28

Radin dikaitkan dalam sejumlah kasus penyelundupan yang telah merugikan negara. Statusnya kini adalah anak angkat sebuah keluarga terpandang. Namun di dunia hitam, Radin telah lama dikenal sebagai ‘anjing pemburu’ bagi Rasyid, seorang penyelundup kelas kakap yang memiliki pengaruh di kalangan pejabat negara dan aparat penegak hukum. Konon, tiga perusahaan yang dipegang oleh Radin saat ini merupakan sarana pencucian uang yang didalangi oleh Rasyid. Rinto mengerti, Rania tidak tahu apa-apa saat melamar kerja di perusahaan Radin. Namun, Rinto juga tidak menutup mata saat mengetahui wajah lain Radin. Pikirannya segera tertuju pada Rona, putrinya. Meskipun Rinto kini memiliki Raffa, ia juga tidak ingin anak sulungnya terseret masalah yang ditimbulkan oleh interaksi Rania dengan pria berbahaya itu. Maka, Rinto pun mengambil keputusan untuk mengambil Rona dari sisi Rania. Usaha pertama Rinto untuk merebut Rona, gagal karena Rona ternyat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 29

Rona meletakkan tas terakhir yang dibawanya di lantai, lalu merebahkan diri. Tak peduli jika lantai kamar yang ia masuki belum dibersihkan. Rona terlihat sangat lelah. Rania diam saja melihat tingkah putrinya. Ia tahu, anak gadisnya itu merasa lelah dan kesal karena mereka terpaksa hidup berpindah-pindah. Namun, Rania hanya bisa melarikan diri sekali lagi. Alasannya bukan hanya karena Radin terlalu tiba-tiba menyatakan perasaannya sehingga Rania merasa takut. Melainkan juga karena Rania kini yakin bahwa berada di sekitar Radin berarti mendekatkan diri pada bahaya. Selain kedua alasan tersebut, masih ada alasan ketiga yang membuat Rania harus bersembunyi dengan membawa serta putrinya. Rania tidak peduli lagi dengan ancaman Radin yang akan melaporkannya karena telah membawa lari motor milik Rinto. Jika Radin benar mencintainya, Radin tentunya tidak akan mencelakainya. Rania tidak ingin menyerahkan Rona
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 30

“Rea? Bagaimana? Apa kau berhasil?” tanya Ramon tanpa basa-basi. Jawaban dari seberang sana membuat Ramon mengerutkan kening. Ia menoleh pada Radin dengan wajah serius. Lupa bahwa sebelumnya ia sedang saling mengejek dengan Radin. “Kalau kau ngebut, kita bisa sampai di sana dalam waktu lima belas menit,” kata Ramon sambil memasukkan kembali ponsel ke sakunya. “Tunggu apa lagi?” balas Radin, lalu bergegas meninggalkan kediaman keluarga angkatnya. Ramon mengangkat bahu, lalu mengikuti Radin yang sudah melangkah cepat. “Dasar bucin,” gumam Ramon. *** Rania terpana melihat sosok Rustam yang berjalan mendekat. Di belakang pria itu, ada dua orang pria lagi yang bertubuh kekar dan tampak terlatih. Secara naluriah, Rania merengkuh Rona dan menyembunyikannya di balik punggung. Tanpa perlu bertanya, i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status