Sukma menatap Yudi yang terbaring lemah di kursi, wajah suaminya tampak pucat, keringat dingin mengalir di pelipis. Termometer menunjukkan angka 39 derajat. Sukma menahan diri untuk tidak menangis. Bukan hanya karena kondisi fisik Yudi yang membuatnya khawatir, tetapi juga beban yang terus menumpuk di pundak pria itu. Dengan tangan cekatan, dia menggosokkan minyak kayu putih ke hidung dan leher Yudi. Tak lama, lelaki itu mulai siuman. Matanya membuka perlahan, dia meng3rang."Mas, ayo kita ke dokter," pinta Sukma lembut. Dia mengambil kain kompres di dahi Yudi.Yudi menggeleng pelan. "Nggak usah. Aku cuma butuh istirahat, tolong ambilkan paracetamol.""Mas, kamu demam tinggi. Ini bukan main-main," desak Sukma. Dia kesal, setiap sakit Yudi tidak pernah mau diajak berobat. Bagaimana kalau ada penyakit lain di tubuhnya?"Aku demam biasa. Sudah, percaya sama aku," ujar Yudi sambil mencoba duduk, meski tubuhnya masih terasa lemas.Sukma berdecak kesal, tapi akhirnya menuruti permintaan Yud
Last Updated : 2025-03-04 Read more