Rumi memperhatikan Viana, apa yang membuat perempuan itu gugup dan berjalan mondar mandir di depannya. “Kenapa, Non?”“Aku mau pulang,” jawab Viana.“Antar dulu ini ke Bapak,” ujar Rumi.Viana menatap 3 croissant yang sudah diisi dengan saus berwarna putih, daging ham, keju mozzarella, scramble egg, succini, dan tomat. Tidak menyangka dirinya disuruh mengantar makanan ke Teofilano.“Bibi saja,” tolak Viana, dia tidak sanggup bertemu Teofilano.Rumi menggelengkan kepala. “Pesan Bapak, Non Viana yang nganter.”Terpaksa Viana mengantar sarapan Teofilano. Kata Rumi pria itu ada di ruang bilyar. Viana heran, rumah seluas ini apa hanya Rumi yang membersihkannya? Sebab hanya perempuan itu asisten rumah tangga di sini.“Apa ini ruangannya?” Viana mendorong pintu kayu berwarna putih. “Bukan ternyata. Ini ruang teater.”Bangunan ini semuanya berwarna putih. Mulai dari lantai granitnya, tembok hingga furniture. Sangat kontras dengan Teofilano yang menyukai warna hitam.Dulu, Viana kira Teofilano
Terakhir Diperbarui : 2025-03-15 Baca selengkapnya