Home / Romansa / Terjebak Hasrat Bos Mafia / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjebak Hasrat Bos Mafia: Chapter 11 - Chapter 20

65 Chapters

Bab 11. Gara-Gara Kabur

Viana keluar dari kamar kos Cherry dengan suasana hati kurang baik. Entah kenapa sebal melihat Cherry yakin dirinya hamil.Viana membuka pintu mobil dan duduk dibelakang kursi pengemudi. Dia sedikit terhibur dengan kondisi jok mobil yang empuk, kabin senyap dan sejuk, serta setiran Galih yang halus saat menginjak rem, ganti haluan, dan menyalip kendaraan lain.Sangat berbeda dengan Galla. Viana mabuk setiap naik mobil pria itu. Galla suka ngerem mendadak dan ngebut di tikungan.“Kursus setir mobil dimana kamu?” Viana penasaran.“Di arena balap.”Viana mematung. Suara itu bukan suara Galih, tapi Teofilano!Beberapa jam lalu Galih minta maaf kepada Teofilano kalau dia terpaksa mengantar Viana pulang. Alasannya takut Viana bunuh diri. Kemudian Teofilano menanyai posisi Galih yang kebetulan tak terlalu jauh dari KIC.Teofilano menuju lokasi Galih dan menyuruh pria itu kembali ke mansion. Sementara dia, menggantikan posisi Galih.“Turunkan aku!” pinta Viana.Bukannya menurunkan Viana, Teof
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 12. The Teknik

“Check out jam 12. Bangunkan aku, kecuali kamu ingin kita menginap di sini lagi.”Selesai mengatakannya, Teofilano tidur sembari memeluk Viana. Dengan mata terpejam, diam-diam sudut bibirnya terangkat, gaya missionaris sudah dia coba, doggy style baru saja. Sepertinya lain kali perlu mencoba gaya spooning.Ya, posisi mereka saat ini memang seperti teknik spooning.“Terima kasih, Viana,” Teofilano sangat puas. Selain Viana enak dimakan, perempuan itu mau dia apakan saja. Tidak seperti dua istrinya, Lauren pemilih, Cintya monoton.Viana tidak menjawab, dia anggap Teofilano gila. Sebab orang waras tidak akan melakukan ini.Hati Viana hancur, tubuhnya remuk. Gara-gara gagal menutupi perselingkuhan Teofilano, dia dipaksa menjadi Lauren.Memang, Viana tidak disuruh mencuci baju, masak, nyapu ngepel lantai—seperti yang dia lakukan di rumah suaminya. Tapi melayani nafsu bejat Teofilano, jauh lebih melelahkan.Viana menoleh sejenak ke belakang. Memperhatikan Teofilano yang sudah memejamkan mat
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 13. Mencari Kucing dalam Selimut

“Kamu memang minta ditiduri, Viana!”Teofilano marah. Tidak menyangka, setelah semalam dia hajar, Viana berani memancing emosinya lagi. Perempuan itu meninggalkannya. Bahkan membawa mobilnya.Padahal, tujuan Teofilano membawa Viana ke Kana untuk mengajak perempuan itu ke suatu tempat.Usai membersihkan diri, Teofilano keluar kamar. Dia melihat Kim Seok, 40 tahun—manager King Palace Hotel berdiri di area restoran.Kim melempar senyum, “Selamat malam, Pak. Mau pesan sesuatu?”“Espresso double shot,” sahut Teofilano.“Baik, Pak. Untuk makanannya?”“Gak perlu.”Teofilano tidak bisa langsung makan setelah bangun tidur. Sebab itu dia hanya butuh kopi dan rokok. Sementara Teofilano terus berjalan mencari tempat duduk yang agak sepi, Kim bergegas menelpon bagian finance untuk memesan tiket pesawat di travel agen langganan mereka.King Palace Hotel adalah hotel milik Teofilano. Hotel ini dia dirikan bersama sahabatnya, Vincenzo dan Don Alberto. Hotel bintang 5 ini dibangun di kota Kana, kota ya
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 14. Rindu

Di lounge bandara khusus penumpang bisnis class, Teofilano tersenyum simpul melihat Linda di sampingnya. Dia tidak menyangka Linda mau ikut dengannya malam ini.“Kamu cantik dan smart, Linda. Aku suka kamu.”Linda menunduk. Malu sekaligus senang dipuji orang setinggi Teofilano. “Terima kasih, Pak.”Teofilano menawari Linda bekerja di club malamnya, KIC. Dengan kecantikannya dan semangatnya mencari uang, Teofilano yakin Linda bisa menghasilkan banyak uang untuknya.“Temani mereka minum dan ijinkan mereka menyentuhmu sedikit. Mereka akan mengeluarkan uang untukmu. Tapi kalau kamu mau dapat lebih, ajak mereka menghabiskan uang di tempat kita."“Ya, Pak,” sahut Linda, sembari menyusun rencana bagaimana caranya dia merayu orang-orang itu minum banyak. Sebab dia belum pernah melakukannya.“Tadi Bapak bilang komisi saya dihitung perbotol ya,” Linda memastikan.“Ya.”Di dalam pesawat Linda melirik Teofilano yang memejamkan mata. Sebagian kecil dari dirinya menghalu bagaimana rasanya pria tampa
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 15. Gigauan

CeklekViana membuka pintu. Terkejut melihat Galla duduk di ruang tamu, lengkap dengan laptopnya.Saat ini pukul 2 malam. Viana baru sampai rumah karena ban motornya bocor. Terpaksa Viana mendorong motor karena satu-satunya tambal ban yang dilewati tutup.“Masih ingat rumah?!”Viana melempar senyum kuda ke wajah Galla yang masam. Dia masih ingat percakapan terakhir mereka ditelpon, 2 hari lalu. Galla menyuruhnya pulang saat itu juga, jika ingin lanjut berumah tangga. Ternyata, Viana baru bisa pulang hari ini.“Masih,” sahut Viana ketar-ketir, sebab nasib rumah tangga berada di ujung tanduk saat ini.“Aku akan segera mengurus perceraian kita.”Rahang Viana jatuh, dia pikir Galla tidak sungguh-sungguh dengan ancamannya. Viana segera merengek kepada Galla.“Galla, bisa kau maafkan aku?”Galla tak menjawab. Dia kembali fokus membuat layout untuk restoran barunya nanti. Karena konsepnya berbeda dengan restoran sebelumnya, sebab itu Galla harus memikirkan setiap detailnya.“Kamu nabrak oran
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 16.

“Pak jangan … jangan lakukan ini ….”Galla meremas bantalnya mendengar Viana menggigau. Dia melemparkan bantalnya ke sofa, tidur.“Saya tidak mau menghianati suami saya … meskipun dia tidak berfungsi ….”Galla sontak menoleh ke Viana, darahnya mendidih, harga dirinya tergores dikata tidak berfungsi. Tapi dia kembali memejamkan mata. Yang penting dia tahu dirinya, terserah Viana menganggapnya seperti apa.Viana membuka matanya sedikit, melirik Galla yang tidur dengan gelisah. Puas bisa balas dendam kepada pria yang ingin menceraikannya itu.Ya, Viana hanya pura-pura menggigau, untuk menyampaikan keluhannya. Nyatanya dia memang tidak hanya memaafkan Galla dalam satu hal saja, tapi juga hal lain.Bagaimanapun bahasa kasihnya adalah sentuhan fisik. Segala sesuatu yang berbau intimasi menyukakan hatinya. Baik itu pelukan, ciuman atau sex. Sayang Galla tak pernah melakukannya.Sebagai finishing sebelum bangun, Viana melanjutkan, “Saya mohon … jangan … jangan … jangaaaaaaaa—”“Viana!” Galla
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 17. Titip Rahasia

“Jangan lupa ambil gordennya. Kalau tidak … kekasih gelap Non bisa memanfaatkannya,” pesan Anan.Viana tidak mengerti maksud Anan hingga tukang kebun itu geleng-geleng kepala sebelum keluar kamar. Apakah yang dimaksud Anan adalah Teofilano?Rasa takut mengepung Viana, “Ba—bagaimana jika dia lapor ke Galla?”Viana mengejar Anan. “Pak, tunggu!”Anan berhenti lalu membalik badan. “Kenapa, Non?”Tanpa permisi, Viana menarik lengan Anan ke dalam kamar. Lalu dia mengunci pintu.“Apa maksudnya kekasih gelap?”“Yang memeluk Non di dapur beberapa hari lalu.”Viana lemas, dugaannya benar. Anan melihat Teofilano.Viana tidak tenang. Ketahuan bohong dan kissmark saja sudah membuat rumah tangganya di ujung tanduk, apalagi ditambah Galla tahu Teofilano menemuinya, bisa-bisa dia disodok oleh Galla.Tidak, Viana tidak mau rumah tangganya hancur. Seminus-minusnya Galla, pria itu tetap suaminya—pria yang menjamin masa depannya. Apalagi Galla berjanji tidak akan menceraikannya.Mengabaikan rasa malu, Vi
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 18. Sugesti

Wug!Viana terkejut, ada seekor anjing yang menghadang jalannya. Padahal, jarak antara dirinya dan motor tak sampai 5 meter.“Pergi!” hardik Viana.Bukannya pergi sesuai kemauan Viana, anjing itu menggeram.Wug! Wug!Takut, Viana takut anjing ini menyerangnya. Dia pernah punya pengalaman buruk yaitu di kejar anjing. Sejak saat itu takut anjing.“Ceko!”Viana mengangkat wajahnya, mendengar suara perempuan berseru. Dia lega akhirnya tuan si anjing datang.“Ternyata kamu di sini? Pulang yuk.” Ajak perempuan itu sembari menggendong anjingnya.“Anjing kamu?” tanya Viana.Perempuan cantik itu melempar senyum kepada Viana. “Bukan, milik Bosku.”Meskipun takut, Viana akui, anjing ini bagus bulunya. Terlihat dirawat dengan baik.“Kamu tidak takut digigit?” tanya Viana.“Tidak. Dia baik.”Wug!Ceko mengeram.“Sepertinya dia hanya baik padamu,” celetuk Viana.Perempuan cantik itu tertawa sebelum mengoreksi Ceko. “Ceko, No.”Viana tidak percaya anjing itu diam, “Aku tidak mengerti bahasa peranjin
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 19. Penyusup Yang Menjijikkan

CeklekViana menoleh mendengar pintu terbuka. “La, apa itu kamu?”“Galla, apa itu kamu?” ulang Viana lebih keras.Viana memang tidak bisa melihat pintu secara langsung, sebab terhalang kamar mandi dan kamar ganti.Karena tak ada jawaban, dia menyalakan lampu. Pintu kamarnya terbuka tapi tidak ada siapapun yang masuk.Tok! Tok!Di lantai 3 ini, penghuninya hanya Viana, Galla, dan Michael. Ketika semua tidur, hanya lampu-lampu down light di tangga yang sedikit menerangi lantai 3 ini. Viana melirik kamar tidur Michael, sepertinya adik iparnya itu sudah tidur.“Siapa yang membuka pintu?” Viana setengah penasaran, setengah merinding.Turun ke lantai 2, Viana memperhatikan kamar tidur ayah dan ibu mertuanya. Tampaknya mereka juga sudah tidur. Karena masih penasaran, Viana turun hingga lantai satu. Masih tidak ada siapa-siapa.Di lantai satu ini kosong. Hanya ada dapur, ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar tamu.Sopir, tukang kebun, satpam dan asisten rumah tangga, kamar mereka berada di lua
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

20. Paket

Tok! Tok!Viana mendengar pintu kamarnya diketuk. Tapi malas membuka mata.“Vi, ada paket untukmu,” suara Gustav, 63 tahun—papa mertua Viana.Bola mata Viana sontak membelalak. Di rumah ini, hanya papa mertuanya yang dia sungkani. Itu karena ayah mertua jarang bicara, sopan dan berwibawa.Kadang Viana heran, kenapa kedua anaknya yaitu Galla dan Michael tidak menuruni sifatnya ini. Mereka justru mewarisi Vonny yang kadang tidak bisa menyaring kata-katanya.Viana turun dari ranjang, bergegas membuka pintu.“Dari siapa, Pa?” Viana membolak balik bungkusan hitam itu, mencari pengirimnya.“Papa juga nggak tahu, gak ada keterangannya.”“Makasih, Pa,” ucap Viana, ketika papa mertuanya pergi.Sembari berjalan menuju sofa di depan kamarnya, Viana membuka paket.“G string?”Viana penasaran, siapa yang kurang ajar mengiriminya barang memalukan itu. Dia membaca selembar kertas yang diselipkan di antara pakaian dalam itu.“Pakai itu saat mengambil ijazah nanti.”Hari saat Viana diikat kaki dan tan
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status