All Chapters of Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa: Chapter 71 - Chapter 80

126 Chapters

Bekas Luka Masa Lalu

Udara di kamar sederhana itu terasa berat, dipenuhi aroma obat-obatan dan kayu. Lie Feng terbaring di tempat tidur, tubuhnya dibalut perban. Luka-luka akibat pertarungan dengan Lord Viper masih terasa perih, namun rasa sakit fisik itu tak sebanding dengan luka batin yang menggerogoti jiwanya. Kemenangan atas Lord Viper seharusnya membawa kebahagiaan, namun yang dirasakan Lie Feng hanyalah kekosongan.Jian duduk di sampingnya, tangannya menggenggam tangan Lie Feng. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran. "Kau baik-baik saja, Lie Feng?" tanyanya lembut.Lie Feng tersenyum lemah. "Aku baik-baik saja, Jian. Hanya sedikit lelah." Namun, suaranya tidak meyakinkan. Ia merasa kosong, tujuan hidupnya tampak kabur.Mei masuk, membawa semangkuk bubur hangat. "Makanlah ini, Lie Feng. Kau butuh tenaga untuk memulihkan diri."Lie Feng menerima bubur itu, namun hanya memakannya sedikit. Pikirannya melayang ke masa lalu, ke masa kecilnya yang kelam. Kenangan yang selama ini ia pendam muncul
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Strategi Baru

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Lie Feng saat ia berjalan menuju puncak Gunung Lonceng, tempat kediaman Master Jian, sahabat karib Guru Agung. Perjalanan setelah pertempuran dahsyat di Gunung Tian telah membuatnya merenung. Meskipun ia berhasil mengalahkan Lord Viper, ancaman belum sepenuhnya sirna. Sisa-sisa Kelompok Naga Hitam masih berkeliaran, menunggu kesempatan untuk membalas dendam.Lie Feng membutuhkan strategi baru, sesuatu yang melampaui kekuatan fisik semata. Ia membutuhkan bimbingan Master Jian, seorang ahli strategi ulung yang dikenal karena kecerdasannya yang luar biasa.Sesampainya di puncak gunung, Lie Feng disambut oleh Master Jian, seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan mata yang tajam. Ia duduk di bawah pohon sakura tua, aura ketenangan terpancar dari dirinya."Lie Feng," sapa Master Jian, suaranya lembut namun berwibawa. "Kau telah melakukan dengan baik di Gunung Tian. Kau telah menunjukkan keberanian dan kekuatan yang lua
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Pengkhianatan

Kemenangan atas sisa-sisa Kelompok Naga Hitam seharusnya membawa kedamaian, namun bayangan pengkhianatan justru menyelimuti kuil Guru Agung. Lie Feng, yang tengah merencanakan langkah selanjutnya untuk mengamankan dunia persilatan, menerima informasi mengejutkan dari Lin Xuan."Lie Feng," mulai Lin Xuan, suaranya serius, "aku telah mendeteksi aktivitas yang mencurigakan. Sepertinya salah satu dari kita… bekerja sama dengan Kelompok Naga Hitam."Lie Feng terkejut. Ia tidak percaya bahwa salah satu anggota timnya akan mengkhianati mereka. "Siapa?" tanyanya, suaranya gemetar."Aku belum bisa menentukannya dengan pasti," jawab Lin Xuan. "Namun, aku telah mendeteksi serangkaian komunikasi terenkripsi antara salah satu dari kita dengan seseorang yang terkait dengan Kelompok Naga Hitam. Aku sedang mencoba untuk memecahkan enkripsi tersebut."Lie Feng merasakan kecemasan yang menyerang jiwanya. Ia tidak percaya
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Pertempuran Terakhir

Udara di markas besar Kelompok Naga Hitam bergemuruh dengan aura kegelapan. Lie Feng, diikuti Jian, Mei, dan Tuan Gu, berdiri di ambang pertempuran terakhir. Lin Xuan, yang tidak terampil dalam seni pertarungan, tetap berada di belakang, memberikan dukungan strategis dan informasi melalui sistem pemantauannya. Mereka telah melewati banyak cobaan, tetapi ini adalah pertempuran yang akan menentukan segalanya."Dia menunggu kita," kata Lie Feng, matanya memandang ke dalam markas besar yang menyeramkan. "Pemimpin Kelompok Naga Hitam… ia lebih kuat dari yang kita bayangkan.""Kita harus berhati-hati," jawab Jian. "Ia sangat licik dan memiliki banyak kejutan.""Kita telah siap," kata Mei. "Kita akan mengalahkannya bersama-sama.""Ingat strategi kita," ingatkan Tuan Gu. "Kerja sama tim adalah kunci kemenangan kita."Mereka memasuki markas besar Kelompok Naga Hitam. Di dalam, mereka dihadapi o
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Pertempuran Terakhir #2

Debu dan asap masih memenuhi udara, sisa-sisa pertempuran dahsyat melawan naga hitam. Lie Feng, walaupun berhasil mengalahkan makhluk mengerikan itu, terkapar di tanah, tubuhnya dipenuhi luka yang menganga. Jian, Mei, Tuan Gu, dan Lin Xuan, semuanya terluka parah, terbaring di sekitar Lie Feng. Keheningan mencekam, hanya suara nafas berat mereka yang terdengar.Lin Xuan, yang paling cepat pulih dari keterkejutan, berteriak, "Lie Feng! Lie Feng!" Ia mendekati Lie Feng dengan hati-hati, mengucapkan nama kekasihnya dengan suara gemetar. Wajahnya pucat, namun mata itu berbinar dengan kegembiraan dan kelegaan.Lie Feng menggerakkan jari-jarinya dengan perlahan. Ia merasakan nyeri yang menyeksa di seluruh tubuhnya, namun ia masih sadar. Dengan tenaga yang tersisa, ia menarik napas dalam-dalam dan mengucapkan kata-kata sakral yang diajarkan Master Jian: mantra Jurus Kehidupan Abadi.Cahaya keemasan melingkupi tubuh Li
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Kedamaian yang Rapuh

Udara di kuil Guru Agung terasa lebih tenang daripada sebelumnya. Setelah pertempuran dahsyat melawan Kelompok Naga Hitam dan naga hitam raksasa, kedamaian akhirnya tiba. Namun, itu adalah kedamaian yang rapuh, diwarnai oleh bekas luka fisik dan emosional yang mendalam.Lie Feng, yang duduk di beranda kuil bersama Lin Xuan, menatap langit senja. Luka-lukanya telah sembuh berkat Jurus Kehidupan Abadi, namun bekas luka itu masih terasa jika ia bergerak terlalu keras. Lebih dari itu, bekas luka emosional yang lebih dalam masih menyerang jiwanya."Kau baik-baik saja?" tanya Lin Xuan, suaranya lembut. Ia menaruh kepalanya di bahu Lie Feng, merasakan kehangatan tubuh kekasihnya.Lie Feng tersenyum lemah. "Aku baik-baik saja," jawabnya. "Hanya sedikit lelah.""Jangan berbohong," kata Lin Xuan, mengangkat wajah Lie Feng dan memandang matanya. "Aku tahu kau masih merasakan bekas luka emosionalnya."Lie Feng menarik
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bayangan Vashta

“Suasana tegang sekali,” kata Tuan Gu, matanya mengamati wajah tegang rekan-rekannya. Lie Feng, Lin Xuan, Master Jian, Mei Lin, Zhou, Jian (yang lebih muda), dan Elder Tai berkumpul di ruang pertemuan utama Kuil Guru Agung. Udara dipenuhi aroma dupa yang samar, namun tak mampu menutupi ketegangan yang mencekam. Di atas meja, berjejer lembaran-lembaran berisi informasi yang baru saja dikumpulkan Lin Xuan.Lin Xuan, dengan tatapan serius, memulai, “Informasi yang terkumpul menunjukkan sesuatu yang jauh lebih besar daripada Kelompok Naga Hitam. Seorang dalang yang berada di balik semuanya, seorang yang kita sebut… Vashta.”Keheningan menyelimuti ruangan sejenak. Mei Lin, yang biasanya ceria, tampak khawatir. Ia menatap Lie Feng, mencari kepastian.“Vashta? Siapa dia?” tanya Mei Lin, alisnya bertaut. “Apakah dia lebih kuat dari naga hitam itu?”Lie Feng, yang duduk di kursi utama, menatap ke arah langit-langit kuil. Bayangan gelap yang ia lihat
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Jejak Senjata Kuno

Bab 52: Jejak Senjata KunoLie Feng duduk bersila di tengah ruangan, napasnya tenang dan teratur. Di sekelilingnya, Lin Xuan, Master Jian, Tuan Gu, Mei Lin, Zhou, dan Jian, menunggu dengan sabar. Ketegangan masih terasa, bayangan ancaman Vashta masih menghantui pikiran mereka. Di tangan Lie Feng, sebuah kristal kecil yang memancarkan cahaya redup, berdenyut lembut. Itulah inti dari Mata Dewa, alat yang akan mengungkap rahasia lokasi Pedang Naga Hitam.“Aku siap,” kata Lie Feng, suaranya tenang namun penuh tekad. Ia menutup matanya, menfokuskan pikirannya, dan menghubungkan kesadarannya dengan kristal itu. Cahaya kristal semakin terang, memancar aura yang kuat.“Bagaimana keadaannya?” tanya Lin Xuan, suaranya gemetar karena ketegangan. Ia menatap Lie Feng dengan tatapan penuh harap. Mereka semua menunggu dengan napas yang tertahan.Lie Feng menarik napas dalam-dalam, kemudian membuka matanya. Matanya berbinar dengan cahaya yang
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Rahasia Terungkap

Cahaya lilin menerangi peta reruntuhan kuno yang terbentang di atas meja kayu tua di ruang meditasi Kuil Guru Agung. Lie Feng, Lin Xuan, Master Jian, Tuan Gu, Mei Lin, Zhou, dan Jian duduk melingkar, wajah mereka dipenuhi dengan campuran ketegangan dan antisipasi. Aroma dupa memenuhi ruangan, mencoba menenangkan detak jantung mereka yang berdebar. Setelah perjalanan berbahaya dan bantuan dari Tua Xing, mereka akhirnya memiliki gambaran yang lebih jelas tentang lokasi Pedang Naga Hitam.Lin Xuan, dengan jari-jarinya menelusuri garis-garis peta kuno itu, menjelaskan hasil analisis data yang telah ia kumpulkan. “Analisis data menunjukkan senjata kuno itu bernama ‘Pedang Naga Hitam’,” katanya, suaranya penuh dengan kehati-hatian. “Senjata yang konon memiliki kekuatan untuk mengendalikan elemen alam.”Lie Feng, yang sedang mengaduk teh herbal di cangkirnya, menatap peta itu dengan tatapan yang tajam. “‘Pedang Naga Hitam’… nama
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Perpecahan Dalam Kelompok Naga Hitam

Suasana di ruang meditasi Kuil Guru Agung masih dipenuhi ketegangan, namun kini bercampur dengan secercah harapan. Lie Feng, Lin Xuan, Master Jian, Tuan Gu, Mei Lin, Zhou, dan Jian duduk mengelilingi meja kayu tua, cahaya lilin menerangi wajah-wajah mereka yang lelah namun bersemangat. Perencanaan untuk menghadapi Vashta dan merebut Pedang Naga Hitam telah memasuki tahap baru.Lin Xuan, yang baru saja kembali dari misi rahasia menyusup ke sisa-sisa Kelompok Naga Hitam, memulai laporannya. “Aku berhasil menyusup ke sisa-sisa Kelompok Naga Hitam,” katanya, suaranya sedikit serak. “Dan aku menemukan sesuatu yang sangat menarik.”Semua anggota tim menatap Lin Xuan dengan tatapan penuh antisipasi. Mereka menunggu dengan napas yang tertahan. Harapan baru telah muncul, dan mereka ingin mengetahui lebih banyak.“Aku menemukan perpecahan internal di dalam Kelompok Naga Hitam,” lanjut Lin Xuan. “Sebuah faksi yang dipi
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status