All Chapters of MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN : Chapter 31 - Chapter 40

47 Chapters

DIANGGAP SENGAJA SAKIT

"Hanya itu, tapi jangan sepelekan resikonya. Terkadang banyak sekali pasangan muda yang menganggap ini tidak penting, jadi perhatikan hal itu."Bara mengucapkan terima kasih pada dokter yang memeriksa Gina seraya menerima resep yang diberikan oleh sang dokter untuk kemudian ditebus di apotek.Ia terpaksa menggamit lengan Gina ketika beranjak dari hadapan sang dokter dan menggenggamnya erat agar dokter dan suster yang ada di situ percaya bahwa mereka pasangan suami istri. Ini membuat jantung Gina seolah berhenti berdenyut karena genggaman tangan Bara tidak sedingin raut wajah dan sikapnya. Terasa hangat, hingga ada desiran aneh yang menyelusup lembut ke relung hati Gina dan itu membuat Gina buru-buru melepaskan pegangan tangan Bara dengan berpura-pura memperbaiki rambutnya.Apa yang dilakukan oleh Gina hanya membuat Bara melirik sekilas ke arahnya. Tidak bicara sama sekali, dan Bara juga tidak mau tahu tentang hal itu. Ibu Indira menyambut mereka di luar, lalu menanyakan apa yang dik
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

BERSIMPUH DI HADAPAN BARA

"Apa? Jadi, sekarang kau berani bernegosiasi denganku?!" murka Bara pada Gina.Dan itu membuat Gina merasa keberaniannya yang tadi sempat membara perlahan menciut kembali melihat betapa tidak nyamannya wajah, sorot mata dan nada suara Bara ketika tadi mengucapkan kalimat itu padanya. 'Ayo, Gina! Lanjutkan aksi protes kamu! Jangan kalah dengan sikap arogannya dia! Enak saja, dia selalu ingin dituruti tapi dia tidak memperhatikan anak kamu! Raya sudah beberapa hari ini minum susu formula, di mana naluri kamu sebagai ibu? Menyusui anak orang lain, tapi anak kamu sendiri tidak mendapatkan ASI, kamu ibu yang jahat, Gina!'Tiba-tiba saja, hati nurani Gina berseru demikian, dan ini membuat kedua telapak tangan Gina mencengkram erat permukaan tempat tidur pertanda ia sedang berusaha untuk mengumpulkan keberanian itu kembali di antara perasaannya yang semakin berkecamuk."Maaf, Tuan. Saya minta maaf. Bukan bermaksud untuk nego dengan Tuan, tapi tolong jangan halangi saya untuk memberikan hak
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

KEGELISAHAN BARA

"Bara, kamu dengar apa yang Mami katakan, kan?"Suara sang ibu membuat pikiran Bara yang sibuk memikirkan apa yang sudah ia perbuat pada Gina terhenti seketika.Bara mengusap wajahnya dengan kasar, dan ia menghela napas panjang. "Aku dengar, Mi. Aku akan membereskan masalah ini," sahut Bara penuh keyakinan, padahal ia sendiri tidak tahu, apakah benar ia yakin bisa membereskan itu semua sementara sekarang hatinya didera perasaan was-was, karena memikirkan jangan-jangan ia juga salah satu orang yang menjadi penyebab Gina tertekan."Fokus pada apa yang dikatakan oleh dokter, Bara. Ingat, Gavin perlu dia, jika istrimu tidak bisa melakukan tugasnya sebagai ibu untuk Gavin, kamu pastikan, ibu susu pengganti Gavin memberikan apa yang seharusnya diterima Gavin setelah ia lahir."Suara Ibu Indira terdengar kembali, dan lagi-lagi Bara hanya mengiyakan saja, sembari berusaha untuk mencari jalan keluar untuk permasalahan yang sekarang mendera Gina.Sang ibu meninggalkan Bara mendekati Gina yang
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

KITA, CERAI!

"Kamu ini bagaimana, Bara? Keterlaluan sekali kamu pada Gina! Pantas saja dia seperti itu keadaannya, kamu bisa membuat dia gila kalau kamu terus melakukan hal seperti itu padanya!"Sang ibu tidak bisa menahan kemarahannya, ketika Bara usai menceritakan apa yang ia lakukan pada Gina. "ASI-nya masih tersendat, aku hanya ingin Gavin tidak terbengkalai kebutuhannya, Mi. Aku juga sekalian memberikannya peringatan, apakah itu salah?"Bara berusaha untuk membela diri, tapi tetap saja, Ibu Indira menyalahkan sang anak."Mami tahu, kamu selalu memikirkan kebaikan Gavin, tapi jangan menutup mata pada bayi yang lain, Bara! Di mana naluri kamu sebagai orang tua? Gina wanita penyayang, jelas saja dia tertekan kamu batasi seperti itu dengan anaknya!" Bara tetap disalahkan oleh sang ibu, hingga Bara semakin yakin bukan hanya Karina yang membuat Gina tertekan tapi juga dirinya."Berikan anaknya, lalu awasi dia, jika dia membuat Gavin tidak tercukupi kebutuhan ASI-nya, Mami sendiri yang akan memper
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

GINA MENANGIS....

Karina tercekat mendengar ultimatum yang diberikan oleh Bara padanya. Berharap Bara akan menarik kembali ucapannya, dan Karina berusaha untuk menjelaskan, bahwa apa yang terjadi padanya hanya sebuah pelampiasan.Pelampiasan marah karena ia merasa Bara terlalu tidak adil untuknya dan hanya mengutamakan kepentingan Gavin saja. Namun, apapun yang dijelaskan oleh Karina tidak membuat Bara merubah keputusannya. Kemarahan, kekesalan, dan rasa kecewa bercampur perasaan malu karena ia tidak menyangka, selain mengecewakannya bertubi-tubi lantaran Karina tidak peduli dengan Gavin, hingga ia selalu berusaha mencari alasan di hadapan ibunya untuk membela Karina.Kini ditambah lagi ada sebuah pengkhianatan yang dilakukan Karina meskipun dengan alasan perempuan itu khilaf.Kesabaran Bara habis sudah. Rasa cinta yang tersisa di hatinya untuk perempuan tersebut musnah seketika berganti sebuah perasaan marah hingga kata cerai itu diberikannya untuk Karina.Apapun yang dikatakan Karina agar ia menar
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

BARA MINTA MAAF?

Perempuan itu melangkah masuk ke dalam kamar sang cucu dan berhenti di dekat keduanya yang saat itu langsung melepaskan pelukan mereka. Bi Narsih segera membungkukkan tubuhnya diikuti oleh Gina, seraya menyusuri air matanya. Namun, Indira tidak terpengaruh dengan hal itu karena ia ingin tahu mengapa Gina sampai menangis sedemikian rupa."Mbak Gina terlalu senang, Bu. Jadi sampai menangis seperti itu, ASI-nya kembali normal," jelas Bi Narsih yang juga nyaris menangis karena terharu melihat Gina yang begitu gembira ketika menyadari ASI-nya kembali normal.Wajah Indira terlihat senang mendengar penjelasan Bi Narsih, hingga ia mengarahkan pandangannya pada Gina yang masih sibuk mengusap sisa air matanya."Benar begitu, Gina?" tanyanya pada Gina. "Iya, Bu. Alhamdulillah. Saya menangis karena terlalu senang, senang sekali akhirnya ASI saya normal lagi, Bu."Dengan suara serak, Gina menjawab pertanyaan ibunya Bara, dan Indira menarik napas lega mendengarnya.Satu persatu masalah sudah mula
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

JADI MERASA BERSALAH

"Kenapa diam saja?" Suara Bara membuyarkan lamunan Gina yang berperang sendiri dengan hatinya. "Tuan tadi, minta maaf?" tanya Gina sekedar untuk meyakinkan bahwa ia tidak salah dengar. "Memangnya kau tidak mendengar dengan baik?" Wajah Bara terlihat tidak nyaman karena Gina tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan tadi pada perempuan tersebut hingga niat Bara yang benar-benar yakin ingin minta maaf pada Gina jadi terkikis sedikit demi sedikit. Sebagai seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi, Bara memang tidak pernah mengakui kesalahan secara gamblang di depan orang yang bekerja di rumahnya. Jika ia akhirnya minta maaf pada Gina, itu karena ia sangat lega Gavin tidak lagi kekurangan ASI hingga apapun diabaikan Bara untuk kepentingan sang anak.Namun, rasa tidak percaya Gina cukup melukai harga dirinya kembali hingga Bara jadi mengurungkan niatnya untuk memperjelas apa yang dikatakannya."Ternyata, di dalam pikiranmu, aku seburuk itu, sudahlah tidak perlu diperjelas, aku su
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

KETERKEJUTAN GINA!

Karena merasa kepikiran dan merasa bersalah, keesokan harinya Gina kembali mendekati Arin yang saat itu sedang melakukan tugasnya membersihkan kamar Gavin kembali."Heeem, kamu masih enggak percaya juga kalau ternyata kamu itu penyebab perceraian antara Pak Bara dan Ibu Karina?" tanya Arin ketika Gina mendekatinya dan Arin langsung mengucapkan kalimat tersebut padahal Gina belum bicara sama sekali apa yang ingin disampaikannya pada teman satu kampungnya itu."Iya. Aku berpikir juga gitu, makanya aku mau ngomong sama kamu, kalau aku bahas ini sama Pak Bara, kira-kira gimana? Aku lancang, enggak?" kata Gina yang tidak lagi menyangkal tuduhan yang dialamatkan Arin padanya tentang dirinya yang kata Arin adalah penyebab perceraian atasannya tersebut."Enggak usah! Buat apa? Kamu mau ngajak Pak Bara ngomong empat mata gitu? Siapa kamu, Gina? Lancang itu sih, bisa-bisa kita berdua akan dipecat, aku enggak mau!" Sambil bicara demikian, Arin melotot pada Gina pertanda ia tidak setuju dengan a
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

MENCOBA NEKAT

"Ya, saya percaya, Mbak. Mbak bukan perempuan yang suka berbohong, saya tahu itu."Gina mengucapkan syukur tidak terhingga mendengar apa yang diucapkan oleh Bi Narsih. Tidak bisa ia ungkapkan kata-kata lagi perasaan syukur Gina selain mengucapkan terima kasih berkali-kali pada Bi Narsih dengan mata yang mulai berkaca-kaca lantaran ia terharu, Bi Narsih percaya dengan apa yang dikatakannya."Ajak Pak Bara bicara, biar semuanya jadi jelas, tidak apa-apa, saya yakin, Pak Bara tidak akan marah," dukung Bi Narsih sebelum akhirnya ia keluar dari kamar itu setelah mengingatkan Gina yang harus meminum minuman kemasan instan sari kacang hijau yang tadi dibawanya.***"Tuan."Bara menghentikan langkahnya ketika Santi memanggilnya. Tanpa bersuara, ia meminta Santi mengatakan apa yang ingin dikatakan oleh perempuan itu dengan isyarat saja, dan melihat isyarat itu, Santi memandang berkeliling untuk memastikan bahwa di sekitar mereka tidak ada orang lain."Anu, Tuan. Begini, tadi tidak sengaja mend
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

BERUSAHA BERTERUS TERANG

"Itu....""Katakan saja, katakan apa yang ada di dalam otakmu tentangku. Apakah menurutmu, aku adalah pria yang tidak punya perasaan?" desak Bara, semakin tidak sabar untuk mengetahui apa yang dipikirkan oleh Gina tentangnya.Gina tertunduk dalam, merasa bingung didesak jujur oleh Bara tapi jika ia jujur, ia khawatir, akan membuat Bara marah.Akan tetapi, apakah ia bisa untuk tidak menjawab? Sepertinya juga tidak akan bisa karena Bara pasti tidak akan memberikan kesempatan itu padanya. "Menurut saya, Tuan itu...."Kalimat Gina terhenti di kerongkongan seolah ada batu yang menyumbat mulutnya hingga ia tidak bisa mengatakan semuanya dengan lancar."Lanjutkan! Kenapa berhenti? Kau ingin membuat Raya dan Gavin menangis karena kau terlalu lama di sini?"Kembali Bara mendesak, dan hal ini membuat Gina semakin sulit untuk menguasai dirinya sendiri. "Kau tidak mau bicara juga, Gina?" Suara Bara membuyarkan lamunan Gina yang bergulat sendiri dengan perasaannya agar ia memiliki kekuatan untu
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status