Semua Bab Diperas Mafia Tengil: Bab 31 - Bab 40

70 Bab

Bab 31

Ramon berseru kencang saat Radin menarik rem tangan. Perjalanan yang membuatnya berteriak-teriak ketakutan karena kegilaan Radin menyetir, berakhir dengan bahagia. “Syukurlah, Tuhan! Aku selamat!” “Lebay,” cibir Radin. Tanpa memedulikan Ramon yang masih sibuk mengusap wajahnya, ia bergegas turun dari mobil. Radin mengedarkan pandangan, mencari-cari sosok yang ia dambakan di antara gang berisi kos-kosan sangat sederhana. Dari salah satu arah, ia mendengar teriakan seorang pria yang terdengar marah. “Hei, Nona! Lepaskan orang-orangku!” Radin bergegas menuju ke asal suara tersebut. Sementara Ramon menyusul dengan senyuman lebar di bibirnya. Radin dan Ramon pun tiba di depan sebuah kamar kos dengan sebuah pemandangan langka: seorang wanita—Rea—mengalahkan dua orang pria yang bertubuh lebih besar daripada di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 32

“Saya memilih untuk mengambil tawaran Bapak karena Bapak tidak merebut Rona dari saya. Tapi saya juga tahu diri. Saya akan membayar kebaikan Bapak dengan bekerja pada Bapak seperti biasa, tanpa bayaran. Hanya itu yang bisa saya lakukan sebagai balasan atas jasa Bapak terhadap saya dan putri saya,” ujar Rania tegas. Ia tidak ingin Radin salah paham. Rania terpaksa ‘memanfaatkan’ Radin karena saat ini, hanya Radin—dengan kekuasaannya—yang bisa melindungi Rania dan Rona dari Rinto. Radin kembali tersenyum. Ia mengangguk tanda mengerti, lalu mempersilakan Rania dan Rona berjalan lebih dulu. Mereka bertiga berjalan menuju ke mobil Radin yang terparkir di mulut gang. Ramon sudah menunggu di sana. “Rea mana?” tanya Radin pada Ramon. “Aku menyuruhnya melakukan sesuatu lagi. Makanya, aku nebeng di mobilmu lagi, ya,” jawab Ramon cengengesan. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 33

Ramon berkali-kali menghapus peluhnya dengan saputangan. Sementara Radin yang duduk di sebelahnya, menahan tawa. Hanya Rania, yang duduk mengapit Radin dengan Ramon, melirik kedua orang pria itu dengan tatapan bingung. Rona yang duduk menempel pada ibunya, menyembunyikan wajah di balik punggung sang ibu. Tampaknya gadis kecil itu merasa takut pada Rasyid yang duduk di hadapan mereka berempat. Rasyid menatap mereka satu per satu. Sudah jelas bahwa Ramon yang lebih tua seperempat abad daripada Rona, merasakan ketakutan yang sama dengan Rona. Apa yang membedakan hanyalah cara mereka menunjukkan ketakutan masing-masing. "Ramon," sapa Rasyid. "I-iya Om?" balas Ramon gelagapan. Rania sampai kasihan melihatnya. "Apa benar kau akan bercerai dengan Rosa?" tanya Rasyid. "Sa-saya pikir Om mau menanyakan tentang Mr. Raymond," jawab Ramon agak kecewa. "Tentang Taiwan seha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 34

Rania membelalak. Sementara Ramon mendesah berat dan bergumam bahwa Radin terlalu banyak mengumbar kata. Ternyata, selain tukang peras dan tangguh, Radin pun loyal dan lihai bersiasat. Tak heran bila Rasyid menjadikan dirinya anak angkat yang lebih Rasyid andalkan daripada anak kandungnya sendiri. Semata demi menjaga kekuasaan dan kekuatan keluarga mereka. *** Radin, Ramon, Rania dan Rona meninggalkan kediaman Rasyid dengan ekspresi yang berbeda-beda. Radin tampak tenang dan penuh percaya diri, Ramon terlihat pasrah, Rona tetap dengan kebingungannya dan Rania? Wanita itu menahan amarah yang baru ia tumpahkan setelah mereka memasuki mobil. Ramon yang hendak duduk di sebelah Radin, ia dorong hingga terpaksa duduk di jok belakang. Rona sendiri duduk di pangkuan ibunya. “Tumben,” seloroh Radin yang melihat Rania sengaja duduk di sampingnya. “Saya minta Bapak menjela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 35

“Mama…” panggil Rona dengan suara bergetar karena takut. Panggilan Rona menyentakkan Rania untuk bertindak. Hal yang dapat ia lakukan saat ini hanya satu: meninggalkan medan pertarungan secepatnya dengan membawa serta putrinya. Namun, pintu mobil Radin tidak dapat dibuka. Rupanya, Radin telah menguncinya karena memang sebelumnya, mereka sudah bersiap meninggalkan kediaman Rasyid. “Jangan keluar! Kita tetap pulang ke apartemen!” sergah Radin tanpa memandang Rania. Jemarinya mencengkeram kemudi. Jelas sekali ia sedang menahan rasa geram dan amarahnya. Rania menoleh pada Radin dengan gugup dan takut-takut. Wajah wanita itu memucat. Siapa pun tahu, Radin marah karena perlakuan Rania. Namun, Rania tidak bisa memperbaikinya lagi. Setidaknya dalam waktu dekat ini. “Bro, bagaimana kalau aku yang menyetir…” sela Ramon. Namun Radin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 36

“Jadi, apa kau menyesal?” tanya Ramon. “Menyesali apa?” balas Radin. “Tentu saja menyesali perkataanmu pada Rania!” jawab Ramon gusar. Radin malah menjawab, “sebenarnya aku sudah terlalu lama kecewa. Dimulai pada waktu dia dinikahi oleh laki-laki terkutuk itu.” Ramon menatap Radin tanpa berkedip. Sesaat kemudian, ia bangkit dari duduknya dan bergumam, “aku mau tidur.” “Tidak mau ngobrol lebih lama lagi?” tanya Radin. “Tidak. Aku saja yang mengenalmu sejak lama, capek menghadapimu. Apalagi Rania yang baru saja bertemu denganmu lagi,” jawab Ramon ketus. Ramon berlalu ke kamarnya, meninggalkan Radin seorang diri. Lelah mengikuti permainan Radin yang tidak jelas ujung pangkalnya. Radin sendiri akhirnya bangkit dari duduknya. lalu menghampi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 37

Hari-hari berlalu dengan cepat. Sudah lebih dari tiga minggu Rania bekerja pada Radin, lima hari seminggu. Pada akhir minggu, Rania dan Rona menghabiskan waktu di apartemen saja. Mekipun Rona mengeluh bosan, Rania tidak mengajaknya berjalan-jalan. Sebab, Rania khawatir Rinto akan mencoba merebut Rona saat gadis kecil itu berada di luar. Dengan bantuan Radin, Rania juga memindahkan Rona ke sekolah yang berada di lingkungan apartemen. Dengan demikian, Rania bisa dengan mudah mengawasi keberadaan putrinya. Seperti biasa, Rona diantar jemput oleh supir perusahaan sehingga mempersempit kesempatan Rinto untuk mengambil alih putri mereka. “Rona sudah tiba di apartemen?” tanya Radin sambil menyerahkan tablet pada Rania usai memeriksa rancangan dokumen yang dikirimkan oleh Reza. “Sudah, Pak,” jawab Rania singkat. “Aku dengar kemarin dia merengek minta diajak jalan-jalan. Kalau ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 38

Radin menunduk sejenak, lalu mengangkat kepalanya sambil tersenyum tipis. “Tahu nggak, alasanku tidak pernah mengorek informasi darimu tentang mantan suamimu itu? Sederhana. Aku tidak ingin kau mengungkit apa pun tentang orang itu. Bahkan, mendengarmu mengucapkan namanya saja sudah membuatku cemburu hingga ke ubun-ubun,” balas Radin dengan penuh penekanan. Untuk sebuah alasan, Radin tampaknya memang sangat membenci Rinto. Ganti Rania yang terperangah. Sekarang, dia harus bisa membuat Radin menjelaskan semuanya. Tentang alasan mengapa dan sejak kapan Radin mulai mencintai Rania. Juga, seberapa dalam perasaan pria itu hingga membuatnya mampu mengeluarkan daya dan upaya untuk meruntuhkan kejayaan Rinto. *** Siang hari di sebuah kios kosong di sebuah gedung trade center yang terbengkalai. Ramon dan Rea mengadakan pertemuan dengan Rama yang ditemani oleh salah seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 39

Sore itu juga, saat jam kerja usai, Radin dan Rania berangkat ke kediaman Rasyid terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemen. Mereka sudah janjian dengan Ramon dan Rea untuk bertemu di sana. “Apa pertemuan ini perlu saya masukkan ke dalam agenda Bapak hari ini?” tanya Rania. Radin tidak langsung menjawab. Ia menandaskan isi minuman kalengnya, lalu tampak berpikir sejenak. “Sebenarnya ini bukan pertemuan bisnis biasa,” ungkap Radin. “Kalau kau tidak bersedia,” lanjut Radin, “maka ini adalah kali terakhir aku mengajakmu mengikutinya.” “Ini pertemuan tentang apa, Pak?” tanya Rania, menekan kecurigaannya. Meskipun ia diam-diam dapat menebak apa yang akan ayah dan anak itu lakukan, Rania masih berpura-pura polos. “Tentu saja pertemuan untuk ‘mengurus’ mantan suamimu itu. Kau sendiri keli
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 40

Walaupun ia sudah beberapa kali mengunjungi kediaman keluarga angkat Radin, Rania tetap terkagum-kagum pada rumah bergaya minimalis modern tersebut. Sumber kekaguman itu bukan berasal dari fasad atau interior rumah semata, melainkan danau pribadi yang terletak di belakangnya. Danau tersebut benar-benar danau buatan pribadi, bukan bagian dari sebuah kawasan elit. Rasyid dan keluarganya benar-benar membangun kediaman di area pribadi, sehingga pemandangan anggota keluarga yang berenang mau pun bermain ski dan jetpack di sana adalah hal yang lumrah. Kali ini, dengan ditemani oleh Rea, Rania menghabiskan waktu dengan menyaksikan para anggota keluarga Rasyid menikmati fasilitas mewah yang tidak biasa itu. Dari sebuah gazebo di halaman belakang rumah, kedua wanita itu memandang keceriaan anggota keluarga yang berkuasa tersebut dengan tatapan yang berbeda. Rania menatap dengan berbinar, sementara Rea menunjukkan pandangan yang bertolak bela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status