Share

Bab 33

last update Huling Na-update: 2025-04-18 14:39:58

Erik tidak kunjung kembali hingga malam tiba. Hanya Lavanya sendiri yang menjaga Belia di rumah sakit. Bahkan Lavanya masih memakai pakaian kerjanya tadi pagi.

Lavanya mengambil handphone. Ia bermaksud menelepon Erik dan meminta agar dibawakan pakaian ganti. Tapi setelah sambungan terhubung Erik tidak juga menjawab panggilan darinya hingga berkali-kali Lavanya men-dial.

Akhirnya Lavanya menyerah. Ia mematikan panggilan terakhir dengan embusan napas kecewa.

"Mama barusan nelepon Papa?" tanya Belia yang sejak tadi memerhatikan gerak-geriknya.

Lavanya beralih menatap Belia kemudian menganggukkan kepala.

"Terus Papanya mana, Ma? Tadi Mama bilang Papa cuma keluar sebentar. Sampai sekarang kok nggak balik-balik?"

Tatapan Lavanya jatuh lebih lekat di wajah Belia. Ia bisa merasakan bahwa anaknya tersebut begitu berharap akan kehadiran ayahnya.

"Mama telepon Papa tapi nggak dijawab. Mungkin Papa masih sibuk. Bentar ya Mama chat Papa dulu."

"Suruh Papa ke sini ya, Ma?" pinta Belia.

"Iya, Sayan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ririn Indah
peduli sama cewek lain tapi abai terhadap istri & anak sendiri anakmu noh lagi sakit rik, urus kek
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 34

    Erik memacu motornya dengan kencang menuju rumah Mona. Ia menyalip dengan sembarangan ketika ada kendaraan yang menghalanginya di depan. Yang ada di pikirannya saat ini adalah secepatnya bertemu dengan Mona. Ia akhirnya tiba di rumah mantan kekasihnya. Suasana rumah malam itu terhitung sunyi. Hanya ada suara samar gemerisik daun dari pohon yang tumbuh di halaman.Di beranda rumah, Mona sedang duduk menunggu Erik. Ia tersenyum manis menyambut kedatangan lelaki itu."Akhirnya Mas Erik datang juga," ucapnya senang."Aku nggak mungkin membiarkan kamu sendirian dalam keadaan begini, Mon." Erik membalas senyuman Mona.Mona membukakan pintu untuk Erik. Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah."Kamar Mona di lantai atas. Karena gelap tadi Mona hampir kepeleset, Mas," beber perempuan itu sembari memimpin langkah menaiki tangga.Tiba di kamar, Erik mendapati suasana gulita. Hanya ada sedikit cahaya dari luar yang menembus jendela sebagai sedikit penerangan.Erik mendongak, menatap lampu y

    Huling Na-update : 2025-04-18
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 35

    Pagi mulai menjelang. Matahari baru saja terbit di ufuk timur. Di sebuah kamar yang didominasi oleh warna putih, sepasang anak manusia masih bergelung di bawah selimut dengan tubuh tanpa busana. Kemarin mereka menghabiskan malam yang panas sampai kelelahan.Erik terbangun lebih dulu. Ia menggeliatkan tubuhnya. Lelaki itu tersentak saat menyaksikan tubuh tanpa sehelai benang di sebelahnya.Seketika ingatannya membawa pada kejadian kemarin malam. Seharusnya ia tidak berada di sini. Semestinya ia berada di rumah sakit menemani istrinya mendampingi anak mereka yang sakit. Namun semalam karena larut dalam suasana ia menjadi hilang kendali dan melupakan segalanya.Mengusap wajahnya dengan kasar, Erik bangun lalu duduk di tepi tempat tidur. Ia menghela napas lalu memungut pakaiannya yang berceceran di lantai, mengenakannya."Mas Erik, mau ke mana?" Suara Mona terdengar. Perempuan itu baru bangun.Erik menoleh. "Aku pulang sekarang, Mon. Udah pagi."Semalam Mona mengatakan bahwa orangtuanya m

    Huling Na-update : 2025-04-18
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 36

    Lavanya sudah menduga cepat atau lambat pertanyaan itu akan ia dengar dari Erik. Namun yang tidak ia sangka adalah akan terjadi secepat ini. Di dalam pikirannya Erik akan terlebih dulu menanyakan keadaan Belia. Nyatanya hal itu tidak terjadi."Lavanya! Aku lagi nanya sama kamu. Ini sepeda siapa? Kenapa ada di sini?" Erik kembali bertanya dengan nada yang jauh lebih tinggi.Tatapan Erik yang mengintimidasi hampir saja membuat Lavanya gentar. Tapi untuk saat ini ia tidak boleh jujur. Hubungannya dengan Erik sedang tidak kondusif. Dan Lavanya tidak ingin memperburuk suasana."Itu sepeda Belia, Mas. Aku yang beliin."Erik memandang Lavanya lebih lekat. Seakan sedang mendeteksi kebohongan di wajah istrinya itu. "Kamu bilang nggak punya uang. Kamu selalu mengaku kekurangan uang. Jadi gimana bisa kamu membeli sepeda ini? Kamu dapat uangnya dari mana, hah?!""Mas, tolong jangan marah dulu. Aku sama sekali nggak bohong tentang keadaan keuanganku. Mas 'kan tahu sendiri berapa gajiku. Jadi cerit

    Huling Na-update : 2025-04-19
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 37

    Sapaan Danish membangunkan Lavanya dari ketertegunan.Ia menundukkan kepalanya, mencoba menenangkan debaran dalam dada yang tidak menentu. Ia tidak sanggup menatap wajah Danish. Ia merasa malu atas pemandangan indah yang tidak sengaja ia nikmati. "Sa-saya disuruh Pak Budi mengantar dokumen untuk Bapak tandatangani," kata Lavanya tergagap masih dengan kepala tertunduk. Tangannya yang memegang dokumen terasa sangat gemetar.Danis mengangguk. "Maaf, aku baru selesai mandi. Silakan masuk dulu, Nya," suruhnya lalu melangkah ke dalam kamar untuk memakai baju.Merasa ragu untuk sesaat, Lavanya akhirnya melangkah masuk ke dalam rumah Danish. Ia duduk di sofa sembari menunggu lelaki itu selesai dengan urusannya.Sekian menit menunggu, Danish akhirnya keluar dari kamar. Lelaki itu mengenakan kaos hitam yang melekat begitu sempurna di tubuh idealnya. Lavanya tidak akan lupa, dari zaman mereka berpacaran dulu Danish menyukai warna-warna gelap, terutama hitam."Pak, ini dokumennya," kata Lavanya

    Huling Na-update : 2025-04-19
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 38

    Lebih dari sepuluh menit Danish menunggu di ruang tamu, namun Lavanya tak kunjung keluar dari toilet. Hal tersebut membuat Danish menjadi khawatir. Seharusnya Lavanya tidak perlu selama itu, 'kan?Tidak tahan lagi menanggung perasaan cemasnya, Danish berdiri dari sofa. Ia membawa langkahnya ke belakang. Ke kamar mandi lebih tepatnya."Lavanya!" Danish memanggil perempuan itu tepat di depan pintu kamar mandi.Tidak ada sahutan apa-apa dari dalam sana.Danish mengernyitkan dahi. Tidak mungkin Lavanya tidak mendengar suaranya. "Lavanya! Kamu baik-baik aja?" panggil Danish sekali lagi.Sama seperti tadi Lavanya tidak merespon, membuat perasaan khawatir semakin melingkupi Danish.Lelaki itu memutar knop pintu. Bersyukur karena ternyata tidak dikunci. Mungkin karena terburu-buru Lavanya tidak sempat menguncinya.Betapa terkejutnya Danish ketika pintu terbuka dan ia mendapati Lavanya terbujur di lantai dengan muka sepucat mayat dan mata terpejam."Lavanya!" Danish langsung jongkok dan meman

    Huling Na-update : 2025-04-19
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 39

    Wajah Lavanya yang pucat semakin pasi setelah mendengar perkataan Danish. Tubuhnya menegang. Bola matanya membesar. Ia benar-benar tidak siap menghadapi kenyataan ini."Hamil?" ulangnya dengan tubuh yang semakin lemah."Iya, Nya, kata dokter begitu," jawab Danish.Kenapa harus sekarang? Kenapa di saat Belia sakit? Kenapa ketika hubungannya dengan Erik sedang berantakan? Tanpa Lavanya inginkan air mata menetes di pipinya begitu saja disusul oleh tetesan-tetesan berikutnya.Melihat Lavanya menangis membuat Danish bertambah khawatir."Nya, kenapa nangis?" tanyanya lembut. Ia tidak mengerti kenapa Lavanya menitikkan air mata dan terlihat begitu sedih. Bukankah ini berita yang menggembirakan?Lavanya tidak menjawab. Hanya bulir-bulir bening yang terus meleleh membasahi pipinya. Tangannya lantas turun menyentuh perutnya. Perut yang masih rata namun ternyata ada kehidupan baru mulai tumbuh di sana."Nya, aku benar-benar nggak tahu kamu kenapa. Seharusnya kamu bahagia. Anak adalah anugerah t

    Huling Na-update : 2025-04-19
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 40

    Suara itu tidak asing lagi dengan Lavanya. Ia sangat kenal siapa pemiliknya. Mengusap matanya sekali lagi, Lavanya mendongak dan mendapati Erik tengah berdiri di hadapannya.Lelaki itu menyorotnya dengan tatapan tajam. Ekspresinya begitu gelap dengan kedua tangan yang terkepal erat masing-masing di sisi tubuh. "Jadi ini yang namanya menyelesaikan pekerjaan dan akan pulang secepatnya? Aku pikir kamu benar-benar kerja di kantor karena katamu ada proyek yang mau deadline. Tapi ternyata lagi-lagi kamu membohongiku dan sibuk berduaan dengan lelaki lain!" Erik berseru dengan lantang hingga menyebabkan perhatian beberapa orang yang sama-sama menunggu obat tertuju pada mereka. Lavanya tersentak mendengar tudingan Erik padanya. Ia hendak menjelaskan, tapi yang keluar hanyalah gelengan kepala penuh kekecewaan.Danish yang duduk di samping Lavanya merasa perlu untuk menjelaskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Ia berdiri dari duduknya. "Mas Erik, tolong jangan salah mengerti. Tadi Lavany

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 41

    Setelah kepergian Erik, orang-orang yang tadi memandangi mereka kembali memusatkan perhatian pada diri masing-masing. Meski demikian, Lavanya tahu orang-orang tersebut berbisik-bisik kecil membicarakannya. Lavanya menunduk menyembunyikan air matanya. Danish yang sejak tadi berdiri, duduk di sebelah Lavanya. Ingin sekali rasanya membantu menghapus air mata perempuan itu, tapi Danish sadar sepenuhnya ia tidak mungkin melakukan itu yang hanya akan memperkeruh suasana. Ia sadar posisinya. Ia bukan lagi siapa-siapa bagi Lavanya. Hubungan di antara mereka hanya sebatas urusan kerja. Tidak lebih. Kalau pun yang ia lakukan saat ini dianggap memasuki ranah pribadi, itu hanyalah bentuk kepeduliannya sebagai sesama manusia. "Aku sama sekali nggak menduga akan begitu reaksinya. Maaf, Nya, kalau dia jadi salah paham," ucap Danish kecewa. Sama kecewanya dengan Lavanya. Lavanya mengusap mata dan muka, mengeringkan air matanya. "Nggak apa-apa, Pak. Mas Erik memang begitu. Dia emosian dan gampang

    Huling Na-update : 2025-04-20

Pinakabagong kabanata

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 58

    Lavanya tersentak kaget kala mendengar dering suara ponsel. Bukan miliknya, tapi berasal dari pria di seberang mejanya. Seluruh lamunannya mengenai masa lalu buyar saat itu juga.Danish mengambil handphonenya dan melihat nama 'Mami' di layar. Ternyata ibunya yang menelepon."Boleh aku terima telepon dulu?" katanya meminta izin pada Lavanya.Danish tidak berubah. Dari zaman mereka berpacaran dulu selalu sama. Setiap kali mereka bersama dan ada telepon masuk ia akan selalu meminta izin terlebih dahulu pada Lavanya sebelum menjawabnya. Hanya saja yang berubah saat ini adalah status hubungan mereka."Silakan, Pak," jawab Lavanya sopan. "Saya mau ke toilet dulu." Ia pikir Danish butuh privasi untuk berbicara dengan seseorang di seberang sana."Kamu nggak perlu pergi, Nya. Itu telepon dari Mami, nggak ada yang rahasia," cegah Danish seolah tahu apa yang saat ini mengisi kepala Lavanya.Lavanya urung melaksanakan niatnya. Ia tetap duduk di tempat. Lantaran tidak ingin dianggap menguping, Lav

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 57

    Lavanya menundukkan kepala, memutus pertemuan mata yang intens di antara mereka. Beruntung pelayan restoran datang mengantar pesanan keduanya.Dua piring hidangan disajikan untuk mereka. Roasted chicken wing with garlic herb butter untuk Lavanya, serta tenderloin steak untuk Danish. Sedangkan untuk minumannya iced lychee tea favorit Lavanya dan juice apple kesukaan Danish.Baru melihatnya saja Lavanya sudah merasakan kesegaran mengaliri tenggorokannya. "Silakan dimakan, Nya," suruh Danish.Lavanya mengangguk lalu menyuap sayap ayamnya. Setiap potongan yang ia telan seakan sedang memanggil kenangan masa lalu ke permukaan. Kenangan indah yang sayangnya sangat menyesakkan dada. Rasa garlic butter yang gurih membawanya ke kamar tidur rumah kontrakannya beberapa tahun yang silam.Lavanya ingat betul kejadiannya. Saat itu Lavanya sedang sakit. Perubahan cuaca yang tiba-tiba dan sukar diprediksi berhasil melumpuhkannya. Semalam ia pulang kehujanan. Kebetulan di saat itu daya tahan tubuhnya

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 56

    Setelah meeting selesai Danish membawa Lavanya ke hotel tempat mereka akan menginap selama dua hari ini.Sebenarnya Danish bisa saja menginap di rumah orangtuanya, tapi ia memilih menginap di hotel dengan Lavanya. Alasannya sederhana, agar ia bisa mendampingi Lavanya jika sewaktu-waktu perempuan itu membutuhkan.Sepanjang perjalanan menuju hotel yang terletak tidak jauh dari kantor Serenity Group, Lavanya tidak mengatakan apa pun. Momen manis saat meeting tadi membuatnya merasa canggung pada Danish. Apalagi ia tahu persis seluruh peserta rapat memerhatikan mereka.Mobil yang membawa keduanya berbelok memasuki halaman sebuah hotel bintang lima dan menurunkan mereka tepat di depan lobi. Seorang petugas hotel dengan sigap membawakan koper Lavanya dan Danish. Setelah check in, sepasang mantan kekasih itu naik ke kamar yang berada di lantai atas yang letaknya bersebelahan."Mau makan dulu atau istirahat?" tanya Danish setelah tiba di depan pintu kamar Lavanya."Istirahat dulu, Pak. Dan ka

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 55

    Puluhan menit kemudian guncangan ringan dari helikopter yang menyesuaikan ketinggian membuat Lavanya terbangun. Seiring dengan kelopak matanya yang terbuka, ia merasakan tubuhnya lebih segar dari sebelumnya. Meski begitu sakit di perutnya tidak kunjung hilang. Sedetik setelahnya ia menyadari sesuatu yang berbeda. Ternyata kepalanya berada di pundak Danish. Entah sejak kapan. Lavanya yang terkejut seketika mengangkatnya. Pipinya bersemu karena malu."Maaf, Pak, saya nggak nyadar, tadi ketiduran," ucapnya tanpa berani memandang pada lelaki di sampingnya.Lelaki itu menerbitkan senyum tipis dari bibirnya. Ia terlihat santai. "Kamu terlalu banyak meminta maaf, Nya. Kamu nggak salah apa-apa padahal."Walau Danish menganggap sebagai hal yang wajar, tetapi tertidur di pundak atasan sekaligus mantan kekasih, tidaklah lazim menurut Lavanya.Kepalanya tertunduk semakin dalam, mengimbangi rasa malu yang kian menyebar. Berbagai perasaan melingkupi hatinya. Antara malu, terharu dan juga nyaman. Ke

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 54

    Pagi itu gerimis kecil baru saja membasahi kota A. Lavanya tiba di kantor dengan menggunakan taksi. Setelah berterima kasih, ia menjinjing koper kecilnya ke dalam kantor. Erik masih tidur saat ia tinggalkan tadi. Meskipun suaminya itu tidak mengizinkan, Lavanya tetap pergi. Kemarin malam Lavanya juga menelepon Nadia, meminta bantuannya untuk mengantar jemput Belia ke sekolah selama dirinya tidak berada di Jakarta, jika Erik melalaikan tugasnya."Kamu sudah siap, Nya?" tanya Danish begitu melihat Lavanya muncul.Lavanya mengangguk dan mengatakan, "Sudah, Pak.""Kita berangkat sekarang. Kita nggak naik pesawat komersial. Kemarin Bu Ratna nggak jadi mengatur penerbangan untuk kita karena kantor pusat mengirim helikopter untuk berangkat," jelas Danish di sela-sela langkah menuju mobil yang standby di depan lobi.Lavanya menelan saliva. Apa katanya? Berangkat dengan helikopter? Itu artinya selain ada pilot, ia hanya berdua dengan Danish, 'kan?Entah kenapa tiba-tiba saja detak jantung L

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 53

    Terbangun pagi ini, sekujur tubuh Lavanya terasa sakit-sakitan, terutama bagian perut bawahnya. Andai saja bisa Lavanya ingin beristirahat di rumah. Namun lantaran sudah mengambil cuti waktu Belia sakit, Lavanya tidak enak jika harus absen lagi. Ia memaksakan diri untuk berangkat ke kantor."Lemas banget, Nya, mukamu pucat," kata Nadia ketika melihat Lavanya muncul. "Lagi sakit?""Masa?" Lavanya memegang pipinya.Nadia mengangguk."Oh, mungkin karena aku nggak pake bedak." Lavanya berdalih menyembunyikan keadaannya.Nadia tidak sepenuhnya percaya namun tidak memperpanjangnya. "Gimana Mas Erik? Ada tanda-tanda mencurigakan?" tanyanya dengan suara separuh berbisik."Ya gitu.""Ya gitu gimana?"Lavanya menghela napas. Tidak tahu dari mana harus memulai. Yang akhirnya ia katakan adalah, "Aku nggak pernah membahas mengenai foto itu.""Ih, gimana sih? Dia selingkuh lho! Dia check in di hotel!" kata Nadia geregetan. Jika ia menjadi Lavanya, ia pasti sudah bertengkar hebat dengan suaminya. Ba

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 52

    "Biar kandungan kamu kuat, Lavanya. Ibu masih ingat, dulu beberapa kali kamu hampir keguguran waktu mengandung Belia," jawab Neli membeberkan alasannya. Lavanya mengerutkan dahi. Perubahan sikap Neli yang begitu drastis hanya dalam waktu satu malam menimbulkan kecurigaan tak berkesudahan di hatinya. "Kenapa tiba-tiba Ibu berubah sikap? Bukankah kemarin Ibu ngotot maksa aku buat menggugurkannya?" "Kemarin Ibu memang berpikiran begitu. Tapi ibu merenung dan menyadari kalau Ibu salah. Bagaimana mungkin Ibu menyuruh kamu meminta menggugurkan cucu sendiri. Anak kamu adalah cucu Ibu juga. Walau bagaimanapun dia adalah daging Erik. Ibu minta maaf soal kemarin." Lavanya terdiam. Neli tampak bersungguh-sungguh, membuat Lavanya berada di ambang keraguan. "Ayo! Tunggu apa lagi? Kasihan Bu Yati. Dia udah nunggu kamu pulang dari tadi." Suara Neli terdengar mendesak dan penuh tuntutan. Lavanya melirik ke arah Erik, meminta bantuan agar mendukungnya. Namun suaminya itu hanya diam. Ia duduk

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 51

    Saat jam makan siang Lavanya benar-benar pergi dengan Danish. Yang orang-orang kantor tahu adalah keduanya pergi bersama mengantar dokumen penawaran tender. Tidak terlalu lama, mereka akhirnya tiba di komplek perumahan yang dituju. Perumahan tersebut masih baru dan terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota. Jalan yang membentang di sana juga sudah diaspal licin. Setelah melalui gerbang perumahan, Danish menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah berwarna krem. Rumah tipe 36 itu memang sederhana, tapi begitu manis dengan bunga-bunga yang tumbuh di halaman kecil di depannya."Ini salah satu unit yang siap huni. Letaknya strategis, nggak terlalu jauh dari gerbang. Tapi kalau kamu kurang sreg, kita bisa mencari unit lain," jelas Danish sembari turun dari mobil dan menunjuk rumah di hadapan mereka.Lavanya mengamati rumah tersebut dengan saksama. Ada jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk dengan leluasa. Pintunya yang mengilat, baru selesai dipernis dan berwarna

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 50

    Lavanya menunduk memandangi gelas bening berisi cairan coklat pekat di hadapannya. Seketika ia menutup hidungnya dengan telapak tangan ketika menghirup aroma yang begitu menusuk dari cairan itu.Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba Neli menjadi begitu baik padanya? Baru kemarin perempuan itu memaksa Lavanya agar menggugurkan kandungannya, namun pagi ini sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak mungkin juga, 'kan, mertuanya berubah pikiran secepat itu?"Kenapa melamun? Ayo diminum jamunya. Ibu kasihan melihat kamu muntah-muntah terus. Dulu waktu Ibu mengandung Erik, Ibu juga rutin minum jamu biar kuat dan nggak muntah-muntah lagi."Lavanya merasa ragu. Selain tidak pernah menyukai jamu, akal sehatnya memberi peringatan akan perubahan sikap Neli yang tiba-tiba."Bu, aku nggak suka jamu. Maaf." Itu yang Lavanya ucapkan."Ibu tahu. Tapi kamu itu lagi hamil, Lavanya. Dipaksain minum jamunya. Kalau kamu sakit, 'kan Erik juga yang repot. Emangnya kamu nggak kasihan sama suamimu?

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status