"Maaf, Mas. Tadi, Mama telepon meminta kita makan siang di tempat Oma Rumana." Tengah malam, kuberanikan diri untuk berbicara pada Mas Ammar yang kebetulan baru tiba di rumah. Meski takut menghadapi sikap dingin pria berstatus suamiku itu, aku tetap melakukannya. Sebab sejak sore tadi, mama mertuaku sudah memperingatkan agar kami pergi bersama ke sana. Katanya, Oma sudah sangat rindu dengan kami. Dan jika aku gagal mengajak Mas Ammar, mertuaku itu akan membuat perhitungan denganku. Namun, Mas Ammar justru menatapku dingin. “Renjana Zuhayra, apa Kau tak lelah melakukan ini semua?" "Ma-af, Mas?" tanyaku belum paham maksud ucapannya. "Jangan pura-pura tidak mengerti, Renjana. Kau tahu kan, aku adalah kekasih Raline, tapi dengan sengaja Kau tetap menerima perjodohan ini? Bahkan sekarang, Kau mencoba memanfaatkan Oma dan Mama demi mendapatkan perhatianku." Kuhela nafas panjang, menahan rasa sakit yang mendera dalam dada. Tanpa dia mengungkitnya aku sudah tahu Ralin
Terakhir Diperbarui : 2025-03-17 Baca selengkapnya