All Chapters of MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN : Chapter 11 - Chapter 20

47 Chapters

LAGI-LAGI DIANGGAP SALAH

"Apa? Kena denda?" ulang Gina sambil membelalakkan matanya pertanda sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. "Iya! Ada denda diberlakukan kalau kamu dipecat oleh Pak Bara!" jawab Arin dengan wajah yang terlihat sangat serius, untuk meyakinkan pada Gina, bahwa apa yang dikatakannya itu memang benar-benar sebuah kenyataan. 'Gawat. Ternyata, keluarga Pak Bara itu memang keluarga yang menakutkan, aku pikir hanya istrinya saja yang menakutkan sikapnya, tapi juga suaminya....' Gina membatin, sambil mencengkram lututnya, seolah shock dengan apa yang sekarang ia dengar dari teman satu kampungnya tersebut. "Gina, aku nggak mau kamu sampai dipecat. Di sini kamu nggak punya siapa-siapa lagi, kalau kamu sampai kehilangan pekerjaan ini, gimana kamu akan menghidupi Raya? Selain itu, kalau kamu dipecat, kemungkinan aku juga akan kena, Gina!” Suara Arin kembali terdengar, dan itu membuat Gina semakin tenggelam dalam kecemasan. Gina menghela napas panjang, ia menatap Arin deng
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

BERPURA-PURA MEMBELA

Sementara itu, mendengar ayahnya memarahi Gina, tangisan Gavin semakin kuat. Bayi itu seperti marah pada sang ayah karena ayahnya memarahi perempuan yang beberapa hari ini menyusuinya.Bayi itu menangis kencang tanpa peduli sang ayah yang berusaha untuk menenangkannya dengan cara menepuk-nepuk bokongnya."Nak, kenapa kamu semakin menangis, ini Papi...."Bara berusaha untuk membujuk sang anak untuk berhenti menangis, tapi itu tidak membuat Gavin menghentikan tangisannya hingga Bara dibuat bingung. Sedangkan Gina saat melihat Gavin yang terus menangis, sebenarnya Gina ingin sekali menggendong anak tersebut. Ia bisa melihat, Gavin justru tidak menyukai berada di dalam gendongan sang ayah.Namun, Gina tidak berani menawarkan diri untuk menenangkan Gavin, khawatir Bara semakin marah padanya, hingga Gina kini sama bingung apa yang harus ia lakukan sekarang selain berdiri mematung di tempatnya.'Bagaimana ini, gara-gara aku, Gavin sampai menangis seperti itu, aku enggak tega melihat dia kay
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

DIDUKUNG SANG NYONYA BESAR?

"Kamu serahkan Gavin padanya, aku tunggu di mobil. Pastikan hal seperti ini tidak diulangi oleh Gina," kata Bara setelah mempertimbangkan perkataan istrinya. Wajah Karina berubah mendengar perintah yang diucapkan oleh Bara untuknya. Namun, tidak ada kesempatan bagi Karina melancarkan aksi protesnya, hingga ia mau tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Bara yang sudah meninggalkannya untuk ke depan lebih dulu. Di waktu yang sama, di kamar, Gina yang diperintahkan oleh Bara berganti pakaian dan merapikan rambutnya sudah hampir selesai ketika pintu kamar dibuka dari luar dan ternyata yang masuk adalah Karina bersama dengan sang babysitter yang menggendong Gavin. Gavin masih saja menangis walaupun sudah digendong oleh pengasuhnya. Meskipun tidak sekencang saat ia digendong oleh sang ayah yang menggendongnya sambil mengomeli Gina, tapi suara bayi itu tetap menyayat hati hingga Gina buru-buru menyelesaikan apa yang dilakukannya pada rambut panjangnya. Setelah selesai, ia m
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

AIR SUSU GINA KERING?

"Bara selingkuh?" tanya Farrel dengan sorot mata penuh rasa ingin tahu. "Enggak. Bukan selingkuh, aku cuma kesal dengan seorang perempuan yang bekerja di rumah, dia selalu mencari perhatian Bara, dan aku tidak suka."Mendengar apa yang dikatakan oleh Karina. Farrel justru tertawa, ini membuat Karina justru heran. "Kamu kenapa ketawa, sih? Aku serius, tau!" sungutnya pada Farrel, hingga Farrel seketika menghentikan tawanya."Kamu itu lucu! Kamu serius cemburu dengan pelayan di rumah kamu? Hei, Karina! Kamu itu seribu kali lebih cantik dan baik daripada dia, bodoh sekali Bara jika dia meninggalkan kamu hanya untuk seorang pelayan seperti itu, bodoh!" Karina terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Farrel. Hatinya jadi perlahan mulai tenang setelah Farrel bicara demikian padanya. Beberapa saat kemudian, senyum terukir di bibir Karina. Padahal sejak Gina masuk ke rumahnya juga ia selalu bicara seperti itu pada dirinya sendiri setiap kali ia merasa kesal dan cemburu pada Gina. Namun,
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

MERASA DISUDUTKAN

Bara langsung menuduh Gina demikian melihat wajah kacau Gina yang seperti itu. "Tidak, Tuan. Saya-""Tidak suka dikritik?" potong Bara dengan nada yang sinis. Membuat Gina menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Bukan seperti itu, Tuan. Saya tidak bermaksud demikian, saya hanya ... Rindu pada keluarga di kampung!"Setengah mati, Gina berusaha untuk mencari alasan yang tepat agar Bara tidak sampai tahu, apa yang sebenarnya membuat ia jadi sekacau sekarang. Tidak mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya pada sang atasan karena Bara pasti tidak akan mau menoleransi hal-hal seperti itu segala. Karena alasan itulah, Gina memilih berbohong. Walaupun ia bukan perempuan yang suka melakukan sebuah kebohongan dalam hal apapun, tapi sekarang situasinya sedang berbeda. Ia terpaksa."Jadi?"Hanya itu yang diucapkan oleh Bara menanggapi apa yang dijelaskan oleh Gina."Tidak ada, Tuan. Saya hanya melampiaskan perasaan, nanti juga rasa sesak itu akan musnah. Maaf....""Kau tidak berbohong?""Ti
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

DIFITNAH SANG NYONYA BESAR

Gina tertunduk dalam, tidak tahu apa yang harus ia ucapkan untuk menanggapi perkataan Karina yang menggema di dapur luas tersebut.Sementara itu, karena suara Karina yang lantang saat mengkritik Gina, para pelayan yang bekerja di rumah itu satu persatu semakin banyak bermunculan seolah ingin tahu siapa yang membuat nyonya besar mereka menjadi semarah itu.Tidak terkecuali Arin yang ikut memperhatikan Gina sejenak, padahal ia sedang sibuk dengan pekerjaannya."Maafkan saya, Nyonya. Saya tidak bermaksud untuk menganggap diri saya ratu di rumah ini, saya hanya-""Pilih pilih makanan itu hanya dilakukan oleh aku di rumah ini, bukan kamu! Lagipula, wanita yang menyusui itu biasanya makan apa saja! Tidak perlu memilih, makan apa yang sudah disiapkan, jangan minta dibuatkan yang spesial! Memangnya kamu itu siapa?" potong Karina masih dengan nada suara yang meninggi. Membuat Gina semakin tersudut di tempatnya. Gina tidak tahu harus mengatakan apa untuk melakukan pembelaan, yang ia rasakan se
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

KESAL DENGAN ARIN

"Lihat, dia manja sekali, baru ditegur begitu aja dia langsung menangis seperti dipukuli, Mas. Kalau orang melihat dia yang begitu, apa kata mereka? Kita dianggap zalim sama dia nanti!" sinis Karina yang melihat Gina menangis. Bara membuang napas. Ia terpengaruh dengan kalimat istrinya tentang bagaimana pendapat orang jika melihat Gina yang demikian, dan ia setuju. Reputasinya bisa rusak jika itu terjadi hingga ia semakin kesal melihat Gina yang justru menangis tidak buru-buru minta maaf atau memberikan penjelasan.Sementara itu, Gina sebenarnya tidak mau menangis seperti itu di hadapan semuanya terutama di hadapan Bara dan istrinya. Namun, tidak bisa ditampik, hal itu terjadi karena ia memang merasa sakit hati karena Raya tidak terpenuhi ASI-nya sementara karena siapa ASI-nya jadi tidak banyak lantaran terus menerus ditekan semenjak bekerja di rumah besar tersebut.Jika hanya dirinya saja yang dimaki atau dituduh dalam hal apapun tanpa membuat anaknya terkena imbasnya, Gina tidak
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

KEMBALI TAK BISA MENYUSUI

Gina jadi kesal mendengar apa yang diucapkan oleh Arin karena Arin dianggapnya tidak paham dengan perasaan seorang ibu yang tidak bisa memberikan ASI-nya pada sang anak.Ia yang tadinya hanya menundukkan kepalanya karena sudah kehilangan banyak energi menghadapi situasi yang terjadi padanya belakangan ini mendongakkan kepalanya, dan Gina menemukan Arin sedang menatapnya seolah apa yang tadi dikatakannya adalah sebuah perintah."Raya itu anakku! Dia yang paling berhak mendapatkan ASI milikku, bukan anak orang lain! Bisa-bisanya kamu menganjurkan Raya minum susu formula, sedangkan aku punya ASI, kamu benar-benar enggak paham sama sekali perasaan aku, Rin!" murka Gina dengan raut wajah yang terlihat merah menahan emosi. Namun, Arin tidak terpengaruh dengan kemarahan yang dipancarkan oleh Gina.Ia tetap saja meremehkan perasaan Gina karena menurutnya, akan lebih baik Raya mengalah daripada Gina dan anaknya itu justru menggelandang di jalanan jika dipecat oleh Bara karena dinilai tidak be
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

KEDENGKIAN SANTI

Bi Narsih sebenarnya terkejut karena ada orang lain yang melihat apa yang dilakukannya. Akan tetapi, karena yang melihat adalah orang yang sama-sama bekerja dengan Bara juga, perempuan paruh baya itu tidak begitu merasa itu perlu dikhawatirkan, karena ia bisa membujuk orang itu dengan mudah dibandingkan jika bos mereka yang melihat. "Santi, jangan keras-keras, nanti tuan dan nyonya mendengar, tidak enak. Ini hanya sayur biasa, tidak mewah sama sekali seperti hamburger atau pizza, tidak masalah jika Gina ingin makan sayur untuk kelancaran ASI-nya."Bi Narsih meminta Santi untuk tidak mempermasalahkan apa yang dilakukannya, sambil terus menyodorkan mangkuk berisi sayur itu pada Gina yang belum dipegang oleh Gina karena kehadiran pelayan Bara yang lain.Dengan ragu, Gina menerima mangkuk itu tapi ia tidak tahu harus bersikap bagaimana pada pegawai Bara yang memang sejak awal sudah tidak suka padanya itu entah karena apa.Sementara Santi, yang mendengar apa yang dikatakan oleh Bi Narsih
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

GINA DIPECAT?

"Kalau ada orang yang ngomong sama kamu, hentikan semua kegiatan kamu, Gina! Kamu tidak paham etika?!" bentak Karina sambil terus menginjak telapak tangan Gina untuk memaksa Gina minta maaf. "Maaf, Nyonya. Maafkan saya," rintih Gina karena pijakan yang dilakukan oleh Karina pada tangannya semakin membuat pecahan mangkuk kaca itu menusuk tangan dan jarinya."Bangun!!" perintah Karina masih dengan nada suara yang meninggi.Pertanda kemarahannya tetap sama seperti tadi, tidak berkurang meskipun Gina meminta maaf berulang kali.Santi yang menyaksikan Gina mendapatkan kemarahan dari Karina diam-diam tersenyum puas, sementara Bi Narsih berusaha untuk membuat Karina tidak memperlakukan Gina dengan kejam, tapi Karina adalah perempuan yang tidak mau kalah apalagi dengan orang yang bekerja di rumahnya, ia membentak Bi Narsih untuk diam saja.Perlahan, Gina bangkit, setelah kaki Karina tidak menginjak telapak tangannya lagi.Kepala Gina tertunduk dalam, perasaan Gina tidak bisa dijabarkan lagi
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status