“Boleh saya masuk?” tanya Viana.“Tentu, ini kamarmu.” Teofilano memindai wajah Viana dengan seksama.Viana tersenyum simpul sebelum melangkah masuk. Membuat Teofilano hampir tidak bisa bangun dari lamunannya.“Kenapa Bapak memberi saya kamar? Saya nggak apa kok tidur di kamar Bu Lauren.”Viana merasa special, sebab kamar ini 2 kali lebih luas dari kamar tidur Lauren. Dan yang pasti punya taman buatannya sendiri.“Viana … kamu ….?”4 tahun lalu Viana menjadi korban hipnotis saat berkunjung ke kota Kana. Dompet dan ponselnya raib dibawa pria tak di kenal. Akibatnya, dia terlantar selama 2 hari di pantai Kana, tanpa makan dan minum.Terpaksa Viana menggunakan bakatnya. Dia menari belly dance untuk mandapatkan uang supaya bisa beli makan dan pulang ke Triodes.Viana meliuk-liukan tubuhnya dengan begitu seksi dan lemah gemulai sehingga beberapa pengunjung pantai berkumpul untuk menonton dan meletakkan uang ke atas kemejanya.Viana tidak sadar jika ada dua pria yang memperhatikannya dari j
2 tahun kemudian.......“Viana!”Viana terkejut ibu mertuanya masuk ke kamar dengan nada berang.“Ya, Ma.” Viana menutup laptopnya.“Mama kan udah suruh pasang gas. Kenapa belum kamu lakuin?!”Sumpah, Viana tidak ingat apa – apa. Viana membuka buku catatannya. Lega, ternyata alasan dia belum mengganti tabung elpiji karena takut.“Viana nggak bisa, Ma. Takut bocor. Jadi tadi Viana tulis catatan untuk Bi Daria”Vonny berdecak, “Bi Daria sudah lama keluar, Viana. Gimana sih kamu ini?!”Wajah Viana tampak bingung, “Kapan Bik Daria Keluar?”“Hadeh, bisa gila aku lama – lama ngomong sama kamu. Cepet pasangin!”2 tahun lalu, Cinta menyuruh orang menabrak Viana. Karena Galih berhasil menolongnya, kondisi Viana tidak terlalu parah. Sementara Galih tewas saat itu juga.Viana koma selama 1 tahun. Dan 6 bulan lalu dia berhasil bangun, sayang kondisinya cacat. Ingatan Viana selama 3 tahun terakhir hilang. Dia juga kesusahan mengingat hal yang belum lama dia kerjakan. Serta, kakinya patah.Tapi 1 b
Triodes adalah ibukota negara Arama. Kota yang dijuluki sebagai surga bagi orang kaya ini tidak hanya menjadi magnet bagi penduduk sekitarnya, tapi juga tenaga kerja asing. Rumi, Galih, Olek, Daria, Anan, Vonny diantaranya.Dan Vonny, salah satu tenaga kerja asing yang beruntung. Dari waiter, dia dinikahi bosnya—Gustav Galardi.Sementara Ayah, Ibu, dan Kakek Viana tergolong tenaga kerja asing yang kurang beruntung. Bos tempat ayah Viana mengabdi meninggal 18 tahun lalu, katanya.Tak sampai 10 menit Viana sampai di depan jajaran food truck. Dia bingung memilih makanan sebab uangnya terbatas.“1 french fries, ukuran small,” pesan Viana.“Ayam? minuman?” pemilik food truck itu menanyakan tambahannya.“Kentang aja.” Viana mengulurkan uang ketika ada yang menyenggol bahunya.“Kenyang makan siang kentang aja?”Viana menoleh ke kanan, memindai pria dengan kemeja hitam yang selalu tak pernah dikancing bagian atasnya. Memakai jas juga tidak di kancing. Untung celana bahannya dikancing. Fantofe
“Iya. Oh ya, aku udah transfer uang bulanan ke kamu.”Mata Viana sontak berubah bentuk hati merah besar seperti kaca mata, bahkan saat ini dia memasang wajah imut, membuat Michael yang melihatnya dari jauh eneg. Viana usai menelpon, ingin cepat-cepat mengambil uangnya.“Cuma duit yang bikin loe senyum-senyum kayak gini,” celetuk Michael.“Adik, belajarlah sopan sedikit padaku,” balas Viana lalu melenggang pergi, tanpa mencuci piring.Viana merubah bahasa kasihnya. Dari sentuhan fisik menjadi uang. Karena lebih mudah mendapat uang dari pada pelukan dari seorang Galla.Viana berhenti, menoleh berita yang sedang di tonton Michael. “Korban dimutilasi setelah diperkosa?”“Iya, adik kelas gue korbannya.” Michael meremas remot, sebab itu mantannya. “Hati-hati kalau di tempat sepi.”Viana heran, sejak kapan adik iparnya ini perhatian?“Michael kamu kehabisan obat?”Michael menoleh terkejut kepada Viana. Candaan yang seperti itu mereka gunakan sebelum Viana hilang ingatan.“Loe udah ingat?”Via
Viana terkejut isinya pakaian untuk menari belly dance, “Pantai Kana?”Hanya 2 kali Viana berkunjung ke Kana. Pertama saat berkunjung ke kota itu untuk jadi SPG Event, yang akhirnya naas kena hipnotis. Kedua saat dihajar 5 ronde oleh Teofilano di King Palace Hotel karena kabur dari mansion.“Ya.” Galla menarik tali handuk kimono Viana. “Sekarang aku mau kamu menari belly dance di depanku.”Galla masih ingat betapa seksi tarian belly dance Viana kala itu. Sampai dia ingin membawanya ke hotel. Selama ini dia menahan diri untuk tidak meminta Viana menari di depannya karena cintanya kepada Jasmine.Tapi hari ini Galla tidak akan menahan lagi, dia siap membagi hati. Memiliki 2 istri. Yang sah namanya Viana, yang belum sah namanya Jasmine.“I love you, Vi,” ucap Galla, tidak menyangka takdir mempertemukan mereka melalui kecelakaan.Handuk kimono Viana jatuh ke lantai. Menyisakan tubuh polosnya yang mengundang decak kagum Galla—singa yang ingin menerkamnya 6 tahun lalu.***'Teofilano memati
“Tidak boleh ada mobil atau motor masuk sampai mobil Bapak keluar,” kata Reynhart.“Siap!”Sahut mereka serempak.Reynhart mensterilkan jalan 500 meter dari gerbang perumahan elit milik keluarga Viana, pertigaan sudah dia tutup. Mereka tidak mau kecolongan lagi. Setelah aman, mobil Teofilano bergerak masuk ke dalam perumahan.Namun, Teofilano terkejut tiba-tiba ada pesepeda memotong jalannya. Dia spontan menginjak rem dan keluar dari mobil, karena pesepeda itu jatuh.Teofilano membantu orang itu berdiri serta mendirikan sepedanya. “Maaf, saya tidak sengaja. Saya antar ke rumah sa—”“Nggak perlu. Saya juga baik-baik saja kok.”Pria pesepeda itu menolak bantuan Teofilano. Dia minta maaf lalu pergi. Setelah agak jauh, dia melirik ke belakang, melihat Teofilano yang masih berdiri di tempat. Menyeringai tipis, berhasil memasukkan penyadap ke saku jas Teofilano.Teofilano membiarkan orang itu pergi, dia menelpon Reynhart. “Kenapa ada orang masuk?”Reynhart terkejut, nada Teofilano rendah ta
Tidak! Marahnya tidak bisa ditutup dengan uang. Meskipun Teofilano memberinya uang 1 Milyar dollar pun Viana tidak akan memaafkan pria itu yang mengajaknya keluar malam ini.Teofilano meraih jemari Viana, menggenggamnya.Bola mata Viana mencuat, dia merasakan sesuatu yang bulat bagian kepalanya, tebal bagian batangnya, kokoh. Jarinya saat ini menggenggam milik Teofilano! Jantung Viana berdebar. Matanya berlahan menoleh.“Kamu tidak kangen ini?” Teofilano mengeratkan cengkaramannya, menuntun jari-jari lentik dan lembut Viana mengusap miliknya.Degup jantung Viana tidak karuan, seperti habis dikejar anjing. Baru pertama kali ini dia menggenggam benda sialan itu. Sialnya dia ingin mengalihkan pandangannya, tapi tidak bisa. Inti Viana basah.Viana kesal, Teofilano tahu kelemahannya. Beberapa saat lalu Galla tidak jadi menyentuhnya karena mendapat telpon dari seseorang yang katanya kecelakaan. Padahal Viana mendambakan itu meskipun takut.Sekarang dia melihat milik Teofilano yang butuh per
Dada kiri Viana tertembak.“Viana!” Teofilano turun dari tempat tidur setelah sadar apa yang terjadi. Dia menatap tajam Cintya sebelum mengangkat tubuh Viana yang lunglai berlumur darah.“Pengacaraku akan mengurus perceraian kita,” ancam Cintya.“Sebaiknya begitu.”“Aku akan membunuhmu jika berani keluar dengan wanita sialan ini!” Cintya menangis.Teofilano tidak peduli. Dia membawa Viana keluar kamar, meskipun tahu resikonya. Hanya satu di otaknya saat ini, mengeluarkan peluru dari tubuh Viana secepat mungkin.Tubuh Viana mengigil, merasakan nyeri luar biasa di dada dan bahunya. Dia takut mati, tapi lebih takut lagi tertangkap wartawan.“Turunkan aku.”“Diam, Viana!”Dorr!“Ssshh!” Viana mendesis, peluru Cintya mengenai kakinya.Dorr! Dorr! Dorr!Tak peduli seberapa marah Cintya kepada Teofilano, dia hanya bisa melampiaskan kepada Viana—wanita selingkuhan suaminya. Sama halnya seperti kepada Lauren dan wanita-wanita lain yang pernah ditiduri Teofilano.3 tembakan Cintya meleset semua
“Wah, hebat sekali kamu. Kecil-kecil jago bisnis,” puji Galla.Jika Reyna malu dipuji seorang Galla, pebisnis muda yang sukses menyulap Galardi Kitchen dari 3 cabang menjadi 9 cabang dalam waktu kurang dari 5 tahun, Vonny menatap Galla sebal karena saat ini merangkul pundak Viana—perempuan miskin, bodoh, dan tak berguna itu.Reyna memang layak dipuji dan dibanggakan. Usianya masih 19 tahun, baru lulus SMA, tapi sudah punya bisnis online shop yang sukses. Bisa beli apartemen serta mobil dengan uangnya sendiri.“Itulah pentingnya latar belakang keluarga. Keluarganya pebisnis semua, makanya Reyna jago bisnis. Coba kalau orang tuanya buruh cuci dan sopir angkutan umum, anaknya pasti gak bisa apa-apa. Gak mampu otaknya buat melihat peluang dan cari uang.”Deg!Viana merasa tersindir. Setelah bisnis toko lampu orang tuanya bangkrut, mendiang Ibunya—Hesti Tanama memang menjadi buruh cuci baju dari rumah ke rumah, dan mendiang ayahnya—Adnan Tanama menjadi sopir bis milik pemerintah.Kalau dir
Mata coklat Viana memperhatikan pesawat yang sedang take off. Kalau boleh teriak, dia ingin menyuruh Teofilano turun dari pesawat itu atau jangan pergi selama itu.Tapi Viana hanya bisa menelan semua itu sendiri. Karena sadar Teofilano sedang melakukan tugasnya sebagai suami.Sebenarnya sudah lama Lauren meminta Teofilano menemuinya. Tapi baru kali ini Teofilano sempat.Teofilano berani meninggalkan Viana karena Cintya sudah dia kurung di rumah sakit jiwa dan Tiger tidak berkutik setelah Teofilano menemukan bukti bahwa pembunuh berantai yang selama ini memutilasi korbannya setelah diperkosa adalah Tiger.Viana memarkir mobil milik Teofilano di KIC. Segera dia temui Dion yang sedang mengopi di pos satpam malam ini.“Dion, ini kunci mobil Bapak.”Dion bingung. “ Kenapa dikasih ke aku? Kan bapak suruh kamu pake selama Bapak nggak ada.”“Tahu. Tapi aku nggak mau. Nih.” Viana menyuruh Dion menerima kuncinya.Viana masih cukup waras. Bawa mobil Teofilano pulang ke rumah sama dengan minta d
Teofilano mendorong piring Viana. Menyuruh perempuan itu menghabiskan makanannya. Begitu pula dengan dirinya.“Sudah jam 1 siang, saya harus kembali,” ucap Viana.“Nanti malam aku ke Irish menemui Lauren.”Viana memasukkan baju dan lain-lain ke dalam koper yang akan dibawa Teofilano. Sementara pria itu menelpon Lauren.“Aku sudah beli semua pesanan kamu. Semua sudah masuk ke dalam koper,” ucap Teofilano usai melirik hasil pekerjaan Viana.Lauren memesan beberapa makanan khas Triodes dan restoran KIC. Sebab itu Teofilano membawa koper besar, padahal baju yang dia bawa hanya 3 pasang.Teofilano memang tidak suka bepergian dengan membawa banyak barang, dia lebih suka bawa uang, sesampainya di tempat biasanya beli baju dan baju kotornya dia buang ke tempat sampah.“Makasih, Honey. Aku gak sabar ketemu kamu,” ucap Lauren manja.“Aku juga.” Teofilano memperhatikan Viana yang memasukkan charger, laptop, parfum dan waxnya ke dalam tas. Kini perempuan itu usai dan duduk di sofa membuka ponsel.
“Makasih Rumi,” ucap Teofilano.“Ya, Pak.” Rumi meninggalkan Viana dan majikannya setelah menyiapkan makan siang untuk mereka.Teofilano menuang beberapa sendok daging sapi ke piring Viana. “Hari ini kamu membuatku surprise sampai tidak tahu harus memberimu SP atau penghargaan.”Viana menyumpit nasi dan memasukkan ke dalam mulut sembari menunduk. Begitu pula dengan daging sapi lada hitam di depannya, dia masukkan satu persatu ke dalam mulut dengan kepala menunduk.Tadi saat memperkosa Teofilano tidak semalu ini, kenapa sekarang malunya minta ampun?Rasanya Viana tidak mampu menghadapi sisa hari.Ah! Tidak. Yang dia rasakan saat ini bukan cuma malu tapi juga merasa telah kurang ajar kepada CEOnya itu. Harusnya dia tak melakukan hal tak wajar bin stupid itu.“Lihat aku, Viana.”Viana tak menjawab apalagi melihat pria itu. Dia sedang menghalu andai bisa menghilang seperti jin detik ini.Cowok menyatakan cinta duluan itu wajar. Tapi cewek menembak cowok, memalukan. Apalagi dalam hubungan
“Kamu angkat telpon Bapak,” perintah Luigi kepada Viana.Rahang Viana jatuh, dia belum sempet menjawab tapi kepala resepsionis itu sudah mengangkat telpon dari luar duluan. Tapi kemudian bersyukur, ternyata telpon dari luar orang yang tanya-tanya paket wedding, hal yang belum dia kuasai.Luigi menerangkan sedikit karena departemen marketing sedang diluar kantor untuk makan siang.Terpaksa Viana mengangkat telpon dari nomor ekstensi 201 itu.“Ya, Pak,” sahut Viana sembari menatap Adam. Suaranya agak kaku mengingat apa yang beberapa saat lalu dia lakukan ke pentolan silent killer itu. Tadi saat berbuat dia tidak berpikir karena terbawa keadaan, sekarang baru mikir tidak seharusnya dia begitu.“Pak … ada yang bisa saya bantu?”Viana bingung, Teofilano memutus sambungan tanpa sepatah kata.“Kenapa Bapak?” tanya Lolita.Viana mengedikkan bahu. “Gak ada ngomong apa-apa. Mungkin maunya diangkat Kak Luigi atau Kak Lolita.”“Ngusir aku kayaknya,” Adam perasaan.Sementara Adam pergi Viana jadi m
Viana kembali ke konter resepsionisnya dengan wajah penuh tanda tanya. Hal apa kira-kira yang membuat Galla tiba-tiba dingin dan mendiaminya. Memang ini pertanyaan bodoh yang pernah terlintas dalam benaknya setelah melakukan dosa bersama Teofilano, tapi tetap saja ingin tahu.“Woi! Ngelamun aja!”Viana menjingkat tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dengan suara nyaring. Tangannya gatal untuk tidak memukul lengan pria yang dari dulu suka menggodanya itu.“Kenapa sih Pak Adam hobi banget kagetin orang?!” Viana emosi, benci di kageti.sAdam cekikikan sembari mengikuti Viana yang masuk ke lobby KIC, senang cewek cantiknya kembali. Sebenarnya di KIC bertabur cewek cantik karena Bos mereka—Teofilano membuat aturan jelas untuk terima karyawan yaitu harus good looking.Meskipun cuma SMA seperti Viana, asal cantik dan seksi pasti ketrima kerja di KIC, dari pada lulusan S2 dengan wajah hancur dan body ala kadar.Tapi khusus Viana, selain kecantikannya mirip Lauren, dia tidak merokok, minum alkoh
Viana termangu di salahpahami oleh Teofilano.Entah setan mana yang merasuki Viana, urat malunya tiba-tiba putus. Sudah diperlakukan seperti itu, tangannya masih meraih kembali milik Teofilano yang sudah mengecil dari tadi.Membelai lembut dan penuh kasih sayang ketika Teofilano tidak lagi menolaknya. Viana berhenti ketika benda itu diameternya mengetarkan jantung. Benar-benar ingin benda itu menggantikan jari Teofilano.Viana menatap mata Teofilano. “Aku mohon … masukin ….”Alih-alih mendengarkan Viana, Teofilano terus memainkan lubang peranakan yang basah itu dengan penuh nafsu. Semakin Viana tersiksa, semakin berkurang amarahnya. Setidaknya sampai beberapa detik kemudian.Jika memohon tidak di dengarkan, maka jalan satu-satunya main hakim sendiri. Viana mendorong Teofilano sekuat tenaga hingga pria itu mundur beberapa langkah. Jangan menindas orang yang lemah.Viana baru keluar dari ruang kerja Teofilano pukul 12 siang. Berjalan layaknya tidak terjadi apa-apa, padahal baru saja mel
“Saya tidak akan menghindar meskipun Bapak tikam.”Teofilano tertawa. Berapa banyak nyawa yang dia bunuh? Dia hanya menghitung ketika masih 1 – 300. Setelah itu tidak menghitung lagi. Karena terlalu banyak jumlah anak buah Nit King dan Cintya yang mencari masalah dengannya.Satu hal yang pasti seluruh anggota keluarga dan anak buah Nit King sudah dia habisi, bahkan binatang peliharaan dan cicak yang ada pada dinding rumah Nit king. Hanya satu yang tersisa yaitu Stefanie Laurencia King, bayi Gabriella yang saat ini di depan matanya.Teofilano menghirup aroma pipi Viana yang mungil, mulus dan wangi. Jantungnya berdebar, peredaran darah ke arah kejantanannya yang lancar membuat benda itu cepat mengeras.Terkadang, antara benci, cinta, dan obsesi beda tipis. Ketiganya seperti persamaan linier. Satu garis lurus yang bernama INGIN.Jika cinta INGIN membahagiakan, benci INGIN menghancurkan, maka obsesi INGIN menguasai atau memiliki.“Aromamu aroma bayi … wajahmu wajah Gaby … kekurang ajaranm
Viana mengambil nafas. Meskipun sudah berkali-kali tanpa busana di depan Teofilano, jantungnya tetap deg-degan seperti pertama kali melakukannya.“Kenapa kamu berpikir aku mencintaimu?” ulang Teofilano sembari melepas kancing kemejanya sendiri.“Karena Bapak selalu mengajakku berhubungan badan. Aku tahu sex bukanlah cinta, tapi salah satu manifestasi cinta adalah sex.”Teofilano tertawa sebelum meletakkan kemeja hitamnya di atas meja. “Jangan salah, Viana. Tubuh pria setiap hari memproduksi sperma. Mau tidak mau kita para pria melakukan sex untuk mengeluarkan supaya tidak penuh. Aku mengajakmu berhubungan badan karena kamu yang membuatku kehilangan istri. Tidak lebih dari itu.”Viana menarik nafas. Ingin mensuwir-suwir mulut Teofilano, tapi tidak ada yang salah dengan ucapannya. Pria itu mengajaknya berhubungan badan memang bukan atas dasar cinta tapi memberi hukuman atas kesalahan yang dia buat.Akhirnya Viana hanya bisa melengos ketika Teofilano membuka ikat pinggang serta celana ba