Sapaan Danish membangunkan Lavanya dari ketertegunan.Ia menundukkan kepalanya, mencoba menenangkan debaran dalam dada yang tidak menentu. Ia tidak sanggup menatap wajah Danish. Ia merasa malu atas pemandangan indah yang tidak sengaja ia nikmati. "Sa-saya disuruh Pak Budi mengantar dokumen untuk Bapak tandatangani," kata Lavanya tergagap masih dengan kepala tertunduk. Tangannya yang memegang dokumen terasa sangat gemetar.Danis mengangguk. "Maaf, aku baru selesai mandi. Silakan masuk dulu, Nya," suruhnya lalu melangkah ke dalam kamar untuk memakai baju.Merasa ragu untuk sesaat, Lavanya akhirnya melangkah masuk ke dalam rumah Danish. Ia duduk di sofa sembari menunggu lelaki itu selesai dengan urusannya.Sekian menit menunggu, Danish akhirnya keluar dari kamar. Lelaki itu mengenakan kaos hitam yang melekat begitu sempurna di tubuh idealnya. Lavanya tidak akan lupa, dari zaman mereka berpacaran dulu Danish menyukai warna-warna gelap, terutama hitam."Pak, ini dokumennya," kata Lavanya
Terakhir Diperbarui : 2025-04-19 Baca selengkapnya